NovelToon NovelToon
Dijebak Di Malam Pengantin

Dijebak Di Malam Pengantin

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand
Popularitas:566.8k
Nilai: 4.8
Nama Author: Chyntia R

Aura, gadis berusia 26 tahun yang selama hidupnya tidak pernah memahami arti cinta.

Karena permintaan keluarga, Aura menyetujui perjodohan dengan Jeno.

Akan tetapi, malam itu akad tak berlanjut, karena Aura yang tiba-tiba menghilang di malam pengantinnya.

Entah apa yang terjadi, hingga keesokan harinya Aura justru terbangun di sebuah kamar bersama Rayyan yang adalah anak dari ART di kediamannya.

"Aku akan bertanggung jawab," kata Rayyan lugas.

Aura berdecih. "Aku tidak butuh pertanggungjawaban darimu, anggap ini tidak pernah terjadi," pungkasnya.

"Lalu, bagaimana jika kamu hamil?"

Aura membeku, pemikirannya belum sampai kesana.

"Tidak akan hamil jika hanya melakukannya satu kali." Aura membuang muka, tak berani menatap netra Rayyan.

"Aku rasa nilai pelajaran biologimu pasti buruk," cibir Rayyan dengan senyum yang tertahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chyntia R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Memulai rencana

Sehari setelah menyambangi kediaman mertuanya, akhirnya Rayyan kembali ke Jerman juga.

Pria itu menghela nafas lega saat kembali menginjakkan kaki di negara tersebut. Taksi yang membawanya langsung mengantarkan Rayyan pada gedung Apartmen dimana ia dan istrinya tinggal selama di Jerman.

"Ra? Aura? Aku udah pu--" Ucapan Rayyan terhenti di udara saat menyaksikan sesuatu dihadapannya. Disana Aura sedang fokus menggambar sesuatu diatas kertas yang tidak terlalu besar, Rayyan tau jika Aura senang mendesain sesuatu--bukan pakaian atau sejenisnya--melainkan desain kemasan-kemasan seperti botol parfum yang unik, serta alat-alat kecantikan yang modern. Dulu Aura juga bekerja sebagai kepala desain untuk produk yang dihasilkan oleh pabrik kosmetik milik Oma-nya.

Aura belum menyadari kepulangan Rayyan, ia tampak asyik dengan kegiatannya, sudah lama ia tak mendesain sesuatu, selama ini kepalanya disibukkan untuk berpikir serta merenungi kejadian yang membuat hidupnya hancur.

Kadang Aura tersadar sendiri jika ia amat egois dan keras kepala. Tapi jangan salahkan dirinya, semua karakter itu terbentuk karena cobaan hidup yang juga begitu keras menerjangnya.

"Kamu lagi ngedesain apa?"

"Aku lagi desain ini---" ucapan Aura menggantung karena ia baru menyadari telah menyahuti seseorang yang ... "Kamu?" Aura menghentikan kegiatannya, meletakkan pensil dan berdiri dari duduknya begitu menyadari Rayyan sudah kembali.

"Iya, aku udah pulang."

Aura mencibir ucapan Rayyan yang mengatakan soal 'pulang' seakan-akan Apartmen Aura adalah rumahnya.

"Perasaan aku udah bilang supaya gak balik lagi!"

Rayyan tersenyum simpul. "Aku gak mungkin gak kembali pada istriku, Ra."

"Istri dari Hongkong!" cibir Aura.

"Hahaha." Rayyan malah tertawa. "Mau bagaimanapun itu tetap kenyataannya, Ra."

Aura memutar bola matanya jengah. Meski begitu, tak dapat ia pungkiri jika kembalinya Rayyan membuat sebuah rasa lega timbul di hatinya. Kenapa? Ia juga tak tau kenapa harus begitu.

"Aku beresin barang-barang dulu ya." Rayyan hendak beranjak, namun ingat sesuatu. "Ah, iya, ada sesuatu buat kamu. Sebentar."

Rayyan mengeluarkan box titipan Mama Yara, lalu menyerahkannya pada sang istri.

"Apa ini?"

"Buka aja, pasti kamu suka."

"Jangan coba-coba nyogok aku, aku gak suka!"

Kali ini Rayyan memilih menanggapi ucapan Aura dengan kekehan lagi. Sepertinya ia harus selalu merasa jika wanitanya itu lucu, agar rasa sabarnya untuk menghadapi Aura selalu timbul.

"Buka aja, kalau kamu ngerasa itu sogokan ya mungkin aja sogokan aku kali ini berhasil."

Rayyan mengedipkan mata, menggoda Aura tapi wanita itu mendesis melihatnya.

Rayyan meninggalkan ruang tv dengan suara tawanya yang masih sayup-sayup terdengar oleh Aura yang tampak tertarik dengan box yang diberikan Rayyan untuknya.

"Rendang daging?" Aura melihat itu dengan berbinar, lebih antusias lagi saat ia mencoba rasanya, itu mirip sekali dengan cita rasa yang sering ia makan, mirip masakan sang Mama.

Hal itu sontak membuatnya langsung melangkah menyusul ke kamar Rayyan. Ingin menanyakan darimana Rayyan mendapatkan makanan khas Indonesia itu.

"Astaga!" Aura berseru kaget saat melihat Rayyan yang tidak menutup pintu kamarnya. Lebih terkejut lagi saat matanya tak sengaja melihat pemandangan yang ada disana. Rayyan tampak tidak mengenakan atasannya.

"Kenapa, Ra?" Akibat suara kaget Aura, Rayyan jadi tau jika ada wanita itu diambang pintu kamarnya. Ia menghampiri Aura santai tanpa merasa berdosa, sementara Aura langsung memalingkan wajah saat itu juga.

"Pakai baju kamu!" omel Aura yang tak berani menatap otot-otot yang tampak liat di tubuh pria itu.

Rayyan tersenyum tipis, kemudian mengambil kaosnya, bukannya langsung memakainya, pria itu malah membawa ke hadapan Aura.

"Apa?" tanya Aura keheranan.

"Pakein!"

Aura melongo melihat Rayyan yang lebih bersikap blak-blakan. Biasanya Rayyan selalu membatasi diri, mungkin mau menjaga perasaan Aura juga, tapi saat ini Rayyan tampak santai saat mengatakannya seolah tak ada beban disana.

Melihat tak ada sahutan maupun tindakan dari Aura, Rayyan akhirnya terkekeh. Apalagi melihat wajah istrinya yang sudah memerah, ia tau Aura malu karena godaannya.

"Aku cuma bercanda," kata Rayyan dengan seringaian.

Aura mendengkus pelan.

"Kenapa kamu ke kamar aku? Tumben?" Rayyan bertanya sambil memakai kaosnya, dan Aura belum akan menoleh pada Rayyan sebelum pria itu benar-benar sudah mengenakan baju dengan benar.

"Aku mau nanya, kamu dapat rendang dagingnya darimana?"

"Enak?"

"Jawab aja, gak usah balik nanya!"

"Dari Mama kamu."

Mata Aura membola mendengarnya. "Kamu dari Indonesia?" tanyanya kemudian. Kenapa ia harus tau ini belakangan? Bahkan setelah Rayyan kembali kesini baru ia tahu jika pria itu baru saja kembali dari kampung halaman.

"Iya," jawab Rayyan ringan.

"Kenapa kamu gak bilang mau ke Indonesia?"

"Memangnya kamu ada nanya aku?" jawab Rayyan apa adanya. Aura memang tak pernah menanyakan ia kemana, kan?

"Harusnya kamu tetap bilang dong meskipun aku gak nanya."

"Lain kali kamu harus bertanya, biar kamu tau semua tentang aku." Rayyan menyahut dengan senyuman penuh arti. Mulai sekarang ia akan menjalankan rencana yang sudah ia usung bersama Papa Sky.

Mendengar jawaban itu, membuat Aura jengah, ia bersungut-sungut untuk kembali ke kamarnya. Mana mungkin ia bertanya semua tentang Rayyan. Ah yang benar saja dia, pikir Aura.

...***...

"Kamu mau kemana?"

Setelah hampir sebulan melewati hari-hari di Apartmen saja, tentu sekarang Aura mau menghibur diri dengan jalan-jalan. Ia akan berbelanja untuk menjernihkan pikirannya.

"Mau jalan-jalan."

"Oh ..." Rayyan mengangguk-anggukkan kepalanya. "Hati-hati, ya," ucap pria itu tulus. Ia tak berharap diajak Aura, pun tidak menawarkan diri untuk ikut sebab ini menjadi momen yang pas untuk menjalankan rencana.

"Ya." Aura pun berlalu dari Apartmennya.

Begitu Aura pergi, Rayyan mengikutinya. Jangan anggap ia akan membiarkan Aura pergi sendiri saja setelah sebelumnya Aura mengalami kecelakaan karena kecerobohan saat menyebrang.

Dua orang yang ditugaskan Oma Indri untuk menjaga Aura, lantas mengikuti wanita itu begitu Aura keluar dari unitnya, tapi Rayyan tak menghiraukan itu, ia tetap mengikuti kemana Aura pergi.

Rupanya Wanita itu menuju departemen store terdekat. Tampaknya Aura mau berbelanja.

Pertama Aura mengunjungi supermarket yang menjual buah-buahan. Ia sangat menyukai buah apel dan akan membeli beberapa kg. Aura juga membeli roti dan selai cokelat kesukaannya.

Aura membayar belanjaannya dengan uang cash yang ia bawa. Sampai akhirnya Aura naik ke lantai atas dimana disana menjual berbagai peralatan kecantikan dan barang-barang modern dengan berbagai branded ternama.

Rayyan tersenyum dalam posisinya yang mengikuti Aura dalam jarak tak terlalu jauh. Dua bodyguard Aura mengetahui ada dirinya tapi Rayyan meminta mereka untuk diam dan mengabaikannya.

Aura membeli perlengkapan yang ia butuhkan. Ada baju baru, flatshoes yang bagus juga beberapa pernak-pernik yang ia butuhkan. Aura tak menghamburkan uang untuk hal yang tidak begitu ia butuhkan, ia membeli seperlunya dan itu tidak terlalu banyak.

Namun, alangkah malunya Aura saat belanjaannya yang tidak banyak itu tak dapat ia bayar ketika di kasir.

"Kartu anda tidak bisa digunakan, Nona."

Dan Aura mengernyit saat mendengarnya. Perasaan, ia tidak membatasi pemakaian kartunya. Memang kartu ini atas nama sang Papa, sebab Aura terlalu malas mengurus kartu kredit sendiri.

"Coba pakai yang ini." Aura menyerahkan kartu dengan warna silver setelah yang hitam tak bisa digunakan.

"Sama, ini juga tidak bisa. Anda bisa membayarnya dengan cash, mungkin?" ujar pramuniaga yang berada dibelakang mesin kasir.

Aura sangat malu. Bagaimana bisa? Kartunya semua unlimited dan tidak ada batas pemakaian. Ia tidak membawa debit karena tak sempat memeriksa tadi. Pun uang cash, Aura sudah menggunakannya untuk membeli buah dan roti di lantai dasar tadi. Bagaimana ini?

"Permisi, saya akan membayarnya nanti. Bisakah barang-barang ini disimpan sebentar? Saya akan mengurus soal kartunya lebih dulu."

"Baiklah, Nona."

Aura menyingkir dari depan meja kasir. Ia mencoba menghubungi sang Papa di Indonesia.

"Pa?"

"Ada apa, Sayang?"

"Pa, kenapa kartu kredit Aura gak bisa dipakai? Apa ada masalah? Aura disini lagi belanja tapi gak bisa pakai kartunya? Papa kan tau Aura paling males buat ngurus hal semacam ini, Pa."

"Ah, soal itu ..." Papa Sky terdengar menyahut ucapan Aura. "Papa memang menutup akses kartu kredit kamu, Sayang," jelasnya hati-hati.

"A-apa? Kenapa, Pa?"

"Papa pikir kamu sudah menikah. Jadi, kamu bisa meminta sama suami kamu untuk memenuhi segala kebutuhan kamu mulai sekarang."

"Papa!" Aura tak menyangka Papanya setega ini. "Papa bercanda, kan?" tanyanya tak percaya.

Bagaimana bisa Papanya menyerahkan semua urusan kebutuhannya pada pria yang sudah menyandang status sebagai suaminya itu? Lagipula, Aura pun sama sekali tak tau sumber penghasilan Rayyan. Bukan meremehkan, tapi Aura tak yakin jika Rayyan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka selama di Jerman. Aura juga tak tau darimana uang Rayyan saat memenuhi isi kulkas. Ia memang tak banyak tau mengenai pria itu.

"Maafkan Papa ya, Nak. Tapi mau bagaimanapun kamu sekarang adalah tanggung jawab Rayyan."

"Papa tega sama Aura!"

"Maaf ya, sayang. Papa masih ada kegiatan. Ikan-ikan koi papa belum dikasih makan. Papa tutup teleponnya ya!"

"Pa!" Aura merengek tapi tetap saja telepon itu diputus sebelah pihak.

"Apa ikan koi Papa lebih penting sekarang daripada aku? Kenapa Papa harus lepas tanggung jawab sama anaknya sendiri." Rasanya Aura hendak menangis sekarang.

Sementara Rayyan yang mengikuti istrinya menatap Aura dengan prihatin. Ada rasa kasihan tapi ini adalah pelajaran untuk Aura agar wanita itu lebih bisa menganggap Rayyan ada. Pun agar Aura bisa ketergantungan pada Rayyan.

Akan tetapi, Rayyan tau jika Aura tidak akan miskin meski tanpa bantuan sang Papa, sebab Aura sempat memiliki gaji dari kerja kerasnya selama ini. Jadi, mungkin Aura memiliki tabungan untuk hidupnya dan inilah yang akan menjadi pekerjaan bagi Rayyan agar Aura tidak menggunakan uangnya sendiri melainkan mengandalkan uang Rayyan agar Aura bisa lebih menghargai posisi Rayyan yang sebenarnya adalah suaminya.

...Bersambung .......

Dukungannya, guys?

Komen✅

1
Erry Shintia
Luar biasa
Sita Sit
kereñnn ,buat aura bener2 menyesali perbuatannya sama rayyan
Sita Sit
baru nyesel ya ra ,kasian Rayyan ya
Sita Sit
rasain kau aura,gak ada rasa syukurnya dpt suami sempurna gitu
Anonymous
Biasa
Anonymous
Buruk
Chyntia Rizky 🖋️: gak baca tp bisa menilai karya saya dgn bintang satu. besok-besok buat karya sendiri saja ya kak... yg mungkin bisa sampe bintang 10. terimakasih sudah kesini. sepertinya semua novel yg dikunjungi tidak ada yg bagus menurut kakak🙏🏻
total 1 replies
Sita Sit
karyamu bagus bagus Thor ,semangat ,aku mau coba baca semua
Siti Nina
oke
74 Jameela
Bagus ceritanya..smngt&sukses kak
Juan Sastra
bagus thorr
Juan Sastra
hadeeeh rayyan harusnya tuh bilangnya,, makasih sayang sembari cium cium
Juan Sastra
syukur,,,
Juan Sastra
mati saja kau aura,,, semoga di perkosa benaran oleh sandy biar gila sekalian kau.. bego banget
Juan Sastra
lama amat sih masalah man bisa buat aura klepek klepek,, bikin cemburu baru bisa
Juan Sastra
kasih poto aja lagi makan siang perempuan cantik, pasti uring uringan tuh
Syahilla Naazifa
Luar biasa
Syahilla Naazifa
Lumayan
khitara
ya.....rasakan sendiri
khitara
wow wow wow
khitara
aaaa....bagus banget ceritanya thor.....mampir juga kelapak q thor, di paksa mencintai dan cinta gadis dingin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!