Gadis Cantik Kesayangan Bos Dingin

1 Bulan berlalu.

Mia sudah aktif di perusahaannya.. dengan bantuan david, anak dari sahabat papa winata. Mia bisa mengembangkan MW group semakin maju, dari sebelumnya.

Kak zian sedang aktif dalam masa masa naik pangkat, jadi hanya bisa pulang sesekali saja.

Kak alex juga punya tanggung jawab di rumah sakit Winata. Jadi mereka semua memiliki kesibukan masing masing.

Tapi tetap, tiga bersaudara itu sebisa mungkin menghabiskan waktu bersama mama dan papa elina.

.

.

.

"kak dav, apa sudah selesai?"

"Sudah nona.. " david menyelesaikan laporan yang di minta oleh mia. walaupun david adalah asisten mia.. tetap saja mia akan memanggil david dengan panggilan kak. usia mereka yang berjarak 5 tahun..

"Kita makan siang di mana kak?" tanya mia mengelus perutnya polos. David sering geleng geleng kepala melihat bos nya. tingkahnya kadang begitu tegas saat bertemu client.. tapi saat bersama keluarga dan orang terdekat dia seperti anak kecil yang butuh perlindungan.

"Nona ingin makan apa? biar saya pesankan" ucap david segera.

"Kita makan di luar aja kak.. di kantor juga suntuk.. sekalian nanti mia mau beli sesuatu buat papa dan mama" david mengangguk paham.

Mia dan david turun melalui lift khusus petinggi perusahaan.. mereka melewati karyawan dengan ramah. Semua karyawan begitu terpesona akan bos baru mereka yang masih sangat muda dan cantik.

Di sinilah mia.

Di salah satu pusat perbelanjaan yang tidak begitu jauh dari perusahaan mw group. mereka akan makan lebih dulu, sebelum mencari baju untuk mama dan papa.

Mereka makan dengan santai, mia tak memberikan sekat antara dia dan david, baginya semua sama saja. selama mereka semua baik, dia akan lebih baik.. dan sebaliknya.

"Kakak ingin pesan apa lagi?" tanya mia menatap david

"Ini saja nona ." david memang dari keluarga kaya. Papa nya punya perusahaan menengah juga.. tapi sekarang di tangani oleh sang kakak yang sudah lebih paham di bidang itu.

Sedangkan david, di minta papa untuk membantu mia sekalian belajar dasar dasarnya langsung. apalagi mia juga menawarkan gaji yang tak sedikit untuk kinerja david.

David yang tidak ingin berebut kursi dengan kakaknya memilih menerima tawaran sang papa. dan di sini lah dia..

David tinggal sendiri di apartemen tak jauh dari mw group.. mia yang menyediakannya. david bersyukur.. mia seakan tau bahwa david tak nyaman di rumah orangtuanya.. dia selalu di bandingkan dengan sang kakak.

Mia yang sedikit paham kondisi david, berkat cerita dari papa winata.. dia merasa david begitu berpotensi.. tapi sayang nya dia tidak di beri panggung.

Makanya mia begitu menghargai david, dia tau rasanya sebagai david. tak di anggap. dia menganggap david seperti kakak nya juga.

"Kak dav, kakak ambil juga sekalian.. mia akan memilih di sebelah situ dulu ya"

"Tapi nona.."

"Pokoknya nanti kalau nia udah kembali, kakak sudah mengisi tas belanja itu"

Selalu begitu, mia tau david akan menolak.. jadi sebelum di tolak dia sudah memberi ultimatum. tak jarang juga mia menemani david belanja kebutuhan seperti buah dan sayur.. karna dia tau david juga memasak di apartemen.

Mia memilih milih..

"Iiih lucu banget" gumamnya mengambil piyama lucu.. dia membayangkan mama dan papa memakainya. bahannya juga adem.

"Tapi ini juga bagus" pikirnya mengambil model lain.

Selesai dari piyama, mia berjalan ke bagian baju stelan olahraga..

Papa dan mama yang tak punya kesibukan di suruh kak alex untuk olahraga ringan sekedar keliling keliling kompleks.. atau lari sore. jadi ini pasti berguna.

Mia memiliki kehidupan yang berubah 180 derajat.. baginya sekarang uang bukan masalah sulit. bahkan dia duduk diam saja.. dia sudah mendapatkan profit.. apalagi dia sangat aktif di perusahaan.

"Mama pasti suka" mia melihat satu tas yang terlihat elegan..

Mama elina sesekali masih suka berkumpul dengan teman temannya. Mama juga suka mengoleksi tas.

Nia mengambilnya.

Dan..

"Heh.. gue yang lebih dulu melihatnya.." pekik salah seorang perempuan

"Maaf, tapi saya yang lebih dulu mengambilnya" jawab mia acuh. dia tidak bisa lagi di tindas.

"Lo gak tau, papa gue bisa membeli satu toko ini.. serahin tas nya sekarang" sombong gadis tersebut pada mia..

"Cih.. itu hanya uang papa mu" sinis mia tak mau kalah berjalan ke arah kasir.

"Kurang ajar lo pergi pergi," teriak si perempau mengundang perhatian beberapa orang.

"Mohon maaf nona.. tolong jangan membuat keributan" pinta sang penjaga toko

"Dia yang mengambil tas ku" teriak perempuan itu tak tau malu

"Kamu bisa bertanya kepada beberapa orang yang melihat, aku duluan yang mengambil nya" jawab mia lembut pada sang penjaga toko

"Maaf nona.. sesuai kebijakan toko, siapa yang lebih dulu mengambil dia yang berhak untuk membayar"

"Gausah sok sokan lo.. gue bisa beli satu toko ini" pekik si perempuan kepalang malu.

"Kamu kenapa sih sin??" teman si perempuan itu muncul dari belakang.. dia melihat keributan ternyata temannya.

"Dia rebut tas gue!" ucapnya tak mau kalah

"Lo.."

"Mia?!"

Ya..

gadis itu adalah bella.. ternyata teman satu geng bella semua hampir mirip.. sifatnya. angkuh dan tak mau kalah.

"Dia sepupu gue. dia gak mungkin bisa beli tas itu.. dia paling cuma karyawan di sini" si is bella merasa menang.. padahal matana sedang meneliti pakaian mia yang terlihat mahal.

"Lo mau nyuri yaa?" pekik bella membuat manager toko keluar. dan makin banyak orang yang melihat.

"Nona.. mohon maaf atas ke tidaknyamanan nya" sang manager menunduk sopan.. mia dan mama elina sudah menjadi langganan di sini. jadi dia mengenal mia.

"Kenapa dia di kenal pemilik toko?" batin bella ragu

"Dia pasti hanya karyawan disini" batinnya lagi menolak.

"Teman saya yang lebih dulu melihat tas itu" pekiknya keras

"Nona.. maaf saya terlambat" david datang langsung menerobos. dia melihat keributan dan segera menerjang kerumunan. nona mudanya masih berdiri tanpa ekspresi di sana.

"Kak dav.. tolong bayarkan yaa" ucap mia menyerahkan belanjaannya dan sekalian dengan kartu. David mengangguk patuh.

"Oooh.. setelah keluar dari rumah gue, sekarang jual diri?" ucap bella sombong.. dia yakin tak mungkin mia punya uang membeli tas semahal itu.

David ingin menghukum bella, tapi mia menahan.

Mia berjalan dengan tegap.. dia tersenyum tipis. tak sia sia. dia di latih oleh pelatih dan kak zian.. hatinya bahkan tak sakit lagi mendengar umpatan dari bella.

"Ma mau apa kau?" ucap bella kaget.. dia merasa mia aneh. biasanya mia akan menunduk takut dan menangis.. apa apaan ini.

"Kita bertemu lagi kak" ucap mia tersenyum.

BERSAMBUNG..