NovelToon NovelToon
Hate Is Love

Hate Is Love

Status: tamat
Genre:Romansa / Tamat
Popularitas:6.2M
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Kolaborasi kisah generasi Hikmat dan Ramadhan.

Arsy, cucu dari Abimanyu Hikmat memilih dokter sebagai profesinya. Anak Kenzie itu kini tengah menjalani masa coasnya di sebuah rumah sakit milik keluarga Ramadhan.

Pertemuan tidak sengaja antara Arsy dan Irzal, anak bungsu dari Elang Ramadhan memicu pertengkaran dan menumbuhkan bibit-bibit kebencian.

"Aduh.. maaf-maaf," ujar Arsy seraya mengambilkan barang milik Irzal yang tidak sengaja ditabraknya.

"Punya mata ngga?!," bentak Irzal.

"Dasar tukang ngomel!"

"Apa kamu bilang?"

"Tukang ngomel! Budeg ya!! Itu kuping atau cantelan wajan?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tersangka

Kelopak mata Zar nampak bergerak-gerak, tak berapa lama matanya terbuka. Pria itu langsung memandangi sekeliling. Dirinya tengah berada di sebuah kamar hotel. Dia terkejut saat menyadari tubuhnya hanya terbungkus selimut saja. Zar segera bangun dari posisinya berbaring.

Wajahnya terlihat panik saat menyadari keadaan kasur yang ditidurinya berantakan. Bantal dan guling berada di lantai. Kondisi seprai pun sudah tak berbentuk lagi. Dan yang membuatnya bertambah panik ketika melihat bercak merah di atas seprai putih tersebut.

Tenang Zar.. tenang.. ambil nafas… tenang.

Zar terus mencoba menenangkan dirinya. Dia mencoba mengingat kembali apa yang dialaminya kemarin. Sekeluarnya dari Rose café, kepalanya memang terasa berat dan setelah itu pria itu tak mengingat apa-apa lagi.

“Rena.. apa kamu yang melakukan ini padaku? Apa kamu berusaha menjebakku?” gumam Zar pelan.

Lamunan pria itu terhenti ketika mendengar suara bel di pintu. Zar mengangkat tubuhnya yang masih terbungkus selimut dari kasur kemudian membukakan pintu kamar. Nampak Arya sudah berdiri di depannya. Adik sepupunya itu segera masuk ke dalam kamar.

“Ar.. lo kok tau gue di sini?”

“Gue ngelacak hp lo.”

Arya mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar. Kemudian pandangannya tertuju pada kondisi kasur yang berantakan dan tubuh sepupunya terbungkus selimut. Lalu matanya tertuju pada bercak merah di atas seprai.

“Zar.. lo ngga macem-macem kan?”

“Gue juga ngga tau kenapa ada di sini, sumpah.”

“Arsy minta gue ngelacak elo di mana. Dia curiga lo ngga pulang semalem.”

“Bokap. Bokap gimana? Apa dia tau gue ngga pulang?”

“Menurut lo?”

Zar jatuh terduduk di atas ranjang. Jika Arsy menyadari ketidakhadirannya di rumah, sudah pasti ayahnya juga tahu. Pria itu meremat rambutnya dengan kesal. Dia benar-benar tidak ingat apa yang terjadi semalam.

“Gue udah suruh Imron ambil rekaman cctv di sini. Bentar…”

Arya merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel. Benda persegi itu bergetar tanda ada pesan yang masuk. Dia menduga kalau itu adalah video yang dikirimkan oleh Imron. Benar saja, anak buah Duta itu memang baru saja mengirimkan rekaman cctv hotel padanya. Dia mendekati Zar kemudian memutar video tersebut.

Dari rekaman cctv terlihat Zar yang tak sadarkan diri dipapah oleh Renata masuk ke dalam kamar ini. Tiga jam kemudian nampak Renata keluar dari kamar dengan langkah terseok dan penampilan acak-acakan.

“Zar.. lo ngga…” Arya tak berani melanjutkan ucapannya.

“Sumpah gue ngga tau, bro!”

“Mending lo mandi dulu.”

Zar bangun dari duduknya kemudian berjalan menuju kamar mandi. Sejenak dia memperhatikan tubuhnya di depan cermin. Kemudian pandangannya jatuh pada bagian intinya, ada sisa cairan kentalnya di sana. Pria itu mulai panik, jangan-jangan benar kalau dirinya sudah menodai Renata.

Tangannya terulur ke bagian belakang tubuhnya yang terasa sedikit nyeri. Dia sedikit membalikkan tubuhnya untuk melihat apa yang terjadi dengan punggungnya. Terlihat bekas guratan kuku di sana. Tubuh Zar semakin lemas saja.

“Tenang.. lo harus tenang..”

Zar melangkahkan kaki menuju shower kemudian membersihkan tubuhnya di sana. Terdengar ringisannya saat luka bekas cakar terkena siraman air. Pria itu terus menyabuni tubuhnya dan membilasnya dengan air.

Dengan tubuh terbalut handuk sepinggang, Zar keluar dari kamar mandi. Di atas kasur sudah tersedia pakaian untuknya. Pria itu segera mengenakan pakaiannya. Sedang Arya sudah tidak berada di kamar tersebut. Usai berpakaian, Zar mengambil ponselnya kemudian keluar dari sana. Tak lama Imron masuk ke dalam kamar. Pria itu hendak menyisir area kamar demi mengetahui apa yangs sebenarnya terjadi.

🍁🍁🍁

Begitu keluar dari hotel, Zar tidak langsung kembali ke rumahnya. Dia memilih menemui Arsy di rumah sakit. Dia ingin mendiskusikan sesuatu dengan adik kembarnya ini. Pikirannya kacau dan belum berani bertemu dengan Kenzie atau Nara. Kepala pria itu menoleh ke kanan dan kiri, mencari keberadaan adiknya di IGD. Dia segera mendekati dokter Genta yang baru saja selesai memeriksa pasien.

“Dok.. lihat Arsy?”

Genta tak langsung menjawab pertanyaan Zar. Dipandanginya wajah pria tampan di hadapannya. Dokter residen itu langsung mengenali kalau Zar adalah pria yang dikenalkan sebagai pacar oleh Arsy.

“Dia masih ada di ruangan istirahat.”

“Makasih, dok.”

Zar menepuk pelan lengan Genta, kemudian bergegas menuju ruang istirahat dokter IGD. Belum pria itu sampai di ruangan, dia telah lebih dulu bertemu dengan Arsy. Melihat kakak kembarnya datang, Arsy segera menghampiri.

“Zar.. lo dari mana aja?” tanya Arsy.

“Panjang ceritanya. Sy.. gue mesti gimana?”

“Ada apa sih?”

Segera Zar menarik tangan Arsy menuju kursi yang kosong. Dia kemudian menceritakan apa yang dilakukannya semalam. Makan malam dengan Renata di Rose café dan setelah itu dia tidak ingat apa-apa lagi. Dan pagi ini dia bangun di salah satu kamar hotel. Dia lalu memperlihatkan rekaman cctv yang didapat Arya.

“Lo ngga..”

“Ngga tau, Sy.. sumpah..”

“Jam berapa lo makan malam sama Renata?”

“Jam delapan sampai jam sembilan.”

“Lo ke lab sekarang, cek darah. Kalau dalam makanan atau minuman itu ada obat tidur atau obat penenang, jejaknya masih ada di darah lo.”

Zar menganggukkan kepalanya. Bersama dengan Arsy, pemuda itu berjalan menuju laboratorium. Kalau memang benar ada kandungan zat benzodiazepine dalam tubuhnya, maka benar kalau Renata sudah menjebaknya.

Setelah memberikan darahnya untuk diperiksa, Zar segera menuju kantin untuk mengisi perutnya yang kosong. Hasil lab baru akan keluar satu jam lagi, sedang Arsy menuju IGD. Sambil menikmati makanannya, Zar mencoba menghubungi Renata, namun panggilannya hanya terhubung pada kotak suara.

“Brengsek! Rena.. gue ngga nyangka elo selicik ini.”

Zar mengepalkan tangannya mengingat perbuatan Renata padanya. Dia bersumpah akan membalas wanita itu berkali lipat jika benar dia yang ada dibalik semua kejadian ini. Rasa suka dan simpatinya pada Renata sudah berubah menjadi kemarahan.

🍁🍁🍁

“Di mana kamu?” tanya Kenzie pada anak sulungnya di ujung telepon.

“Di.. di rumah sakit, pa.”

“Ke kantor sekarang!”

“Iya, pa.”

Jantung Zar berdebar kencang begitu mendapat panggilan dari papanya. Dia bergegas menemui Arsy. Pria itu memutuskan ke kantor dan menyerahkan urusan hasil lab pada adiknya itu. Zar segera menuju mobilnya dan melajukan dengan kecepatan tinggi.

Sesampainya di gedung Metro East, dia langsung menuju lantai 11. Di sana sedang diadakan meeting penting terkait proyek kerjasama Metro East dengan Humanity Corp yang akan menggarap Agro wisata terbesar di Jawa Barat. Selain kedua perusahaan tersebut, ada juga PT. Sandiga Utama yang digawangi oleh Andriawan.

Hari ini akan dilakukan pemilihan penanggung jawab proyek tersebut, apakah Irzal, Zar atau Richie. Irzal sendiri sudah menyatakan mundur dari posisi tersebut karena kesibukannya menangani proyek lain. Jadi kandidat yang tersisa adalah Zar dan Richie. Semua yang berkepentingan sudah datang. Kenzie, Elang, Andriawan, Irzal dan Richie. Mereka masih menunggu Zar.

Setelah menarik nafas panjang, Zar membuka pintu ruangan meeting tersebut. Dia menganggukkan kepalanya pada semua orang yang ada di sana kemudian menarik kursi di samping Irzal. Pembicaraan mereka berlanjut dengan pemilihan sang penanggung jawab proyek. Kenzie dan Andriawan masing-masing memberikan suara untuk anaknya. Irzal tak punya hak pilih karena sebelumnya hanyalah kandidat. Kini keputusan berada di tangan Elang.

Baru saja Elang hendak memberikan suaranya, pintu ruangan terketuk. Dari arah luar, masuk seorang wanita berusia tiga puluh akhir. Dia memberikan hormat pada semua yang hadir di sana. Kemudian wanita bernama Tania itu berdiri di depan meja berbentuk oval tersebut.

“Mohon maaf jika mengganggu waktu kalian semua. Seperti yang kalian tahu, kalau saya juga ikut andil dalam proyek ini. Karenanya, saya minta hak saya untuk bisa menentukan penanggung jawab proyek ini.”

Kania adalah pegawai yang berada di level manajemen atas di perusahaan BUMN yang bekerjasama dengan ketiga perusahaan tersebut. Perusahaan milik Negara tersebut tidak memiliki hak suara, namun bisa memberi masukan tentang pemilihan penanggung jawab proyek.

“Saya pikir baik Richie, maupun Abidzar memiliki kualifikasi yang baik. Namun, sangat disayangkan, ternyata salah satu kandidat telah melakukan perbuatan asusila yang tidak pantas. Jadi saya harap, bapak Elang sebagai pengambil keputusan terakhir bisa bersikap bijak.”

Elang memandangi wanita di depannya. Tania tersenyum pada pria itu kemudian mempersilahkan seseorang masuk ke dalam ruangan. Mata Zar membulat melihat Renata masuk ke dalam ruangan.

“Maaf kalau apa yang saya sampaikan kali ini tidak ada hubungannya dengan proyek ini. Tapi apa yang terjadi pada Renata, saya harap menjadi bahan pertimbangan.”

“Apa maksud bu Tania?”

“Rena.. apa lelaki yang sudah melecehkanmu ada di ruangan ini?”

“Iya, bu,” jawab Renata seraya menundukkan kepalanya.

“Bisa kamu tunjuk siapa orangnya?”

Renata menarik nafas dalam-dalam sebelum mengangkat kepalanya. Pandangannya melihat pada Zar yang juga tengah melihatnya. Kemudian jarinya terangkat dan menunjuk Zar. Sontak semua yang ada di sana terkejut, terutama Kenzie.

“Apa maksudmu?” tanya Kenzie.

“Zar.. dia.. dia sudah merenggut sesuatu yang paling berharga dalam hidup saya.”

Airmata Renata mengalir ketika mengatakan hal tersebut. Kenzie sontak melihat pada anaknya. Wajahnya nampak merah padam. Zar memejamkan matanya, dia merasa dijebak. Jelas-jelas kejadian semalam terjadi tanpa sepengetahuannya.

“Maaf pa.. bukan seperti kejadiannya.”

“Lalu seperti apa? Kamu mabuk dan memaksaku ke hotel! Kamu sudah menodaiku!!”

Semua yang ada di sana terkejut mendengarnya. Sontak pandangan mereka tertuju pada Zar. Merasa terpojok, Zar tak berusaha untuk membela diri. Percuma saja kalau saat ini tidak ada bukti yang mendukung kecurigaannya. Irzal melihat pada Zar sebentar, kemudian melihat lagi pada Renata.

“Tuduhan seperti ini adalah tuduhan besar. Saya tidak bisa mengambil keputusan saat ini. Ada baiknya kita mencari tahu dulu apa yang terjadi,” ujar Elang diplomatis.

“Maaf pak Elang, proyek kita harus segera dilaksanakan. Saya pikir bapak tidak perlu menunda keputusan. Lagi pula masalah ini tidak ada hubungannya dengan proyek,” ujar Andriawan.

“Kalau hal ini tidak ada hubungannya, lalu kenapa ibu Tania membawanya ke ruangan ini?”

“Om.. maaf kalau aku bersikap kurang ajar. Aku sama sekali tidak peduli dengan apa yang akan kalian putuskan. Aku hanya ingin orang yang sudah melecehkanku menerima ganjarannya. Zar.. aku tau kamu sudah banyak membantuku, tapi aku tidak menyangka kamu akan melakukan hal sekeji itu.”

Renata segera keluar dari ruangan tersebut. Elang hanya diam, dia mencoba mencerna kebenaran yang terjadi. Kenzie yang kadung emosi segera meninggalkan ruangan tersebut. Dengan suara kencang dia meminta Zar untuk mengikutinya.

🍁🍁🍁

PLAK!!

Sebuah tamparan keras mendarat di wajah Zar. Kenzie benar-benar kesal atas semua yang terjadi tadi. Dia seperti baru saja dilemparkan kotoran ke wajahnya. Zar mengepalkan tangannya dengan wajah tertunduk.

“Kenapa kamu melakukan itu?”

“Bukan aku, pa.”

“Kalau kamu tidak melakukannya, gadis itu tidak mungkin datang dan menunjuk wajahmu!!”

“Aku akan membuktikan kalau aku sama sekali ngga bersalah.”

“Buktikan ucapanmu. Jangan datang ke kantor lagi sebelum kamu berhasil membuktikannya!”

Zar tak bisa mengatakan apapun lagi, dia pasrah saja menerima keputusan sang ayah. Pria itu segera meninggalkan ruangan Kenzie. Dalam pikirannya saat ini adalah menemui Renata dan menguak kebenaran dari gadis itu.

Baru saja Renata akan menaiki taksi online yang dipesannya, ketika Zar sampai dan menarik tangan wanita itu. Dia memberikan uang pada supir taksi tersebut dan memintanya pergi. Zar menarik tangan Renata ke tempat yang cukup sepi.

“Lepas,” Renata menepis kasar tangan Zar.

“Katakan! Kenapa kamu memfitnahku?”

“Fitnah? Itu adalah kenyataannya, kamu sudah menodaiku."

“Oh ya? Mana buktinya? Apa kamu pikir bisa mengelabuiku dengan noda darah diseprai?”

“Kamu masih mau menghindar setelah melihat itu semua?”

“Itu memang darahmu, tapi bukan darah keperawananmu. Kamu pikir aku sebodoh itu?”

“Berpikirlah semaumu.”

Dengan cepat Zar meraih tangan Renata. Pria itu mencengkeram pergelangan tangan Renata dan memperlihatkan jari telunjuknya yang terbungkus plester. Renata berusaha melepaskan pegangan Zar namun pria itu terlalu kuat.

“Darah itu berasal dari jarimu. Iyakan?”

“Lepas!”

“Aku tau kamu tidak bekerja sendirian. Katakan, siapa yang ada di belakangmu?”

“Tidak ada! Dari pada kamu mengarang bebas dengan semua tuduhanmu. Lebih baik kamu bersiap menghadapi tuntutanku. Aku sudah melakukan visum dan akan melaporkanmu ke polisi.”

“Silahkan, aku tunggu laporanmu. Tapi.. kalau aku bisa membuktikan semua kebohonganmu, maka bersiaplah menerima balasan dariku!”

Dengan kasar Zar melepaskan pegangannya. Kemudian pria itu meninggalkan Renata di sana. Dia ingin segera kembali ke rumah sakit untuk mengambil hasil lab darahnya. Zar benar-benar akan membuktikan kalau dirinya dijebak dan akan membalas gadis itu.

🍁🍁🍁

Tangan Zar meremat erat ujung kertas hasil uji darahnya. Hasil tes darah tersebut menyatakan bahwa tedapat kandungan benzidozepine dalam darahnya. Itu membuktikan kecurigaannya kalau Renata yang telah memasukkan obat penenang ke dalam minumannya.

“Gue denger dari Gerald, lo diusir dari kantor sama papa?” tanya Arsy.

“Huum.. gara-gara tuh cewek brengsek.”

“Siapa?”

“Rena. Awas aja tuh cewek.”

“Ck.. lo ngga malu ngadepin cewek? Biar gue aja, kasih tau aja di mana dia tinggal. Gue bakal datengin dia.”

“Serius?”

“Huum.. gue yakin dia ngga kerja sendiri. Gue urus Rena, lo cari tahu siapa dalang dibalik tuh cewek.”

“Ok,” Zar mengangkat ibu jarinya.

Zar mengambil ponselnya kemudian mengirimkan alamat tempat tinggal Renata ke ponsel Arsy. Setelah itu dia menghubungi Imron, pria itu akan menuju markas untuk mencari tahu siapa orang yang ada di belakang Renata.

“Gue cabut dulu,” ujar Zar pada Arsy setelah panggilannya berakhir.

“Iya, hati-hati.”

Zar menganggukkan kepalanya, kemudian bergegas keluar dari IGD. Arsy juga segera menuju ruang istirahat yang diperuntukkan dokter IGD. Dia harus menyusun laporan pekerjaannya selama seminggu ini.

🍁🍁🍁

Mobil yang dikendarai Arsy berhenti di depan panti asuhan Mutiara Kasih. Gadis itu memandangi bangunan di depannya dari balik kemudi. Tak lama kemudian sebuah kendaraan berhenti di belakang mobil gadis itu. Dari dalamnya keluar Renata. Arsy mengenalinya karena pernah datang ke rumah sakit saat Stella kecelakaan.

Setelah menurunkan Renata, mobil berwarna hitam tersebut segera melaju pergi. Arsy turun dari mobilnya kemudian menghadang langkah Renata. Untuk sesaat Renata memandangi Arsy yang tengah menatap tajam padanya. Dia ingat kalau Arsy adalah gadis yang dipeluk Zar di rumah sakit. Renata menebak kalau Arsy adalah adik dari Zar.

“Ada apa?” tanya Renata dingin.

“Kamu Renata?”

“Iya.”

“Kamu ada masalah apa sama Zar?” tanya Arsy tanpa basa-basi.

“Harusnya kamu yang tanya ke Zar, kenapa dia kejar-kejar aku dan sampai berbuat sehina itu sama aku. Dia udah menghancurkan kehormatanku.”

Mata Arsy menatap nyalang pada gadis di depannya ketika mendengar tuduhan pada kakak kembarnya. Wajahnya sudah tidak menunjukkan raut bersahabat lagi.

“Apa kamu mau kuseret ke rumah sakit? Kalau kamu memang sudah dilecehkan oleh Zar, kita ke rumah sakit sekarang. Kalau terbukti Zar yang melakukannya, maka aku sendiri yang akan menyeretnya untuk bertanggung jawab padamu.”

“Tidak usah. Aku tidak butuh pertanggung jawabannya. Dia itu tidak lebih dari seorang lelaki manja yang hanya mengandalkan kekayaan orang tuanya untuk mendapatkan semua keinginannya.”

“YAAA!!!”

Tangan Arsy terangkat hendak mendaratkan tamparan ke wajah Renata. Namun pergerakan tangannya terhenti ketika sebuah tangan menahannya. Arsy langsung menolehkan kepalanya. Ternyata Irzal yang melakukannya.

🍁🍁🍁

Hadeuh ribut maning, ribut maning ini..

1
Hartini Donk
q sebenernya g suka cerita yg panjang2.tp klo ceritanya g belibet ya lanjut...💪💪👍
Debby
irzal anak nya elang..nama nya di sama in sama kyk alm irzal kakek nya...lahir nya irzal junior ga lama setelah kakek irzal meninggal cuma beda bbrp jam ..
Mimi Sanah
ya Allah hahahaha bales dendam terseruh 😃😃😃😃
Mimi Sanah
gaweannya pingsan Bae kamu diki hahahaha 😃😃😃
Mimi Sanah
kok jantung ku bertabuh yah 😀😀😀😀
Mimi Sanah
ini setan apa sule 😀😀😀😀
Mimi Sanah
tamar oh tamar aku yakin dia pawang mu stel 😀😀😀
Mimi Sanah
itulah titisan mu ke , masa muda mu mulut mu pedes level seribu kek 😁😁😁😁😁
Mimi Sanah
hahahaha modus kek'bi mah biar rencananya mulus😁😁😁😁😁
Mimi Sanah
yg penting cerita nya bagus dan nyambung di otak ku Thor 😁😁😁🙏🙏🙏🙏
Mimi Sanah
titisan kakek Abi 😀😀😀😀
Sulisbilavano
gantengnya cantiknyaaa
Sulisbilavano
kok rakan kyk zain ya...bpk agen rahasia sebelah🤭🤭🤭
Sulisbilavano
cantik dan ganteng
Sulisbilavano
thor aku baca ini dah ke3 kalinya ngak bosen aku baca ini...novelnua baguuus bgt
Wiwie Aprapti
boleh lahhhhh idenya kakek abi
Wiwie Aprapti
saat ini juga ada pelatihan bultang yg di sponsornya Taufik hidayat kak, semacam akademi gitu, ada beberapa muridnya yg udah bertanding profesional namun blom ada yg di rangking teratas sihhh
Wiwie Aprapti
wehhhhhh...... paksu mana...... paksu.... pengen ngajakin bikin telor gulung sosis nihhhh🤣🤣🤣🤣🤭😛
Wiwie Aprapti
kannnnnnnn iya kannnnnnn hutang 🤭
Wiwie Aprapti
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣kalo yg ini mungkin ngutang 🤭🙃😁😛
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!