Dania memutuskan untuk menikah dengan Denis karena jebakan dari seseorang. Dengan berat hati ia setuju dengan usulan dari para warga masyarakat yang datang menggebrek mereka berdua.
Denis sengaja melakukan hal itu agar ia mendapatkan istri secepatnya sebelum kedua orang tuanya balik dari luar negeri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 29
Citra hanya mengangguk sambil tersenyum ramah. Dania kemudian menelepon nomor hpnya Dea.
"Assalamualaikum Dessy," sapanya Dania.
"Waalaikum salam, Danai ada apa?" tanya Dea diseberang telpon.
"Dea, aku mau minta tolong sama kamu, bisa gak kamu ke ruang perawatan yang ada di lantai dasar fakultas yah, kalau bisa sekarang," pintanya Dania.
Dea bukannya menolak ataupun tidak mau membantu Dania tapi, saat itu posisinya sedang tidak bisa, "Maaf banget bebs, aku tidak bisa sepertinya kalau sekarang, soalnya aku lagi di luar kota nih, mungkin kalau besok sore baru aku bisa pulang, kamu gak apa-apa kan?" Tanyanya Dea yang berharap agar Dania tidak salah paham dengannya.
Dania berusaha tersenyum walaupun dalam hatinya sedikit merasakan kecewa, "Iya aku gak apa-apa kok, hati-hati kalau gitu, assalamu alaikum"l," sahutnya Dania dengan seulas senyumannya.
Dania menaruh hpnya di sudut bangkar yang ditempatinya. Ia ingin bangkit dari duduknya tapi, karena kepalanya masih pusing jadi tidak kuasa dan tak sanggup untuk berdiri.
"Aaauhh!!" Keluhnya Dania seraya memegang kepalanya yang meringis pusing.
"Kalau kepalamu masih pusing, baring saja dulu, sambil nunggu sampai dokternya datang untuk memeriksa keadaan kamu, ingat jangan banyak gerak dulu," tuturnya Citra yang mewanti Dania.
"Ya Allah… orang ini perhatian banget sama aku, padahal aku dengannya tidak ada hubungan apapun," batin Dania sambil tersenyum ramah ke arahnya Citra.
"Aku akan menjagamu selama aku ada di Indonesia, ini amanah dari kakak dan Mama tidak mungkin aku indahkan dan lalaikan," Citra membatin.
Dania memperbaiki posisi baringnya dan agak malu karena sudah membebani orang lain yang baru dikenalnya.
"Maaf sudah merepotkanmu, padahal kita tidak saling kenal, aku bersyukur sekali karena Mbak ikhlas mau repot-repot menolongku sejak tadi," ucapnya Dania.
Cewek itu diam-diam memotret Dania yang lagi baring dan langsung mengirim hasilnya ke nomor handphone seseorang.
"Aku harus mengambil fotonya, agar ia percaya jika aku sudah melaksanakan sesuai perintahnya, ya Allah… semoga hati papa luluh," Citra membatin.
Berselang beberapa saat kemudian, Dokter pun datang dan masuk ke dalam ruang perawatan dengan seulas senyumannya yang terpatri di wajahnya yang sudah mulai nampak ada beberapa garis kerutan diusianya yang sudah cukup dewasa.
"Silahkan baring saja, tidak perlu bangun," cegahnya Dokter Najwa saat melihat Dania ingin bangun dari baringnya.
Dokter tersebut mengeluarkan beberapa alat perlengkapan kesehatannya lalu tanpa menunggu lama ia segera memeriksa kondisinya Dania yang nampak pucat pasi.
"Gimana Dok, apa yang terjadi denganku? Kenapa bisa aku langsung pingsan tanpa sebab?" Tanyanya Dania yang memberondong pertanyaan untuk dokter setelah menyadari kalau dokter sudah selesai memeriksa kondisi kesehatan tubuhnya.
Dokter tersebut tersenyum ramah sebelum menjawab pertanyaan dari Dania, "Kamu tidak apa-apa dan sebaiknya adek memeriksakan diri ke dokter kandungan, untuk lebih jelasnya Dokter yang di sana yang akan menjelaskan lebih rinci tentang kondisimu," jelasnya Dokter.
"Maksudnya dokter??? Aku hamil!!" Timpalnya Dania yang tidak percaya dengan penjelasan dari mulutnya dokter.
"Alhamdulillah, makasih banyak ya Allah kalau Dania hamil, ini berita yang sangat bagus dan menggembirakan," gumam Citra.
Dokter kembali dibuat tersenyum," ia kamu sedang hamil sesuai yang aku periksa dan lihat dari tubuhmu jadi, untuk lebih memastikan ke akuratnya kamu secepatnya ke rumah sakit agar kamu lebih yakin dengan hasilnya," pungkasnya dokter.
Dokter tersebut sedikit keheranan karena menurutnya biasanya Ibu atau wanita muda jika mengetahui dirinya hamil pasti akan sangat bahagia berbeda halnya dengan yang dirasakan oleh Dania saat itu.
Dania menutup mulutnya saking tidak percayanya," ya Allah… apa benar aku hamil calon anaknya Mas Dennis, aku sangat bahagia mendengarnya ya Allah," cicitnya Dania yang raut wajahnya drastis berubah dari terkejut, kebingungan dan sekarang berakhir bahagia.
Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun karena yang menyukaimu Tidak butuh itu dan yang membencimu tidak percaya itu."
Keikhlasan mengantarkan kamu ke pintu yang dinamakan kesuksesan.
Bukan karena dia kuat, tapi karena Tuhan yang maha kuat bersama dengan langkahnya.
"Makasih banyak Dok atas bantuannya!'" ujar Citra karena Dania spontan terdiam mematung meresapi perkataan dari dokter.
Dokter itu hanya tersenyum dan pamit.
"Tapi sepertinya aku yidak mungkin aku hamil, lagian aku melakukannya hanya sekali saja dengan Mas Denis tapi dengan beberapa ronde sih," lirihnya Dania.
