NovelToon NovelToon
Di Ujung Jalan

Di Ujung Jalan

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Berbaikan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta
Popularitas:108.1k
Nilai: 5
Nama Author: 🌹Ossy😘

Nama gue Arin.Umur dua puluh tahun. Gue hanya gadis miskin .Keinginan gue hanya satu yaitu menaikkan derajat hidup keluarga gue agar tidak dihina dan direndahkan.Gue bekerja sebagai buruh pabrik di siang hari ,sore harinya gue kuliah. Jalan hidup gue penuh dengan liku-liku dan jalan terjal. Banyak cobaan cacian dan makian . Tapi gue tidak akan patah semangat walaupun gue terjatuh berkali-kali gue akan terus bangkit. Ini hidup gue ,dan gue akan terus bangkit dan berjalan menuju cita-cita dan cinta gue. Yuk ikuti dan lihat perjalanan hidup gue untuk memperjuangkan cita-cita dan cinta gue. Karena disitu akan penuh dengan canda tawa dan air mata juga tentang persahabatan yang abadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 🌹Ossy😘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 29

Bara Vs Bram.

Siang itu di rumah sakit hanya bunda yang menunggu Arin.Semua orang mengerjakan aktivitas seperti biasanya. Bunda berhenti bekerja karena ingin fokus mengurus Arin. Bunda ingin lebih banyak memberi perhatian pada Arin. Dan sekarang saatnya bunda untuk berbincang dari hati ke hati dengan Arin . Walupun Arin dalam keadaan tidak sadar, bunda harus terus mengajaknya berbicara. Siapa tau dengan bunda mengajak Arin bercerita tentang hal-hal yang indah bisa membuat Arin bangun. Seperti rencana para tenaga medis. Dan hari ini mungkin bunda yang akan melakukan itu . Semalam Rama sudah melakukan itu .Dan Arin belum menunjukkan respon yang berarti. Sekarang bunda mau mencoba lagi. Semoga kali ini ada kemajuan.

"Arin sayang bunda tidak? Apa kamu mau begini terus? Tidak ingin kah kamu melihat bintang bertebaran di langit malam? Tak ingin kah kamu memanjat pohon jambu lagi? Ayo Nak ,kita memasak ikan hasil pancingan kamu lagi? Atau kita bertamasya ke pantai? Kita bisa membuat istana pasir seperti keinginanmu." Bunda berhenti berbicara. Nada bicara bunda sudah tidak stabil lagi. Bunda sudah mulai terisak. Tangan Arin di genggaman bunda bergerak. Bunda terkejut.

" Arin. kamu bisa menggerakkan jarimu. Syukur Alhamdulillah. Terima kasih Ya Allah." Bunda semakin terisak. Dia merasa senang karena Arin merespon ucapan bunda. Arin juga menitikkan airmata. Bunda menghapus air mata yang mengalir Arin.

" Arin kamu mendengar apa yang bunda bicarakan tadi. Ayo bangun Nak, jangan begini terus. Bunda sayang sama kamu. Semua sayang sama kamu. Maafkan kalo bunda tidak bisa menjaga kamu dengan baik." Bunda semakin terisak.

"Kenapa jeng? Ada apa? Apa ada yang terjadi dengan Arin?"

Bunda terkejut tiba-tiba ada suara orang berbicara. Bunda menghapus air mata yang sudah membasahi pipinya.

"Astaghfirullah, Jeng Mia. Kenapa masuk tanpa mengucap salam? Saya kan kaget."

"Maaf jeng. Tapi saya sudah tiga kali mengucap salam. Tapi tidak ada yang menjawab. Jadi saya langsung masuk. Sekali lagi saya minta maaf."

" Iya jeng , tidak apa-apa. Maaf saya tidak mendengar tadi. Kesini dengan siapa? Tidak dengan Bapak."

"Tadi dianter bapak, tapi beliau tidak mampir langsung ke kantor. Apa saya mengganggu?"

"Tidak jeng. Saya malah senang ada yang menemani. Dari tadi hanya sendirian . Sambil terus berusaha mengajak Arin berbincang."

"Bagaimana, apa sudah ada kemajuan Jeng? "

"Belum juga ada hasilnya.Tapi Alhamdulillah tadi tangan Arin bergerak walau sebentar."

"Alhamdulillah ya , semoga ini awal yang bagus."

"Amiin. Kita duduk di sofa saja yuk. Biar ngobrolnya lebih nyaman. Sambil duduk ,tidak berdiri seperti ini."

Meraka berdua berjalan menuju sofa yang ada di dalam ruangan.

" Begini Jeng, maksud kedatangan saya ke sini, di samping mau menjenguk Arin , Saya juga mau menyampaikan sesuatu. Kami mau meminta beribu- ribu rasa maaf atas terjadinya musibah ini. Kami atas nama Omed meminta maaf yang sebesar-besarnya atas segala kejadian yang menimpa Arin. Omed juga sudah siap menerima hukumannya karena dia memang bersalah. Dan kami akan menanggung semua biaya rumah sakit Arin sampai Arin sembuh total."

"Jeng, kami sudah memaafkan Omed. Untuk tuntutan hukumannya biarlah menunggu Arin bangun. Untuk biaya rumah sakit memang benar buat kami pasti berat. Tapi biarkan kami berusaha untuk menanggungnya sendiri. Kami tidak mau merepotkan siapapun."

"Kami tidak merasa direpotkan. Justru ini akan mengurangi beban bersalah keluarga kami. Terima ya jeng. Pokoknya harus diterima. Saya tidak menerima penolakan." Mama Omed terus memaksa bunda untuk penerima bantuannya.

"Baiklah jika jeng memaksa. Saya tidak pernah berpikir sedikit pun tentang ini semua. Sekarang terserah Jeng Mia bagaimana baiknya saja .Asal tidak menjadi beban buat keluarga Jeng Mia. Tapi benar kami tidak pernah berpikir untuk meminta tanggungjawab ini kepada Kel anda. Karena kami percaya ini semua sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Jadi jangan merasa bersalah ya Jeng."

"Iya Jeng, Terima kasih yang tak terhingga buat keluarga bapak Yanto yang begitu berlapang dada mau memaafkan kita. Hanya ini yang bisa kami berikan buat membantu Arin selain doa. kita sebagai sesama manusia harus saling tolong menolong."

Bunda sangat terharu melihat kebaikan keluarga Omed yang sudah beritikad baik membantu semuanya. Bunda memeluk Jeng Mia. Mereka berdua saling berpelukan. Mereka berdua terisak. Bunda merasa lega ,masalah biaya rumah sudah terselesaikan. Mama Omed juga merasa lega, sedikit beban rasa bersalah bisa sedikit berkurang. Mereka tersenyum walaupun dalam isak.

🌸🌸🌸

Pasien Bram hari ini tidak banyak. Pada jam makan siang semua pasien sudah dapat ditangani semua. Bram malas makan hari ini , apalgi harus ke kantin sendirian. Bara masih sibuk jadi tidak bisa menemaninya makan. Biasanya mereka berdua makan bersama di kantin atau keluar di sekitar rumah sakit. Bram ingin menengok Arin saja. Dia langsung menuju ke ruangan Arin. Dia ingin melakukan apa yang mereka rencanakan kemarin. Mumpung tidak ada pasien dan ada waktu senggang.

Sampai di depan pintu Bram melihat bunda dan tante Mia sedang berpelukan sambil menangis. Dia ragu mau masuk atau tidak. Dia menunggu sebentar di depan pintu. Menunggu waktu yang pas buat masuk. Tapi Bram berpikir tidak apa masuk, dia kan dokter. Pasti mereka berdua memahami.

Tok..tok..tok.

"Assalamu'alaikum" Bram tidak sabar menunggu. Akhirnya dia masuk sambil mengucapkan salam.

"Wa'alaikumsalam.. Dokter Bram. Mau kunjungan yang Dokter." Tante Mia mengapa Bram .Bram hanya mengangguk.

"Bagaimana bun, sudah dicoba metode yang sudah kita bahas kemarin?"

"Sudah Dok, saya tadi sudah berbicara padanya sambil memegang tangannya, tangannya bergerak dan air mata juga keluar dari matanya , Jadi dia mendengar perkataan kita ya Dok."

"Iya Bund,Arin dapat mendengar apa yang kita katakan. Semua organ tubuhnya masih berfungsi dengan normal. Tidak ada kerusakan apapun. Entah mengapa dia belum mau bangun."

"Jadi kita harus bagaimana Dok?" Tante Mia ikut bertanya.

"Lakukan saja yang seperti saya katakan kemarin. Kita coba dulu beberapa hari. Semoga menunjukkan hasil .Kita berusaha dan tidak lupa juga berdoa ya Bund."

"Tentu Dok."

"Sudah siang bunda dan tante Mia sudah makan belum. Biar saya yang menunggu Arin. Bunda dan tante kalau mau ke kantin mungkin. Atau sekedar menghirup udara segar."

"Iya jeng, Ayo kita ke kantin atau jalan-jalan sebentar. Mumpung ada Dokter yang mau menemani Arin. Jeng Ida juga harus makan ,Jangan sampai sakit juga Nanti malah tambah repot lho jeng. Mari saya temani."

Bunda mengangguk. Akhirnya mereka berdua keluar. Tinggallah Bram sendirian. Bram yang berdiri di samping ranjang hanya memandangi Arin. Dia mengambil nafas panjang dan dalam. Sebagai dokter, dia tertantang untuk segera memecahkan kasus ini. Ada apa dengan pikiran Arin. Bagaimana dia bisa tidak sadar selama ini. Ini sudah hari keempat. Belum ada tanda-tanda Arin akan bangun. Belum ada kemajuan yang berarti pada kesehatan Arin.

"Hai Arin , apa kabar? Kita berjumpa lagi, tapi perjumpaan kita selalu dalam suasana yang tak baik ya. Harusnya kita kenalan dulu ya. Kenalkan nama saya Bram. Kita bisa menjadi teman kan?, Bagaimana mau kan?" Bram menautkan kelingkingnya dengan kelingking Arin. "Kita bisa berteman. Bisa bertukar pikiran tentang bermacam hal. Kita bisa perbincangkan tentang hobi kamu, Keinginan kamu, apa yang kamu sukai dan apa yang tidak kamu sukai. Aku tau jari kamu pasti akan merespon setiap sentuhan kita. Kamu juga bisa mendengar yang kita bicarakan. Tapi kenapa kamu tidak mau bangun. Dunia ini indah Arin. Jangan cuma bermimpi, kamu bisa mewujudkannya. Kita bisa melihat bintang yang bersinar di langit. Kita bisa melihat rembulan yang menerangi bumi." Bram berhenti sejenak. Tidak ada respon apapun. Biasanya jemarinya akan bergerak .ini tidak bergerak lagi.

"Ada apa Bram."

"Astaghfirullah, Bima. Kapan lo datang. Gue ga mendengar suara apapun."

"Sory bikin lo kaget. Gue mencari lo ke ruangan lo, tapi tidak ada. Dan suster pendamping lo bilang kalau lo ke sini."

"Hm, Iya. Gue disini . Bahkan gue sengaja pindah tugas ke sini untuk Arin."

"Maksudnya, Jadi lo minta pindah bukan memang dipindah tugaskan."

"Ya begitulah . Gue penasaran sama kasus Arin." Ucap Bram sambil mengangkat bahunya.

"Kenapa? Niat banget . Atau jangan- jangan lo .. lo suka sama Arin ya."

"Gue hanya penasaran sama dia. Dari pertama dia pingsan di pelukan gue, gue merasa Arin itu unik."

"Hm.. iya deh yang ada feeling hahaha. Ngomong- ngomong Bara mana? Belum kesini. Di ruangannya ga ada."

"Mungkin dia masih ada pasien, atau kalau ga mungkin di kantin,Ini kan masih jam makan siang. Lo mau nyusul ke sana."

"Tidak usah, gue cuma mampir sebentar. Cuma mau melihat keadaan Arin. Lagian habis ini gue ada kelas. Masa dosen baru membolos."

"Mau kemana lo pak dosen?" Tiba-tiba Bara sudah ada di belakang mereka. "Ga kangen sama kita. Kemarin kita baru bertemu sebentar dan dalam suasana yang darurat. Bagaimana kalau kita makan bakso dulu di depan sambil mengenang masa sekolah kita."

"Iya bro, kita makan bakso bertiga seperti dulu . Jaman kita masih SMA. Genk kita Trio B. Hahaha."

"Sory kawan, bukan gue menolak. Tapi benar gue ga bisa kali ini. Gue dosen baru dan ga mungkin gue membolos di hari pertama gue mengajar. Lain kali pasti tidak akan menolak. Semoga kalian berdua berhasil membuat Arin bangun. Semangat. Gue pamit dulu. Sampai bertemu lagi esok hari."

"Kok sebentar amat si, baru aja masuk ." Bara merasa keberatan atas kepergian Bima."

"Maaf sekali. waktu gue tidak banyak. Tadi kebetulan lewat jadi mampir sebentar. Kalau Arin bangun titip salam ya. Bilang dari si ganteng Bima." Ucap Bima sambil mengedipkan mata.

"Ya si narsis Bima hahaha.." Mereka semua tertawa.

Bima berpamitan. Mereka bertiga saling mengadu tangan, sudah kebiasaan mereka sejak dulu jaman sekolah. Sudah dua tahun mereka tidak bertemu. Semenjak Bara kuliah di luar negeri .Bram pun juga begitu. Dia juga kuliah di luar negeri. Paling cuma komunikasi lewat ponsel. Mereka tentu merasa senang bisa bertemu lagi. Sekarang Bima bekerja sebagai dosen di sebuah universitas swasta. Cita- citanya memang pengen jadi guru dan Alhamdulillah bisa tercapai.

Setelah Bima pergi . Bara mendekati ranjang.

"Bagaimana Bram, ada kemajuan ga ."

" Belum, barusan gue ajak ngobrol malah tidak ada respon sama sekali. Kemarin sama lo, dia mau respon. Sekarang lo coba lagi deh. "

"Semalam sama Fian juga ada respon. Malah Arin mengigau memanggil namanya."

"Siapa Fian. Pacarnya kah?"

"Gue ga tau, sepertinya bukan. Mungkin sahabatnya. Tapi kalau melihat tatapannya dia ada rasa pada Arin."

Mereka berdua masih terlibat perbincangan. Masih jauh dari kata berhasil. Harus bagaimana lagi. Harus dengan cara apa lagi . Tapi mereka berdua adalah dokter,tidak ada kata menyerah sebelum nyawa lepas dari raga.

Bara mendekati Arin. Dia sentuh jemarinya pelan. Tidak ada respon. Lalu Bara duduk di kursi samping ranjang. Dia masih menggenggam tangan Arin.

"Arin, Tidak ingin kah kamu bertemu dengan ku. Kita masih punya utang janji. Apa kamu lupa. Kita seharusnya sudah bertemu di taman rumah sakit ini. Seharusnya kamu sudah membayar lunas hutangmu. Seharusnya kita sudah berbincang banyak dalam suasana yang indah . Bukan seperti ini. Kamu belum bisa menepati janji. Kamu harus bangun." Bara merasa nafasnya. Suaranya sudah terdengar parau. Tiba- tiba terasa ada yang bergerak di genggamannya. Jemari tangan Arin bergerak. Bara terkejut.

"Syukurlah, kamu memberi respon. Teruslah berjuang untuk hidup kembali."

"Bagaimana Bar? Dia merespon sentuhan lo. Dia menjawab pertanyaan lo walaupun hanya lewat gerakan. Dia menangis Bar."

Bara mengambil tisu dan menghapus air mata yang mengalir.

Bram merasa ada keanehan. Kenapa sama dia Arin tidak ada respon sama sekali. Sedangkan sama Bara langsung memberi respon. Apa mereka mempunyai ikatan batin.

"Bar. Gue merasa ada yang aneh. Bisa menjadi petunjuk tapi bisa juga tidak."

"Maksudnya bagaimana Bram?" Bara merasa tidak mengerti dengan ucapan Bram.

" Begini, sama gue tadi Arin sama sekali tidak menunjukkan kalau dia merespon. Sedangkan sama lo, tangan dia menunjukkan respon. Apa mungkin kalian ada ikatan."

"Maksudnya ikatan, bagaimana?"

"Mungkin saja hati kalian saling bertaut." Suara Bram berasa berat mengucapkan itu . Tapi memang itu kenyataan nya , dia harus bisa bersikap profesional. "Ikatan batin mungkin. Secara tidak sengaja kalian sudah terikat secara batin sejak dulu." Sambung Bram.

"Ikatan batin? Jadi seperti bagaimana Bram? Gue bingung."

"Begini Dokter Bara, Jadi secara tidak sengaja anda dan nona Arin sudah hubungan batin sejak dulu. Sejak anda menolong Arin pertama kali."

"Hahaha...mengapa jadi seserius itu Dokter Bram."

"Ini benar Bar, Arin selalu menunjukkan respon kepada orang-orang yang secara emosional telah mengenalnya lebih dekat. Mungkin lo juga dekat disini." Bram memegang dada Bara.

"Apaan lo. Jangan buat gue bingung." Bara gengsi mengakui. Sebenarnya dia tau apa yang di maksud Bram. Tapi dia malu mengakui. Jantungnya berdetak lebih cepat.

"Hahaha,ga usah pura-pura. Gue tahu kok isi hati lo." Bram semakin menggoda Bara. "Tidak mau mengakui. Hem, Ya sudah gue aja yang maju."

"Bram, hemm...." Bara berpikir mau mengungkapkan isi pikirannya. Dia merasa tidak enak dengan Bram. Karena dia juga tau kalau Bram juga menyukai Arin.

"Katakan saja, tidak usah sungkan. Gue tau yang mau lo bilang. Atau gue yang ngomong dulu ni." Bram tentu bisa menebak apa yang mau Bara bilang. Dia hanya tersenyum.

"Begini Bram, mari kita bersaing secara jantan untuk mendapatkan hati Arin." Akhirnya keluar juga apa yang Bara pikirkan. Dia tadi ragu-ragu karena takut menyinggung hati sahabat nya itu.

"Hahaha.. siapa takut." Sebenarnya Bram hanya menggoda Bara. Dia hanya berempati kepada Arin. Tapi kalau jodoh pasti tidak akan menolak. "Lo pasti masih ingat ciuman Arin waktu itu ya. Hahaha..."

"Bram, bagaimana tidak ingat. Karena itu ciuman pertama gue."

"Ciuman pertama lo? Dulu pas pacaran sam shela lo belum pernah berciuman?"

"Belum sama sekali. Sampai datang seorang gadis ABG yang tiba-tiba mencium gue. " Bara masih mengingat kejadian lima tahun tahun. Namun dia kehilangan jejaknya. Baru kemarin pas bunda cerita, baru dia menyadari semua.

Ini adalah awal Bara. Berjuanglah demi gadis yang telah mencuri ciuman pertamamu.

Bersambung.

Jangan lupa tinggalkan like dan komen.

love u ❤️❤️❤️❤️

1
endang purwanti
Arin n Fian kembar kah
𝐀⃝🥀Ossy: bukan..
total 1 replies
Eko Nur Yanto
Udah Beberapa Bab kok Ceritanya itu2 aja ya membosankan Cari topik lain Biar pembaca ngak Bosen
𝐀⃝🥀Ossy: terima kasih atas sarannya,🙏🏾
total 1 replies
𝙮𝙤 ʳᵃᵐᵃ꫞
awal yg menarik
ˢ⍣⃟ₛ αηтιє
di ujung jalan ini....
aku menanti mu....
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Saran Thor.. Penulisan "mamaMaria" dikasih spasi ya, tetap semangat Thor 💪💪
𝐀⃝🥀Ossy: mungkin kemarin karena buru2
total 1 replies
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Awal bab ceritanya sudah bagus : dari perkenalan karakter pemeran tokoh utama dan yang lainnya, percakapan dan paragraf. 👍👍
𝐀⃝🥀Ossy: terima kasih sudah mampir
total 1 replies
KANG SALMAN
akhirnya......
kenapa seperti ini....
🤔🤔🤔🤔
KANG SALMAN: ehm ehm
𝐀⃝🥀Ossy: hmmm🤔🤔🤔
total 10 replies
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
Horeee... tamat, motor butut nya dikemanain tuh 🤣
𝐀⃝🥀Ossy: mana ya. coba aku timbang dulu
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅: 😁😁
anteng mana sama klo lagi melek 😇
total 9 replies
IG : Chocollacious
astagaa sad ending, pagi pagi baca mengandung bawang amat😭😭 tapi gapapa makasih kak sdh bikin cerita yg selalu campur aduk perasaanku🤭
𝐀⃝🥀Ossy: sama2 maaf ya.. 🙏🙏🙏
total 1 replies
@🎻ⒻͬⒺͧⒷᷤⒷͧⓎͪ🥑⃟🎻
Duh Airin kamu kenapa. . ...
semua masalah ada penyelesaiannya
jangan berbuat konyol ..dan merugikan diri sendiri
@🎻ⒻͬⒺͧⒷᷤⒷͧⓎͪ🥑⃟🎻
Oh Dokter Bara iya kan kemauan Airin dg berjalan waktu dan kebersamaan pasti cinta Airin ke kamu tumbuh subur
karna kau siram dengan kasih sayang mu 😘😘😘😘😘
@🎻ⒻͬⒺͧⒷᷤⒷͧⓎͪ🥑⃟🎻
kenapa gak dapa hidayah itu mama
ngak ngaca apa yg menimpa diri nya 😡😡😡 masih untung selamat dari maut kecelakaan kok gak Sada mulut masih lemes aja
dasar Mak Mak komplek 😡😡😡😡
ᬊ❣️💕༄ ꋬꊰ꒐ꆰꋬ ꋬ꒒ ꋬꌦ꒤ꃳ꒐💞❣️ᬊ
nah kan bener komentar saya di bab sebelumnya,,,

pada akhirnya penderitaan Arin berakhir seiring dengan hembusan nafas nya juga ikut berakhir....

tega banget kamu thor,,,,

gak kasih kesempatan Arin buat ngerasain kebahagiaan.... 😭😭
𝐀⃝🥀Ossy: maaf ya🥺🥺🥺
total 1 replies
@🎻ⒻͬⒺͧⒷᷤⒷͧⓎͪ🥑⃟🎻
Ahkir takdir Airin memilukan
𝐀⃝🥀Ossy: itulah takdir kita tidak tau apa yang akan terjadi
total 1 replies
@🎻ⒻͬⒺͧⒷᷤⒷͧⓎͪ🥑⃟🎻
😭😭😭😭😭 maaf kan Aku Author baca nya loncat penasaran dg Airin
kenapa harus meninggalkan
kisah Airin sangat nyenyak didada. rasa rasa nya. jarang ke bahagian menghampiri nya
takdir Airin memilukan.
terus kapan pertemuan di ujung jalan nya 🤗🙏🥰 apa bertemu dokter bara di jembatan siritolmustakim 😭😭😭😭
𝐀⃝🥀Ossy: jgn bikin sedih deh.. aku nulis aja sambil nangis 🤭🤭🤣🤣
total 1 replies
ICʝιвяιℓ ємєяѕση_ADINDA💐
trimakasih Ossy atas novel di ujung jalan ini, di tunggu karya selanjutnya yg lebih seru lagi semangat terus onel 🍅🥰🥰😘
ICʝιвяιℓ ємєяѕση_ADINDA💐: Sama-sama Ossy, sukses terus ya, jan lama2 novel terbarunya
𝐀⃝🥀Ossy: terima kasih Dinda atas semua dukungan nya😘😘😘
total 2 replies
ICʝιвяιℓ ємєяѕση_ADINDA💐
bener2 tamat ini Ossy, dan Arin pergi untuk menghadap pada sang pemilik hidupnya. ya Allah Ossy endingnya sedih banget dan gk nyangka Arin yg akan meninggal
𝐀⃝🥀Ossy: masih ada extra chapter nya ditunggu ya
total 1 replies
🍁𝐘𝐖❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
Pada akhirnya, Hanya Kehendak Tuhan yang jadi 👍👍👍
🍁𝐘𝐖❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ: Ok, De ❤🤗😘 ... 🥳🥳🥳
𝐀⃝🥀Ossy: sip deh 🤭🤭😘😘
total 6 replies
ICʝιвяιℓ ємєяѕση_ADINDA💐
kenapa arin banyak mengalami musibah
𝐀⃝🥀Ossy: itulah kehidupan kita tidak tahu apa yg terjadi di depan kita
total 1 replies
ICʝιвяιℓ ємєяѕση_ADINDA💐
jangan bilang jika Arin nantinya lumpuh,, oh tidak ossy jangan sekejam itu pada arin
𝐀⃝🥀Ossy: yups Betul 🥺🥺
ICʝιвяιℓ ємєяѕση_ADINDA💐: hohoho, ossy lagi pada mode gk baik hati
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!