Gadis Virgin Milik CEO.

Satu Minggu setelah kejadian malam itu keluarga Jessy dan Daffin pun sama-sama memutuskan untuk menikahkannya anak nya, karena saat ini itu adalan pilihan yang terbaik.

Dan Dad James hilang respect pada Daffin karena sikap Daffin yang seolah-olah menyembunyikan keburukan nya.

Pernikahan Jessy hanya dilakukan secara tertutup dan di malam hari, itu adalah permintaan keduanya karena keduanya tidak mau aib nya menyebar kemana-mana.

"Mom ayo pulang" kata Dad James tanpa berniat menyapa atau mengobrol dengan keluarga Dad Darrel.

"Sebentar Dad, Mommy dan Salsa belum__" ucap Mom Yerin terhenti karena suara tinggi suaminya.

"Cepat masuk mobil!" tegas Dad James dengan tatapan tajam nya.

Dengan berat hati Mom Yerin pun mengajak Salsa pergi, keduanya tidak bisa berpamitan dengan Jessy karena sejak satu Minggu yang lalu Dad James memang terus marah-marah.

Setelah kepulangan keluarga nya Jessy baru keluar dari kamar, tadi dia memang mengganti pakaian nya dulu karena merasa risih memakai pakaian nya yang tadi.

"Mom, keluarga ku mana?" tanya Jessy tidak melihat Mommy nya.

Mom Tara melirik menantu nya, dia menarik Jessy untuk duduk di samping nya.

"Daddy dan Mommy kamu sudah pulang pun dengan Salsa, tadi mereka terburu-buru mungkin ada urusan lagi, tapi mereka menitipkan kamu sama Mom kok." bohong Mom Tara.

Jessy diam dia tahu kemarahan Daddy nya masih menguasai pikiran Daddy nya, Jessy memang bersalah dan dia menyesal telah melakukan kesalahan besar ini.

"Emm Daff, ambilkan piring dan makanan untuk istrimu sayang" titah Mom Tara.

Daffin yang sedang mengobrol dengan Dad Darrel seketika berdiri, dia mengambilkan apa yang di mintai Mommy nya.

"Ini, lauk nya ini dan ini" Daffin melakukan acting nya yang sangat bagus.

Jessy melihat nasi itu, tiba-tiba dia merasa mencium bau yang tidak sedap, membuat Jessy malah menjauhkan piring itu.

"Kenapa?" tanya Mom Tara.

"Bau Mom" kata Jessy sambil menutup hidung nya.

"Bau? kau pikir ini makanan sampah hah! dasar wanita jal__" ucap Daffin terhenti karena suara Dad Darrel.

"Daffin Putra Chris!"

"Dia memang harus di perlakukan seperti itu Dad, kalian telah tertipu dengan sikap manisnya!" tegas Daffin.

Plakkk !

Suara tamparan mendarat di pipi Daffin, dan itu berasal dari Mom Tara.

"Jaga bicaramu! kau pikir kau orang suci? orang baik tidak akan melakukan kelakuan buruk sebelum dia menikah, dan kau? Cih.. Mommy benar-benar kecewa pada mu!" kesal Mom Tara sambil menatap tajam putra nya.

Dan ucapan Mom Tara menyisakan bekas luka di hati Daffin, dimana Mommy nya terang-terangan membela Jessy bahkan sampai menampar nya.

Tanpa mengatakan apapun Daffin pergi ke kamar nya, dia merasa Jessy telah mencoba mengambil hati Mommy dan Daddy nya hingga membuat orang tua nya marah pada nya.

Akan ku pastikan kau hidup dalam neraka yang kau ciptakan Jessy, dasar wanita pembohong. batin Daffin yang melihat Jessy di peluk Mom Tara.

"Maaf Mom, aku membuat suasana di rumah ini menjadi tak harmonis lagi" ucap Jessy merasa malu.

"No sayang, yang harus nya minta maaf itu kami, maafkan anak Mommy yang telah membuat hati mu terluka, Mommy tahu seperti apa sakit nya di abaikan, jangan khawatir Mom tidak akan membuat kamu menjadi korban Daffin, Mom janji" kata Mom Tara masih memeluk Jessy.

Kejadian ini mengingatkan nya pada dua wanita tegar yang dia kenal, Kakak kandung nya dan kakak ipar nya, masa lalu keduanya terlalu suram untuk di ceritakan tapi Mom Tara akan berusaha agar Jessy tak mengalami hari-hari yang memilukan seperti kedua kakak nya.

Setelah selesai makan mie instan Jessy pun langsung kembali ke kamar, sebenarnya Jessy tak masalah jika Daffin sekalipun tak menerima nya karena yang Jessy inginkan saat ini hanyalah pengakuan untuk anak nya.

"Kau bersama ibu yang kuat sayang, percayalah kita tak akan mudah di tindas" ucap Jessy pelan.

Jessy pun masuk ke kamar nya, saat masuk ke kamar Jessy langsung melihat Daffin yang sedang duduk di atas ranjang dengan tatapan yang sangat tajam.

"Kau mengantarkan tubuh mu lagi?" Daffin menaikan sebelah alisnya ke atas.

"Astaga aku lupa kalau pria di depan ku itu pria cab*l yang mes*m , ahk iya itu kau kan" Jessy melirik Daffin dengan tatapan malas nya.

Dengan langkah yang mencoba untuk mengusir rasa takut nya Jessy perlahan-lahan mendudukkan bokong nya di tempat tidur, dan di lanjut dengan merebahkan tubuhnya di samping Daffin.

Daffin melihat itu dan dia sama sekali tidak tertarik pada Jessy, sekalipun saat ini dia tau Jessy tak memakai bra karena Daffin melihat bra Jessy di lantai.

Dan kenapa Daffin tidak menyuruh Jessy tidur di lantai ataupun sofa itu karena dia tau Jessy sedang hamil, ya sebenci-benci nya diri nya pada Jessy dia juga masih punya rasa empati meski hanya sedikit.

Tidur Jess, dia bukan yang kau harapkan harusnya kau tidur bersama pria tampan bukan pria tua Bangka ini. batin Jessy menggerutu dalam hati.

🌹

Jangan lupa like coment and Vote ya kak ♥️🤗🙏