Seorang tuan muda pewaris keluarga kaya raya yang menghilang akibat kecelakaan yang dialamainya. Dikabarkan meninggal namun keluarganya tidak percaya karena mayatnya tidak ditemukan. Dan seorang Nenek tua bersama seorang cucu perempuannya menyelamatkan sang tuan muda dalam keadaan hidup walau terluka sangat parah. Sang tuan muda hidup kembali dengan identitas baru karena ditemukan dalam ke adaan hilang ingatan dan cacat pada wajah serta kakinya. Namun naas sang tuan muda di fitnah sehingga harus menikahi cucu sang nenek. Disaat cinta kian tumbuh dihati mereka, sang tuan muda ditemukan kembali oleh orang-orang kepercayaan Keluarganya dan dibawa paksa kembali ke tengah keluarganya. Bagaimanakah kisah sang tuan muda dengan status barunya? Dan bagaimanakah nasib cucu perempuan nenek sang penolong? Akankah cinta mempertemukan mereka kembali?
Inilah kisahnya 👍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Guspitria Kamal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29 Petaka Ayam Betutu
Tepat jam 6 sore Danu telah sampai di apartemennya. Saat melangkah masuk, Danu langsung bingung karena apartemennya terlihat sedikit gelap. Hanya cahaya lembayung senja yang menerangi dari balik jendela kaca yang tirainya masih terbuka lebar.
'' Kenapa lampunya belum dinyalain ya?'' Gumam Danu yang kemudian meraba pematik lampu. Seketika aura kehidupan langsung muncul setelah lampu menyala menerangi apartemen mewah Danu.
'' Sayaaang..., Maylov kamu di mana?'' Danu meletakan pesanan Mayang di atas meja makan dan langsung menuju kamarnya
Ceklek..
Mata Danu langsung menangkap sesosok wanita yang tengah terbaring di atas ranjang dengan ditemani cahaya redup dari lampu tidur yang menyala.
'' Sayaang, kecapean yah?'' Danu mengusap lembut kepala Mayang dan memberi kecupan di sana. Dengan pelan Mayang mendorong dada Danu dan kemudian Mayang duduk bersandar dikepala tempat tidur.
'' Ayo makan ayam betutunya, Mas siapkan sekarang yah.'' Saat Danu hendak turun dari tempat tidur, gerakannya terhenti saat mendengar ucapan Mayang.
'' Aku lagi ga lapar Mas, nanti saja.''
'' Loh kok gitu sayang, kamu harus makan. Dari siang kamu belum Makan, cobain dikit aja yah...''
'' Nanti aja Mas, aku ga lapar.'' Jawab Mayang sambil menundukan kepalanya. Tanpa bertanya Danu sudah paham dengan sikap istrinya itu.
'' Katakan, apa yang membuat bidari surga Mas jadi hilang selera makan?'' Tanya Danu dengan mengangkat dagu Mayang dengan tanganya.
'' Siapa wanita yang bersamamu di Bali tadi Mas?''
Degg...
Seketika mata Danu membulat, dan jantungnya terpompa begitu cepat. Keringat dingin mulai bercucuran di keningnya. Namun dia tetap berusaha tenang karena dia yakin tidak berbuat salah.
'' O tadi itu Mas ketemu sama temen lama, namanya Yuki. Kebetulan dia juga lagi makan sama temennya di resto yang sama tempat Mas beli ayam betutu buat kamu sayang.'' Jelas Danu yang begitu gugup melihat mata tajam Mayang yang seperti mata panah yang siap menembus dadanya.
Tanpa bertanya lagi, Mayang menyodorkan ponselnya pada Danu.'' Jadi itu gayanya kalo temen ketemu temen hah!!''
Mata Danu langsung melotot saat melihat foto-fotonya dengan Yuki yang terlihat sangat mesra. Mulai dari mencium pipi, berpelukan, tertawa bersama bahkan terlihat Danu memeluk mesra Yuki dalam pangkuannya. Dan Yuki juga seperti bergelayut manja dalam dekapan Danu. Siapapun yang melihat akan memprediksikan hal yang sama dengan Mayang.
'' Tega kamu Mas, kamu khianati pernikahan kita.' Ucapan Mayang tercekat menahan sesak di dadanya.
'' Aku memang bodoh.'' Mayang tersenyum kecut, Danu menggeleng dan meraih tangan Mayang. Namun dengan cepat Mayang tepis.
'' Aku bodoh...sok merasa dicintai oleh mu. Merasa begitu berharga untukmu, merasa menjadi penyempurna hidupmu. Tapi aku lupa, perbedaan kita yang terlalu jauh.'' Luruh sudah air mata Mayang yang sudah berusaha ditahannya agar tidak jatuh, namun apa daya luka yang dirasakannya begitu perih.
'' Ga sayang, Mas ga pernah menghianati kamu. Mas bisa jelaskan.''
'' Maaf, saat ini aku ingin sendiri. Ijinkan aku sendiri, atau aku yang keluar.'' Nada suara Mayang terdengar penuh penekanan.
'' Baik, Mas akan keluar. Istirahatlah, Mas akan buktikan kamu adalah satu-satunya milik Mas yang paling berharga.''
Cup, mata Mayang terpejam saat Danu mengecup lembut keningnya. Air matanya kembali menetes, bahkan kini dengan isakan yang memilukan saat Danu sudah keluar dan menutup pintu kamar. Perasaan Mayang begitu hancur, saat kok suami yang begitu dicintainya bermesraan dengan wanita lain. Jujur saat ini Mayang mesarasakan sakit yang begitu dalam, kepercayaannya dibalas dengan pengkhianatan.
'' Kenapa Mas, kenapa kamu lakuin ini sama aku hiks..hiks... Jika memang kamu tidak menginginkan aku lagi, kenapa kamu membawaku hadir kembali dalam hidupmu hiks..hiks....'' Mayang menangis sejadi-jadinya. Entah mengapa ini jauh lebih menyakitkan dari apa yang Viona lakukan padanya.
'' Apa karena janin dalam perut ini Mas? Apa hanya karena ini? Hiks...hiks.. Aku benci sama kamu Mas, aku benciiii.....''
Semalaman dihabiskan Mayang dengan menangis, entah jam berapa baru matanya benar-benar terpejam. Ketika bangun pagi matanya begitu susah untuk dibuka. Bagaimana tidak, matanya benar-benar bengkak dan wajahnya sembab akibat menangis.
'' Aduuuh, kenapa kepalaku pusing banget sih?'' Mayang mulai berusaha untuk duduk dan memegangi kepalanya yang terasa berat.
Berlahan Mayang turun dari tempat tidur, dia melangkah menuju kamar mandi. Mengingat matahari sepertinya sudah mulai meninggi, dipercepatnya ritual kamar mandinya karena cacing dalam perutnya juga sudah meronta minta diberi makan.
Setelah selesai berpakaian, Mayang langsung menuju dapur karena di dinding penunjuk waktu telah menunjukan pukul 9 pagi.
'' Mas Rangga pasti sudah berangkat.'' Gumam Mayang saat berjalan.
Namun prediksi Mayang salah, di meja makan terlihat Danu tengah menyiapkan makanan salah satunya ayam betutu yang sudah Danu panaskan terlebih dahulu.
'' Sayaaaang, sini sarapan dulu. Ini Mas sudah masak nasi goreng alakadar sama nih ayam betutu yang sudah Mas panaskan.'' Ujar Danu sambil menarik tangan Mayang dan mendudukannya di kursi.
'' Tidak perlu repot-repot, aku bisa sendiri.'' Ketus Mayang.
'' Ga repot kok sayang, lagian Mas juga ngantornya nanti siang.'' Sahut Danu dengan senyum sambil mengisi piring Mayang dengan nasi goreng serta paha ayam betutu dan meletakannya di depan Mayang.
Mayang hanya diam, dia malas untuk bicara banyak. Entah mengapa perasaannya masih belum membaik, apalagi melihat Danu yang malah tidak membahas sama sekali tentang tragedi ayam betutu itu.
Sejak selesai sarapan hingga Danu berangkat ke kantor, Mayang masih betah dengan berbaring di kamarnya. Rasa malas untuk bergerak semakin membuatnya matanya kembali mengantuk. Akhirnya Mayang kembali ke alam mimpi. Mayang tidur dengan wajah yang sembat, karena sebelum tertidur Mayang masih menangisi kekecewaannya terhadap Danu.
Tepat pukul dua siang Mayang kembali terbangun, segera dia mandi dan melakukan kewajibannya sebagai muslim. Mayang sadar, meski dia kadang lalai namun dengan keyakinan dihatinya dia mengaharp sang Maha Kuasa memberi jalan yang terbaik bagi rumah tangganya.
Saat akan melipat mukenanya ponsel Mayang berdering, terlihat nama Imah pada layar ponselnya.
'' Ya halo Mah.''
''________________.''
'' Alhamdulillah baik, kamu lagi dimana Mah?''
''________________.''
'' Kamu pasti lagi sibuk ya. Aku mau ketemu sama kamu Mah, nanti pulang kantor kita ketemu di taman kota deket kantor ya. Ada yang mau aku ceritain.''
''_____________.''
'' Ok, nanti aku langsung tunggu di sana ya. Chat aja nanti Mah.''
''___________.''
'' Ok, daah.'' Mayang kemudian meletakan ponselnya kembali.
Perutnya kembali terasa lapar. Entah mengapa sejak kandungan menginjak usia tujuh bulan, nafsu makannya semakin meningkat. Apalagi dia tidak mengalami muntah-muntah seperti kebanyakan Ibu hamil.
Satu piring nasi nasi putih dengan telor dadar super pedar telah habis disantapnya. Kini Imah tengah duduk di sofa sembari menonton tv. Tiba-tiba ponselnya bergetar, sebuah chat masuk dari nomor yang baru lagi.
'' Kamu pikir suamimu sebaik yang kamu lihat. Jangan pernah percaya karena kamu hanya mengenal sebagian kecil dari kehidupannya. Lihatlah nanti, kejutan apalagi yang akan kamu ketahui.'' Mayang membaca dengan teliti apa maksud dari isi chat yang diterimanya dari momor yang tidak dikenal itu.
'' Apa maksudnya ini? Apa sebenarnya tujuan orang ini? Apa dia pikir aku sebodoh itu, mari kita lihat permainan apa yang akan kamu lakukan.'' Gumam Mayang menatap lekat layar ponselnya.
Sesuai janjinya dengan Imah, sekarang Mayang telah berada di taman kota tempat mereka akan bertemu. Mayang duduk sendiri kursi panjang yang tersedia di sana. Suasana taman lumayan ramai karena memang kebanyakan anak-anak akan bermain di taman di waktu sore.
Saat Mayang tengah duduk memperhatikan beberapa anak-anak bermain, perasaan Mayang terasa aneh seperti ada seseorang yang tengah memeperhatikannya. Mayang mulai merasa tidak nyaman, terlebih lagi Imah tak kunjung datang. Hampir satu jam lebih Mayang menunggu, namun Imah tak muncul-muncul.
Kegelisahan Mayang makin bertambah saat taman mulai sepi, trauma akan kejadian penculikan yang pernah menimpanya kembali terasa. Ketakutan semakin membuat Mayang merinding, apalagi dia merasakan ada seseorang di belakangnya yang seperti makin mendekat. Makin lama Mayang bertambah takut. Saat Mayang akan berdiri, tiba-tiba sebuah tangan menyentuh bahunya.
'' Aaaaaaa...'' Mayang berteriak dan melangkah hendak berlari.