"Plak!!!",Sebuah tamparan keras mendarat dipipi Arya,membuat Arya marah.
"Kau!!".
"Tega kamu mas membawa perempuan lain kerumah bahkan bercinta diatas ranjang kita,apa kau semiskin itu sampai tidak bisa menyewa kamar hotel untuk melampiaskan hasrat bejadmu!!!",teriak Hanum marah.
"Dia akan menjadi nyonya Wiguna yang baru menggantikan dirimu!",teriak Arya.
"Apa,kenapa apa salahku!!!".
"Salahmu karena kau mandul,sedangkan dia sekarang sedang mengandung anakku!.
Tujuh tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk membina sebuah rumah tangga,tapi semua hancur dengan datangnya perempuan lain dikehidupan mereka.
Dengan hati hancur dan sakit hati Hanum memutuskan memilih bercerai dengan Arya dan mencoba kembali kedunia modeling dan memilih menjadi model majalah dewasa.
Tapi ditengah perjalanan balas dendamnya muncul Dom Alexander pria yang lebih segala galanya dari Arya yang tertarik dengan pesona seorang Hanum.
Ikuti kisah perjalanan hubungan mereka.
Happy reading😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29.Stempel Dom.
Dom memutar tubuh Hanum menghadap kearahnya dan meletakkan kedua tangannya melingkari pinggang Hanum erat.
"Dom lepaskan apa yang akan kau lakukan,"ucap Hanum berusaha meronta dari pelukan Dom.
"Kau benar benar seperti burung kenari",ucap Dom.
"Aku tidak..",belum selesai Hanum mengatakan apa yang ingin diucapkannya Dom sudah lebih dulu membungkam mulut Hanum dengan ciumannya membuat suara Hanum langsung tertelan ditenggorokan.
Dengan lihai Dom mulai menjelajah setiap inci mulut Hanum,membuat Hanum langsung terlena oleh ciuman yang dilakukan Dom padanya.
Hanum mengeluarkan erangannya saat merasakan lidah Dom mulai menyelusup kedalam mulutnya membelit dan mengabsen setiap deretan giginya dengan lihai membuatnya menginginkan lebih,tapi tiba tiba Dom melepaskan ciuman panasnya,membuat Hanum tanpa sadar mengeluarkan erangan protes karena Dom melepaskan pagutan bibirnya.
"Kenapa?",tanya Hanum dengan nafas terengah engah menatap Dom.
Dom menyentuh bibir Hanum yang sedikit bengkak akibat ciuman yang mereka lakukan barusan.
"Untuk sekarang cukup itu saja stempelku,lain kali kuberikan lebih",ucap Dom dengan mengangkat sebelah alisnya.
"Kau...kau sengaja melakukannya menyebalkan!",ucap Hanum lalu turun dari pangkuan Dom.
Dom membiarkan Hanum turun kemudian dia juga ikut berdiri sambil membetulkan bajunya yang sedikit kusut akibat tangan Hanum.
"Jadilah istri yang baik aku akan pergi dulu sekarang",ucap Dom dengan mengecup lembut puncak kepala Hanum,membuat protes yang hampir keluar dari mulut Hanum langsung sirna.
Hanum memandang Dom yang berjalan keluar dari ruang istirahat itu,tapi sebelum Dom sampai dipintu tiba tiba Hanum memanggilnya.
"Dom tunggu!",mendengar panggilan Hanum Dom langsung berhenti.
Hanum mengambil tangan Dom dan langsung mengecupnya lembut.
"Sampai jumpa suamiku",bisiknya ditelinga Dom yang membuat Dom langsung tersenyum padanya dan mengangguk.
****
Hanum masih duduk didepan cermin rias diruang ganti sambil senyum senyum sendiri,tangannya menyentuh bibir yang baru beberapa saat tadi dicium Dom rasanya masih terasa saat bibir sexy Dom menempel disana,sampai dia tidak melihat Wendy sudah berada dibelakangnya dan memperhatikan apa yang dilakukan Hanum.
"Hanum...",panggil Wendy tapi Hanum seolah tidak mendengar suara Wendy, pikirannya saat ini terlalu penuh oleh bayangan Dom bahkan dia seolah bisa melihat Dom dengan tubuh liat indahnya tadi malam saat...Hanum tidak sanggup lagi membayangkan saat bayangannya sampai kebagian bawah tubuh Dom,dia langsung menangkupkan kedua tangannya kewajahnya karena merasa malu sendiri saat bayangan itu muncul secara tiba tiba.
"Hanum!!!".
Seketika Hanum terloncat dari duduknya karena mendengar Wendy berteriak padanya.
"Wendy apa yang kau lakukan,kau ingin membunuhku dengan membuatku mati kena serangan jantung",gerutu Hanum marah.
Bukannya mendengarkan apa yang dikatakan Hanum,Wendy malah memutar kursi rias itu agar menghadap kearahnya.
"Ada apa denganmu apa kamu baik baik saja?",tanya Wendy terdengar khawatir.
"Kenapa aku baik baik saja,apa ada yang terjadi tanpa sepengetahuanku?",tanya Hanum menatap kearah Wendy.
"Syukurlah kupikir kau sedang menangis tadi karena aku melihatmu menutup wajah seperti sedang bersedih".
"Oh..i..tu karena..",Hanum tidak tau bagaimana menjelaskannya pada Wendy bahwa dia tadi sedang membayangkan tubuh liat Dom yang dilihatnya tadi malam.
Tapi tiba tiba perhatian Wendy tertuju pada bibir bawah Hanum yang terlihat lebih bengkak dari biasanya.
"Ada apa dengan bibir bawahmu apakah ada sesuatu yang menggigitnya",tanya Wendy khawatir.
"Bu..bukan...ini..karena..ciuman",jawab Hanum pelan.
"Apa!!!,ciuman dengan siapa,kapan,dimana...apakah dengan pria yang berkencan denganmu tadi malam?",tanya Wendy tiba tiba ingat apa yang dikatakan Hanum kemarin.
Dengan lemah Hanum mengangguk paling tidak dia tidak perlu mengatakan bahwa itu akibat ciuman yang barusan dilakukannya dengan Dom meskipun masih pria yang sama tapi waktunya yang berbeda,jadi dia tidak perlu repot menjelaskannya sekarang pada Wendy.
Mendengar itu tiba tiba Wendy memeriksa bagian leher dan dada Hanum membuat Hanum terkejut.
"Apa yang kau lakukan Wendy kau ingin melecehkanku?",tanya Hanum ngeri.
"Bukan aku hanya ingin memeriksa sudah sejauh mana hubungan kalian selain kiss di bibir itu,tapi ternyata tubuhmu bersih tidak ada stempel cinta sama sekali,sebenarnya laki laki macam apa yang bisa menahan diri hanya mencium bibirmu saja tanpa melakukan yang lain pada tubuh indahmu".
Mendengar itu Hanum langsung memukul pundak Wendy,"Kau gila kau pikir aku semurah itu,sampai mau disentuh sembarang laki-laki".
"Bukan kau tapi laki laki yang bersamamu yang membuatku salut,dia sungguh luar biasa karena bisa menahan diri hanya sebatas mencium bibirmu saja,padahal kau baca semua komentar para laki-laki yang melihat pose pose sexymu begitu vulgar seolah mereka akan langsung menelanmu saat bertemu denganmu".
"Dia bukan salah satu dari mereka tentu saja dia berbeda",ucap Hanum dengan kembali menyentuh bibirnya yang masih terasa sentuhan Dom disana.
"Apa benar lalu siapa dia apakah mantan pacarmu dulu sebelum kamu menikah dengan Arya,karena itu dia masih lugu belum berpengalaman?",tanya Wendy penasaran.
"Sudahlah kami baru mulai berkencan aku khawatir kalau aku mengatakannya padamu besok dia akan langsung kabur karena melihatmu".
"Baiklah tapi ingat kau harus mengatakannya nanti padaku karena aku pasti akan mendukungmu kalau kau ingin bahagia".
Mendengar itu Hanum merasa sedikit bersalah pada Wendy, tapi dia tau sekarang belum saatnya dia mengatakan tentang hubungannya dengan Dom yang dia sendiri tidak tau apa namanya ini.
"Terimakasih karena selalu mendukungku kamu sahabat terbaikku",ucap Hanum lalu memeluk Wendy erat.
"Tunggu dulu aku sampai melupakan sesuatu,aku tadi menemuimu karena ingin memberikan ini padamu",ucap Wendy sambil menyerahkan undangan berwarna biru gold pad Hanum.
"Apa ini tanya Hanum mengambil amplop undangan dari tangan Wendy.
"Perang lagi",ucap Wendy.
Hanum mengerutkan keningnya mendengar apa yang dikatakan Wendy karena tidak mengerti.
"Bukalah".
Hanum menuruti perintah Wendy membuka amplop undangan cantik itu dan melihat dari mana undangan itu berasal,saat membaca nama mantan suaminya dan perempuan menyebalkan itu,Hanum langsung mengeluh.
"Oh Tuhan...kau buang undangan sampah ini Wendy,membuat moodku jadi memburuk melihat nama mereka hari ini".
"Kau yakin ingin membuangnya,tidak ingin datang kepesta mereka?",tanya Wendy.
"Hemmm,mereka bukan siapa siapaku untuk apa aku datang,mereka pikir aku tidak tau untuk apa mereka mengundangku kesana".
"Tapi Hanum kau yakin tidak ingin datang kepesta itu bersama pacar barumu untuk membuktikan bahwa kamu sudah moveon dari mantan suamimu itu".
"Tidak, aku bilang tidak maka tetap tidak,aku tidak akan datang dengan alasan apapun karena aku tidak perlu membuktikan apapun pada orang orang yang hanya akan terus memandang sebelah mata padaku hidupku baik baik saja tanpa mereka dan aku tidak perduli pada apa yang terjadi dilingkungan mereka tanpa aku,berhenti mencoba membuktikan pada orang yang selalu menilai negatif pada kita mulai sekarang,aku kamu dan dia kita berbeda maka terima itu".
capek deh
nama mirip2 jadi lupa
berantem terus