"Kamu hamil anak saya kan?" Dengan suara dingin Kendra berbicara kepada seorang gadis yang sedang berusaha memuntahkan sesuatu dari perutnya.
Mendengar suara yang sangat dia hindari, gadis bernama Aleera Qiara Sabrina itu langsung terdiam di tempatnya.
"Maksud Pak Al apa? Saya hanya sedang masuk angin saja." Jawab Aleera tegas.
Kendra tersenyum simpul.
"Baik, kalau begitu ayo kita periksakan ke rumah sakit."
Seketika Aleera memucat. Apakah kesalahan satu malam antara dirinya dengan Kendra yang merupakan kakak dari Sandra (Sahabatnya) dan juga Dosen di tempatnya kuliah akan membuat Aleera terikat dalam sebuah hubungan dengan laki-laki dingin itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Dwi Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Positif Hamil
Pagi ini begitu Aleera bangun tidur dia langsung ke kamar mandi untuk melakukan pengetesan dengan alat yang sudah di belinya kemarin. Ya, Aleera akan mengetes apakah dirinya hamil atau tidak.
Aleera mengikuti setiap step demi step sesuai dengan intruksi. Jantungnya saat ini berdetak dengan begitu cepat. Aleera benar-benar takut kalau dia benar-benar hamil saat ini.
5 menit sudah berlalu…
10 menit juga berlalu….
Aleera memberanikan diri untuk melihat ke tiga hasil tespactnya.
“.…..”
Aleera langsung terduduk lemas di lantai kamar mandi.
Ke tiga hasil tespactnya positif, semua memperlihatkan 2 garis merah. Aleera positif hamil.
“Hiikss… hikss… sekarang aku harus gimana? Katakan aku harus bagaimana?” Ujar Aleera menangis seraya mengusap perutnya yang ternyata benar-benar sudah tumbuh anaknya disana.
Hampir 1 jam Aleera menangis di kamar mandi. Aleera benar-benar bingung, sekarang apa yang harus dia lakukan?
“Ya, aku harus jual rumah ini. Aku harus pergi dari sini.” Ujar Aleera seraya mengusap kasar wajahnya.
Aleera kembali ke kamarnya dan menidurkan dirinya di ranjang. Hari ini sepertinya Aleera tidak akan berangkat kuliah terlebih dahulu. Aleera ingin menenangkan dirinya.
Aleera terlebih dahulu mengirimkan pesan kepada Sandra kalau dia tidak berangkat kuliah karena sedang tidak enak badan. Dan seperti biasa Sandra akan langsung menelfonnya.
“Halo San…” Ujar Aleera kepada Sandra.
“Halo Ly, kamu sakit apa? Apa perlu kita ke dokter? Kayanya kamu harus periksa deh Ly, udah beberapa hari ini kamu terus mengeluh nggak enak badan. Aku temenin ke dokter ya nanti sehabis pulang kuliah.” Ujar Sandra kepada Aleera. Gadis itu begitu khawatir saat Aleera mengiriminya pesan kalau dia tidak berangkat kuliah karena sakit.
“Aku nggak papa San cuma butuh istirahat aja, kamu nggak usah khawatir. Nanti kalau memang sakit aku tambah nanti aku kabarin kamu.” Ujar Aleera menenangkan Sandra.
“Beneran ya, kabarin aku kalau ada apa-apa. Btw kamu udah sarapan belum? Biar aku pesenin kamu makanan atau aku kirimin dari rumah.” Ujar Sandra kepada Aleera.
Ya, Sandra memang sebaik itu. Dan Aleera sangat takut dia akan membuat sahabatnya itu kecewa.
“Udah San, aku tadi beli bubur ayam yang keliling di komplek.” Jawab Aleera berbohong. “Kamu semangat kuliahnya, nanti kalau ada tugas jangan lupa kasih tau aku.” Ujar Aleera mengalihkan pembicaraan.
“Iya iya, nanti aku kasih tau kamu kalau ada tugas. Udah sana istirahat aja biar cepet sembuh. Udah minum obat kan?” Tanya Sandra kepada Aleera.
“Iya udah minum obat kok.” Lagi-lagi Aleera membohongi Sandra.
“Ya udah kalau gitu aku tutup dulu ya, aku mau siap-siap berangkat ke kampus.” Ujar Sandra mengakhiri panggilan telefonnya dengan Aleera.
Begitu panggilan di akhiri lagi-lagi air mata Aleera menetes.
“Maafin aku San, aku udah ngecewain kamu.” Bisik Aleera lirih.
Aleera kembali menatap perutnya.
“Ini semua bukan salah kamu nak. Meskipun kamu datang di waktu yang tidak tepat tapi Mama akan tetap mempertahankan kamu. Sehat-sehat didalam sana ya sayang.” Ujar Aleera seraya mengusap perut ratanya.
Aleera berniat untuk memeriksakan kandungannya, tapi sepertinya tidak sekarang. Nanti disaat kondisi mentalnya lebih stabil.
“Sudah jam 8, sepertinya kita harus sarapan nak. Mama nggak mau kalau kamu sampai kelaperan dan sakit.” Ujar Aleera kepada janin di perutnya.
Aleera beranjak ke dapur, dia akan memasak nasi dan memasak ayam yang hanya tinggal di goreng saja.
Sembari menunggu nasi matang, Aleera duduk di meja makan sembari melamun. Sebuah kegiatan yang baru-baru ini menjadi kebiasaan dirinya sejak kejadian itu.
Klik…
Terdengar suara magicom yang menandakan kalau nasi sudah matang. Laras beranjak dari kursinya untuk mengambil nasi. Tapi baru saja Laras membuka magicom dan menghirup aroma nasi, tiba-tiba saja perutya terasa mual. Dengan cepat Aleera berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan sesuatu di perutnya yang bahkan masih kosong sejak semalam.
Huekk…. huekkk…
Aleera terduduk di lantai kamar mandi.
“Kamu kenapa sayang? Nggak suka sama nasi?” Tanya Aleera seraya mengusap perutnya. Padahal kemarin Aleera masih bisa makan nasi dan tidak merasakan apapun. Setelah dirasa perutnya sudah membaik dan rasa mualnya hilang, Aleera beranjak keluar dari kamar mandi.
Aleera memutuskan untuk memakan ayam gorengnya tanpa nasi. Dari pada perutnya mual lagi lebih baik seperti itu. Dan karena Aleera belum beli susu hamil jadi dia memutuskan untuk meminum susu putih biasa. Setidaknya dengan ini perutnya jadi terisi.
Pagi ini Sandra hanya sarapan berdua dengan Kendra di temani Bunda Sya. Pasalnya Ayah Radit dan Rendra sudah berangkat lebih dulu. Dan karena jadwal Sandra dan Kendra agak lebih siang jadi mereka sarapan agak telat juga.
“Aleera mau dibawain sarapan nggak dek?” Tanya Bunda Sya kepada Sandra. Biasanya begitu Sandra turun dia langsung meminta tolong Bunda Sya untuk membantunya menyiapkan bekal sarapan untuk Aleera, tapi hari ini gadis itu tidak mengatakan apapun.
Kendra yang mendengar pertanyaan sang Bunda kepada Sandra seketika mulai menajamkan telinganya untuk mendengar pembicaraan keduanya.
“Ooo iya adek lupa bilang sama Bunda. Hari ini Aleera nggak masuk kuliah, tadi adek telfon katanya nggak enak badan lagi.” Ujar Sandra seraya menggigit sandwichnya.
Bunda Sya seketika menatap Kendra, dan tatapan keduanya langsung bertemu.
“Apa Bunda kirimin makanan aja ke rumah Aleera? Takutnya dia nggak ada makanan buat sarapan. Pasti kalau harus keluar rumah juga susah kalau lagi nggak enak badan begitu.” Ujar Bunda Sya kepada Sandra.
“Ehhmm… kayanya nggak usah deh Bund, tadi Aleera bilang udah sarapan bubur ayam. Dan 2 hari yang lalu juga Aleera udah belanja mingguan sama adek. Paling nanti sepulang kuliah adek mampir ke tempat Aleera.” Jawab Sandra.
Sandra tidak menyadari kalau raut wajah Kendra saat ini sudah berubah. Entahlah apa yang sedang laki-laki itu pikirkan saat ini. Yang jelas Kendra merasa ada sesuatu yang sedang Aleera sembunyikan.
Perubahan raut wajah Kendra itu tentu saja tidak luput dari mata Bunda Sya. Saat ini ada banyak pertanyaan yang ingin wanita paruh baya itu tanyakan kepada putra sulungnya itu. Tapi tentu saja tidak bisa Bunda Sya tanyakan sekarang. Saat ini masih ada Sandra dan putri bungsunya itu belum mengetahui masalah ini sama sekali.
“Adek udah selesai sarapannya Bund, adek berangkat sekarang ya.” Ujar Sandra seraya mencium tangan dan kedua pipi Bunda Sya.
“Hati-hati ya dek…” Ujar Bunda Sya mengingatkan.
“Adek tunggu di mobil ya Bang.” Ujar Sandra kepada Kendra yang saat ini sedang meminum air putih.
Setelah Sandra keluar, Bunda Sya mendekati Kendra.
“Apa Aleera hamil Bang?” Tanya Bunda Sya dengan suara lirih.
Kendra menghela nafas pelan.
“Abang belum tau pasti Bund, tapi secepatnya Abang akan mengetahui Aleera hamil atau tidak.” Jawab Kendra.
kisah Sandra ❤️ Daven sudah ada
kisah Rendra bila thor bila nak buat kisah percintaan Rendra putera ke2 dari keluarga Santoso bersama pilihan hati nya
Alvaro Kendra(Al/Ken)❤Areel Qiara(Ly)
Aidan(Aian)
Ariel(Arie)
Arzan(Arz)
Arora(Aora)
Alvaro Kendra(Al/Ken)❤Areel Qiara(Ly)
Aidan(Aian)
Ariel(Arie)
Arzan(Arz)
Arora(Aora)