"Ma, Papa Anin masih hidup atau sudah pergi ke Sur_ga?" tanya bocah cantik bermata sayu yang kini berusia 5 tahun.
"Papa masih hidup, Nak."
"Papa tinggal di mana, Ma?"
"Papa selalu tinggal di dalam hati kita. Selamanya," jawab wanita bersurai panjang dengan warna hitam pekat, sepekat hidupnya usai pergi dari suaminya lima tahun yang lalu.
"Kenapa papa enggak mau tinggal sama kita, Ma? Apa papa gak sayang sama Anin karena cuma anak penyakitan? Jadi beban buat papa?" cecar Anindita Khalifa.
Air mata yang sejak tadi ditahan Kirana, akhirnya luruh dan membasahi pipinya. Buru-buru ia menyeka air matanya yang jatuh karena tak ingin sang putri melihat dirinya menangis.
Mendorong rasa sebah di hatinya dalam-dalam, Kirana berusaha tetap tersenyum di depan Anin.
Sekuat tenaga Kirana menahan tangisnya. Sungguh, ia tak ingin kehilangan Anin. Kirana hanya berharap sebuah keajaiban dari Tuhan agar putrinya itu sembuh dari penyakitnya.
Bagian dari Novel : Jodoh Di Tapal Batas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 - Hana Kepo
Hidup itu seperti roda berputar. Terkadang di bawah, namun tiba-tiba sudah berada di atas.
Semakin tinggi pohon, tentu anginnya akan semakin kencang.
Manusia adalah salah satu makhluk hidup di dunia ini yang sering tak puas atau selalu merasa kurang dengan kondisi hidupnya. Menjadi pribadi yang tamak alias ra_kus.
Alhasil banyak manusia yang kurang bersyukur dengan apa yang sudah didapatkannya selama ini. Walaupun hal itu tidak terjadi pada setiap insan manusia, namun dominan seperti itu.
Seperti pepatah yang sedang viral akhir-akhir ini di mana dahulu sebagai korban, kini jadi pelaku.
Hana Andini, semasa kecilnya sering merasa terhina karena asal-usulnya dan kemiskinan yang menderanya. Ia juga menjadi korban perundungan oleh teman-teman di sekolah maupun lingkungan tempat tinggalnya sebelum ia berpindah ke panti asuhan.
Hana pernah dikucilkan alias dipinggirkan oleh banyak orang di sekitarnya. Alhasil membentuk diri Hana mudah insecure karena ia merasa tak punya power atau kekuatan untuk membela dirinya.
Perkara cinta, Hana sebenarnya punya masalah yang cukup pelik dan menyakitkan ketika usia remaja yang masih duduk di bangku sekolah. Di mana hal ini tak ada yang tau, kecuali Hana dan mantan kekasihnya.
Hana merasa dibohongi, dihina dan disakiti secara batin ketika dirinya tengah kasmaran alias hatinya berbunga-bunga. Namun, berakhir seakan habis manis sepah dibuang.
Kata anak zaman now yakni bucin akut. Buta cinta.
Seperti ungkapan gaul, "Ta_i kucing rasa coklat."
Artinya, kalau cinta sudah melekat, segalanya jadi terasa manis. Bahkan apapun akan rela diberikan, dilakukan dan diupayakan semaksimal mungkin untuk orang terkasih. Sampai hal tidak enak pun bisa diterima.
Apabila bucin pada orang tepat, tentu tak ada masalah. Namun yang terjadi pada Hana justru mengalami kehancuran dan keterpurukan. Mentalnya semakin down sebagai korban.
Rangkaian masa lalunya tersebut membuat Hana merasa beruntung setelah bertemu dengan Aldo dan keluarga mertuanya yang kaya secara harta dan baik kepadanya tanpa memandang asal-usulnya maupun kecacatan fisiknya.
Terlebih Dokter Heni menjodohkannya dengan Aldo. Harapan Hana untuk hidup lebih baik tentu semakin menguat dan tak ingin melepaskan kesempatan tersebut begitu saja.
Tanpa sadar dalam diri Hana muncul perilaku dan karakter baru dari yang awalnya sebagai korban, kini menjadi pemegang kendali yang dibalut kelembutan. Terlebih ia didukung materi berlimpah dari Aldo dan keluarga mertuanya. Perlahan tapi pasti pada akhirnya membentuk jiwanya menjadi lebih serakah dan antipati pada masa lalunya yakni kemiskinan dan problem cinta.
Di masa lalu, dirinya boleh jadi korban dan kalah. Tapi jiwanya yang terluka itu membentuk doktrin kuat bahwa di masa depan dirinya harus jadi yang paling unggul dan keluar sebagai pemenangnya.
Walaupun ia harus menghalalkan segala cara sekalipun. Demi meraih obsesi dan ambisinya yang terbentuk di alam bawah sadarnya.
Hatinya mencintai Aldo dengan segala embel-embel yang melekat di pundak pria itu.
"Apa aku pergi ke sekolah saja antar bekal untuk Kenzo dan mencari tau seperti apa sih sosok Mama Anin itu?" gumam Hana. "Aku beneran kepo sama dia," sambungnya.
☘️☘️
Kirana akhirnya berhasil pergi dari apartemen Aldo menjelang pukul lima pagi tanpa suara. Aldo yang sedang tertidur pulas tak menyadari kepergian Kirana.
"Ah, Kirana. Akhirnya kamu pulang juga," ucap Mia seraya bernafas lega dengan memeluk tubuh Kirana. "Ayo masuk," imbuhnya.
Usai kabur dari apartemen Aldo, Kirana sengaja menaiki taksi dan membayar menggunakan uang dari dompet Aldo yang terpaksa diambil olehnya sebesar seratus ribu rupiah.
Akan tetapi, Kirana tak berhenti di depan gang rumahnya. Kirana sengaja berhenti di depan sebuah ruko kosong yang lokasinya sekitar satu kilometer dari tempat tinggalnya.
Kirana sengaja melakukan hal itu agar Aldo tak bisa mengetahui lokasi pasti rumahnya. Walaupun berujung Kirana harus jalan kaki dari ruko kosong tersebut hingga sampai ke kosan Mia.
Diyakini oleh Kirana jika Mia yang membawa dan mengamankan barang-barang pribadinya dari tempat karaoke seperti kunci kontrakannya yang ada di dalam tasnya.
Glukk...Glukk...Glukk...
Kirana meneguk habis segelas air putih yang disod0rkan oleh Mia.
"Kayak habis perjalanan jauh, Bu. Apa semalam kalian berdua melakukannya?" goda Mia.
"Hah, melakukan apa?" tanya Kirana dengan mi_mik wajah terkejut bercampur polos.
"Astaga, Ki. Kamu itu wanita yang sudah menikah dan punya anak, masa gak tau sih maksud aku. Hehe..." ujar Mia seraya terkekeh sendiri.
"Enggak. Maaf, otakku lagi blank. Jadi gak fokus," ujar Kirana.
"Aku mengerti," ucap Mia.
"Terus, kalian pergi ke mana semalam setelah pulang dari tempat karaoke?" tanya Mia.
"Ke apartemennya,"
"Ki, sebelumnya maaf kalau aku menyinggung perasaanmu dengan pertanyaanku atau ucapanku. Apa benar tentang kabar yang ku dengar kalau kamu itu istri kedua dari laki-laki bernama Aldo yang semalam bertengkar denganku di tempat karaoke?"
Kirana masih terdiam. Bibirnya terasa kelu dan sejujurnya ada rasa malu yang menghinggapi diri Kirana terhadap Mia.
Sebab, Mia memang dikenal wanita malam karena bekerja di tempat karaoke. Tapi sepanjang yang Kirana tau selama bertahun-tahun bertetangga dengan Mia, wanita ini tak punya pacar baik itu pria single maupun jadi simpanan pria beristri juga tidak.
Terlebih Kirana tau Mia banting tulang mencari uang di kota demi menghidupi adik-adiknya di kampung.
"Apa kamu awalnya jadi simpanan si Aldo yang sudah beristri itu, terus kalian menikah siri dan menghasilkan Anin?" tanya Mia kembali.
Bersambung...
🍁🍁🍁
siapa ya yg fitnah kirana , kasian kirana yg sabar ya ki😭
kasian bgt bumil di dorong polisi ko gitu ya
astagfirullah, cmn bisa inhale exhale
Pen jambak Aldo boleh gak sih?? Tapi takut dimarahin pak Komandan...
Do, bnr² lu yee, suami gak bertanggung jawab!!! Pantes kmrn nangis sesunggukan, merasa berdosa yak... Tanggung Jawab!!! Kudu dibwt bahagia ntu si Kirana sama anak²nya sekarang!!!
lanjutkan.....
Hamil 1 ajah berat, apalagi ini hamil kembar dah gt gak ada support system... hebat kamu Kirana, mana cobaan datang bertubi² 👍👍👍 saLut
alasanya jelas karena dia merasa kecewa karena Kirana tidak lagi bisa digunakan sebagai boneka balas dendamnya pada Aldo