Bocil dilarang keras mampir di sini. Bijaklah mencari bacaan. Dilarang komen negatif. Ini hanya sebuah cerita yang isinya hanya haluan, jadi jangan baper.
Karena pengkhianatan istrinya, Axel terluka, hingga luka itu mendarah daging. Memperegoki istrinya yang tengah bercinta dengan sahabatnya sendiri. Tak cukup sampai disitu, Hanna yang merupakan istrinya harus pergi selama-lamanya akibat perkelahian antar suami dan selingkuhannya.
Berimbas, Axel yang menjadi tersangka akan pembunuhan yang dilakukan sahabatnya sendiri. Axel mendekam selama 15 tahun di penjara. Saat terbebas, ia akan membalaskan dendamnya pada sahabat sekaligus pembunuh yang sebenarnya. Hasil dari perselingkuhan, hadirlah sosok wanita cantik yang menjadi incaran Axel untuk membalaskan dendamnya.
RANJANG PENGKHIANTAN (balas dendam)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon febyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode_29
Axel sudah sampai di Zumpango, sudah lama dirinya tak ke tempat itu. Dari kejauhan, ia dan Jose memantau risort. Cukup ramai, banyak sekali perubahan dari bangunan itu. Tanda kepemilikkan pun terlihat jelas, nama risort sudah bukan nama yang dulu ia pakai saat masih bersama Hanna.
"Apa Lory sudah memberi kabar?" tanya Axel.
"Dia ada di dalam risort," jawab Jose, "belum memberi kabar lagi karena Lory tidak bersama Leo. Pria itu sedang mengadakan rapat. Sepertinya akan meretas pengamanan kembali," jelasnya.
"Aku ingin Lory mendapatkan surat-surat penting itu, tidak peduli dia mau rapat atau memperketat keadaan." Axel melihat ponsel. "Kita cari penginapan, handpone ku mati, aku juga lelah," katanya.
"Baik." Mobil yang ditumpangi mereka pun melaju menuju penginapan yang tak jauh dari lokasi risort tersebut.
"Apa orang-orangmu masih berada di dalam sana?" tanya Axel mengenai hacker yang disuruh memata-matai Leo.
"Ya," jawab Jose.
"Jangan sampai keberadaannya diketahui oleh Leo, tidak sabar melihatnya jadi gembel lagi," ujar Axel.
* * *
Setelah rapat selesai, Leo kembali di ruangan pribadinya, tak satu orang pun yang diperbolehkan masuk tanpa seizinnya. Dan mulai sekarang, baru Lory yang ikut bersamanya ke dalam ruangan itu. Lory nampak melihat-lihat ruangan tersebut. Belum cukup lama dirinya mengenal Leo, tapi entah kenapa, pria itu begitu mahir dalam soal merayu hingga ia jatuh ke dalam pelukkan lelaki brengsek sepertinya.
Saat menyusuri pandangan, tak sengaja ia melihat foto seorang wanita. Ia pun mengambilnya dan langsung menanyakannya pada Leo.
"Foto siapa yang ada dalam bingkai ini?" Leo langsung menoleh ke arahnya, melihat sebuah bingkai yang dipegang oleh Lory.
"Dia hanya masa lalu, kalau kamu mau buang saja foto itu," jawabnya. Memang tidak pernah ada cinta, Leo tidak peduli pada wanita yang ada di gambar tersebut.
"Lumayan cantik, sayang kalau dibuang. Aku simpan di sini saja, buat pajangan. Cuma masa lalu 'kan?" Lory pun tidak peduli dan meletakkannya begitu saja.
"Kamu tidak cemburu aku masih menyimpan salah satu mantanku?" tanya Leo.
"Tidak, aku percaya padamu," jawabnya, "ngomong-ngomong, sejak kapan risort ini berdiri?" Lory mulai dengan aksinya.
"Sudah lama juga."
"Risort ini milikmu?" Lory mulai mendekat, menyentuh bahu dan merambat ke dada suaminya. Memutari tubuh lelaki itu lalu duduk di pangkuannya, melingkarkan tangan di leher Leo.
"Ya, ini milikku," jawabnya, Leo pun sama melingkarkan tangan di pinggang istrinya. Keduanya pun berciuman. Lory sengaja melakukan itu untuk membuat suaminya mau mencritakan semuanya termasuk menyimpan berkas-berkas penting.
"Aku rindu sentuhanmu, sayang," bisik Leo. Lelaki itu memperdalam ciumannya, merambat ke leher hingga ia melepaskan seutas tali yang melekat di bahu Lory. Wanita itu mengenakan baju tanpa lengan dengan model tali kecil di bahu.
Percintaan mereka dimulai, disaat itu Lory mencari kesempatan.
"Kalau risort ini milikmu, di mana kamu menyimpan berkas-berkasmu, hmm?" tanya Lory.
"Di tempat yang paling aman," jawabnya, terus menyusuri tubuh molek istrinya.
Di tempat aman? Sia-sia aku melakukan ini, berarti Leo tidak mungkin menyimpannya di sini. Lory beranjak dari pangkuan suaminya karena ponsel miliknya berdering, bersyukur bahwa ia tak harus melakukan percintaan menyebalkan itu.
"Aku angkat telepon dulu." Lory membetulkan bajunya lalu mengambil ponsel miliknya yang berada di dalam tas. "Leo, sepertinya aku harus pergi," ucapnya setelah menerima panggilan.
"Lalu, ini bagaimana?" tanyanya seraya menunjuk miliknya yang sudah menegang.
"Tapi aku harus pergi, kebetulan temanku ada di sekitar sini." Tanpa menunggu jawaban, Lory segera pergi dari ruangan itu.
Leo sedikit kecewa, tapi tak mengapa. Ia akan melakukannya nanti malam bersamanya, pikirnya. Leo pun beranjak, ia mendekat ke arah nakas yang tersimpan sebuah foto di atasnya. Ia lupa sejak kapan foto itu berada di ruangannya. Mengambil foto itu dan berniat untuk membuangnya. Ia ingin membakar foto tersebut.
Melepaskan foto dari bingkai, saat membukanya ia melihat tulisan di belakang foto tersebut.
Aku ingin kamu tahu bahwa aku mengandung anakmu.
Deg ...