NovelToon NovelToon
Lovely Lawyer

Lovely Lawyer

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir
Popularitas:74.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Elina adalah seorang pengacara muda handal. Di usianya yang terbilang masih muda, dia sudah berhasil menyelesaikan banyak kasus penting di karirnya yang baru seumur jagung.

Demi dedikasinya sebagai seorang pengacara yang membela kebenaran, tak jarang wanita itu menghadapi bahaya ketika menyingkap sebuah kasus.

Namun kehidupan percintaannya tidak berbanding lurus dengan karirnya. Wanita itu cukup sulit melabuhkan hati pada dua pria yang mendekatinya. Seorang Jaksa muda dan juga mentor sekaligus atasannya di kantor.

Siapakah yang menjadi pilihan hati Elina?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Selisih Pendapat

“Sepertinya kamu kesulitan menangani kasus ini. Aku akan mengirim seseorang untuk membantumu.”

“Siapa?”

“Gita.”

“Ngga, aku ngga mau. Abang boleh kasih siapa aja asal jangan Gita!”

“Kenapa?”

“Abang ngga usah pura-pura ngga tahu. Semua orang di kantor ini tahu bagaimana hubunganku dengan dia. Aku ngga mau.”

Gerald menarik nafas panjang. Dia memang sudah kalau hubungan Elina dan Gita ibarat Korea Selatan dan Korea Utara. Keduanya tidak pernah akur dan selalu terlibat perang dingin. Namun sebagai atasan, dia harus mengabaikan itu semua demi kepentingan perusahaan. Jika Elina kalah dari Yasa, maka firma hukum tempatnya bekerja akan terkena dampak.

“Aku janji akan memenangkan kasus ini. Aku janji, Bang. Selama ini aku ngga pernah mengecewakan Abang.”

“Aku tahu. Tapi untuk kasus kali ini, Gita harus terlibat. Kamu membutuhkan bantuannya.”

“Kenapa? Abang ngga percaya lagi padaku.”

“Ini bukan masalah kepercayaan. Ini soal strategi. Lawan mu adalah Yasa. Dia itu licik, ditambah pengacaranya, Manaf. Kamu tidak bisa menghadapinya sendirian. Kamu pelu bantuan, El.”

“Tapi kenapa harus Gita?”

“Dia lebih berpengalaman untuk kasus pelecehan seksual. Dia pasti bisa membujuk para saksi yang kamu temukan.”

“Pokoknya aku ngga mau! Abang boleh kasih siapa saja untuk membantuku, asal bukan Gita!”

Dengan kesal Elina bangun dari duduknya. Ini pertama kalinya mereka berdebat hebat. Ini pertama kalinya juga Gerald membuatnya kesal. Pria itu biasanya selalu mendengarkan masukannya. Tapi kali ini dia sangat bersikeras.

“Ini bukan permintaan. Ini perintah, El!” ujar Gerald tak kalah tegas, membuat Elina menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya.

Elina menatap Gerald dengan tajam. Kemarahan jelas tergambar di wajahnya. Sementara Gerald masih bertahan dengan sikap tenangnya. Namun aura kepemimpinannya terlihat jelas.

“Aku bukan Zahran yang selalu memenuhi keinginanmu. Kita ini berada di kantor, dan aku harap kamu bisa bersikap professional. Dewasalah!”

“Aku selalu bersikap professional.”

“Kalau begitu buktikan lagi. Bekerja samalah dengan Gita! Aku tidak peduli masalah mu dengannya. Kalian adalah pengacara, berada di kantor hukum yang sama, jadi bersikap professional lah. Kamu dan Gita akan menangani kasus ini mulai sekarang. Kembali ke ruangan mu!”

“Bagaimana kalau aku menolak?”

“Maka aku akan mengalihkan kasus ini pada orang yang mau mendengarkan perintahku!” tegas Gerald.

“Maksud Abang, akan mengalihkan kasus ini pada Gita? Aku tidak setuju! Aku yang mengerjakan kasus ini dari awal. Aku yang menemukan para saksi, aku!!”

“Aku tidak memintamu menyerahkan kasusmu pada Gita. Aku hanya ingin kamu bekerja sama dengannya. Aku kasih kamu kesempatan untuk berpikir. Sebelum jam kantor usai, kamu harus memberikan keputusanmu. Lanjut menangani kasus bersama Gita, atau aku alihkan kasus ini pada yang lain. Keluarlah! Aku masih banyak pekerjaan.”

Untuk sejenak Elina masih bertahan di tempatnya. Matanya terus memandangi Gerald dengan tajam. Namun pria itu sama sekali tidak peduli. Gerald langsung tenggelam dalam pekerjaannya. Sambil menghentakkan kaki, Elina keluar dari ruangan sang atasan.

Dengan kesal Elina menghempaskan tubuhnya di kursi. Membayangkan bekerja sama dengan Gita, sudah membuatnya kesal. Wanita itu sering membuatnya naik darah. Jika mereka berdua menangani kasus ini, bukan tidak mungkin hanya pertengkaran saja yang terjadi. Perhatian Elina teralihkan ketika mendengar suara ponsel berdenting. Dengan malas diambilnya benda pipih persegi tersebut. Sebuah pesan dari Zahran masuk.

[Siang ini ada waktu? Mau makan siang denganku?]

Kekesalan Elina menguap setelah membaca pesan dari Zahran. Sebuah senyuman kini tersungging di bibirnya. Jarinya bergerak cepat membalas pesan untuk Zahran.

[Oke. Di tempat yang waktu itu ya.]

[Sip. Kita ketemu di TKP atau mau kujemput?]

[Jemput.]

[Oke.]

Elina menaruh kembali ponselnya di atas meja. Berbalas pesan dengan Zahran membuat mood-nya sedikit membaik. Wanita itu mengambil berkas kasus Rida, lalu membacanya sekali lagi. Berharap ada hal lain yang bisa dia temukan untuk memenangkan kasus.

***

Selesai shalat dzuhur, Elina bergegas keluar dari kantor. Zahran sudah berada di bawah. Sambil berlari kecil dia menuju Zahran yang menunggu di depan mobilnya.

“Sudah lama?”

“Baru tiga menitan.”

“Ayo.”

Keduanya segera masuk ke dalam mobil lalu meninggalkan kantor D&G Law Firm. Sambil mengemudikan mobilnya, sesekali Zahran melihat pada wanita di sampingnya. Tidak biasanya Elina langsung menerima tawaran makan siang darinya. Biasanya ada saja yang menghalangi mereka untuk bisa bertemu.

Perjalanan menuju tempat makan yang diinginkan Elina tidak memakan waktu lama. Sesampainya di sana, hampir semua meja makan sudah terisi penuh. Untung saja masih ada meja yang tersisa di bagian sudut. Keduanya segera menuju ke sana dan seorang pelayan langsung menghampiri. Seperti biasa, Elina memesan Sei Sapi, sementara Zahran memesan tongseng kambing.

“Ada apa dengan mu?”

“Maksud Abang?”

“Tidak biasanya kamu langsung menyetujui ajakan ku. Kamu terlihat senang sekaligus kesal. Apa terjadi sesuatu di kantor?”

Pertanyaan Zahran membuat Elina menghembuskan nafas panjang. Hal itu kembali mengingatkannya akan perdebatan dengan Gerald. Demi mengeluarkan semua uneg-uneg yang dirasakan, Elina pun menceritakan apa yang terjadi di kantor.

“Apa Gita semenyebalkan itu sampai kamu ngga mau bekerja sama dengannya?”

“Kalau Abang jadi aku, apa Abang mau bekerja sama dengan orang yang membenci mu tanpa alasan?”

“Orang tidak akan membenci tanpa alasan. Mungkin saja kamu pernah menyinggungnya tapi kamu tidak menyadari.”

“Pertama kali aku bertemu dengannya di Jakarta, saat magang. Sejak saat itu dia tidak menyukai ku. Dan yang paling membuatku kesal, Bang Ge tahu soal itu dan tetap memaksakan.”

“Well.. aku ngga bisa menyalahkannya. Di sana dia adalah atasan mu dan aku yakin dia punya alasan sendiri kenapa meminta hal itu darimu. Kenapa ngga kamu coba saja? Mungkin dengan menangani kasus bersama, hubungan kalian akan membaik. Siapa tahu ke depannya kalian bisa menjadi teman dekat.”

“Aku tidak yakin.”

“Jangan mendahului Tuhan. Dicoba saja dulu hmm?”

Zahran meraih tangan Elina lalu mengusapnya dengan lembut. Hati Elina berdesir mendapatkan perlakuan lembut seperti itu. Apalagi ditambah melihat senyum Zahran, membuatnya semakin tenggelam dalam pesona pria itu. Setelah kebenaran akan Malik terkuak, cara pandang Elina pada Zahran mulai berubah.

“Makasih, Bang. Abang selalu memberiku semangat.”

“Sebenarnya tujuanku mengajakmu makan siang, juga untuk menyemangati diriku. Kamu tahu kasus yang kutangani sedikit rumit. Dan aku butuh vitamin untuk terus bertahan mengerjakannya.”

“Dan aku vitaminnya?” tanya Elina sambil tersenyum.

“Ya.”

Tak ayal jawaban Zahran barusan membuat Elina berbunga-bunga. Sepertinya wanita itu sudah tahu akan melabuhkan hatinya kemana.

***

Elina menyandarkan punggungnya ke dinding lift. Sebelum jam kantor berakhir, dia sudah harus memberi jawaban pada Gerald tentang bergabungnya Gita dalam kasus yang ditanganinya. Jika berdasarkan keinginannya, tentu saja dia akan menolak. Tapi wanita itu juga harus mempertimbangkan klien dan para saksi yang menjadi korban Yasa. Elina harus menepikan gengsinya dan mengambil keputusan terbaik untuk kebaikan banyak orang.

Begitu pintu lift terbuka, Elina segera keluar dari kotak besi tersebut. Dia langsung melangkahkan kakinya menuju ruangan Gerald. Dari balik dinding kaca, Gerald bisa melihat kedatangan Elina. Pria itu menggerakkan jarinya, meminta Elina untuk masuk.

“Apa keputusanmu?” tanya Gerald to the point.

“Baiklah, aku setuju.”

“Good. Mulai besok Gita akan bergabung denganmu. Kalian harus bekerja cepat, kalian berpacu dengan waktu.”

“Baiklah, aku akan melakukan seperti yang Abang minta. Tapi aku tidak janji kalau ini akan berhasil.”

“Kenapa?”

“Dia tidak menyukaiku. Bagaimana kita bisa bekerja sama kalau tidak saling menyukai?”

“Kalau begitu, buat dia menyukaimu. Aku yakin kamu pasti bisa.”

“Kenapa Abang hanya meminta padaku? Kenapa Abang tidak meminta hal sama padanya?”

“Karena aku lebih mengenal mu, El. Aku percaya kamu bisa menyingkirkan urusan pribadi dan bersikap professional. Kalau kamu bersikap seperti itu, bukan tidak mungkin Gita akan melakukan hal sama. Demi klien mu, demi para korban Yasa, berdamailah dan jalin kerjasama dengan baik.”

“Baiklah, demi klien ku, aku akan melakukan apa yang Abang minta. Tapi tetap saja aku tidak suka bekerja sama dengan Gita.”

“Terkadang sesuatu yang tidak kita sukai atau yang kita anggap buruk, belum tentu buruk untuk kita. Obat itu rasanya pahit, tapi kita harus meminumnya untuk menyembuhkan penyakit. Begitu juga dengan kerjasama mu dengan Gita. Walau kamu tidak menyukainya, tapi dengan kalian bekerja sama, peluang untuk menang terbuka lebar.”

Elina menganggukkan kepalanya pelan. Walau setuju, namun wanita itu masih merasakan kekecewaan atas sikap Gerald padanya. Tak ada yang perlu dibicarakan lagi, Elina segera keluar dari ruangan atasannya. Dia ingin langsung pulang untuk menenangkan hati dan pikirannya.

Sesampainya di rumah, Elina langsung menuju kamarnya. Wanita itu segera membersihkan diri. Mengguyur kepalanya dengan air dingin. Kembali terngiang ucapan Gerald di telinganya.

Aku bukan Zahran yang selalu memenuhi keinginanmu. Kita ini berada di kantor, dan aku harap kamu bisa bersikap professional. Dewasalah!

Mengingat itu, kembali kekesalan dan kemarahan melanda hatinya. Wanita itu berteriak kencang untuk melampiaskan kekesalannya. Setelah hampir tiga puluh menit berada di kamar mandi, Elina keluar dari kamar mandi. Sambil mengusak kepalanya, dia mendekati meja kerjanya. Mengambil ponselnya yang baru saja berdenting. Ada pesan masuk dari Zahran.

[Apa keputusan mu?]

[Aku akan bekerja sama dengan Gita.]

[Keputusan yang baik. Pikirkan saja klien mu. Aku yakin kamu bisa melakukannya. Semangat!]

[Makasih. Abang juga semangat. Walau sulit, yakinlah Abang bisa memenangkan kasus. Pastikan koruptor itu mendapat hukuman setimpal.]

[Thanks, El. Love you.]

Untuk pesan terakhir, Elina hanya membalasnya dengan emoticon wajah tersenyum. Usai membaca pesan dari Zahran, perasaan Elina sedikit membaik. Dia segera berpakaian, lalu duduk di kasur sambil membaca berkas kasusnya.

Di tengah keseriusannya mempelajari berkas kasusnya, pintu kamarnya terketuk dan tak lama kemudian terbuka. Renata masuk ke kamar anak gadisnya lalu mendaratkan bokongnya di samping Elina. Melihat kedatangan sang Mama, Elina menaruh berkasnya lalu memeluk lengan Renata.

“Kenapa?”

“Aku lagi kesal, Ma.”

“Kesal sama siapa?”

“Bang Ge.”

“Kenapa?”

“Aku lagi kesal sama dia.”

Elina merebahkan kepalanya di bahu sang Mama. Lalu wanita itu mulai menceritakan apa yang terjadi di kantor tadi. Selama mengenal Gerald, baru kali ini mereka berselisih pendapat sampai berdebat. Dan baru kali ini Gerald menegaskan kalau dirinya adalah atasan Elina.

“Ge sudah berpengalaman. Tidak mungkin dia meminta kamu bekerja sama dengan Gita kalau tidak ada alasannya. Ikuti saja apa yang diarahkan oleh Ge. Selama ini hubungan kalian buruk, mungkin karena kalian belum saling mengenal dengan baik. Tak kenal, maka tak sayang. Benar kan?”

“Mudah-mudahan aja, Ma. Aku udah pusing dengan kasus yang kutangani. Aku ngga mau dibuat pusing dengan partner ku.”

“Emangnya kamu lagi nangani kasus apa sih?”

“Pelecehan seksual, Ma. Pelakunya Wakil Direktur PT. Alam Persada. Korbannya karyawan magang. Dia tidak dikontrak sebagai pegawai tetap karena menolak ketika diminta melayani atasannya. Sebenarnya aku punya banyak saksi yang bisa membuktikan kejahatannya. Tapi mereka ngga mau bersaksi. Kalau ngga ada kesaksian mereka, kemungkinan besar aku akan kalah. Dan kejahatan pelaku akan terkubur selamanya.”

“Kamu jangan menyalahkan mereka. Korban pelecehan seksual, rata-rata mengalami trauma mendalam. Bukan hanya sakit fisik, tapi mental mereka juga terganggu. Pelecehan yang terjadi akan terus mengikuti korban seumur hidupnya. Kalau dia tidak didampingi orang-orang yang mendukungnya, sulit bagi korban untuk bangkit. Kalau kamu menginginkan kesaksian mereka, kamu harus melakukannya secara perlahan.”

“Kok Mama paham banget sih?”

“Karena Mama juga pernah menjadi korban pelecehan seksual.”

Refleks Elina mengangkat kepalanya. Matanya menatap lekat pada sang Mama. Ini pertama kalinya dia mendengar kalau sang Mama pernah menjadi korban pelecehan seksual

***

Hilal perasaan El udah nongol nih🤭

1
fifia
favorit pokok ny
fifia
bau bau nya elina milih zahran
sum mia
Dengan banyaknya dukungan buat El , untuk mencoba bekerja sama dengan Gita semoga dia bisa memperbaiki hubungannya dengan Gita . mungkin awalnya gita juga akan menolak dan julid tapi semoga kedepannya mereka bisa akur .
aku yakin Gita suka sama Gerald , tapi sayangnya Gerald suka sama Elina . dan pada akhirnya nanti Elina malah mendukung Gita dengan Gerald .
pikiranku terlalu jauh gak sih , tapi namanya juga nebak , bener sukur , kalau salah ya udah berarti gak sesuai dengan ide cerita kak othor . jadi nikmati aja ya El......

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
❤Rainy Wiratama Yuda❤️
Ya udah deh, aku dukung El sama Zahran aja, jadi kesel.juga sama Ge.
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
aq tau maksudmu menggiring opini thor. tetep aq pendukungnya bang Ge🤣🤣🤣🤣.
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
pointnya itu loh elina. kelak kau akan sadar kemana hatimu lebih lebih pantas berlabuh.
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
ga rela oeeekkkkk 🤣🤣🤣🤣
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
zahran cmn bisa menghibur elina tp tidak bisa membimbing dan mengarahkan nya, apalg mslh pekerjaan
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
nah ini yang dibutuhkan seorang elina. yang balance. klo salah blg salah, klo benar blg benar. bkn yg hny bs kasih kata2 mutiara dan penyemangat.
Febri Nayu
kok aku lebih suka el sama Gerald yaa. embuh opoo lebih sreg kesana
Nabila hasir
mak author kayaknya ke zahran deh. padahal nabila pengen El ma bang Ge.
tapi nabila ikutin alurnya mak author deh
Jenong Nong
sebenarnya aku lebih sreg klo elina sm bang Ge... bang Ge tahu menempatkan diri memanjakan bisa memang bisa tegas jg bisa... ❤❤🙏🙏
anonim
baru pertama kali sidang Carya sudah mrepet aja nih...Elina tidak gentar menghadapimu pak Jaksa...tunggu Elina bisa mencari bukti-bukti Santi tidak bersalah
☠ᵏᵋᶜᶟ⏳⃟⃝㉉❤️⃟Wᵃfᴹᵉᶦᵈᵃ🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️
tapi aku gak suka kalau Elina sama Zahran aku lebih suka sama bang GE😀
Popy Desiana
he he hee... menurut qu apa yg di Arahkan Gerald bener kalo untuk urusan pekerjaan Gerald cocok sama Elina sepemahaman dan tegas... tapi kalau urusan rumah tangga Gerald keras dan pemaksa sedang kan Elina orang nya manja dan gak mau di paksa jadi agak susah menyatukan 2 hati kemungkinan Elina akan sering menangis..
sedangkan sama Zahran , Zahran bisa mengimbangi Elina biar kata Zahran menuruti elina tapi dia bisa membujuk Elina dan mengarahkan insyaallah bahagia terus kalau sama Zahran..
ardiani rosanti
Iya hilalnya udah keliatan,
E..tapi kok aq lebih sreg EL sam bang Ge ya 🤭🤭🤭
Ya walaupun duda sih, kan skrg Duda semakin didepan 🤣🤣🤣
Tapi aq manut aja apa yg ditulis kak icha.,
Siapa tw dgn kasus ini akhrnya El sama Gita bisa jadi bestie ye kan....
Trys gita jadian sama zahran 🤣🤣🤣
Lila
bang ge sdng mempersiapkan diri dg apapun pilihan hati el/Smile/
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
tim Gerald pada Ter potek potek hatinya 💔💔🤣🤣🤭
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
kok aku condongnya ke Gerald ya Bun untuk pasangan Elina 🤭tapi balik ke ibun yg punya cerita,mo ma Zahran atau Ge yg penting tulus mencintaimu Elina.
⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢
bun bun bun pleaseee elina lgi keasal itu jnagan bkin dia slah pilih,zahran ksih jdooh yg lain aja bun😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!