"Ayo kita bercerai.." Eiser mengucapkannya dengan suara pelan. Kalea tersenyum, menelan pahitnya keputusan itu.
"Apa begitu menyakitkan, hidup dan tinggal bersama sama denganku?" tanyanya, kemudian menundukkan kepalanya. "Baik, aku akan menyetujui perceraiannya, tapi sebelum aku menyetujuinya, tolong beri aku waktu sebulan lagi, jika dalam waktu sebulan itu tidak ada yang berubah, maka kita resmi menjadi orang asing selamanya.."
Eiser mengangguk, keputusannya sudah bulat. Bagi Eiser, waktu sebulan itu tidak terlalu lama, dia akan melewati hari hari itu seperti biasanya, dan dia yakin tidak ada yang berubah dalam waktu sesingkat itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N. Egaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Kalea menghempas tubuhnya di atas kasur, menatap langit kamar yang memiliki dekorasi unik dan indah, kemudian matanya melirik ke arah meja kecil yang bersebelahan dengan kasurnya.
'Surat?'
Tangannya menggapai surat itu lalu membacanya, 'Kalea.. ini aku, Dyroth.. apa kita bisa bertemu sebelum aku kembali ke Isyarh?'
"Surat dari Dyroth?" gumam Kalea.
Kalea kembali ingat, saat bertemu dengan Dyroth air matanya mengalir tanpa tau penyebabnya. Awalnya Kalea pikir itu semua karena jiwa Kalea yang asli pernah menyukainya.
'Dyroth.. Pemeran pria kedua yang tidak terlalu disorot dalam novel aslinya. Tapi ceritanya masih berlanjut sekarang.. apa Dyroth bisa menjadi sesuatu yang menghalangi jalan ku? Kalau benar begitu, aku harus mengabaikannya, apapun yang terjadi nanti!'
Kalea meremukkan surat itu kemudian melemparnya ke dalam tong sampah. Sejak masuk ke dunia novel, Kalea hanya berharap dia bisa membuat Eiser hidup bahagia. Karena hanya itu tujuannya masuk ke dunia ini.
'Apa setelah berhasil membuatnya bahagia, aku akan kembali ke dunia asliku?' tanya Kalea dalam hati.
Pertanyaan seperti itu mulai muncul dalam pikirannya, Kalea tidak begitu yakin. Namun jika benar begitu, dia hanya perlu mencobanya, Kalea hanya sedikit khawatir pada kehidupannya setelah dia kembali ke dunia asli.
'Apa Kalea asli akan kembali ke tubuh ini, atau.. apa setelah jiwaku kembali nanti.. tubuh ini akan mati seperti yang seharusnya terjadi, lalu.. apa yang akan terjadi pada Eiser?'
Plakk! Kalea menampar kedua pipinya serentak.
"Fokus Kalea, pikirkan semua kejadian dimasa depan itu nanti.. Tujuanku sekarang hanya ingin membuat Eiser bahagia, setelah semua itu terwujud, aku tidak akan menuntut apapun lagi, bagiku.. hanya melihat Eiser bahagia, aku juga akan ikutan bahagia!"
Tokk Tokk Tokk.. Suara ketukan pintu.
Kalea mengizinkannya masuk, Kalea pikir kalau yang mengetuk pintu itu Fiona. Namun siapa sangka, orang yang masuk bukanlah Fiona, melainkan Dyroth. Pria itu masuk dengan percaya diri, Walaupun saat ini dia membawa salah satu penjaga, itu tetap tidak nyaman dan tidak wajar bagi Kalea.
"Mau apa kau?" tanya Kalea, dia mulai merasa tidak nyaman dengan situasi didepannya, dia merasa sesak dan emosi.
"Aku hanya ingin menemuimu.. tidak bermaksud apa apa.." jawab Dyroth, kemudian melirik ke arah tong sampah, dia tersenyum pahit saat melihat salah satu kertas suratnya disana.
"Tidak bermaksud apa apa bagaimana? Kau masuk ke kamar istri orang tau! Dan itu sangat tidak wajar! Kita bisa membuat kesalahpahaman yang besar dimata orang!" tegas Kalea.
"Karena itu aku membawa penjaga bersamaku.."
Kalea melirik tajam arah penjaga itu, lalu menatapnya kembali dan berkata. "Bisa jadi dia orangmu juga kan!" balas Kalea cepat, menyilang kedua tangannya tanda protes.
Dyroth tersenyum melihat Kalea, ada rasa syukur yang tak bisa diungkapkan lewat kata kata. Dyroth menatap Kalea begitu dalam dan berkata. "Aku memang bukan pemeran utama dalam kisah hidupmu, tapi aku akan selalu ada, dan bisa mengisi kekosongannya jika kau mau.." ucap Dyroth.
Mata Kalea membulat, mencari arti dari ucapan Dyroth barusan. "Apa maksudmu?" tanya Kalea dengan wajah kebingungan.
Dyroth hanya tersenyum, kemudian meninggalkannya tanpa jawaban.
'Apa apaan dia?!' tanya Kalea kesal, bercekak pinggang dan berpikir keras.
'Tunggu.. sepertinya aku harus mencari tau tentang Dyroth mulai sekarang, dalam novel aslinya hanya tertulis sedikit tentangnya.. Dyroth, cinta pertama Kalea asli, dia menghilang sekitar tiga tahun lamanya, kemudian dia ditemukan lagi dengan pakaian zirah lengkap milik Celeste, yang mana dia telah resmi menjadi ksatria kepercayaannya Raja Sorya, hal itu membuat hubungannya dengan Kalea menjadi buruk dan terlupakan, hanya itu penjelasannya!'
Rasa penasaran Kalea begitu tinggi, dia memanggil pelayan lain untuk membantunya bersiap siap, dia ingin ke ibu kota sambil mencari informasinya. Tepat saat Kalea sudah bersiap dengan gaun terbaiknya, dia malah ditahan dan tidak diizinkan keluar.
"Aku tidak akan mengizinkanmu pergi ke ibu kota!"
"Aku hanya ingin mencari informasi, maksudku.. aku hanya ingin jalan jalan!" jawab Kalea, dia begitu keras dengan keinginannya.
"Aku tidak akan mengizinkanmu pergi,, tidak kalau kau tidak membawa seseorang yang bisa dipercaya!" tegas Eiser.
"Ayolah Eiser, ini sangat penting!" Kalea terus meminta izin.
"Sepenting apa itu?" tanya Eiser dingin.
Untuk sebentar, Kalea terdiam. Tapi dia kembali bicara dengan penuh harapan. "Oke baiklah, kalau kau tidak mengizinkanku pergi sendiri, kenapa tidak kau saja yang pergi bersamaku?"
Eiser melirik ke arah tumpukan kertas seperti gunung itu berulang kali. Kalea mengerti. 'Eiser sibuk!' Kalea menghela nafas panjang, namun dia tidak menyerah dan terus meminta izin pada suaminya.
"Aku akan membawa Fiona dan Karmila, bagaimana?"
"Tidak"
"Aku mohon Eiser, aku akan berhati hati saat berada di ibu kota, aku tidak sendirian!"
"Tidak, Kalea.. aku tidak bisa membiarkanmu pergi."
"Ini curang! kau bisa bepergian kesana kemari, tapi kau malah melarangku seperti ini, harusnya aku juga bisa melakukannya juga tau!" Kalea tetap teguh dengan tujuannya.
"Kalea cukup.." Eiser mulai kesal.
"Apa kau ingin mengurungku seperti tawanan perang?"
"Cukup Kalea, cukup!"
"Aku ingin pergi!!" ucap Kalea dengan nada tinggi.
"Aku bilang tidak, ya tidak!!" jawab Eiser yang tak kalah tinggi nada suaranya. Brakk! Eiser menggeprak meja.
Kalea terkejut. 'Apa.. aku terlalu berlebihan?' tanyanya dalam hati.
Disaat yang sama, seseorang masuk dan menawarkan diri pada Kalea. "Bagaimana kalau aku yang menjadi pengawal nona Kalea ke ibu kota?"
Kalea segera menoleh ke arahnya. "Dyroth.."
Eiser menatap Kalea yang terdiam. Dia merasa sedikit bersalah karena tak sabar menghadapi Kalea. Tugas dan dokumen rahasia yang belum selesai, membuat kepalanya sedikit panas dan tak karuan. 'Dokumen sialan..'
"Tuan Eiser tidak mungkin tidak mempercayaiku,kan?"
Eiser menatap tajam arah Dyroth, kemudian menatap Kalea lagi. Eiser menghela nafas panjang dan mulai melonggarkan tatapannya. "Apa bagimu.. ini suatu moment yang cocok yang bisa kalian gunakan untuk bernostalgia masa lalu?" tanya Eiser dingin.
Kemudian menghela nafas panjang lagi. "Pergilah.."
Kalea merasa senang, namun dilain sisi dia merasa khawatir. 'Rencanaku mencari tau informasi tentang Dyroth di ibu kota, tapi.. jika kami berjalan bersama sama nanti, apa aku hanya perlu mengorek informasi itu dengan orangnya sendiri ya? mungkin itu jauh lebih baik daripada mendengarnya dari orang lain?'
Dyroth tersenyum melihat Kalea yang terlihat senang, matanya tidak bisa bohong soal itu. Dyroth yakin, dia memiliki tujuan penting di ibu kota. Baginya menjaga Kalea ialah takdir jalan hidupnya. 'Saat tau Kalea ingin ke ibu kota, langkah kakiku terasa cepat dan teratur, aku tau.. Eiser tidak akan mengizinkannya pergi tanpa pengawal, dan aku juga tau.. Eiser tidak akan mampu menolak jika kepercayaan Raja Sorya sendiri yang meminta izin padanya untuk mengawal Kalea ke ibu kota, karena itu aku akan mengambil kesempatan ini..'
Eiser menatap Kalea dengan perasaan gelisah. 'Kalea terlihat senang saat berada disamping Dyroth, apa dia masih menyimpan perasaan pada pria itu? Tapi.. aku sangat yakin walau tidak seratus persen, Kalea itu.. dia membenci Dyroth.. Iya kan?'
Kalea dan Dyroth pun berangkat dengan kereta kuda, mereka duduk saling berhadapan disana. Eiser melihat semua itu, dia menyadari betapa dalamnya tatapan Dyroth pada istrinya. Eiser mengepal erat tangannya.
"Siapkan kereta kuda untukku, aku akan menyusulnya"
Kepala pelayan tercengang mendengar permintaan Tuannya, dia menoleh ke arah beberapa orang yang masih sibuk bekerja, menyusun dokumen dokumen penting yang belum selesai.
"Aku hanya sebentar, setelah itu aku akan kembali dan menyelesaikannya.. Yang Mulia pasti mengerti, kalian juga beristirahatlah sejenak.." ucap Eiser.
"Baik Tuan!"
.
.
.
Bersambung!