Seorang gadis cantik berusia 20 tahun yang bekerja sebagai barista di sebuah cafe tiba tiba membuat seorang CEO jatuh hati pada nya.
Entah apa yang dia perbuat sehingga pria tampan dan kaya itu jatuh hati pada nya.
Bagaimana kah kisah mereka selanjutnya, yuk mampir di karya author.
Dan mohon dukungan nya semua yah..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deby cahya Karmila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menemui nya.
Di meja makan.
"Kak Rafi, apa tuan Edward bekerja dengan baik?"lirih Alisa.
"Kenapa kamu mempertanyakan nya?"ucap Rafi.
"Apa kamu sudah mulai menyukai nya?," ucap nya lagi.
"Ah tidak kak, aku hanya bertanya saja,"ucap Alisa.
"Dia bekerja dengan baik, kamu tidak perlu khawatir, kakak bisa mengurus nya, dan tidak akan membiarkan nya terluka sedikit pun,"ucap Rafi, yang membuat sang adik salah Tingkah
Sedang tuan Gunawan hanya tersenyum melihat wajah merah putri nya.
"Ini baru awal nak, kita liat sampai mana dia berjuang, kalau memang dia benar benar mencintai mu, dia tidak akan menyerah sampai mendapatkan mu,"ucap tuan Gunawan.
"Ayah, apa itu tidak terlalu berlebihan? Dia tidak pernah mengerjakan pekerjaan ini,"lirih Alisa.
"Seperti nya putri ku sudah mulai menyukai pria itu,"ucap tuan Gunawan.
"Ayah bukan begitu, aku hanya tidak enak pada tuan Edward, bagaimana kalau kami tidak berjodoh di kemudian hari? Dia pasti akan sangat kecewa,"ucap Alisa.
"Kita liat saja, sampai kapan dia mampu melaksanakan tugas dari ayah, soal jodoh biarkan Allah yang mengatur nya,"ucap tuan Gunawan.
Alisa pun tak bisa berkata apapun lagi, dia terus saja memikirkan keadaan Edward.
"Kenapa aku malah terus memikirkan nya? Ada apa dengan diriku ini,"batin nya.
Setelah selesai makan malam, semua nya kembali ke kamar masing-masing.
Alisa benar benar gelisah, gadis itu tak dapat memejamkan mata nya, dia terus memikirkan keadaan Edward saat ini.
"Aku harus menemui nya, aku harus meminta nya pergi dari desa ini"lirih Alisa.
Gadis itu pun diam diam keluar dari rumah, untung saja semua penghuni sudah tidur jadi Alisa dengan mudah keluar.
"Tapi bagaimana bisa aku menemuinya, sedangkan rumah nya saja aku tidak tau,"lirih Alisa.
"Nona Alisa,"
Alisa menoleh dan menatap Martin.
"Ah syukurlah kita bertemu, di mana tuan Edward? Apa aku bisa bertemu dengan nya,"ucap Alisa.
"Tentu saja nona, kami kontrak rumah tak jauh dari sini, saya kebetulan dari warung untuk membeli sesuatu,"ucap Martin.
Alisa mengangguk dan terus mengikuti langkah Martin.
Setelah tiba, Martin pun masuk dan memanggil Edward.
"Alisa, ada apa? Kenapa malam malam kamu masih keluar rumah,"ucap Edward.
"Eh tuan, saya tidak bisa tidur, dan ada yang ingin saya katakan,"ucap Alisa.
"Apa?,"ucap Edward.
"Tuan, Lebih baik anda pergi saja dari desa ini, jangan siksa diri anda sendiri,"ucap Alisa.
"Di luar sana masih ada banyak wanita yang ingin bersama anda, saya tidak bisa melihat anda seperti ini,"ucap Alisa.
"Apa kamu mengkhawatirkan ku,?"ucap Edward.
Alisa mengangguk.
"Kita jadi teman saja, saya mohon tuan, pergi lah,"ucap Alisa.
"Tidak akan Alisa, aku tidak ingin jadi teman mu, aku ingin menjadi pendamping hidup mu,"ucap Edward.
"Aku benar benar mencintai mu,"ucap Edward lagi.
"Tapi tuan, kita bagaikan langit dan bumi, kita tak pantas bersama,"ucap Alisa lagi.
"Aku sudah bilang Alisa, aku tidak perduli pada status kita, yang terpenting aku mencintaimu,"ucap Edward.
"Alisa pulang lah, nanti ayah mu mencari mu ,"ucap Edward.
"aku akan terus berjuang sampai mendapatkan mu, aku tidak akan pernah putus asa,"ucap nya lagi.
Alisa lagi lagi tak mampu berkata apapun, gadis itu pun akhirnya memilih pergi dari kontrakan Edward.