Menikah di usia muda apalagi masih duduk di bangku sekolah, apakah pernikahan tersebut akan berhasil? Terlebih pasangan itu berbeda sifat, yang satu Cool dan yang satu panas suka meledak-ledak.
Tapi inilah yang terjadi pada pasangan muda Flora dan Rain. Flora terpaksa menikah dengan Rain, pria yang begitu posesif dan begitu tergila-gila padanya sejak kecil karena keluarganya jatuh miskin.
Sementara Rain, memanfaatkan hal tersebut untuk membalas perbuatan Flo yang selama ini selalu meremehkan cintanya.
Jadi bagaimana kisah rumah tangga selanjutnya Rain dan Flora? Akankah berakhir bahagia atau justru sebaliknya?
Follow aku mommy ya.
Ig : mom_tree_17
Tik Tok: Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 19
"Jangan dilihat terus, datangi dan jambak rambutnya kalau kau merasa cemburu." Moana terus memprovokasi Flora yang terlihat kesal melihat Clara yang tengah memberi minuman pada Rain.
Ya, saat ini kelas olahraga dan para siswa laki-laki tengah bermain basket sementara yang wanita menunggu giliran dengan menonton dari kejauhan. Dan ada juga yang memberi semangat seperti yang dilakukan Clara, dengan memberikan minuman dan mengusap keringat Rain. Oke untuk mengusap keringat sangat berlebihan, sampai Mr. Erwin selaku guru olahraga mereka berkali-kali menegur Clara.
"Ck, untuk apa? Tidak penting." Flora mengalihkan tatapannya pada Saka. Pria yang tengah melempar bola basket pada temannya yang lain.
"Hei! Ingat kau sudah memiliki suami, jaga mata dan hati!" Moana mengingatkan sepupunya itu.
"Sebelum kau memberi nasehat padaku, lebih baik nasehati Rain terlebih dahulu! Suami macam apa yang memiliki kekasih diam-diam! Seharusnya dia itu memberitahuku lebih dulu, ijin dulu padaku" Ucapnya dengan menggebu.
Moana yang melihat Flora berapi-api, langsung mengarahkan kipas tangan yang dipegangnya pada Flora. Agar hati sepupunya yang panas kembali dingin.
"Memangnya kalau Rain mengatakan padamu, kau akan mengijinkan dia menjalin hubungan dengan Clara?"
"Tentu saja tidak, aku akan mencarikan wanita yang lebih baik dari pada Clara untuk Rain."
"Memangnya siapa yang lebih baik dari Clara."
"Itu!" Flora menunjuk temannya yang bernama Betty, wanita yang memakai kacamata besar dengan rambut ikalnya serta kawat gigi yang tertata rapih pada gigi Betty.
"Ish, kau itu." Moana reflek mentoyor kepala Flora. Bisa-bisanya Flo ingin menjadikan boneka santet menjadi kekasih Rain.
"Apanya yang salah? Meskipun dia tidak cantik setidaknya hatinya cantik. Tidak seperti Clara." Flo kembali menatap Clara yang tengah bertepuk tangan saat Rain berhasil memasukkan bola.
"Benar juga." Moana menepuk bahu sepupunya. "Ternyata ada hikmahnya juga kau jatuh miskin, kau bisa lebih bijak menilai seseorang."
"Sialan kau!" Flora balik mentoyor kepala Moana.
"Come on girls, sekarang giliran kalian." Mr. Erwin meniup peluitnya.
"Ayo Flo!" Moana menarik tangan sepupunya.
Flora pun mau tidak mau berjalan bersama Moana ketengah lapangan. Kini ia berhadapan langsung dengan Clara yang menjadi lawannya dalam permainan basket kali ini.
Saat permainan dimulai, Flora yang memang tidak jago dalam bermain basket lebih banyak diam dan hanya sekedar berlari-lari kecil lalu mengoper bola pada Moana. Namun sialnya saat ia lengah, tidak menyadari bola basket yang terlempar kearahnya dengan begitu cepat.
"Flo awas!" Teriak Moana.
Flora yang takut segera menutup wajahnya dengan kedua tangan untuk melindungi wajah cantiknya. Namun setelah menunggu beberapa detik tubuhnya tidak merasakan sakit sedikitpun.
"Flo untung kau tidak apa-apa?" Moana yang khawatir menatap sepupunya.
Flora sendiri tidak mempedulikan perkataan Moana, karena fokusnya kini pada sosok yang berdiri dihadapannya, sosok yang menjadi tameng sehingga bola basket itu tidak mengenainya.
"Rain..."
"Jangan melamun! Jika tidak, kau akan terluka!" Ucap Rain dengan datar.
Membuat Flora terdiam seribu bahasa.
"Rain kau baik-baik saja? Maafkan aku, aku tidak bermaksud..."
"Tidak bermaksud apa? Jelas-jelas kau sengaja melempar bola pada Flo!" Sela Moana dengan tak terima.
"Aku benar-benar tidak sengaja." Clara berpura-pura merasa bersalah.
"Sudah-sudah!" Mr. Erwin meniup peluit kembali, agar murid-muridnya berhenti berdebat.
Namun yang terjadi justru sebaliknya, karena tiba-tiba Flo melempar bola basket dengan begitu kerasnya pada Clara, hingga membuat wanita itu mengaduh kesakitan.
"Ups, aku sengaja." Ucap Flo dengan tertawa.
"Kau!" Clara yang tak terima dilempar bola, langsung menerjang Flora.
Sehingga terjadi perkelahian di lapangan basket tersebut, dua lawan satu karena Moana membantu Flora melawan Clara. Hingga gadis itu kalah telak sampai terjatuh di lapangan. Jika saja Rain tidak melindungi Clara, sudah habis gadis itu ditangan Flora Arbeto dan Moana Meyer.
"Kau menyebalkan Rain!" umpat Flora dengan kesal sebelum dirinya dan Moana dibawa Mr. Erwin untuk dihukum.
Smoga kedepannya bisa lebih berkualitas dari segi penulisan tidak hanya kuantitas saja
good job Thor 👍