NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Om Duda

Mengejar Cinta Om Duda

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat
Popularitas:1.1M
Nilai: 5
Nama Author: DeNura

Harap bijak dalam membaca... ada beberapa adegan dewasa (21+)

Meylani Putri (18 th), gadis bar bar yang jatuh cinta pada sosok Om duda tampan bernama David Lander. Yang tak lain adalah Ayah dari sahabatnya sendiri. Mungkinkan gadis yang kerap di sapa Mey itu mendapatkan cinta sang Om duda? Sedangkan David sendiri sangat anti dengan wanita bar bar dan ceplas ceplos seperti May.

Yuk simak kisah selengkapnya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeNura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 29

David menatap wajah sang istri begitu dalam. Kemudian ia tersenyum saat menangkap kegugupan dalam diri gadis itu.


"Kamu takut, Mey?" Tanya David seraya mengecup hidung sang istri. Kini keduanya sudah berbaring di atas kasur tanpa sehalai benang pun. Tubuh polos mereka hanya tertutup selimut tebal.

"Sedikit, tapi penasaran sih. Gak sakit kan Om?" Bisik Mey sambil terus memperhatikan wajah tampan David yang begitu dekat denganya.

"Sakit sedikit, tapi gak akan lama. Kamu akan tahu setelah kita melakukannya." Jawab David mengecup leher Mey dan meninggalkan jejak di sana. Bahkan lelaki itu memposisikan dirinya di atas sang istri.

"Ah... sakit, Om. Kenapa Om suka banget gigit leher Mey? Kayak drakula aja."

David yang mendengar itu tertawa renyah. "Itu namanya kissmark, Mey. Sebuah tanda kalau kamu itu milikku seorang." David kembali mencubu leher sang istri yang masih meninggalkan aroma vanilla yang kental. Begitu banyak hasil karyanya di sana. David tersenyum puas melihat itu.


"Om, geli." Mey tertawa kecil dengan kedua tangan yang entah sejak kapan sudah melingkar di leher sang suami. Sedangkan David sama sekali tak peduli dengan keluhan Mey. Lelaki itu semakin gencar melakukan aksinya. Melepaskan hasratnya yang sudah lama ia tahan. Menyentuh setiap lekuk tubuh polos istrinya. Mey terlihat pasrah, mencoba menikmati permainan suaminya yang begitu lihai.

"Om sakit!" Pekik Mey saat David mulai melakukan itu. Air mata Mey menetes membasahi bantal. Tangannya juga mencengkram bahu David dengan erat. Menyalurkan rasa sakit yang bercampur perih di bagian intimnya.

"Hanya sebentar, Sayang." Bisik David mencium bibir Mey. Berusaha membuat istri kecilnya lebih tenang. Ia juga terlihat begitu menikmati jepitan di bawah sana.

"Mey gak mau lagi, sakit, Om. Punya Om kegedean." Keluh Mey dengan wajah polosnya. David terkekeh geli mendengar perkataan frontal sang istri. Namun tak menggoyahkan dirinya untuk terus melanjutkan aksinya.

Mey mulai tenang dan menikmati permaian panas sang suami. Kepala Mey terangkat dengan mulut sedikit terbuka, menahan rasa sakit bercampur nikmat yang baru petama kali ia rasakan. David yang melihat itu tersenyum dan meraih wajah sang istri. Mencecap bibir manis Mey dengan lembut. Suara erangan Mey pun tertahan karena ciuman suaminya.

David memejamkan matanya dan mengerang kuat saat merasakan nikmat yang luar biasa. Rasa yang tak pernah ia dapat sebelumnya. Ia tak pernah menyangka istri jeleknya bisa memberikan kenikmatan dunia yang tiada tara. Jika tahu seperti ini, ia tak akan menahannya terlalu lama.

"Masih mau berhenti?" Goda David tanpa berhenti melakukan aksinya. Mey yang tak bisa berkata-kata pun menggeleng pelan.

"Masih sakit?"

"Sakit, tapi enak." Jawab Mey dengan polos. David tersenyum penuh kemenangan. Mungkin kedepannya ia tak membutuhkan wanita lain. Istri kecilnya sudah cukup membuatnya puas setengah mati. Kedepannya David tak akan segan meminta haknya lagi. Bahkan kalau bisa ia akan melakukannya setiap hari. Sampai benihnya tumbuh dalam rahim sang istri.

Permainan panas itu berlanjut sampai sang fajar mulai menyingsing di ufuk timur. Namun kedua insan itu solah tak peduli dan masih gencar melakukan aksinya. Berbagai posisi sudah mereka lakukan. Akan tetapi David masih belum merasa puas.

"Om, Mey capek. Ngantuk juga, udah ya Om?" Rengek Mey merasakan tubuhnya remuk akibat ulah sang suami.

"Sebentar lagi, habis ini kita tidur. David mengecup kening Mey begitu dalam. Setelah mencapai puncaknya, David pun mengakhiri permainannya. Ia berguling ke sisi sang istri, terlentang menatap langit-langit dengan napas tesengal.

Mey yang pada dasarnya sudah lelah langsung memejamkan matanya. David mengubah posisinya miring. Menatap wajah sang istri yang sudah dibanjiri peluh. Ia mengusapnya dengan lembut. Mey kembali membuka matanya. Lalu ikut memiringkan tubuhnya.

"Om jahat, badan Mey sakit semua. Gimana kalau besok pagi Mey gak bisa jalan?" Mey mengerucutkan bibirnya. Kemudian memeluk David dengan erat.

"Kita bisa tinggal di sini sampai kamu bisa jalan." Jawab David menghadiahi kecupan hangat di kening sang istri. Membalas pelukan Mey dengan lembut.

"Mey gak mau, yang ada Mey makin gak bisa jalan kalau terus di sini."

David tertawa renyah mendengarnya. "Terima kasih, Sayang. Jangan kapok ya?"

Mey yeng mendengar itu memukul dada bidang David. Kemudian memejamkan matanya lagi. David menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka. Kemudian ikut tertidur. Malam panjang itu benar-benar menguras tenaga keduanya.

****

"Kita makan di sini atau di luar?" Tanya David saat mereka baru selesai membersihkan diri. Kini David dan Mey sudah terlihat segar.

"Di sini aja, Om. Mey malu diliat orang, soalnya Mey susah jalan." Jawab Mey berjalan tertatih mendekati sang suami. "Om, tolong." Rengek Mey meminta bantuan David untuk memasang resleting bajunya karena tangannya tak bisa meraih itu.

"Kamu sih punya tangan pendek banget." Ujar David menarik resleting Mey dengan mudah.

"Bukan pendek, tapi imut, Om." Sahut Mey berbalik dan menatap wajah suaminya lamat-lamat. David menarik Mey agar duduk dipangkuannya. Tanpa malu lagi Mey melingkarkan kedua tangannya di leher David.

"Om kok gak keliatan capek sih? Beda sama Mey, badan Mey sakit semua. Om kebanyakan makan obat kuat ya?"

David tergelak mendengar pertanyaan konyol istrinya. "Kalau masalah itu gak perlu pake obat kuat, Mey. Aku masih sanggup kok kalau kamu minta sekarang juga."

"Ih, Om mesum. Siapa juga yang mau lagi. Sisa malam tadi aja belum ilang Om. Sakit tahu."

"Sakit, tapi enak." David memperagakan perkataan Mey malam tadi.

"Om!" Pekik Mey merasa malu kala mengingat kejadian itu lagi. David yang melihat semburat merah di pipi istrinya pun tertawa puas. Mey mengerucutkan bibirnya karena kesal.

"Om." Panggil Mey mengunci netra biru pekat suaminya.

"Hm."

"Om janji kan gak akan main lagi sama Tante Nindy atau cewek lainnya? Mey gak rela punya Mey di pake orang lain."

David mengusap pipi Mey dengan lembut, lalu tersenyum lebar. "Gak akan lagi, saya sudah tahu kamu lebih enak dari perempuan mana pun." David tersenyum jahil.

"Ish... Mey lagi serius juga."

"Aku janji, Mey. Gak akan main lagi sama wanita mana pun. Aku akan segera mengakhiri hubungan dengan Nindy. Meski sebenarnya kami memang tak pernah menajalin hubungan serius."

"Mey percaya kok." Ucap Mey mengecup bibir sensual sang suami.

"Mey."

"Hm."

"Kok kamu bisa seenak itu sih? Sampe saya lupa waktu. Kamu juga cepat banget belajarnya."

Mey yang mendengar itu memutar bola matanya jengah. Ia tak percaya jika suaminya itu sangat mesum. "Enak mana Mey sama Tante Nindy?"

"Kamu lah, kalau sama Nindy satu ronde aja udah nyerah. Kalau kamu dari pagi ke pagi aja saya hayuk. Mungkin karena kamu udah halal, Mey. Beda sama Nindy, saya selalu merasa bersalah habis lakuin itu, ingat dosa."

"Udah tahu dosa tapi masih dibuat." Ketus Mey memukul dada David.

"Itu dulu, sekarang gak buat lagi, Mey. Asal kamu selalu kasih jatah." Ujar David memberikan senyuman nakal.

"Mey kan istri Om. Jadi Om bebas pake Mey kapan aja." Sahut Mey tanpa ragu.


"Beneran ya? Awas kalau kamu sampe nolak. Aku akan tetap maksa."

"Huh, gini nih kalau punya suami duda kesepian. Otaknya selalu ngeres, pantes aja anaknya juga sama."

"Maksud kamu?" David menatap Mey penuh selidik.

"Gak ada, Mey lapar, Om. Mau makan banyak." Rengek Mey merasakan perih diperutnya karena cacing-cacing di dalam sana sudah berdemo. Bagaimana tidak, saat ini matahari sudah memicing di atas ubun-ubun dan mereka belum menyentuh makanan sedikit pun. Padahal tenaga mereka sudah terkuras habis untuk permainan panas malam tadi.

"Sabar, sebentar lagi makanan datang. Sambil nunggu, gimana kalau kita coba satu ronde lagi?" Goda David.

"Om!" Pekik Mey memukuli dada bidang sauminya karena kesal. David masih saja menggodanya. Padal Mey kan malu.

****

David mengantar istrinya ke rumah setelah Zuhur. Sedangkan dirinya harus kembali ke kantor karena ada yang harus ia urus.

"Hati-hati, Om. Jagan lama ya? Tar Mey kangen." Ucap Mey tersenyum jahil.

"Yang ada suamimu ini yang kangen, Mey. Gak akan lama kok, cuma tanda tangan berkas. Habis itu pulang." Jawab David menarik tengkuk Mey, lalu menghadiahi kecupan hangat di dahi Mey. Mey tersenyum senang.

"Mey masuk dulu ya, capek mau istirahat." Pamit Mey mengecup punggung tangan suaminya.

"Iya, kamu simpan tenaga buat malam nanti."

"Hah?" Mey tampak kaget mendengarnya. David pun tertawa puas karena berhasil mengerjai istrinya.

"Aku bercanda, Mey. Udah sana turun, aku sudah terlambat." Usir David.

Mey pun mendengus kesal dan langsung turun dari mobil suaminya. "Mey." Panggil David saat istri kecilnya itu hendak masuk ke rumah. Mey pun berbalik. "Sakit, tapi enak."

Mey yang mendengar itu melotot. "Om!" Teriak Mey kesal. David pun tergelak dan langsung melesatkan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah.

Mey tersenyum lebar dengan pipi yang masih bersemu.

Kok bisa sih gw ngomong gitu malam tadi? Tapi itu beneran sakit, tapi enak. Aaa... kayaknya gw mulai gila gara-gara Om David.

Mey pun segera masuk ke dalam rumah dengan gaya jalan yang agak aneh. Sepertinya bekas malam tadi benar-benar belum hilang.

Tasya yang mucul dari arah dapur pun memperhatikan cara jalan Mamudnya yang tak seperti biasanya.

Ada yang aneh.

"Mamud," panggil Tasya yang berhasil membuat sang empu kaget.

"Sya, jantungan tahu gak gw?" Kesal Mey menatap Tasya tajam.

"Kenapa jalan lo aneh? Dari mana lo malam tadi sama Daddy?" Tasya mendekati Mey. Lalu memperhatikan leher Mey yang dipenuhi bercak merah kebiruan, menyadarkannya pada satu hal. "Wah, ada yang belah duren nih kayaknya."

Seketika wajah Mey bersemu merah mendengar itu. Memang benar adanya kan?

"Apaan sih? Gw ke kamar dulu, capek." Pamit Mey yang hendak pergi. Namun Tasya tak membiarkan Mamudnya itu pergi. Gadis itu menarik Mey duduk di sofa ruang tengah. Menatap Mey penuh selidik.

"Berapa ronde malam tadi? Sampe lo gak bisa jalan gitu. Hot gak Daddy gw di atas ranjang? Pasti lo teriak gini kan? Ahh... Om pelan-pelan, sakit."

Mulut Mey ternganga saat mendengar suara Tasya yang menirukan adegan mesum. Karena geram, Mey langsung nyentil kening Tasya.

"Auwhh... sakit Mamud." Pekik Tasya mengusap dahinya yang berdenyut.

"Syukurin, biar pasir di otak lo rontok. Makin ngeres aja, heran gw. Berapa novel tadi malam lo baca?"

"Lima kalau gak salah."

"Gila emang lo, Sya."

"Ck, lupain masalah novel. Gw masih kepo cerita malam tadi. Gimana ceritanya lo sama Daddy bisa enak-enakan sih? Bukanya lo lagi marah ya? Lo juga bilang mau nyerah." Tanya Tasya begitu penasaran.

"Gak jadi, Om David keburu nyatain cintanya." Jawab Mey sekenanya. Tasya yang mendengar itu kaget bukan main.

"Serius lo? Demi apa?"

"Demi pala lo botak. Gw serius kali, Sya. Mana mungkin gw kasih kalau bokap lo gak ngakuin cintanya. Rugi gw."

"Aaaa... gw seneng deh." Pekik Tasya yang langsung memeluk Mey. "Akhirnya gw bakal dapat adek. Pokoknya gw pengen adek cowok. Kalau bisa kembar lima."

"Buset, lo kira gw kucing?" Mey mendorong bahu Tasya supaya menjauh darinya.

"Gak peduli, satu pun boleh deh. Sering-sering aja enak-enak. Biar dedeknya cepet hadir. Lo masih simpen lingerie yang gw kasih kan?"

Mey mengangguk pelan.

"Lo pake itu tiap malam ya? Pasti Daddy gw gak bisa nahan buat nyentuh lo terus." Ujar Tasya dengan semangat.

"Gila lo! Masalahnya gw yang gak akan kuat ngimbangin tenaga Daddy lo. Lo tahu gak malam tadi Daddy lo hajar gw sampe pagi. Bayangin aja gimana tersiksanya gw?" Keluh Mey tanpa malu sedikit pun kalau dirinya mengatakan hal itu pada anak tirinya. Tasya yang mendengar itu malah tertawa kencang.

"Hebat juga ya Daddy gw. Makanya jangan remehin kekuatan duda bule di atas ranjang."

"Bodo ah, capek gw." Mey hendak bangun dari posisinya. Namun Tasya menariknya lagi.

"Tunggu dulu, gw belum selesai."

"Apa lagi sih, Sya? Lo gak ngertiin gw banget sih? Badan gw sakit semua, gw butuh kasur."

"Ck, kayak tadi malam lo tidur di lantai aja. Gw mau bahas masalah bulan madu lo sama Daddy."

"Bulan madu apa lagi? Tadi malam kan udah."

"Beda kali, Mamud." Tasya melipat kedua kakinya dan menatap Mey penuh maksud. "Lo tahu boy band korea BTS gak?"

Mey mengerutkan keningnya. "Kayak pernah denger."

"Ck, membernya ada 7 orang. Ganteng semua. Kim Namjoon... Taehyung...."

"Owh gw tahu...." pekik Mey mulai mengingat boy band korea yang memiliki 7 member tampan itu. Tasya pun semakin semangat.

"Emangnya kenapa sih?" Tanya Mey mulai bingung.

"Mereka bakal adain konser di pulau Jeju minggu depan. Lo bujuk Daddy buat ke sana ya? Gw juga pengen ikut, gw udah pesan dua tiket konser VVIP. Gw pengen banget nyium lesung pipi Kim Namjoon."

"Terus?"

Tasya melotot mendengar pertanyaan Mey. "Ya elo ajak Bokap gw ke sana, pake aja alasan bulan madu. Pasti Daddy setuju. Tar pas hari h, kita izin ke konser. Lo gak pengen ketemu Namjoon sama member lainnya yang ganteng-ganteng itu apa?"

"Pengen sih, tapi gw gak yakin Daddy lo kasih."

"Lo tenang aja, gw yang urus. Sekarang lo bujuk aja Daddy buat pergi ke sana. Kalau fiks, gw bakal pesen hotel suite di tempat yang sama kayak BTS. Soalnya Daddy gak bakal kasih gw pergi kalau sendirian." Jelas Tasya begitu antusias.

"Oke deh, tar malam gw cobak bujuk Daddy lo."

"Yey... tancu mamud." Ucap Tasya memeluk Mey singkat.

"Sama-sama, gw udah bisa ke kamar kan? Ngantuk gw, Sya." Lirih Mey dengan mata yang sudah lima watt.

"Boleh kok, sana istirahat. Siapin tenaga buat malam nanti. Love you, Mamud."

"Love you to." Mey pun bangun dari posisinya dan bergegas menuju kamar. Ia benar-benar sangat mengantuk.

1
Tyaz Wahyu
perfect thor ☕
Rika Fitria
bagus banget ceritanya
Kak Eja🌜
menarik...

mampir juga ya ke novel aku
MENIKAHI WANITA MALAMKU
Deni Supriadi
Luar biasa
Tyaz Wahyu
aduh kena ajian jalang goyang nih smpai david tdk bs berpaling dari si nindiH eh sll mksdq nindy..seneng skl mmprtahankn teTEH celup sana sini (nindy)
Ita Listiana
smpek sini aq suka sama ceritanya, tata bahasa juga enak dibacanya. semoga cerita selanjutnya makin menarik.. thank thor😊
Emi Hartati
sangat bagus
Yulia
cerita nya keren menguras emosi,sampe tidur malam karena ngejar biar cepat selesai bacanya👍👍👍
Yulia
Mksh othor ceritanya bagus,,bikin aku senyum dan nangis,,the best pokonya,,,novelnya d promosiin Thor biar tambah banyak yg baca ,,,sayang novelmu bagus tapi yg baca blm banyak,,sekali lagi makasih dan semangat berkarya 👍👍😘🔥💪💪
Julia Juliawati
bagus ceritanya Thor. jgn kecil hati Thor klo ada yg blg mirip krn semua novel yg aq bc hmpr mirip semua tp kami bc krn km suka ceritanya
Julia Juliawati
kasihan sm alex
Julia Juliawati
suka cerita yg peran wanitanya bar bar kuat g bisa di tindas
Chris Antono
Luar biasa
panty sari
sebel sama si David mening mey ama Alex dan tasya ama gibran dan David ama inggrid aja, binih ditanam sembarangan
panty sari
Davit cari maslah aja
panty sari
wah cinta sedarah Nindy dan hendra, tapi selama 5 th David menjadi orang bodoh diporotin emang ga brasa apa yah itu Nindy udah ga perawan lagi main embat aja itu jamur David
xuly_
the real anak tanggung karma bapa
panty sari
parah David sudah sering melakukan dg kekasih gelapnya sungguh menyakitkan hati mey melihat itu semua
xuly_
Luar biasa
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
maaf aku baru komen saking asyiknya baca lupa komen,abisnya karyamu bagus kk pengen baca terus👍🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!