Pelacur Yang Dirindukan ( Emperor Transmigration )

Kepala pelayan Istana datang tergesa - gesa ke kamar Putri Dayana. Wanita itu sedang di ruang teh bersama adiknya dan beberapa wanita bangsawan yang sedang berkunjung ke Istana.

"Maaf, Putri. Ada yang harus saya katakan," ujar kepala pelayan wanita.

Putri Dayana mengerti, dia tersenyum manis pada teman - temannya. "Sepertinya suamiku sudah pulang dan mencariku. Seperti yang kalian tau, Pangeran tidak bisa berjauhan dariku. Aku harus permisi, Lady Serena akan menemani kalian."

Putri Dayana baru saja keluar ruangan, bisik - bisik langsung terdengar dari para putri - putri bangsawan di belakangnya.

Setelah keluar menjauh barulah langkah Putri Dayana berhenti, "Ada apa? Apa Pangeran sudah pulang?"

"Pangeran memang sudah pulang, tapi..."

"Jangan potong ucapanmu, aku bukan orang yang sabaran!"

"Pangeran membawa seorang wanita hamil dan menempatkannya di kamar dalam Istana. Kamar khusus yang dibuat Pangeran untuk simpanannya Eleena."

"Membawa seorang wanita hamil? Aku tidak mengerti, jelaskan!"

"Lebih tepatnya Pangeran menggendong wanita hamil dalam pelukannya dan menidurkannya disana. Tetapi wajahnya berbeda dengan wanita simpannya itu, tetapi seisi dalam Istana yang sudah melihatnya langsung bergosip dan berita Pangeran menggendong seorang wanita hamil sudah tersebar."

"Apa - apaan! Dulu Eleena pelacur itu! Sekarang wanita hamil! Apa Pangeran sudah gila?!"

Putri tak menunggu lagi, dengan cepat dia menuju kamar yang dibuat untuk Eleena oleh Pangeran. Saat dia ingin membuka pintu mendobrak masuk, seorang pelayan wanita menghadangnya.

"Maaf, Putri. Anda tidak boleh masuk," ujar Zarema.

"Kau pikir kau siapa melarangku?! Buka!!"

"Anda harus meminta ijin dari Pangeran terlebih dahulu, ini adalah perintah dari Pangeran."

"Apa?! Sebenarnya siapa wanita di dalam, kenapa harus dilindungi?!"

"Saya tidak tahu, Putri. Saya hanya ditugaskan oleh Pangeran, sebaiknya Anda menemui Pangeran untuk meminta ijin."

"Kurang ajar!"

Plakkk !

Dengan kesal Putri menampar Zarema, pengawal pribadi Pangeran itu tetap berdiri tak bergeming dari tempatnya menghadang di depan pintu.

Ceklek.

Pintu kamar terbuka dari dalam, Eleena membuka pintu karena mendengar keributan. Dia melihat pipi Zarema memerah, wanita pelayan yang tadi mengenalkan dirinya sebagai pelayan pribadi sementara dia berada di Istana. Lalu, pandangannya mengarah ke wajah Putri Dayana yang menatapnya tajam.

"Ada apa Zarema?"

"Wanita lancang! Kau tidak lihat seorang Putri sepertiku ada di depanmu! Beri hormat padaku!" teriak Putri Dayana.

"Ah, aku tidak mengenal Anda tadi. Salam, Putri."

"Siapa kau? Beraninya tinggal di Istana."

"Aku yang membawanya kesini, dia adalah seorang saksi yang penting. Apa kau keberatan?"

Suara maskulin tetapi dingin terdengar dari belakang Putri Dayana, tubuh wanita itu seketika membeku mendengar suara dingin Pangeran.

Bisik - bisik dari putri - putri Bangsawan terdengar lagi, ternyata Lady Serena sengaja membawa mereka mengikuti kakaknya karena penasaran. Tak disangka akan ada pertunjukan.

Dari sudut matanya Putri Dayana melirik ke arah teman - temannya, ia berbalik ke arah Pangeran memasang wajah ceria. "Ah, suamiku. Ternyata wanita ini tamu kita."

Putri Dayana maju bergerak mendekati Pangeran, dia tersenyum palsu. "Apa kamu baru kembali? Mau aku suruh pelayan siapkan air mandi untukmu? Atau kamu ingin aku yang menyiapkannya dan kamu ingin aku menemanimu?"

Pangeran mengerutkan keningnya dengan suara manja Putri, dia melirik ke arah putri - putri bangsawan yang berada tak jauh darinya dan seketika dia mengerti. Dia juga harus berpura - pura menjadi suami yang baik, untuk memuluskan jalannya dalam rencana menceraikan Putri Dayana.

"Aku akan mandi lebih dulu, jika kamu tidak keberatan tolong siapkan olehmu sendiri. Tunggu aku di dalam, ya." Pangeran mengelus pipi Putri Dayana dengan mesra.

Blush!

Wajah Putri Dayana memerah, ini baru pertama kalinya Pangeran bersikap mesra padanya. "A-aku akan pergi menyiapkannya, suamiku."

Wajah para putri - putri bangsawan pun ikut bersemu merah melihat kelembutan Pangeran secara langsung, gosip - gosip di kalangan para bangsawan tentang Pangeran sering meniduri setiap wanita sudah terkenal sejak lama.

Deg!

Pangeran lupa jika Eleena sedang berada disana, tatapannya beralih dari Putri Dayana pada Eleena. Pangeran terpaku, Eleena sedang mengepalkan kedua tangannya erat lalu berbalik masuk ke kamar menutup pintu dengan keras.

Hah?! Ada apa dengannya? Apa dia marah? Apa Eleena cemburu melihatku menggoda Dayana? Apa begitu?!

Darah Pangeran seketika bergejolak senang, jika memang Eleena sedang marah padanya karena cemburu, bukankan itu berarti Eleena menyukainya?