Awalnya aku percaya kalau cinta akan hadir ketika laki laki dan wanita terbiasa bersama. Namun, itu semua ternyata hanya khayalan yang kubaca dari novel novel romantis yang memenuhi kamar tidurku.
Nyatanya, bertetangga bahkan satu sekolah hingga kuliah, tidak membuatnya merasakan jatuh cinta sedikit saja padaku.
"Aku pergi karena aku yakin sudah ada seseorang untuk menjagamu selamanya," ucap Kimberly.
"Sebaiknya kita berdua tidak perlu bertemu lagi. Aku tidak ingin Viera terluka dan menderita karena melihatmu."
Secara bersamaan, Kimberly harus meninggalkan cinta dan kehilangan persahabatan. Namun, demi kebahagiaan mereka, yang adalah tanpa dirinya, ia akan melakukannya.
"Tak ada yang tersisa bagiku di sini, selamat tinggal."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PENGHALANG YANG LAIN
"Aku tidak mau bicara dengan kakak!" ucap Kimberly kesal.
"Kim, kakak akan pulang."
"Benarkah? Ah, kalau sebentar lebih baik kakak tidak usah pulang. Untuk apa menyenangkanku, tapi setelah itu kakak kembali membuatku sedih."
"Maafkan Kakak, Kim. Kakak sedang membangun perusahaan kakak sendiri. Jadi banyak waktu yang tersita untuk perencanaannya. Tapi kakak akan merealisasikan semuanya di sana, agar kakak bisa selalu bersamamu dan menjagamu."
Kimberly tersenyum dan bersemangat, "Kapan kakak akan pulang?"
"Besok lusa kakak sudah sampai."
"Asyikkk!!!"
"Lalu, apa yang membuatmu menelepon kakak?"
"Apa kakak belum diberi tahu Papi?"
"Belum, dan kakak memang sudah 2 minggu ini belum menelepon Papi atau Mami, karena kakak sedang menyelesaikan semua disini secepatnya."
"Kakek akan .... akan menjodohkanku dengan cucu sahabatnya," mata Kimberly mulai memerah.
"Tenang dulu ya Kim. Kakak akan mencoba membicarakan hal ini dengan Papi saat kakak pulang nanti."
"Benar ya kak. Kim nggak mau dijodohin."
"Iya, kakak janji."
*****
Saat ini Kimberly berada di kamarnya. Ia merias sedikit wajahnya. Hari ini ia akan bertemu dengan laki laki yang akan dijodohkan dengannya.
King sudah pulang sejak seminggu yang lalu. Sesuai janjinya, ia memang berbicara dengan Papi dan Mami untuk membatalkan rencana perjodohan ini. Bukannya gagal, tapi mereka justru akan menjodohkan King jika perjodohan Kimberly gagal.
King yang sangat tidak ingin dijodohkan, tentu saja akan membiarkan perjodohan Kimberly tetap berlangsung. Hal ini guna menyelamatkan dirinya sendiri.
"Kakak jahat!" gerutu Kimberly.
"Maaf, Kim. Tapi kakak juga tidak mau dijodohkan sebagai pengganti kamu."
"Jadi, kakak menjadikan aku kambing hitam?"
"Bukan, Kim. Bukan kambing hitam, hanya sebagai tumbal saja."
"Kakakkk!!!" Kimberly mengeluarkan air matanya.
Itulah sedikit pembicaraan Kimberly dengan King sesaat setelah King berbicara dengan Alan. Yang tak mungkin bisa King tolak juga adalah ternyata ini semua adalah rencana kakeknya, bukan ayahnya.
Kini, di depan cermin, Kimberly berbicara dengan dirinya sendiri.
"Kim, kenapa hidupmu jadi begini? Sahabat yang kamu cintai ternyata mencintai wanita lain. Lalu dia membencimu, dan sekarang kamu dijodohkan dengan ntah siapa, yang pasti tidak kamu cintai dan tidak mencintaimu, ahhhh!!" Kimberly menatap sendu wajahnya di depan cermin.
Sementara itu di ruang tamu,
King yang baru saja keluar dari kamarnya turun menuju tempat pertemuan 2 keluarga itu. Matanya langsung membulat ketika melihat siapa yang akan dijodohkan dengan adiknya.
Dengan tatapan tajam, tak henti hentinya King melihat ke arah laki laki itu. Namun, bukannya laki laki itu menunduk, tapi malah membalas tatapan tajam King.
"Berani sekali bandit ini menatapku seperti itu, apa dia tidak tahu kalau aku akan menjadi kakak iparnya?" batin King.
"King, cepat panggil Kimberly kemari. Kita akan segera memulai acaranya," ucap Alan.
King langsung berbalik badan dan menuju kamar Kimberly. King masuk ke dalam kamar, melihat Kimberly yang kini sedang duduk di depan meja rias dengan menggunakan dress berwarna kuning pastel, sambil berbicara sendiri di depan cermin.
"Kim, Papi memintamu turun. Acara akan segera dimulai," ucap King.
"Iya, Kak."
"Kim, apa kamu tahu siapa yang akan menjadi pasanganmu?"
"Tidak, Kak. Aku sedang kesal pada laki laki itu, kenapa dia mau saja dijodohkan. Apa dia tidak mempunyai pendirian sendiri?" ucapnya kesal.
"Tapi kamu pasti tidak akan menga ...."
"Sudah, Kak. Tidak usah diteruskan. Aku akan segera turun," ucap Kimberly memotong perkataan King.
King akhirnya meninggalkan kamar Kimberly. Kimberly sendiri tidak menceritakan tentang perjodohannya ini kepada siapapun. Ia sangat malu karena di zaman seperti ini, hidupnya masih diatur oleh keluarganya.
Kimberly mengambil ponsel miliknya, membuka galeri foto, dan melihat foto kebersamaannya dengan William. Ia sudah pasrah kalau ia tak akan pernah bisa menjangkau William, selain karena Viera, kini juga ia diberi penghalang yang lain.