Lily merupakan anak kedua dari tiga bersaudara di rumahnya. Kehidupannya berjalan lancar sebelum adiknya dilahirkan. Namun, setelah kehadiran adiknya, Lily terasa menjadi orang asing di rumahnya sendiri. Semakin lama, Lily semakin merasa dirinya tak terlihat seperti makhluk gaib yang berkeliaran.
Diam-diam Lily merencanakan untuk kabur dari rumahnya. Ia memutuskan mengasingkan diri pergi negeri orang tanpa ada yang tahu rencananya bahkan sahabatnya sendiri.
Bagaimana kelanjutannya? Apakah Lily akan menemukan rumah lain di sana? Ataukah ia akan kembali pulang? mari kita simak lanjutan ceritanya >>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MellaMar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesedihan
Lily pergi ke atap bangunan apartemen yang ia tinggali. Disana, Lily mencari ketenangan melalui angin malam. Lily berdiri sendirian di atap memandang ke luar ke kota yang gelap. Angin malam yang sejuk membelai wajahnya, membuatnya merasa lebih tenang. Dia menutup mata dan membiarkan air matanya mengalir.
Suasana menjadi melankolis karenanya. Lily memikirkan tentang kejadian hari itu dengan Yu-Seok dan Ju-Anh. Dia masih belum percaya bahwa Yu-Seok bisa melakukan hal seperti itu. Dia merasa sedih dan kehilangan, tapi di saat yang sama, dia juga merasa lega karena dia tidak perlu lagi menghadapi Yu-Seok yang tidak adil.
"Bisakah dia berbicara secara baik-baik?". Lirih Lily.
Tiba-tiba, Lily merasa lelah dan tidak sanggup lagi menahan air matanya. Dia menangis dengan keras, membiarkan semua kesedihan dan kecewaannya mengalir.
Ingatan sedih kehidupannya kembali tersirat dalam benaknya. Bagaimana Lily hidup dengan ketidak adilan kasih sayang dari ibunya. Perbedaan sikap ibunya kepada saudaranya yang lebih manis dari pada dirinya.
"Apakah aku anaknya? Jika memang benar, kenapa tidak pernah menerima kabar?". Lily menghela nafas berat. "Rasanya tidak ada alasan untuk aku terus hidup. Semua orang tidak menyukaiku".
Lily berdiri di sana selama beberapa menit, menangis tanpa henti. Dia tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya, dia hanya ingin melepaskan semua kesedihannya.
Setelah beberapa menit, Lily mulai merasa sedikit lebih tenang. Dia mengambil napas dalam-dalam dan membuka mata. Dia memandang ke luar ke kota yang gelap, masih merasa sedih, tapi sedikit lebih tenang. Dia mengambil napas dalam-dalam dan mencoba mengumpulkan pikirannya.
Tiba-tiba, Lily mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Dia menoleh dan melihat bahwa itu adalah tetangga apartemennya, sekaligus supir Yu-Seok Pak Yul.
"Pak Yul, apa kabar?" tanya Lily
Pak Yul tersenyum dan memandang Lily. "Lily, apa yang terjadi? Kamu terlihat sangat sedih,".
Lily menghela nafas berat dan mencoba menjelaskan apa yang terjadi dengan Yu-Seok dan Ju-Anh. Pak Yul mendengarkan dengan penuh perhatian, tanpa memotong pembicaraan Lily.
Setelah Lily selesai bercerita, Pak Yul mengangguk dan tersenyum simpul. "Tuan Yu-Seok". Dia menahan ucapannya. "Benarkan beliau melakukan hal itu padamu, Lily?".
Rasa penasaran Pak Yul dijawab oleh anggukan dari Lily. Senyum Pak Yul semakin melebar. Lily merasa aneh dengan sikap Pak Yul.
"Nanti saya bantu bicara dengan Tuan Yu-Seok". Ucapnya sadar akan air muka Lily yang keheranan. "Lily, istirahatlah. Untuk besok, tetaplah datang ke rumah Tuan Yu-Seok".
Lily hanya mengangguk faham lalu berpamitan untuk pulang. Pak Yul menatap kepergian Lily dengan senyuman yang terukir diwajahnya yang sudah mulai keriput.
Pak Yul hanya menggelengkan kepalanya gemas sendiri. "Jika kamu menyukainya, bersikaplah yang baik, Tuan". Monolog Pak Yul.
Pak Yul telah lama bekerja sebagai supir Yu-Seok dan telah melihat perkembangan Yu-Seok sejak kecil. Ia tahu bahwa Yu-Seok memiliki sifat yang unik dan berbeda dari orang lain. Meskipun banyak orang yang menganggap Yu-Seok sebagai gay karena sifatnya yang tidak biasa, Pak Yul percaya bahwa Yu-Seok adalah seorang pria yang normal.
Pak Yul telah melihat bagaimana Yu-Seok berinteraksi dengan orang lain, terutama dengan wanita. Ia tahu bahwa Yu-Seok memiliki kesulitan dalam memahami perasaan suka menyukai karena fokusnya yang terlalu besar pada masa depannya.
"Yu-Seok tidak pernah memiliki kesempatan untuk mengalami cinta seperti orang lain," kata Pak Yul dalam hati. "Ia terlalu sibuk dengan karir dan bisnisnya untuk memikirkan tentang cinta."
Pak Yul juga tahu bahwa Yu-Seok memiliki sifat yang keras dan tidak mudah untuk dihubungi. Namun, Pak Yul percaya bahwa di balik sifatnya yang keras, Yu-Seok memiliki hati yang lembut dan ingin dicintai.
Ketika Pak Yul melihat Yu-Seok dengan Lily, ia tahu bahwa Yu-Seok telah menemukan seseorang yang spesial. Pak Yul percaya bahwa Lily dapat membantu Yu-Seok memahami perasaan suka menyukai dan membantunya menemukan cinta yang sebenarnya.
Pak Yul tahu banyak tentang kehidupan pribadi tuannnya. Ia tahu tentang pernikahan Yu-Seok dengan istrinya yang telah meninggal, dan bagaimana Yu-Seok tidak pernah benar-benar mencintai istrinya karena perjodohan.
Pak Yul juga tahu tentang program bayi tabung yang dilakukan oleh Yu-Seok untuk memiliki anak. Ia tahu bahwa Yu-Seok sangat ingin memiliki anak, tapi tidak pernah benar-benar siap untuk menjadi ayah.
"Yu-Seok tidak pernah siap untuk menjadi ayah," kata Pak Yul dalam hati. "Ia terlalu fokus pada karir dan bisnisnya untuk memikirkan tentang keluarga."
Pak Yul juga tahu bahwa Yu-Seok telah menemukan seseorang yang spesial, yaitu Lily. Ia tahu bahwa Yu-Seok telah jatuh cinta dengan Lily, tapi tidak tahu bagaimana Yu-Seok akan menghadapi perasaannya.
Pak Yul berharap bahwa Lily dapat membantu Yu-Seok menemukan cinta yang sebenarnya dan menjadi ayah yang baik bagi Ju-Anh. Ia berharap bahwa Yu-Seok dapat menemukan kebahagiaan dan kepuasan dalam hidupnya.
Pak Yul memandang ke arah depan pemandangan hamparan kota dengan senyum yang hangat. "Tuan Yu-Seok telah berubah sejak kehadiran Lily," kata Pak Yul. "Ia menjadi lebih peduli dengan Ju-Anh dan berusaha untuk menjadi ayah yang baik."
Pak Yul mengingat kembali saat-saat ketika Yu-Seok masih sibuk dengan karir dan bisnisnya, tidak peduli dengan Ju-Anh. Namun, sejak Lily datang, Yu-Seok menjadi lebih sadar akan tanggung jawabnya sebagai ayah.
"Aku melihat perubahan besar dalam diri tuan Yu-Seok," kata Pak Yul. "Ia tidak hanya memikirkan tentang dirinya sendiri, tapi juga tentang Ju-Anh. Dan Lily berhasil menjadi jembatan penghubung untuk Ju-Anh dan Yu-Seok".
Pak Yul merasa senang melihat perubahan positif dalam diri Yu-Seok. Ia berharap bahwa perubahan ini akan terus berlanjut dan Yu-Seok akan menjadi ayah yang baik bagi Ju-Anh.
kisah cerita nya bagus banget,dan jalan ceritanya juga bagus.tapi penyusunan peristiwa nya tidak terlalu jelas🙏
tapi saya suka kok🥰
buat Yu Seok belum ya😁
karna saya TKW sama dgn Lily..
innsyaa Allah lama2 kita akan menjalin ikatan emosional dan jalinan kasih dgn Sang anak.
saya mampir nih..
cerita TKW.sama Lily saya pun TKW.