MENGEJAR CINTA ISTRI TETANGGA

Rafli terdiam sejak keluar dari rumah mantan istri nya itu, dia duduk dijok mobil belakang bersama istrinya mariska, nampak raut mariska cemas dan ada rasa takut di matanya, sesekali ia melirik suaminya yang terdiam dan tatapannya lurus ke depan, mariska meremas kedua tangannya yang ada di pangkuannya.

" Sayang...." ucap mariska pelan, tapi tak ada jawaban dari rafli .

mariska menoleh ke samping ke arah suaminya yang diam terpaku.

" Sayang, tolong dengarkan alasanku.." masih tak ada jawaban dari rafli.

Mariska menyentuh tangan suaminya dan memanggilnya kembali.

" Mas...."

" Diamlah kamu ....!!!" bentak rafli dengan keras, hingga membuat mariska dan juga sopir yang saat ini sedang mengemudi terkejut, sampai tubuh sang sopir terlonjak saking kerasnya suara tuanya.

" Diamlah, atau aku turunkan kamu di sini " sentak rafli kembali.

Mariska langsung bukam dan kembali duduk menghadap ke depan, tubuhnya bergetar dan mukanya memucat ,tangannya meremat gaun yang ada di atas pahanya.

Selama perjalanan tak ada berbincangan lagi, pikiran mariska yang kalut, semakin membuat tangannya bergetar.

Sedangkan Rafli yang terus teringat dengan perkataan mantan istrinya dan juga putranya itu semakin meradang, kemarahan, ketidak perayaan, dan keterkejut akan sesuatu membuat dia semakin sesak di dadanya.

FLASHBACK ON

" Jangan berteriak kepada putraku, kamu tak berhak berteriak kepadanya setelah apa yang kamu lakukan " kata bu yunita ketika ia tiba di ruang tamu dan mendengar mantan suaminya itu berteriak kepada putranya.

" Apa maksudmu, dan apa yang aku lakukan kepada putraku? " tanya rafli.

" Tanyakan pada istrimu " kata yunita dan ia duduk di samping putranya.

Rafli menoleh ke arah mariska dengan tatapan penuh tanda tanya , sedangkan mariska yang ditatap hanya menggelengkan kepalanya.

" Tidak hanya putraku tapi juga putriku, dan juga padaku " kata bu yunita dengan santai.

" Apa maksudmu yun, aku tidak paham" yunita tersenyum kemudian menatap mantan madunya itu.

" Nyonya rafli, Anda tak keberatan kan kalau aku mengatakan semuanya " tanya yunita kepada mariska yang nampak pucat .

" maksud mbak yunita mau mengatakan apa " kata mariska dengan agak bergetar.

" Apa mbak yunita akan membuka semuanya, ...tidak dia tidak akan berani dia terlalu lemah, dia tidak akan berani " kata hati mariska.

" Baiklah, sekarang anak- anak sudah besar dan bisa menentukan pilihannya, akan aku katakan semuanya tuan rafli yang terhormat " kata yunita dengan menatap wajah mantan suaminya itu, walaupun masih ada desiran yang aneh di dalam hatinya, ia harus bisa terlihat kuat di hadapan mereka.

" Apa kamu sudah yakin sudah menjalankan kewajibanmu sebagai seorang ayah setelah kita berpisah, apa kamu tahu bagaimana keadaan putra putrimu selama ini, aku juga ingin tahu kenapa harta gono gini yang kita kesepakati, tidak pernah engkau berikan padaku, jika kamu keberatan katakan saja, aku masih bisa mengidupi diriku sendiri dan juga anak anakku " ucap yunita.

Kini ia tak takut lagi akan ancaman, mantan madunya itu, kali ini kiara sudah besar, dia akan tahu mana yang terbaik buat dirinya, mantan suaminya dan mariska tak akan berani mengambil hak asuh kiara.

Rafli mengeryitkan dahinya semakin tak mengerti dengan perkataan yunita.

" kamu itu ngomong apa yun, semuanya sudah aku lakukan, setiap bulan aku selalu mengirimkan uang kepada mereka berdua, bahkan di hari ulang tahunnya pun aku selalu memberi mereka uang untuk mereka merayakan ulang tahunnya, dan masalah harta gono gini, satu bulan setelah perceraian kita aku sudah memberikannya padamu. " yunita sontak tertawa pelan.

" Apa kamu yakin?" tanya yunita lagi.

" Tentu saja.."

" Tapi kami tidak pernah menerimanya, dan iya bukan saja masalah harta tapi kasih sayang mu yang selalu kamu abaikan, bahkan kiara harus melalui masa kritis dan hampir kehilangan nyawanya saat ingin menemuimu dan menginginkan kamu hadir saat kelulusan Kiara waktu SMA"

" Apa maksudmu" tanya Rafli semakin tidak mengerti Ke mana arah pembicaraan Mantan istrinya itu.

" saat itu Kiara datang ke rumahmu untuk meminta dirimu hadir dalam perayaan kelulusannya, dia datang Sejak pagi ke rumah, tapi dia diusir oleh penjaga dan dibilang kalau kamu tidak ingin bertemu dengannya, tapi Kiara bersikeras untuk menunggumu keluar sampai siang dan saat itu hujan turun deras, Kiara di luar kehujanan dan akhirnya ia pergi dan di situ terjadi kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya, saat di rumah sakit dan saat kiara kritis aku berulang kali menghubungimu untuk memberitahu keadaan Kiara pada saat itu, tapi..." Yunita mengalihkan pandangannya ke arah Mariska.

" istrimu bilang kamu tidak ingin diganggu lagi dan direpotkan oleh kamu lagi" Rafli langsung terkejut dan mendapat Mariska tajam.

" bukan seperti itu mas Mbak Yunita berbohong Aku tidak pernah menghalangi mereka untuk bertemu kamu, mereka sendiri yang ingin menjauh dari kita" kata mariska .

" Bagaimana dengan hak-haknya anak-anak, dua bulan setelah pernikahan kita , sudah tidak ada lagi haknya anak-anak yang mereka terima, ken harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya dan sekolahnya London, bahkan untuk sekolah Bimo kamu juga menghentikan biaya pendidikan Bimo ke Universitas, akhirnya akulah yang harus membiayai pendidikan mereka semuanya, dan sekarang kamu menginginkan hakmu sebagai seorang ayah, Apakah itu pantas Kau pinta kepada putra-putrimu setelah engkau mengabaikan mereka" jelas bu Yunita kembali dan semakin membuat Mariska ketakutan mukanya semakin pucat dan tubuhnya sedikit bergetar.

Rafli terkejut mendengar penjelasan dari Yunita, ia menata tajam Mariska, sorot matanya begitu menakutkan, tubuh Mariska bergetar ketakutan.

" Mbak Yunita berbohong Mas, Aku tidak pernah melakukan itu semua, Mbak Yunita mengarang semua cerita Karena dia masih mencintaimu dan ingin memisahkan kita" .

mendengar itu Yunita tertawa dan menatap Mariska dengan datar.

" Mariska katakan Sejujurnya atau aku akan mencari sendiri kebenarannya jika sampai apa yang digantikan Yunita benar kamu akan tahu bagaimana aku bisa berbuat sesuatu padamu, sekarang Katakan Sejujurnya".

" Maaf tuan rafli, bisa tidak anda menyelesaikan urusan anda dengan istri Anda di kediaman anda sendiri, maaf ini sudah malam kami harus beristirahat" kata yunita.

Rafli yang merasa diusir oleh Yunita menggenggam erat tangannya dan menetap Yunita tajam dan kemudian beralih menatap putranya yang sedari tadi duduk dengan santai di sofa di depannya.

" Baiklah kami permisi pulang " kata rafli dan beranjak dari kursinya dengan kemarahan.

" Mariska, kita pulang, kita bicarakan di rumah !!" seru rafli pada istrinya, kendaru mengikuti papanya, sedangkan yunita masih terduduk lemas, hatinya sudah mulai ringan setelah mengungkapkan kebenaran yang selama ini ia pendam karena ia takut suaminya akan mengambil Kiara darinya. kini mantan suaminya itu harus tahu kebenaran nya selama ini.

"Pa..." panggil ken di depan pintu.

Rafli berhenti dan berbalik menatap putranya yang mendekat padanya dan kemudian memeluknya, hati Rafli menghangat saat Ken memeluknya sudah lama mereka tidak seperti itu.

" Berhati hatilah, aku yakin papa akan menyesal telah mengabaikan kami dan memilih wanita ular itu" bisik Ken pada Papanya.

####

Assalamualaikum readers salam sehat selalu, selamat membaca..dan terimakasih kasih sudah mampir di novel author.