"Lupakan tentang kejadian di Paris. Anggap saja tidak terjadi apa-apa. Tubuhmu sama sekali tidak menarik. Aku tidak akan pernah sudi menyentuhmu lagi! Apalagi aku sudah punya kekasih."
Itulah yang diucapkan oleh Devano kepada Evelyn.
Devano sangat membenci Evelyn karena Evelyn adalah anak dari ibu tirinya.
"Kamu pikir aku mau melakukannya lagi? Aku juga tidak sudi disentuh lagi olehmu!"
Evelyn tak mau kalah, dia tidak ingin ditindas oleh kakak tirinya yang sangat arogan itu.
Tapi bagaimana kalau ternyata setelah kejadian malam itu, Devano malah terus terbayang-bayang bagaimana indahnya tubuh Evelyn? Membuatnya tidak bisa melupakan kejadian malam yang indah itu di kota Paris
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Dua minggu berlalu...
Walaupun Evelyn sudah lulus kuliah, tapi dia tetap memilih untuk tinggal di Paris. Mungkin karena dia tidak ingin bertemu dengan Devano lagi. Seorang kakak tiri yang sudah membuatnya menjadi mantan perawan.
Saat itu bagaimana bisa Evelyn marah kepada Devano, sedangkan dirinya ikut menikmati apa yang Devano lakukan pada tubuhnya. Sehingga dia memilih untuk melupakan apa yang terjadi antara dirinya dengan Devano. Yang memang seharusnya tidak pernah terjadi diantara mereka berdua.
"Besok aku akan pulang ke Indonesia, Ve. Kamu yakin akan tetap tinggal disini?" tanya Jovita kepada sahabatnya itu.
Saat ini Evelyn dan Jovita sedang menikmati makan siang bersama di sebuah kafe.
Evelyn tak langsung menjawab, dia meneguk dulu jus jeruk, lalu segera menjawab pertanyaan dari sahabatnya itu. "Gak. Aku mau disini aja. Aku ingin mendapatkan pekerjaan disini."
Walaupun Evelyn tahu bahwa ayah tirinya memiliki perusahaan yang sangat besar. Tapi dia cukup tahu diri. Dia sangat paham statusnya hanyalah anak tiri. Walaupun selama ini Tuan Charles memperlakukannya sangat baik. Menganggap Evelyn seperti anak kandungnya sendiri. Mungkin karena sedari dulu Tuan Charles sangat menginginkan anak perempuan.
Sebenarnya Evelyn akan mudah mendapatkan pekerjaan jika dia menyebutkan nama Tuan Charles Anderson. Bahkan perusahaan Anderson memiliki cabang di Paris. Tapi Evelyn tidak ingin melakukannya. Dia tidak ingin dianggap memanfaatkan kekayaan ayah tirinya itu.
"Kamu yakin? Kamu gak takut diganggu terus sama Gabriel? Dari kemarin-kemarin Gabriel selalu menghubungi kamu. Maksa ingin balikan lagi sama kamu." Jovita sangat khawatir jika harus meninggalkan Evelyn sendirian di Paris. Karena dia tahu Gabriel pria seperti apa.
"Kamu tenang aja. Aku bisa jaga diri kok, Jo." Evelyn berkata dengan memperlihatkan sikapnya yang ceria.
Selama dua minggu ini, dia berusaha keras untuk melupakan malam panas yang dia lakukan bersama dengan Devano. Dan harus kembali menjadi Evelyn yang selalu bersikap ceria dan periang.
"Lalu bagaimana tanggapan mama kamu? Apa mama kamu mengizinkan kamu bekerja disini?" tanya Jovita, penasaran.
Evelyn tersenyum getir, "Sejak kapan mama peduli padaku? Mama hanya bersikap baik saat berada di depan papa tiriku. Yang mama pikirkan hanyalah uang."
Memang seperti itu, selain sikap Devano yang sangat menyebalkan, Evelyn pun ingin menghindari ibunya, sehingga selama ini dia lebih betah tinggal di Paris.
Mungkin di depan ayah tirinya, sang ibu terlihat sangat menyayangi Evelyn. Padahal semua itu palsu. Walaupun Evelyn tidak tahu mengapa ibunya memperlakukan Evelyn seperti itu.
"Jadi beneran nih kamu tidak akan pulang ke Indonesia?" Jovita ingin bertanya sekali lagi. Hanya ingin memastikan.
"Nggak, Jo." Evelyn tetap teguh pada pendiriannya.
Jovita malah menggoda Evelyn. "Hayo ngaku, pasti alasan utama kamu tidak ingin pulang ke Indonesia karena kakakmu itu kan? Apa mungkin sebenernya kamu belum bisa melupakan kejadian malam itu?"
Evelyn menjadi salah tingkah diberikan pertanyaan seperti itu oleh Jovita, sehingga wajahnya nampak merah merona. "Ish! A-aku sudah lupa. Untuk apa aku masih mengingatnya?"
"Yakin?" goda Jovita lagi.
Evelyn hanya menganggukkan kepalanya.
Jovita berkata kembali, "Hm, tapi aku penasaran. Bagaimana dengan Kak Devano? Apa dia juga sama sepertimu, bisa melupakan kejadian malam itu? Kalian dua kali lho melakukannya."
Evelyn semakin salah tingkah, "Pasti dia sudah lupa lah. Dia selalu mengatakan aku ini tidak menarik. Gak mungkin dia mengingatnya."
Walaupun sebenarnya Evelyn sama sekali tidak tahu, apakah Devano benar-benar bisa melupakan kejadian malam itu? Atau justru sampai kini Devano sangat sulit melupakannya?
Tapi Evelyn rasa, bagi seorang Devano sangat gampang untuk melupakan kejadian pada malam hari itu. Karena memang dia sama sekali tidak berarti bagi kakak tirinya itu.
skrg kok aku mlh dukung Evelyn dgn Devano, aku merasa was was dan harus menghindari Gio tuh Evelyn. ada sesuatu yg sulit untuk dijelaskan 🫢