NovelToon NovelToon
Misteri Badik Punnawara'

Misteri Badik Punnawara'

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Romansa Fantasi / Dan budidaya abadi / Roh Supernatural / Fantasi Wanita / Pendamping Sakti
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mia Lamakkara

Miang tidak sengaja menemukan membuka kotak terlarang milik leluhurnya yang diusir oleh keluarga seratus tahun lalu. Kotak itu berisi badik keemasan yang bila disentuh oleh Miang bisa berkomunikasi dengan roh spirit yang terpenjara dalam badik itu.
Roh spirit ini membantu Miang dalam mengembangkan dirinya sebagai pendekar spiritual.
Untuk membalas budi, Miang ingin membantu Roh spirit itu mengembalikan ingatannya.
Siapa sebenarnya roh spirit itu? Bisakah Miang membantunya mengingat dirinya?Apakah keputusan Miang tidak mengundang bencana?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mia Lamakkara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apa Ibu akan Membawanya kembali?

Matahari telah muncul namun I Miang masih enggan bergerak. Dia lumayan letih dari festival perahu. Diatas meja ada kotak kayu yang diukir hati-hati. Itu hadiah pemberian dari pangeran ke tujuh karena dia terpilih dari lima penampilan terbaik. I Miang mendapat jepit rambut yang merupakan senjata spiritual tingkat langit yang bisa menahan serangan angin dan air. I Rabia diberi sapu tangan dari sutra api phoenix, barang spiritual yang bisa ditempa jadi senjata. Hining mendapat gelang yang berisi jarum rahasia.

Tarian pedang La Bulla juga dianggap menarik karena sangat jarang pria mau menari.walaupun dia menari, gerakan La Bulla sangat maskulin. Dia diberi kitab pedang hanya saja tidak ada yang tahu tingkat dari kitab itu.

Tarian kelompok dari suku patinjo yang dinilai liar dan kasar justru memukau pangeran ke tujuh. Kelompok ini diberi sekotak inti binatang dari berbagai tingkat. Selain itu, kepala suku juga diberi Kristal sebagai penghormatan pangeran ke tujuh.

Dua lainnya adalah nona ke lima keluarga puang Milu dan Impe.

Walaupun tidak masuk sepuluh besar, kelompok puang Bamba menjadi juara Favorite. Selain sejumlah unag, Puang Bamba sendiri mendapat jubah dari pangeran ke tujuh. Uang perak yang didapat disumbangkan ke kas keluarga dan uang emas di bagi rata.

Puang Bamba sendiri membeli barang untuk La Guritcie. Awalnya, I Miang berpikir kalau puang bamba melakukan itu pada kepala keluarga namun setelah dia mengamati dan mengingat kenangan masa kecilnya. I Miang merasa kalau tindakan puang Bamba itu seperti bakti anak ke ayahnya.

Dulu, I Miang menganggap kalau puang Bamba itu keponakan tiri I Murni. Baru kemudian dia tahu puang Bamba itu anak dari anak adopsi puang Naga, sepupu ayahnya. Mendiang kakek buyut I Miang memiliki adik tiri dari pelayan kamar tidur ayahnya, puang Naga.

Karena status rendah ibunya, puang naga memilih menikah dengan keluarga kaya biasa. Pernikahan berjalan baik meski suaminya mengambil banyak selir. Seiring waktu, dengan alasan puang Naga tidak melahirkan anak, suaminya menurunkan posisinya jadi istri biasa dan menikahi istri sah lain. Puang naga memilih berpisah dan kembali ke rumah keluarga La Wero.

Mengira status kelahiran puang Naga yang rendah, keluarga suaminya mengira akan menelantarkan puang Naga setelah bercerai. Mereka menahan sebagian mahar puang Naga. Kakek I Miang sangat marah karena Puang Naga tetaplah adiknya. Dia mengajukan keberatan ke hakim kota yang masih kerabat mereka. Raja saat itub sangat menghargai keluarga bangsawan yang berjasa pada kerajaan. Meskipun status keluarga La Wero, mereka punya sumbangsih pada kerajaan sejak dulu. Keluarga suaminya di denda dan masuk daftar hitam pemerintah. Jadi, anak dari keluarga itu tidak akan diterima sebagai pejabat dan bisnisnya tidak akan bekerjasama dengan pemerintahan. Lambat laun, keluarga itu menurun.

Puang Naga yang kembali ke keluarga La Wero setelah menjanda beberapa tahun, adek tiri kakek I Miang, itu adalah ayah dari I Murni. Ibu I Murni meninggal setelah melahirkan I Murni sebagai anak tunggal. Ayah I Murni meminang Puang Naga meski ditentang para tetua pada awalnya tapi dia tetap kekeh karena keduanya teman baik sejak kecil.

Puang Naga menerima pinangan tapi denga syarat, dia bisa membawa dua anaknya. Satu puteri kandungnya dan satu lainnya adalah putera angkat. Pernikahan ke dua puang Naga melahirkan dua anak laki-laki. Satu lainnya menjadi pejabat rendah di ibukota dan lainnya menjadi manajer toko milik La Dacong.

Putera angkat puang Naga menjadi pendekar berbakat bahkan lulus sekolah lanjutan di ibukota. Setelah menjadi ksatria, dia keluar melakukan tugas selama bertahun-tahun dan kembali membawa anak laki-laki dan mengaku kalau ibunya meninggal. Anak itu puang Bamba. Ayahnya keluar dari ksatria kerajaan dan pergi mengembara, dia menyimpan cukup harta dan berbagai metode kultivasi dan senjata sebagai jaminan kepada kepala keluarga untuk membesarkan anaknya. Saat itu, kakek I Miang sudah tua dan berniat menyerahkan kepala keluarga pada La Guritcie. Tugas pertama yang dia minta adalah mengurus masalah puang Bamba.

Setelah bicara dengan paman dan bibinya. Anak ketiga puang Naga yakni La Tiar bersedia menjaga puang Bamba. Istri La Tiar orang sederhana yang belum melahirkan anak saat itu. Baru setelah mengadopsi puang Bamba dia melahirkan seorang puteri yang baru berumur lima tahun saat ini.

Sikap memanjakan istri La Tiar membuat puang Bamba tumbuh arogan dan boros. Meski begitu dia sangat sopan dan hormat di hadapan La Guritcie. Dulu, dia dekat dengan Ramalla karena gadis itu mengatakan kalau La Topa menganggapnya adik. Setelah pemukulan terakhir oleh I Nintang dan kedatangan I Miang, puang Bamba berubah.

Sesekali dia akan menyapa I Miang, sebaliknya I Miang menganggap puang Bamba hanya remaja nakal jadi dia tidak keberatan berbicara dengannya sesekali. Lagipula dalam ingatannya, puang Bamba kerap mengikuti kakaknya La Topa.

******

Di halaman dalam istana kerajaan, kereta pangeran ke tujuh berhenti. Dia melompat dengan ringan dan berjalan masuk menemui seorang wanita bangsawan yang duduk di lego-lego seolah menunggunya.

“Ibu….”

“Perjalananmu melelahkan?.”Wanita itu bangkit penuh kasih sayang menyambut anak laki-lakinya.

“Ata’ siapkan makanan ringan dan the.”

“Apa tidak ada tuak?.’

“Kamu ini, siang-siang begini malah cari minuman begitu?.” Selir santi memarahi puteranya.

“jangan meminum tuak terlalu banyak. Ganti saja dengan air anggur tapi jangan meminumnya sepanjang hari.”

“Aku akan mendengarkan ibu.” Pangeran ke tujuh mengangguk.

“Ngomong-ngomong, ayahmu masih menanyakan tentang sekolahmu. Bagaimana kamu akan pergi sekolah.”

“aku tidak tertarik pergi ke sekolah.”

“Bahkan kalau kamu tidak tertarik, kamu harus melakukannya. Atau ayahmu akan mengirim mu ke suatu tempat.”

“Kalau dia mau melakukannya, lakukan saja. Anggap saja nanti itu petualangan.”

“Nak, ibu tidak mau kamu sengsara.”

“Ada pepatah yang mengatakan kesengsaraan membuat seorang pria dewasa dan bijaksana.”

“ Terserah dirimu.” Selir Santi kewalahan setiap kali berdebat dengan puteranya.

“Oh…aku sudah melihat anak itu dan memberinya jubah pelindung.”Pangeran ke tujuh mengalihkan pembicaraan ke hal pokok yang ingin dia bahas dengan ibunya.

“Karakternya lumayan dan punya selera bagus.”

Selir Santi mengernyitkan dahi. Kalau La lanrisang menyanjung seseorang maka orang itu kurang lebih sama dengannya. Pembuat onar.

“ Bagiamana keluarga La Wero memperlakukannya?.”

“Dia bersikap layaknya bangsawan terhormat itu berarti dia dibesarkan dengan baik.”Kata La lanrisang memasukkan kue kedalam mulutnya.

“Apa ibu berencana membawanya kembali?.”

“Entahlah. Orang itu hanya mengatakan selama dia bisa hidup dengan baik tanpa keluhan berarti itu akan mengurangi rasa bersalahnya.”

“Kurasa sampai saat ini dia tidak punya keluhan. Hanya saja tingkat spiritualnya sangat memprihatinkan.”

“Aku akan memikirkan hati-hati masalah ini.”

“Baik.” La Lanrisang berdiri.

“Aku harus pergi sekarang. Aku membeli barang bagus di jalan. Aku akan menyiapkan untuk menyambut kakak ke enam pulang dari barak militer.”

“Apa itu ayam jago lagi?.”

Pangeran ke tujuh tersenyum cerah.

“Ibu kamu sangat mengenalku. Tebakanmu sangat benar.”

Selir Santi mencibir. “Anak nakal!.”

Pangeran ke tujuh dan ke enam sangat menyukai permainan sabung ayam.

1
Irul Munawirul
calabai=banci🤪😆 semangat daeng
kutu
Luar biasa
Sribundanya Gifran
lanjut
ladia120
Nggak sabar buat lanjut ceritanya!
Suzanne Milla
Gemes deh!
Mưa buồn
Seru abis 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!