Flower Florencia hidup dalam tekanan—dari keluarganya yang selalu menuntut kesempurnaan hingga lingkungan universitas yang membuatnya merasa terasing. Di ambang keputusasaan, ia memilih mengakhiri hidupnya, namun takdir berkata lain.
Kim Anderson, seorang dokter tampan dan kaya, menjadi penyelamatnya. Ia bukan hanya menyelamatkan nyawa Flower, tetapi juga perlahan menjadi tempat perlindungannya. Di saat semua orang mengabaikannya, Kim selalu ada—menghibur, mendukung, dan membantunya bangkit dari keterpurukan.
Namun, semakin Flower bergantung padanya, semakin jelas bahwa Kim menyimpan sesuatu. Ada alasan di balik perhatiannya yang begitu besar, sesuatu yang ia sembunyikan rapat-rapat. Apakah itu sekadar belas kasih, atau ada rahasia masa lalu yang mengikat mereka berdua?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
"Kim! Akhirnya kau pulang!" seru Shelly begitu melihat sosok pria itu memasuki ruangan. Ia segera menghampirinya, mencoba menampilkan senyum lembut, namun suaranya menyimpan emosi yang terpendam.
Kim menatap Shelly sekilas, lalu pandangannya beralih ke sekitar ruangan yang terasa tegang. "Apa yang terjadi? Kenapa kamu ada di sini?" tanyanya, alisnya sedikit berkerut.
Shelly mengangkat dagunya, mencoba terdengar tenang.
"Kim, aku hanya ingin datang menemuimu. Tapi pembantumu malah melawan dan tidak sopan padaku," katanya dengan nada menyudutkan.
"Dia bahkan berani menamparku!"
Kim tidak langsung menanggapi. Ia berjalan melewati Shelly tanpa sepatah kata pun, langsung menghampiri Flower yang berdiri diam di dekat sofa, dengan pipi yang masih tampak kemerahan.
"Flower, apa kamu baik-baik saja?" tanya Kim lembut, matanya menelusuri wajah gadis itu penuh kekhawatiran.
Flower mengangkat wajahnya perlahan, namun tidak menatap Kim langsung.
"Tamparanku lebih keras dari yang dia berikan. Tentu saja aku tidak apa-apa," jawabnya datar, matanya memandang ke arah jendela seolah berusaha mengalihkan emosi.
Kim menghela napas, lalu menoleh ke arah Shelly yang berdiri dengan ekspresi tidak senang.
"Shelly, untuk apa kau datang ke rumahku? Kalau memang ada hal penting, hubungi saja asistenku."
Shelly menahan emosi yang mendidih dalam dadanya.
"Kim, aku hanya ingin makan siang denganmu. Tidak ada salahnya, bukan?"
Kim menggeleng pelan, suaranya kembali dingin.
"Ada lagi... Flower bukan pembantu. Dia adalah keluargaku. Apa kau mengerti?"
Shelly tampak tersentak. Matanya membelalak, lalu dengan nada hampir tak percaya, ia bertanya,
"Keluargamu? Sejak kapan gadis asing yang tidak ada hubungan denganmu jadi keluargamu?"
Kim menatapnya tajam, ekspresinya mulai kehilangan kesabaran.
"Aku rasa aku tidak perlu menjawab pertanyaanmu. Kenapa kau harus mempermasalahkan hal ini? Ini bukan urusanmu."
Suasana kembali menegang. Flower menghela napas, lalu berkata pelan,
"Kakak Kim, mungkin lebih baik aku pindah saja. Aku tidak ingin ada yang salah paham."
Kim segera menoleh dan menatap Flower dengan tegas.
"Flower, kau tidak perlu pergi. Ini adalah rumahmu sampai kapan pun. Untuk apa peduli dengan pandangan orang? Kita tidak melakukan apa pun yang salah."
Shelly tiba-tiba menyela dengan nada penuh luka,
"Kim… apakah karena dia kau menolakku semalam? Kita seharusnya menjadi pasangan yang bahagia. Tapi kenapa sekarang malah kau lebih memilihnya?"
Kim menatap Shelly dengan sorot mata yang tajam namun tenang.
"Karena pertunangan kita hanyalah perjanjian antara kedua orang tua kita. Itulah sebabnya aku ingin membahasnya denganmu. Aku ingin membatalkan rencana pertunangan ini."
Pernyataan itu membuat wajah Shelly pucat. Ia mundur selangkah, menatap Kim seperti tidak mengenalnya lagi.
"Membatalkan? Apakah demi dia?!" teriaknya sambil menunjuk ke arah Flower, suaranya gemetar antara marah dan patah hati.
“Karena aku telah memiliki seseorang yang aku cintai,” jawab Kim dengan santai namun tegas, seolah sudah lama menyimpan keputusan itu dalam hatinya.
Perkataan itu membuat Flower dan Shelly tertegun. Mereka langsung menatap Kim dengan sorot mata penuh ketidakpercayaan.
“Siapa yang Kakak Kim cintai?” batin Flower, hatinya berdebar tanpa bisa ia kendalikan.
Shelly melangkah maju, suaranya mulai terdengar panik.
“Siapa yang mengisi hatimu? Aku ingin tahu!”
Kim menarik napas dalam, mencoba tetap tenang menghadapi kemarahan wanita di depannya.
“Ini adalah urusan pribadiku. Kau tidak perlu tahu. Aku sudah menjelaskannya dengan jelas. Silakan pergi.”
Nada tegas Kim bagai tamparan kedua bagi Shelly. Namun ia menolak menyerah begitu saja. Matanya berkilat, rahangnya mengeras saat ia bertanya lagi, kali ini dengan suara yang sedikit gemetar karena emosi.
“Beritahu aku… Apa kelebihannya dibanding aku? Mengapa aku tidak sebanding dengannya?”
Kim memandangnya tanpa keraguan sedikit pun, lalu berkata perlahan namun menusuk,
“Dia memiliki hati yang tulus. Suka membantu tanpa meminta balasan. Sedangkan dirimu… hanya mengejar kekayaan dan status. Kau dan dia sangat jauh berbeda.”
Kata-kata itu membuat wajah Shelly memucat. Ia terdiam sejenak, dadanya naik-turun karena menahan marah dan luka. Sementara Flower berdiri mematung, hatinya sakit bagaikan dicabik-cabik.
"Selama hidupku, aku hanya akan menikahi dia, Apakah kau mengerti?" tanya Kim pada Shelly.
Selamat pagi Teman2. Sambil menunggu up terbaru, silakan mampir ke Gadis Rusuh & Pria Misterius
terimakasih untuk kejujuran muu 😍😍😍 ..
sally mending mundur saja.. percuma kan memaksakan kehendak...
kim gak mau jadi jangan di paksa
ka Lin bikin penasaran aja ihhh 😒😒😒
penasaran satu hall apakah Flower akan pergi dari Kim atau bertahan sama kim 🤨