NovelToon NovelToon
SEKTE KEKAISARAN ABADI

SEKTE KEKAISARAN ABADI

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Sistem / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Axellio

Sekte Kekaisaran Abadi, yang telah berdiri selama ratusan juta tahun, dihancurkan oleh para Dewa Penguasa Galaksi karena dianggap melampaui batas yang diperbolehkan. Pemimpinnya, Taixuan Dijing, menantang langit dan memimpin perlawanan sengit, tetapi bahkan kekuatannya tak mampu menahan murka Sang Dewa Pencipta.

Dalam satu genggaman, sektenya lenyap. Dipenuhi amarah dan dendam, Taixuan Dijing bertarung hingga titik darah penghabisan sebelum akhirnya gugur. Namun, sebelum mati, ia bersumpah bahwa suatu hari nanti, bahkan langit itu sendiri akan dihancurkan.

Di luar cakupan para dewa, sesuatu pun mulai bangkit dari kehampaan…


SETIAP HARI UPDATE BAB:
- 07.00 WIB
-16. 00 WIB
-18. 00 WIB

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Axellio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 1 TAIXUAN DIJIING

Langit semakin memerah, seolah-olah terbakar oleh kedatangan sesuatu yang tak seharusnya ada.

Meteor yang menyala-nyala itu kini semakin dekat, ukurannya kian membesar, tidak seperti benda langit biasa—tetapi lebih seperti matahari kedua yang jatuh dari surga.

Di Kota Kekaisaran Tianlong, para bangsawan, prajurit, dan rakyat jelata menatap ke langit dengan wajah penuh ketakutan. Suara bisikan dan jeritan mulai memenuhi udara.

Seorang Jenderal Besi Baja berteriak: "Cepat! Semua pasukan, mundur ke dalam benteng! Ini bukan bencana biasa!"

Seorang tetua berjubah ungu di dalam Menara Ilmu Surga, tempat berkumpulnya para cendekiawan terhebat, mengamati langit dengan mata membelalak.

Tetua Ilmu Surga: "Tidak… Ini bukanlah fenomena kosmik biasa… Energinya… ini bukan hanya api! Ini adalah esensi kekuatan yang berasal dari luar tatanan dunia kita!"

Di dalam Istana Langit Abadi, Maharaja Tianlong menatap dari balkon emasnya.

Maharaja: "Benda ini… tidak mungkin berasal dari alam fana. Kirim utusan ke semua sekte besar, minta mereka bersiap untuk sesuatu yang lebih besar dari sekadar bencana."

Sementara itu, jauh di dalam Hutan Abadi, seekor naga emas raksasa yang telah tidur selama jutaan tahun tiba-tiba membuka matanya yang menyala seperti matahari kembar.

Naga Emas: "Hmph… Apa langit telah memanggil kehancuran pada dunia ini?"

Fluktuasi mana semakin menggila. Langit bergetar. Gunung-gunung yang megah mulai retak sebelum meteor itu bahkan menyentuh daratan.

Di puncak Gunung Tianxu, gunung tertinggi di dunia, seorang lelaki tua berjubah putih berdiri di tepi tebing, ditemani seorang murid muda yang gemetar ketakutan.

Murid: "Guru… Itu… Itu akan menghantam gunung kita!"

Tetua Gunung Tianxu: (menatap langit dengan tenang, lalu tersenyum pahit) "Sudah terlambat untuk lari… Takdir sudah ditetapkan. Hari ini, kita akan menyaksikan kelahiran sesuatu yang lebih besar dari sekadar kehancuran."

Dan kemudian… Meteor itu menghantam Gunung Tianxu.

Ledakan itu tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata biasa.

Cahaya menyilaukan meledak ke segala arah, menelan langit dan bumi. Guncangan yang terjadi begitu hebat hingga gelombangnya terasa sejauh jutaan mil.

Gunung Tianxu, yang telah berdiri sejak zaman kuno, hancur dalam sekejap mata. Batu-batu besar yang seukuran kota beterbangan seperti debu.

Di Kota Kekaisaran Tianlong, di Paviliun Takdir Surgawi, di markas sekte-sekte besar—semuanya merasakan dampaknya.

Tanah merekah. Sungai meluap. Dimensi mulai bergetar, seolah-olah dunia itu sendiri berusaha menolak keberadaan sesuatu yang baru saja datang.

Dari dalam kawah besar yang kini menggantikan tempat Gunung Tianxu berdiri, pusaran energi gelap mulai terbentuk.

Dan di pusat kehancuran itu…

Sebuah siluet perlahan muncul dari dalam api dan abu.

Dari kawah yang menganga, di tengah api yang masih menyala-nyala, sesuatu mulai muncul.

Bukan sekadar kehancuran, bukan sekadar energi liar yang tak terkendali—tetapi sebuah keberadaan yang jauh melampaui pemahaman dunia ini.

Di antara abu yang mengepul dan batu-batu besar yang masih mencair karena panasnya, sebuah bola jiwa bersinar dengan cahaya yang mustahil untuk diukur.

Kilauannya bukan sekadar cahaya biasa. Itu adalah cahaya yang mengandung esensi kekuasaan mutlak, aura yang mampu mengguncang tatanan dunia.

Jiwa itu berdenyut, sekali…

Seluruh langit mendadak bergetar.

Jiwa itu berdenyut lagi…

Lautan yang luas, yang terletak jutaan mil jauhnya, tiba-tiba bergejolak dengan gelombang setinggi gunung.

Lalu, jiwa itu melayang ke atas, naik perlahan ke langit yang cerah itu. Ia tidak bergerak tanpa tujuan. Tidak, ia seperti sedang mencari sesuatu.

Sementara itu, di pinggiran kehancuran, seorang pemuda terbaring tak berdaya.

Pakaiannya compang-camping, tubuhnya penuh luka akibat dampak dahsyat dari kehancuran Gunung Tianxu. Pemuda itu adalah murid dari tetua yang tadi menerima takdirnya tanpa melawan.

Darah menetes dari sudut bibir pemuda itu, matanya kosong menatap ke langit yang telah berubah menjadi merah kehitaman karena energi yang mengamuk. Nafasnya tersengal, hampir tak berdaya… namun tubuhnya masih utuh.

Lalu, jiwa itu menemukannya.

Dalam sekejap, bola jiwa itu meluncur turun dengan kecepatan luar biasa, meninggalkan jejak cahaya keemasan di udara.

Saat cahaya itu menyelimuti tubuh pemuda tersebut, dunia seakan membeku.

Tekanan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata mulai menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Di Gunung Langit Sembilan, Tetua Sekte Pedang Abadi, yang tadinya masih berdiri gagah dengan pedangnya, mendadak tersungkur berlutut.

Darah keluar dari sudut bibirnya. Tangannya bergetar hebat, matanya yang telah menyaksikan berbagai pertempuran besar selama ribuan tahun kini dipenuhi ketakutan murni.

"Apa… Apa ini…?" suaranya bergetar, tidak percaya dengan kekuatan yang tiba-tiba menyelimuti dunia.

Di Lembah Iblis Kelam, tempat raja-raja iblis bersembunyi dan merencanakan kehancuran dunia, seorang iblis tua yang bertanduk tiga tiba-tiba membeku.

Matanya membelalak, pupilnya mengecil seakan melihat sesuatu yang tidak seharusnya ada di dunia ini.

"Ini… Ini mustahil!" suara iblis itu serak, tubuhnya menggigil.

Di Kediaman Naga Langit, naga emas yang tadi terbangun dari tidurnya kini merunduk ke tanah, sisik-sisiknya yang keras seperti baja mulai bergetar hebat.

"Tidak…!" suaranya bergetar dalam bahasa naga kuno. "Apa yang turun ke dunia ini… lebih kuat dari siapapun… lebih tua dari siapapun!"

Bahkan di istana langit, tempat tinggal para dewa, energi yang mengalir di dunia bergetar dengan gelombang yang begitu besar.

Para tetua surgawi yang selama ini tak pernah menggubris urusan dunia fana kini menoleh dengan wajah penuh keterkejutan.

Sementara itu, di tempat pemuda itu terbaring… tubuhnya mulai berubah.

Pola-pola kuno yang berisikan hukum-hukum alam terbentuk di kulitnya, berpendar dengan cahaya suci namun juga mengerikan.

Darahnya, yang tadinya merah biasa, kini berubah menjadi emas, mengalir dengan kekuatan yang tidak bisa dijelaskan oleh hukum dunia manapun.

Denyut kehidupannya, yang tadinya lemah, kini mengguncang seluruh dunia dengan irama yang seolah-olah menandakan kedatangan kembali sesuatu yang telah lama terkubur dalam sejarah.

Pemuda itu, yang seharusnya sudah mati, kini menjadi pusat perhatian dari seluruh makhluk di dunia ini.

Kebangkitan telah dimulai.

Langit sore yang tadinya tenang kini terasa berat, seolah-olah seluruh dunia harus menanggung beban yang tak terlihat. Matahari yang masih menggantung di cakrawala mulai kehilangan sinarnya, tertelan oleh aura yang baru saja bangkit dari dasar kehancuran.

Dari tengah kawah yang masih mengepulkan asap dan energi liar, sesosok pemuda berdiri dengan tatapan kosong.

Tubuhnya yang sebelumnya penuh luka kini telah sembuh sepenuhnya, bahkan lebih dari itu—ia kini memiliki kehadiran yang tidak berasal dari dunia fana ini.

Pemuda itu adalah Taixuan Dijing.

Tangannya perlahan terangkat, matanya menatap telapak tangannya sendiri dengan ekspresi yang sulit dijelaskan. Jari-jarinya bergerak perlahan, seolah-olah mencoba merasakan apakah tubuh ini memang benar miliknya.

—"Ini… tubuhku?"— suaranya pelan, nyaris seperti bisikan, namun entah bagaimana, suara itu menggema ke segala arah.

Matanya sedikit menyipit. Ia merasakan setiap otot, setiap serat tubuhnya yang kini terasa lebih sempurna dari sebelumnya.

Namun tiba-tiba…

BOOM!

Dari dalam tubuhnya, gelombang aura yang tak terbendung kembali meledak keluar.

Angin topan terbentuk seketika, menyapu daratan sejauh ratusan juta mil. Langit yang tadinya cerah kini mulai bergetar, meski matahari belum tenggelam, langit berubah menjadi keemasan dengan pusaran energi yang berputar liar.

Di bawah kakinya, tanah yang dulunya kokoh kini berderak dan pecah dengan sendirinya. Batu-batu melayang, pohon-pohon tumbang, dan sungai yang tadinya mengalir tenang kini mengamuk tanpa kendali.

—"Ah…"— Taixuan Dijing menarik napas dalam-dalam, mencoba menekan sesuatu di dalam dirinya.

Tapi sia-sia.

Energi yang begitu mengguncang langit dan bumi terus memancar dari tubuhnya, membuatnya merasa seolah-olah dunia ini terlalu sempit untuk menampung keberadaannya.

Di kejauhan, dari kota-kota besar, sekte-sekte kuno, dan istana-istana surgawi, semua makhluk merasakan kebangkitan ini.

Di Kekaisaran Tianlong…

Maharaja Tianlong, yang sebelumnya masih berdiri dengan tenang di balkon emasnya, kini duduk dengan napas memburu.

Matanya penuh keterkejutan, wajahnya yang biasanya angkuh kini pucat pasi.

—"Ini… bukan aura manusia biasa. Bahkan para dewa pun… tidak pernah mengeluarkan tekanan semacam ini!"— suaranya bergetar, tangannya menggenggam pegangan kursinya begitu erat hingga retak.

Seorang penasihat kekaisaran yang telah hidup selama ribuan tahun ikut berlutut dengan tubuh menggigil.

—"Maharaja… aura ini berasal dari timur… dari tempat di mana meteor itu jatuh!"—

—"Benua Timur?"— Mata Maharaja Tianlong semakin melebar, lalu tanpa ragu, ia berdiri dan berseru kepada para jenderalnya.

—"Kirim mata-mata! Kirim pasukan elit! Cari tahu siapa atau apa yang baru saja bangkit dari kehancuran itu!"—

Di Istana Iblis Hitam…

Seorang raja iblis yang telah tertidur selama jutaan tahun membuka matanya yang berwarna merah menyala.

Di sekelilingnya, pilar-pilar batu hitam mulai bergetar, dan semua iblis yang ada di dalam istana tersungkur ke tanah tanpa bisa menahan tekanan dari aura yang tiba-tiba muncul.

—"Tidak mungkin…"— suara Raja Iblis dalam dan penuh ketakutan.

Tangannya yang dipenuhi sisik iblis mencengkeram lengan singgasananya, matanya menatap ke langit.

—"Ini… bukan aura biasa. Bahkan dalam perang besar antara para dewa miliaran tahun lalu… aku tidak pernah merasakan sesuatu yang begitu… mutlak!"—

Tanpa ragu, tubuhnya berubah menjadi kabut hitam dan melesat ke langit, menuju ke arah asal energi tersebut.

Di Lembah Naga Abadi…

Naga emas yang tadinya bersembunyi di dalam danau surgawi kini telah terbang tinggi ke langit, matanya bersinar dengan kekuatan petir.

—"Kekuatan ini… siapa yang telah bangkit? Apakah salah satu penguasa kuno telah kembali?"—

Dengan kepakan sayapnya yang besar, naga itu melesat menuju Benua Timur, mengikuti jejak aura yang kini telah mengguncang seluruh dunia.

Di Paviliun Takdir Surgawi…

Bola kristal yang tadinya hanya retak, kini pecah berkeping-keping.

Seorang wanita berjubah putih yang duduk di singgasananya kini berlutut, tubuhnya dipenuhi keringat dingin.

—"Aku… Aku tidak bisa melihat masa depan lagi…"—

Para muridnya semua menatapnya dengan wajah pucat.

—"Guru… apa maksudmu?"—

Sang wanita menggigit bibirnya, matanya gemetar.

—"Keberadaan itu… keberadaannya terlalu besar. Takdir dunia tidak lagi bisa menampungnya. Kita semua… hanya bisa menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya."—

Kembali ke tempat Taixuan Dijing…

Ia masih berdiri di tengah kawah yang ia ciptakan, napasnya teratur, tapi tubuhnya dipenuhi api tak terlihat.

Aura di sekelilingnya masih belum sepenuhnya terkendali, dan ia bisa merasakan ribuan makhluk kuat sedang bergerak ke arahnya.

—"Tampaknya… aku telah kembali ke dunia ini dengan keadaan yang tidak bisa disembunyikan."— suaranya tenang, namun matanya dipenuhi kilatan tajam.

Ia bisa merasakan naga-naga purba yang telah lama tertidur kini terbangun.

Ia bisa merasakan iblis-iblis kuno yang selama ini bersembunyi di kegelapan kini bergerak menuju langit.

Ia bisa merasakan kekaisaran-kekaisaran besar mulai mengirim mata-mata dan pasukan mereka untuk menyelidiki dirinya.

—"Hmph. Sepertinya dunia ini masih mengingat… bagaimana rasanya takut."—

Ia mengangkat satu jari.

Dalam sekejap, langit yang tadinya masih menyisakan cahaya matahari sore mendadak tertutupi oleh pusaran energi yang terbentuk di sekelilingnya.

Tekanan yang semula sudah menakutkan kini semakin menggila.

Dunia ini… baru saja menyadari bahwa sesuatu yang lebih besar dari sekadar legenda telah kembali.

1
Axellio
terimakasih ya yang sudah support samapai detik ini, janagn lupa beri dukungan terus biar author kasih bonus bab
Jupri
keren..
Jupri
lanjut....
pizzarro.
gasssss upppp
Aldo Afga
Lanjut thour
Bariton Triono
Lumayan
Axellio
dan juga author mau ucapin terimakasih yang sudah support yaa
Axellio
ayoo gaes kasih support kalian, seperti komen masukan dan like biar author makin semangat updatenya
Alnezro
lanjutttttt
Alnezro
lanjutttt
Axellio: Jam 07.00 uy bab baru dh ready
total 1 replies
Alnezro
lanjuttt
ťeĐĎý🐻BeaŔ
ceritanya bagus..kata2nya jg enak dibaca 👍👍👍👍👍
Axellio: Terimakasih yaa, semoga makin betah
total 1 replies
Alnezro
lanjuttt
Axellio: dh di up cuyy
total 1 replies
Alnezro
keren
Alnezro
uppp
I'm Maya
kata²nya bagus.. i like
I'm Maya
next thorr
Axellio: udh ouyy
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!