NovelToon NovelToon
Derita Istri Penebus Hutang

Derita Istri Penebus Hutang

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Paksa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:21.5k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Anissa terpaksa menerima perjodohan atas kehendak ayahnya, dengan pria matang bernama Prabu Sakti Darmanta.

Mendapat julukan nona Darmanta sesungguhnya bukan keinginan Anissa, karena pernikahan yang tengah dia jalani hanya sebagai batu loncatan saja.

Anissa sangka, dia diperistri karena Prabu mencintainya. Namun dia salah. Kehadiranya, sesungguhnya hanya dijadikan budak untuk merawat kekasihnya yang saat ini dalam masa pengobatan, akibat Deprsi berat.

Marah, kecewa, kesal seakan bertempur menjadi satu dalam jiwanya. Setelah dia tahu kebenaran dalam pernikahanya.

Prabu sendiri menyimpan rahasia besar atas kekasihnya itu. Seiring berjalanya waktu, Anissa berhasil membongkar kebenaran tentang rumah tangganya yang hampir kandas ditengah jalan.

Namum semuanya sudah terasa mati. Cinta yang dulu tersususn rapi, seolah hancur tanpa dia tahu kapan waktu yang tepat untuk merakitnya kembali.

Akankan Anissa masih bisa bertahan??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 28

Ke esokan harinya.

Anissa bangun pagi hari, karena rencananya pagi ini dia akan mengunjungi mertuanya yang masih di rumah sakit Yogyakarta.

Setelah selesai berhias, dia masih terdiam duduk tenang di depan meja rias kuno.

Dia melirik kearah ponselnya, yang kini tergeletak disampingnya. Biasanya, Prabu selalu memberikan beberapa pesan atau bahkan panggilan kepadanya. Tapi sudah hampir 2 hari, ponsel Anissa terasa sunyi tanpa ocehan dari sang suami.

Dan itu menimbulkan pertanyaan besar bagi Anissa saat ini. Akankah suaminya baik-baik saja? Atau, ada sesuatu yang sedang menimpa~Prabu?.

Lamunannya kembali, saat mendengar suara klakson mobil di depan sudah tiba.

Dint

Dint

Anissa segera bangkit, lalu segera berjalan keluar sambil memakai tas selempang di bahunya.

"Dengan ibu Anissa?" sapa sang sopir setelah turun.

Anissa mengangguk sopan, "Benar pak! Saya sendiri. Sebentar, saya kunci dulu ...." jawab Anissa sambil mengunci pintu rumahnya.

Setelah semuanya selesai, Anissa langsung berjalan pelan menuju taxi online yang sudah dia pesan. Karena obat yang sudah dia minum, telapak kakinya tidak terasa nyeri lagi. Jadi Anissa sudah dapat berjalan, walaupun harus pelan.

"Langsung berangkat ya, bu?"

"Baik pak! Kita langsung ke rumah sakit saja."

Tepat pukul 8 pagi, Anissa berangkat dari rumah. Anissa duduk dengan tenang, sambil menurunkan sedikit kaca samping. Perlahan, dia mulai menghirup udara pagi, walaupun tidak lama pedesaan itu berganti dengan padatnya jalanan kota Salatiga.

Anissa tidak lupa masih mengenakan selendang satin untuk menutupi kepalanya, serta masker sebagai penutup setengah wajahnya. Dia berharap, disaat nanti di ruamh sakit, dia tidak akan bertemu dengan Prabu.

'Semoga saja, ibu tidak mencurigai apapun padaku' gumam batin Anissa penuh harap.

Mobil itu berhenti di persimpangan lampu merah. Karena terkena sedikit kemacetan.

'Wanita itu? Bukanya dia yang kemarin hampir aku tabrak? Siapa dia sebenarnya ... Kenapa selalu memakai selendang putih itu? Mencurigakan!'

Batin seorang Pria yang kini menatap kearah posisi duduk Anissa, saat kaca mobil mereka saling terbuka sedikit. Dan kebetulan, Anissa sedang menurunkan maskernya, karena tadi dia ingin menghirup udara pedesaan, saat belum sampai di kota.

Pria itu terus menoleh ke samping, menatap dengan tatapan penuh tanya besar. Ada perasaan sedikit terkesima saat melihat cantinya wajah Anissa. Siapapun yang melihat, pasti juga akan merasakan hal yang sama.

"Gara ... Saya mau kamu ikuti mobil di samping ini!" ucap Pria tadi menyuruh anak buahnya.

Pria bernama Gara itu hanya mengangguk sopan, sambil berkata. "Tapi Tuan ... Bukanya pagi ini kita ada pertemuan dengan perusahaan tuan Brahma?" jawabnya mengingatkan Tuannya.

"Kita tunda satu jam kedepan. Bilang pada Nara, untuk mengatur ulang jadwal metting saya!" timpal Pria dewasa tadi.

"Baik tuan!" jawab Gara. Tanganya lalu terulur kearah saku celanan untuk segera menghubungi sekertaris Tuannya.

Dan selang menunggu beberapa menit, mobil yang Anissa tumpangi kini berjalan kembali. Perasaan lega kini terasa dalam hatinya, setelah hampir 10 menit terjebak macet dekat Alun-Alun kota Salatiga.

"Ada apa ya pak? Sepertinya ramai sekali?" tegur Anissa penasaran.

"Sepertinya ... Nanti siang akan ada acara Festival di Alun-Alun kota, bu!"

Anissa mengangguk paham. Dan memang, nanti siang ada serangkaian acara festival dalam rangka peresmian pembangunan baru Alun-Alun Kota Salatiga.

Hampir dua jam perjalanan, kini mobil yang Anissa tumpangi, sudah berhenti di depan halaman.

"Terimakasih pak! Saya turun dulu," ucap Anissa setelah menyelesaikan transaksinya.

"Baik bu! Saya permisi!"

Setelah itu, Anissa langsung saja bergegas masuk kedalam.

~Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta~

"Tuan, untuk apa kita sampai di rumah sakit Yogyakarta?" tegur Gara setelah mobilnya berhenti di depan rumah sakit tersebut.

Sementara Tuannya, pria itu masih terdiam. Namun tatapanya melekat pada tubuh Anissa yang semakin berjalan menjauh.

Tanpa aba-aba, Pria itu langsung turun. Sehingga membuat sang asisten seketika membolakan mata atas sikap aneh Tuannya barusan.

Anissa berjalan sambil menarik selendangnya, agar semakin menutupi kepala bawahnya. Penulis cantik itu sejak tadi berharap, semoga nanti dia tidak bertemu dengan suaminya di dalam rumah sakit ini.

Rasa khawatir dan gugup, sejak tadi berkecamuk dalam hatinya. Dia yang sedang berjalan sendiri, sejak tadi tampak was-was merasa ada yang sedang mengikuti jalannya dari belakang.

Di saat menyelusuri lorong, Anissa sempat berhenti sejenak. Dengan cepat dia menolehkan wajahnya ke belakang. Dan apa, ternyata tidak ada orang yang mengikuti langkahnya.

Huh!

Desahnya pelan, mungkin saja karena rasa pesimis yang terlalu kuat, hingga membuat halusinasi dalam pikiranya berlebihan.

Anissa melanjutkan lagi langkahnya, hingga dia berhasil tiba di depan ruang rawat bu Laksmi.

Ceklek!!

'Dia memasuki ruangan rawat seseorang? Apa ada keluarganya yang sakit?' batin Pria misterius tadi, yang kini berhasil membuntuti jalan Anissa hingga sampai di depan ruang rawat bu Laksmi.

"Anissa ... Sini sayang!" lirih bu Laksmi menyungging senyum bahagia.

Mbok Siti spontan membolakan mata. Wanita parubaya itu terperanjat, saat melihat Nyonya mudanya berada di hadapanya saat ini juga. Lalu ... Apa maksud dari Tuan mudanya, yang mengatakan kepergian sang Nyonya.

Anissa segera menurunkan selendangnya serta membuka masker putih. Dia membalas senyuman bu Laksmi, berjalan mendekat.

"Kamu datang sendiri ... Dimana suamimu? Sudah beberapa hari perasaan ibu tidak tenang! Tapi syukurlah, jika kalian baik-baik saja ...." tutur bu Laksmi tersenyum lega.

Degh

Anissa tak bergeming, saat kalimat dari sang mertua membuatnya berpikir dua kali lebih kuat. Jadi, selama kepergiannya, Prabu juga tidak pernah mengunjungi ibunya? Lantas, kemana perginya pria itu? Anissa tida yakin jika suaminya itu baik-baik saja.

"Ibu jangan terlalu berpikir! Ibu harus fokus dengan kesehatan ibu terlebih dahulu. Kami baik-baik saja! Hanya kemarin ... Kami berdua di sibukan dengan beberapa acara di Magelang! Jadi belum sempat kembali ke Yogyakarta."

Bu Laksmi mengulurkan tanganya, menepuk-nepuk pelan tangan menantunya saat ini. Ada perasaan sedikit lega, ternyata rumah tangga putranya baik-baik saja.

"Ibu sudah makan, tadi Nissa bawakan bubur buatan Nissa sendiri. Tadi bikinya banyak, agar mbok Siti juga bisa ikut makan! Bubur ini dulunya biasa di buatkan nenek, saat Nissa sakit demam ...." kekeh Nissa memecah suasana.

Sejujurnya, mulut mbok Siti terasa kelu, ingin saja menanyakan tentang masalah semua ini. Namun masih dia tahan, mengingat kesehatan bu Laksmi yang baru tahap pemulihan.

"Ayo mbok Siti, dimakan buburnya!" ucap Anissa sambil mengaduk buburnya terlebih dahulu.

Drrt

Drrt

Dan di saat yang bersamaan, ponsel mbok Siti yang saat ini tergeletak diatas meja, tiba-tiba bergetar ada panggilan masuk.

Dan itu adalah Elang.

'Duh Gusti ... Kepiye iki, kok malah den Elang pake menelfon segala. Ada apa ya? Untuk sementara, aku harus bersikap tidak tahu apa-apa'

Setelah berperang batin, mbok Siti langsung saja menerima panggilan tersebut.

"Iya, hallo Den?"

Degh

Anissa yang mendengar kata 'Den' spontan langsung meletakan kembali sendok tersebut. Perasaan was-was spontan menyeruat dalam batinnya. Dia hanya takut, jika orang tersebut adalah Prabu.

"Oh, de Elang ada meting? Ah ya baik, nanti simbok sampaikan sama Nyonya besar! Iya, baik Den ...."

'Ternyata Elang' batin Anissa yang merasa lega.

"Oh ya mbok, satu lagi! Jika Anissa ada singgah di rumah sakit, cepat hubungi saya! Karena ini penting!" seru Elang kembali sebelum memetikan ponselnya.

Mbok Siti menatap sekilas ke arah Nyonya mudanya. Dia benar-benar harus berbuat bagaimana dengan kenyataan yang ada di depannya saat ini. Namun mbok Siti tidak kegapah, dia harus menanyakan terlebih dahulu terhadap Anissa, sebelum Elang tahu keberadaan istri Prabu saat ini.

"Baik Den!"

Setelah panggilan terputus, Elang kembali masuk kedalam ruang rawat Prabu.

"Aku harus kembali ke Yogja! Ada kerjaan yang harus aku selesaikan." ujar Elang menatap sepupunya.

"Pergilah!" jawab Prabu.

Setelah kepergian Elang. Prabu mencoba bangkit, menyandarkan punggungnya pada ranjang.

"Bagaimana perkembangan anak buahmu, dalam mencari istriku?"

Fahmi mendekat, "Hari ini mereka akan bergerak menuju Yogja tuan! Siapa tahu Nyonya muda ada singgah ke rumah sakit Nyonya besar," jawab Fahmi sopan.

Mbok Marni yang juga ada disana, "Tuan muda ... Non Ailin sudah den Elang kembalikan pada orang tuanya! Maaf, jika kami lancang. Tapi saya rasa, semua masalah berawal dari kehadiran Nona! Anda sekarang hanya fokus pada kesehatan Anda terlebih dahulu ... Masalah Nyonya, biar Aden yang memikirkannya!" terang mbok Marni.

"Tidak mbok! Anissa istriku ... Aku tidak akan memikulkan beban tanggung jawab kepada orang lain. Aku sudah cukup sehat, jika untuk mencarinya!" kata Prabu saat menatap mbok Marni. "Fahmi ... Bilang pada dokter, jika hari ini saya ingin keluar."

Fahmi semakin tidak habis pikir. Bagaimana mungkin dokter mengijinkan, jika wajah Prabu saja masih begitu pucat.

"Jangan dulu Tuan! Anda harus memikirkan kesehatan anda terlebih dulu!" bukan Fahmi yang menjawab, melainkan mbok Marni.

"Tuan, anda tenang saja! Biar masalah Nyonya saya yang turun tangan sendiri."

Fahmi berganti menatap mbok Marni, "Saya titip Tuan, mbok! Saya pergi dulu ...."

Mbok Marni hanya mengangguk, dan membiarkan pria muda itu melenggang keluar.

*

*

*

"Elang ....."

Suara perempuan itu berhasil membuat langkah Elang terhenti. Dia menolehkan wajah ke arah samping dengan mata membola.

'Wanita ular itu sedang apa di sini? Aku tidak akan membiarkan dia tahu, jika Prabu di rawat di rumah sakit ini'

"Elang, ternyata ini kamu?" seru Mutia disaat dia sudah berada didepan Elang.

"Mutia ... Mau apa kamu kesini?"

1
Henik Irawati
bls dendam ailin , Mutia dibuat gila sprti yg dilakukan Mutia kpd ailin dulu
Septi.sari: Bener kak, sok ngebantu merawat Ailin. tapi malah meperburuk mental Ailin.🤧
total 1 replies
Henik Irawati
mungkin ailin mau bikin minuman untuk Mutia biar jadi halu
uswatun hasanah
semoga Adam tidak menjadi orang ketiga dalam rumah tangga Anisa dan prabu, biar Adam berjodoh dengan ailin Thor, agar ailin bisa menemukan pengganti damar
Septi.sari: tidak akan kak. tetap ikuti di bab selanjutnya 🤗🤗😍
total 1 replies
Lee Mba Young
ah balikan lagi. wes gk seru dah di sakiti batinnya trus balikan. ya gimana kebanyakan wanita bucin sih. jd mau disakiti model gimanapun ttp bucin. terlalu lemah pemeran utamane dah pergi ya hrse ttp pergi mau Prabu mati atau gimanapun ya itu karma nya. nyakiti istri. bawa wanita stres ke rumah, istri suruh ngurusi.
Septi.sari: terimakasih kak Lyana 🙏🤗
Lyana: semangat thor
total 3 replies
uswatun hasanah
ini gimana sih Anisa kok jadi cewek mau aja gitu dibawa pria lain, padahal masalah sama suaminya belum kelar juga,
Septi.sari: betul kak, apalagi suaminya sampai sakit nyariin dia. 🤧
total 1 replies
Tining Revi
cerita yg bagus. apa lagi latar belakang ceritanya adalah daerahku thor.
Septi.sari: hai kak tining, terimakasih bintangnya 😍😍🙏
total 1 replies
Lee Mba Young
aku paling gk suka suami nyiksa istri jd biar saja Prabu dpt karmanya. moga bisa minta maaf sebelum mati tu si Prabu. dah tau penyakitan mlh bikin dosa nyiksa istri syukurin.
Lee Mba Young
Berharap ini jodoh anisa, yg akn mmbawa kebahagiaan gk kayak si Prabu tu bawa penderitaan tok.
dah tau penyakitan mlh nikah tp nyiksa istrinya bawa pulang wanita lain pula.
semoga smpat minta maaf ke anisa sebelum mati tu si Prabu.
Septi.sari: kak lee, author kipasin ya 😆😆
total 1 replies
Sierra~✧
hai kak aku mampir,yuk mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊
Septi.sari: hai kak Aleana, terimakasih 😍
total 1 replies
Lee Mba Young
karma nyakiti istri ya bgitu, mnding kl gk suka lngsung cerai saja jng nyiksa batin. mbawa wanita lain ke rumah, ngurusi wanita lain pdhl si wanita punya ortu. bkn yatim piatu. kl ortu nya gk mau ngurusi ya bawa ke RSJ lah. gila kl aku jd anisa yo ogah lah, gila saja hidup cm sekali hrs bhgia ngapain korban hidup dan perasaan untuk orang lain. cm orang oon ae yg mau. jmn sekarang realita nya wanita lbih pinter, baik boleh tp bodoh jng.
Septi.sari: hai kak lee, tetap ikuti bab selanjutnya.
total 1 replies
Milla
next min
Septi.sari: di tunggu next bab ya kak milla 😍🤗
total 1 replies
Lee Mba Young
semiskin miskin nya hidup ku kl posisi anisa juga ogah kali ngerawat wanita lain di rumah dng alasan kasian depresi. mnding cerai walau suami kaya raya. bhgia itu kita yg ciptakan bkn mengharap belas kasian.
Septi.sari: hai kak lee, tetap ikuti bab selanjutnya, makasih 😍😍🤗
total 1 replies
Septi.sari
hai kak, aku cuma mau kasih tahu.

✨🦋1 Atap Terbagi 2 Surga ✨🦋

udah update lagi ya dibab 62. nanti sudah bisa dibaca 🤗😍
Lee Mba Young
ngapain kasian, dia saja gk kasian ma hidup nya sendiri kok. bertahan bkn karena ibu mertuanya ya krn suami nya kaya raya, coba gk kaya, pasti dah di tinggal. dah suami gk sayang blm jebol perawan juga hrs nya kl sayang diri sendiri kn lngsung pergi ke luar negri beres semua. ini mlh balik ke suaminya lagi. definisi wanita lemah.
Lee Mba Young
Ternyata anisa yg kecintaan ma suaminya krn dia kaya sih. masih mau balikan katanya asal mengembalikan wanita gila itu. iuhhh. smp segitunya ngemis.
alasan ibu mertua minta cucu, bkn alasan krn kau saja yg ingin di tiduri suamimu.
tp ya gimana secara suaminya kaya raya sayang banget kan kl di tinggalkan, pdhl mumpung blm jebol perawan lbih baik cerai sekarang. Anisa yg bucin duluan 🤣🤣. lemah
Lee Mba Young
Mending pergi lah, jmn sekarang cm wanita bodoh yg bertahan dng pernikahan tdk sehat, dan mlh masukin wanita lain di rumah tangga.
mending ganti kartu atau HP di jual ganti baru trus menghilang. balik nnti kl sdh sukses. itu baru wanita keren. tp kl cm wanita pasrah mau tersiksa dng pernikahan gk sehat bukan wanita keren, tp wanita lemah dan bodoh.
jaman sdh berubah wanita tak bisa di tindas.
yg utang kn bpk nya ngapain mau di nikahkan untuk lunas hutang. mnding #kabur saja dulu# di luar negri hidup lbih enak cari kerja gampang.
Septi.sari: hai kak lee, tetap ikuti bab selanjutnya 😍😍
total 1 replies
IamEsthe
bergemuruh ini bisa diartikan sebagai luapan ya.

karena ini Annisa terkejut, bisa diganti ke rasa sakit seolah sembilu pisau ada di dadanya. maknanya, Annisa merasa tersakiti banget
IamEsthe
ini juga susunan dialog nya. boleh dijelaskan.
setahuku, penulisan dialog yang benar itu seperti ini.


"Mas? Aku tak suka dengan panggilanmu itu Terlalu menjijikan untuk didengar, Annisa," ucap Parbu dingin dengan ekspresi seolah diri Annisa ini sebegitu menjijikan di mata Prabu.

Tahu maksudnya?
"BLA BLA BLA,/!/?/." kata/ucap/bantah/seru.
IamEsthe
perhatikan dialog nya ya.

Boleh kasih jawaban kenapa setiap pertanyaan di dialog ada dobel tanda baca. semisal, ?? dan ?!. Bisa jelaskan maksud dan mungkin kamu tahu rumus struktur dialog ini dapet dr mana? referensi nya mungkin.
IamEsthe
kalimat terakhir, dibandingkan Prabu yg udah duduk malah bangkit lagi. lebih baik ganti ke prabu yang duduk tak bergeming, dengan sikap angkuh nan dingin, tangannya melambai seolah mengisyaratkan Annisa untuk segera menghampiri.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!