NovelToon NovelToon
CEO Dingin Itu Suamiku

CEO Dingin Itu Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Dikelilingi wanita cantik / Nikah Kontrak / Cinta Paksa
Popularitas:11.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Maple_Latte

Enam tahun lalu, Arissa pernah menyelamatkan Damian, dan juga keduanya sudah menikah selama tiga tahun, tapi sedikitpun Damian tidak pernah melirik Arissa.

Meskipun sebenarnya, Arissa sudah bertahun-tahun menyukai Damian, dan jatuh cinta pada pria itu.
Namun, setelah sekian lama, akhirnya Arissa merasa lelah.

Dia lelah terus berharap pada sesuatu yang tidak mungkin bisa dijangkau, meskipun sesuatu itu tepat di depannya.
bagaimana kelanjutan kisahnya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EP: 12

"Damian apa yang kamu...." Belum sempat Arissa menyelesaikan ucapannya, mulutnya sudah di bekap oleh bibir Damian.

Ciuman Damian kali ini lebih kasar dari sebelumnya. Seperti hendak menelan Arissa bulat-bulat.

"Lepas... Damian lepas!" Kini tak adalagi embel-embel pak ataupun direktur di depan nama Damian.

Arissa begitu terkejut hingga membuat warna wajahnya langsung berubah.

Arissa terus berontak, tapi sayangnya. Itu tidak membuat Damian sadar dan berhenti, malah itu semakin membuat Damian kuat menguasainya.

Setelah puas dengan bibir Arissa, Damian berpindah ke tempat lainnya.

"Lepas......!" Air mata Arissa sudah menetes jatuh.

"Tolong hentikan!!!" Teriak Arissa saat tangan Damian sudah masuk ke dalam bajunya dan berjelajah di sana.

Namun, Damian mengabaikan tangis Arissa, dia terus sibuk dengan kegiatan nikmat yang dia rasakan.

Damian semakin menggila, dia mencoba melepas paksa pakaian Arissa. Saat Damian akan melepaskan satu-satunya penutup bawah Arissa dengan paksa, dengan susah-paya Arissa membuka heelsnya lalu memukulnya ke kepala Damian.

Bruk!!!

Damian merasa benda keras menghantam kepalanya. Dan seketika dia menjadi pusing. Tangannya yang menggenggam keras tangan Arissa lepas.

Setelah memukul kepala Damian, Arissa dengan cepat berdiri dari kasur. Lalu menatap Damian yang sudah tidak sadarkan diri terbaring tengkurap di kasur dengan setengah kakinya menyentuh lantai.

Tadi hampir saja...

Hampir saja dia di perkosa oleh mantan suami.. atau mungkin suaminya...

Jujur Arissa tidak tahu, apa statusnya dengan Damian saat ini.

Arissa merasakan perasaan yang aneh, sesuatu yang begitu sulit untuk dia ungkapkan.

Dulu, dia pernah sangat menginginkan Damian, dia sangat ingin berada di dalam pelukan dan keintiman sepasang kekasih.

Dulu, saat dia menjadi istri Damian, dia sangat ingin tidur dengan pria itu. Dia ingin merasakan kehangatan tubuh pria itu. Tapi, itu semua tidak pernah terjadi, karena Damian tidak pernah menginginkan dirinya.

Damian pernah berkata padanya, lebih baik dia mati daripada harus menyentuh wanita murahan seperti dirinya.

Arissa ingat betul tentang itu, bahkan masih terdengar nyaring di telinganya saat Damian mengucapkan ucapan menyakitkan itu.

Sekarang, kenapa? Kenapa Damian malah ingin melakukan hal itu padanya. Di saat dia sendiri tidak tahu statusnya dengan pria itu.

Arissa menatap Damian sejenak. Lalu memeriksa bekas pukulan heels yang ia layangkan di kepala Damian.

Tidak ada darah, Damian hanya tidak sadarkan diri, yang artinya, Damian tidak pendarahan ataupun terluka berat karena pukulannya tadi.

Arissa menghela nafas lega. Untung saja tidak terjadi hal yang begitu patah pada Damian.

Arissa ingin membangunkan Damian, tapi dia takut jika Damian kembali beraksi seperti tadi lagi.

Memikirkan Damian akan kembali memperkosa dirinya, membuat Arissa menjadi ngeri.

Arissa melihat kesekeliling, tiba-tiba menyadari ada sesuatu...

Wajah Arissa menunjukan senyum jahat, dia segera menyeret Damian yang masih tidak sadarkan diri keluar dari masuk ke dalam kamar mandi.

"Jangan salahkan aku ya, aku melakukan ini juga untuk menolong mu.” Arissa mengatakan itu, lalu dengan sekuat tenaga kembali menarik tubuh Damian hingga berada tepat di bawa shower.

Arissa tahu, pasti kedua orang itu telah memasukkan obat perangsang kedalam minuman Damian sehingga pria itu begitu bernafsu sekali.

Arissa mengutuk dirinya, seharusnya tadi dia tidak ikut campur. Seharusnya tadi, dia membiarkan saja Damian di jebak oleh kedua orang itu.

Gara-gara dia ikut campur, dia hampir saja menjadi santapan pria arogan itu.

Arissa menyalah shower, air dingin menyiram tubuh Damian.

"Semoga saja setelah ini kamu sadar dan akal sehatmu kembali." Ujar Arissa.

Malam yang dingin, lalu di guyur dengan air dingin membuat Damian seketika sadar, dan efek dari obat itu untuk sementara waktu bisa di tekan.

Damian membuka matanya lalu melihat Arissa yang berdiri di depannya.

Rubah kecil ini....

Damian memaksa diri untuk membuka matanya penuh.

"Kamu sudah sadar?" Arissa merasa lega saat melihat Damian membuka matanya.

"Apa kamu sengaja ingin membunuhku?"Damian menatap Arissa seperti elang yang memancarkan rasa dingin yang mengerikan.

"Maaf, aku juga tidak ingin melakukan ini, tapi aku harus melakukannya untuk menolong diriku dan juga dirimu." Arissa berkata dengan wajah polos dan tersenyum.

"Menolongku?"

"Iya, untuk menolong mu." Sahut Arissa.

"Arissa, kamu baik sekali ya!!!"

"Kalau kamu ingin menolongku bukankah ada cara yang lebih efektif." Damian menggertakan giginya geram.

Seharusnya jika ingin menolong dirinya, tadi harusnya pasrah saja saat ini ingin menuntaskan hasratnya.

"Tapi aku tidak bersedia untuk menolong mu dengan cara seperti itu." Jawab Arissa tanpa ragu.

Mendengar jawaban Arissa membuat Damian semakin geram. Untuk pertama kalinya, dia melihat wanita seperti Arissa. Jika itu perempuan lain, pasti mereka akan dengan senang hati menyerahkan tubuh mereka, bahkan sebelum di minta.

Arissa benar-benar perempuan yang langkah, dan itu semakin membuat Damian penasaran dengannya.

Karena, semakin sulit untuk di raih, maka dia akan semakin tertarik untuk menggapainya.

Akan ada harinya, dia akan membuat rubah kecil itu dengan rela memberikan tubuh dan hati kepadanya!

Tapi sekarang, karena Arissa tidak bersedia, maka dia juga tidak bisa memaksanya. Dia hanya perlu berusaha sampai perempuan di depannya itu menjadi luluh padanya.

"Bantu aku berdiri." Damian mengulurkan tangannya pada Arissa.

"Tenang saja, aku tidak akan macam-macam lagi padamu. Bantu aku berdiri saja." Ucap Damian saat Arissa tidak menyambut tangannya. Damian tahu, Arissa pada sedang was-was jika dia melakukan hal seperti tadi lagi.

Mendengar perkataan Damian membuat Arissa percaya, dia mengambil tangan Damian lalu membantu pria itu untuk berdiri.

"Keluarlah, aku ingin berendam sebentar." Ucap Damian meminta Arissa untuk keluar dari kamar mandi. Tepatnya, sebenarnya, Damian takut jika dia kembali tidak bisa menahan dirinya lagi.

Setelah Arissa keluar, Damian berendam di dalam air hangat. Setelah hampir sejam, Damian merasakan jika efek obat perangsang itu sudah hilang sepenuhnya.

Barulah, Damian merasa tubuhnya begitu lelah, bahkan dia sudah bisa merasakan sakit di bagian kepalanya akibat pukulan heels yang Arissa layangkan tadi padanya.

Damian keluar dari kamar mandi dengan wajah yang pucat, di luar masih ada Arissa, dia tidak berani pergi meninggalkan Damian, karena dia takut jika nanti pria itu kenapa-napa akibat ulahnya yang memukul kepala Damian tadi.

"Antar aku pulang.." Kata Damian.

"Pulang? Pulang kemana? Bukankah kamu tinggal di hotel ini?" Tanya Arissa heran saat Damian meminta untuk diantar pulang.

"Aku menyewa hotel ini hanya untuk istirahat sebentar." Sahut Damian.

Ya, memang tadi dia menyewa kamar hotel hanya untuk beristirahat sebentar setelah keluar dari ruang acara, dan setelah itu dia berniat untuk pulang. Tapi, tidak di sangka, ternyata dia mendapatkan kesialan minumannya di campur obat perangsang oleh seseorang.

"Kamu bukannya sudah tidak apa-apa? Pulang saja sendiri, kamu kan punya supir. atau, menginap saja di sini, toh, kamu sudah terlanjur menyewanya." Ujar Arissa yang sebenarnya takut jika dia harus mengantar Damian ketempat lain.

“Menurutmu keadaanku saat ini seperti sedang tidak apa-apa? Apa matamu itu masih normal? Apa kamu benar melihat jika aku tidak apa-apa?" Damian menatap dengan tatapan sayu.

...****************...

Selamat membaca untuk kalian. Jangan lupa support author dengan like, komen dan vote ya, dan tolong berikan bintang 5. Terima kasih semuanya.

1
Febriana Merryanti
bodohnya kau arissa
Imas Maryatin
Mgkn kekayaan papa richard.ada kekayaan arissa juga
Asyatun 1
lanjut
Yunita aristya
deg deg kan ...
Jerisa
aku kasi bintang 5 kak, karna seseru itu
Dyah
best pokok eee.......
Dyah
maraton aku bacanya thor, seru banget. kalo boleh. up minimal triple dong thor
Akila Larasati: lanjut kak
total 1 replies
Yimas
thor kalo boleh saran, episodenya di banyakin thor setiap updatenya.
Sarah Nindya
up yang banyak dong Thor, bikin penasaran.
Delisa
ceritanya bagus. aku suka. menarik tapi kadang bikin emosi karena sering deg2gan apakah Arissa ketahuan setiap episodenya.
Asyatun 1
lanjut t
Su.izMila_s
bagus
partini
jawab nya ga bakalan ketauan fix
Mar lina
ya di gantung lagi ceritanya
kapan Damain tahu
tentang istrinya
tapilu: klo d gantung terus pembaca pun akan cpat bosan,,
total 1 replies
Tini 89
udh episode 18 tapi si damian blm tau wajah istrinya
sekalian aja thor nanti klo mau end di kasih tau nya
Arafa Fitra
aduhh gemes aku tuh. emosi sendiri kapan ketahuan ya?
Hanny
seru weeee..... suka kali aku, menarik dan menghibur wel.
Asyatun 1
lanjut
Maple latte
sabar ya kak, sengaja mau bikin pembaca greget 🤭
Yunita aristya
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!