Rara Danira, seorang gadis yang berasal dari keluarga kaya raya, namun kurang perhatian dari keluarnya.
Suatu saat dia masuk ke dalam sebuah situs terlarang dan mencari seorang laki-laki dewasa untuk menjadi sugar baby.
Levis Morelli, seorang laki-laki berusia 37 tahun yang mencari sugar baby untuk melampiaskan segala hasratnya, namun tidak ingin menikah karena di tidak percaya dengan yang namanya pernikahan.
Akankah keduanya bisa menjalani kehidupan ini dengan baik? atau malah menjadi Boomerang bagi mereka sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Dugem
Entah bagaimana caranya, yang jelas Rara berhasil kabur. Dia berhasil menyelinap dari rumahnya dan pergi bersama Levis yang ternyata sudah menunggu jadi keluar di sana.
Saat, dia masuk ke dalam mobil hitam tersebut, Rara sudah disambut dengan sebuah kecupan manis yang Levi's berikan untuknya.
Cup...
"Good job, baby." dia memuji kekasihnya yang ternyata berhasil keluar dari rumahnya tanpa sepengetahuan orang-orang rumah.
"Sebenarnya kita mau kemana sih?" tanya Rara yang tak menghiraukan pujian dari Levis untuknya.
Jantungnya saja masih berdebar kencang karena berusaha keluar dari rumahnya. Tapi lihat, laki-laki ini malah terlihat biasa saja dan bahkan sampai memujinya karenanya berhasil keluar.
"Melepaskan penat, setelah satu minggu penuh berputar dengan berkas-berkas yang menyebalkan itu. You ready baby?" tanya Levis penuh semangat, karena setelah ini mereka akan pergi ke suatu tempat yang menurutnya bisa melepaskan penatnya.
"Tapi gak macem-macem kan?" Rara balik bertanya karena dia khawatir jika sampai Levis mengajaknya untuk melakukan sesuatu di luar nalar, mungkin. Jadi dia harus berusaha mencari tau lebih dulu, kemana mereka akan pergi.
"No, baby. Just have fun." jawabnya yang berusaha meyakinkan Rara untuk hal itu.
Mobil sudah berjalan, dan mereka pergi berduaan. Di mana Levis yang tidak melepaskan tautan tangan mereka. Levis selalu melakukan hal seperti ini setiap kali mereka pergi. Karena menurutnya dia suka saja melakukannya. Melakukan hal-hal kecil yang membuat Rara benar-benar merasa di sayang dan di perhatikan.
Melihat pemandangan jalan yang mereka lewati membuat Rara tersenyum. Bersama dengan Levis dia bisa merasakan hal-hal baru yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya. Bersama dengan laki-laki ini dia bisa merasakan banyak hal yang bisa membuatnya tersenyum hanya karena bisa keluar dari rumah.
Dia menurunkan kaca jendela mobil Levis dan mengeluarkan tangannya untuk menikmati angin malam yang mampu membuat hatinya kembali merasa senang.
Melihat Rara yang tersenyum hanya karena hal kecil seperti ini saja sudah membuat Levis ikut tersenyum. Dia juga baru mengetahui banyak hal tentang gadis ini. Ternyata Rara sangat menyukai yang namanya berkuda dan juga golf. Hobi anak-anak orang kaya memang.
Perjalanan terasa begitu singkat, sampai di mana mereka sampai di sebuah tempat hiburan malam yang pernah mereka datangi beberapa waktu yang lalu. Ya, Rara ingat betul tempat ini, karena dia pernah datang ke sini di bawa Levis untuk bertemu dengan teman-temannya.
"Kita mau ngapain di sini, Be?" tanya Rara yang mulai merasa tidak nyaman dengan tempat ini.
"Bukankah aku sudah mengatakan bahwa kita akan bersenang-senang, baby?" jawab Levis sekenanya.
"Iya, tapi mau apa di sini? Aku gak suka minum dan aku gak bisa minum juga. Minuman di dalam itu bau, Be. Aku gak suka." ujar Rara karena memang dia tidak suka club malam karena Rahma aroma yang berada di dalam sana membuat kepala dan merasa pusing.
"Ada aku bukan? Aku tidak akan membiarkan kamu minum. Lagi pula di dalam ada jua jeruk, bahkan ada Boba juga jika kamu mau. Tenang saja, baby. Club ini milik ku yang Dodi jalankan. Jadi tidak perlu khawatir karena ini akan menjadi milikmu juga nantinya." jelasnya pada Rara dan mereka pun masuk ke dalam club yang katanya milik Levis itu.
Terserahlah, terserah apa yang ingin di lakukan laki-laki itu. Yang terpenting dia bersamanya.
Mereka berdua masuk ke dalam club malam tersebut, di mana Rara bisa melihat bagaimana respon orang-orang di sana ketika melihat mereka datang.
"Be, mereka terus ngeliatin aku, gimana dong ini?" tanya Rara yang sedikit tidak nyaman dengan mereka.
"Biar saja. Mereka seperti itu karena mereka mengenali kamu sebagai kekasihku. Mereka tidak akan melakukan macam-macam, baby." jawab Levis yang membuat Rara kembali merasa sedikit lebih tenang.
Saat keduanya sampai di dalam club tersebut, Rara susah mendengar panggilan dari seseorang yang memanggil nama Levis.
"Akhirnya sang pengeran kegelapan datang juga." gumam Bisma setelah melihat batang hidung Levis.
"Jangan banyak bicara, karena mulutmu bau!" serang Levis yang membuat Bisma langsung mencium aroma nafasnya sendiri apakah benar seperti yang Levis katakan.
Rasanya tidak mungkin jika mulutnya bau. Itu hal yang mustahil baginya.
"Tidak, mulutku tidak bau sama sekali." sergah Bisma yang tidak terima di katakan mulutnya bau.
"Tapi menurutku, bau!" balas Levis yang membuat Bisma hanya bisa mendesah pasrah untuk itu.
Tidak mungkin dia ataupun Dodi melawan Levi's. Itu benar-benar hal yang sangat mustahil dan menurut mereka, apa yang Levis katakan itu sebuah keputusan yang tidak bisa mereka bantah.
"Lu beneran bawa nih bocah?" tanya Dodi ketika melihat Levis datang bersama dengan kekasihnya yang masih SMA itu.
"Aku bilang jangan terlalu banyak bicara. Kau ini masih saja bicara!" gerutu Levis.
Dia memberikan sebotol air mineral untuk Rara dan gadis itu menerimanya.
"Sudah?" tanya Levis pada Rara dan gadis itu menganggukkan kelapanya.
"Ayo, turun. Kita akan berdansa." Levis mengajak Rara untuk turun ke lantai dansa di mana mereka bisa bergerak bebas di sana.
Levis merangkul pinggul Rara, dan memeluknya dari belakang. Mereka bergerak bebas di sana, sambil sesekali memberikan kecupan di pipi sang kekasih.
"Are you happy, baby?" tanya Levis ketika mereka masih bergerak di lantai dansa.
Rara mulai berani mengekspresikan dirinya bersama dengan Levis di lantai dansa dengan sesekali menggoyangkan pinggulnya.
"Tidak buruk bukan?" katanya lagi dan mereka bebas bergerak di sana.
Sampai di mana Levis merasa ponselnya bergetar dan masuk sebuah panggilan ke ponselnya.
"Ya, hallo?" Levis menjawab panggilan telepon tersebut. Sayangnya dia tidak bisa mendengar suara seseorang yang menghubunginya. Akhirnya Dia memutuskan untuk beralih sejenak untuk menjawab panggilan telepon tersebut.
Rara tidak tahu harus melakukan apa di lantai dansa ini karena Levi's meninggalkannya begitu saja. Tapi, bisa aja hendak kembali ke meja tempat di mana mereka duduk tadi, tiba-tiba saja ada seseorang yang menarik tangannya.
"Mau menari denganku?" tanya seseorang tersebut hingga membuat Rara terkejut.
"Lepaskan!" kata Rara ketika seseorang tersebut menarik tangannya.
"Hey, kenapa marah-marah seperti itu?" tanya laki-laki tersebut ketika melihat gadis itu hendak pergi.
"Lepaskan aku!" kata Rara lagi dan dia hendak pergi dari sana.
Sayangnya laki-laki itu semakin menahan tangannya dan membuat Rara marah karena dia berani memegang pinggulnya.
"Kurang ajar! Lepaskan aku!" Rara berteriak ketika dengan lancangnya laki-laki itu menuntut pinggulnya.
Tapi, sayang sekali. Dia tidak bisa lari dari sana karena laki-laki itu masih menahannya.
Di saat Rara terus berusaha untuk melepaskan dirinya, tiba-tiba saja Levis datang dan menghantam laki-laki tersebut dengan membabi buta sampai terjadi perkelahian di sana.
***
biasanya terjadi peristiwa seperti ith dulu baru semua masalah terselesaikan🙂
mending buang aja😌
sini aku jitak kepalamu anton biar sadar
😡😡😡
🙏👍🌹❤😁