Kisah cinta antara dua anak manusia yang di pisahkan jarak dan waktu, kehidupan yang keras dan penuh dengan manipulasi membuat mereka saling terpisah satu sama lain. Akankah Samudra dan langit akan bersatu…? Jika penasaran dengan ceritanya, baca novel ini ya…? Jangan lupa tinggalkan komentar dan like nya, karena dengan like dan komentar kalian bisa menambah semangatku untuk melanjutkan cerita selanjutnya, salam hangat…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Negosiasi dengan tuan adam.
Tok.. Tok.. Tok…
Aku ketuk pintu di ruang kerja tuan adam dengan sedikit kencang, dengan sabar aku dan langit menunggu tuan adam mempersilahkan kami masuk kedalam.
“Masuk..” ucap tuan adam menyuruh kami masuk ke dalam ruang kerjanya, saat akan masuk ke dalam. Aku melihat langit mengandeng tanganku dengan erat, sepertinya dia tidak ingin aku menjauh darinya.
“Duduk…” posisi tuan adam yang sudah duduk manis di sebuah sofa panjang dan megah yang terdapat di ruangan tersebut, akupun menarik langit untuk duduk di depan tuan adam dengan bersekat meja di depan kami.
“Putri kamu duduk sini.” Tuan adam menepuk kursi yang berada di sampingnya.
“Aku duduk di sini aja opa.” Ucap langit menolak permintaan tuan adam, dengan posisi masih menggandeng tanganku dengan erat.
“Apa kalian berpacaran…?”
Seketika kami menggelengkan kepala bersama menjawab pertanyaan tuan adam, aku melihat tuan adam tersenyum menatap kepolosan kamu.
jika tidak berpacaran kenapa kamu masih menggandeng tangan dia putri, sepertinya kamu sangat takut kehilangan dia.
Aku tahu jika tuan adam hanya menebak asal, tapi aku tahu di dalam pikiran langit saat ini. Dia sangat takut berada di sini seorang diri, dan dia merasa nyaman ketika dia berada di sampingku.
“Oh iya siapa nama kamu tadi anak muda…?” Tanya tuan adam sambil melihat ke arahku.
“Nama saya samudra tuan, saya sudah menganggap langit seperti adik saya sendiri.”
“Bisa kami ceritakan awal mula kamu bertemu dengan cucu saya…? Aku sangat ingin mendengar cerita kamu.” Tuan adam dengan serius menatap ku dengan tatapan penuh tanya dan rasa ingin tahunya yang begitu besar.
Aku menghela nafasku perlahan sebelum menceritakan semuanya, tampak tuan adam terdiam siap mendengarkan ceritaku.
“Saya bertemu dengan langit di panti asuhan tuan, waktu itu salah satu pengasuh di panti tersebut menemukan langit kecil yang terlihat terluka berada tak jauh dari panti. Saat itu langit sangat ketakutan saat melihat orang yang tidak di kenal, dan hanya dengan saya dan bu asih yang bisa mendekati langit waktu itu. Nama langit di berikan oleh bu asih, karena saat di tanya langit tidak mengetahui nama aslinya.”
Tuan adam masih terdiam dan menunggu ceritaku selanjutnya, akupun menoleh melihat ke arah langit yang berada di sampingku.
“Saya sangat sayang dengan langit tuan, dan dia sudah saya anggap seperti adik saya sendiri.”
“Hmm… apa benar kamu menganggap dia seperti adik kamu sendiri, tapi yang saya lihat kamu sepertinya mempunyai perasaan lain ke cucu saya.”
Sontak aku terkejut setelah mendengar ucapan tuan adam, segera aku menggelengkan kepalaku menampik ucapan tuan adam yang menuduhku mempunyai perasaan lebih untuk langit.
“Asal kami tahu nak, jika kamu mempunyai perasaan yang lebih untuk putri. Saya harap kamu segera menghilangkannya, karena putri akan segera saya bawa ke Belanda. Dia akan lebih aman di sana, karena jika dia masih berada di sini banyak bahaya yang akan mengincar cucu saya. Saya tidak ingin kehilangan putri untuk yang ke dua kali.”
Mendengar jika putri akan pergi ke Belanda sontak aku terkejut, dan melihat ke arah langit. Dia menggelengkan kepalanya dan menatapku, berharap aku mau menolongnya untuk membujuk tuan adam.
“Apa anda tidak menanyakan ke langit maksud saya ke putri terlebih dahulu tuan, apa dia bersedia untuk di bawa ke Belanda atau tidak..?”
“Sepertinya tidak perlu, karena saya akan memaksakan dia untuk mengikuti keinginan saya.”
Aku menggepalkan tangan mendengar ucapan tuan adam yang keras kepala, rasa kesal di dalam hati seketika muncul begitu saja. Rasanya aku ingin segera membawa langit untuk keluar dari rumah ini, aku tahu jika langit tidak akan bersedia mengikuti kemauan opa adam.
“Tuan mohon maaf sebelumnya, saya ke sini sebenarnya di perintahkan oleh nyonya eli. Dan saya juga di perintahkan tuan alex untuk menjaga putri serta nyonya eli, jadi anda tidak boleh membawa putri ke Belanda sebelum mendapat ijin dari tuan alex.” Aku berusaha menghalangi tuan alex agar membatalkan ke inginan nya, yang akan membawa langit ke Belanda.
“Jadi alex sudah tahu akan keberadaan putrinya di rumah eli, apa dia juga sudah pernah menemui putri di kediaman eli…?”
“Saya rasa belum tuan, karena akhir akhir ini tuan alex sangat sibuk.” Ucapku membela tuan alex.
“Hmm…. Baiklah, saya akan mengundur keberangkatan putri selama beberapa bulan. Tapi aku akan mempercayakan keselamatan putriku dalam pengawasan kamu, bagaimana… apa kamu sanggup…?” Tuan adam menatapku dengan sorot mata tajam, sepertinya dia sedang meremehkan kemampuanku.
“Baik tuan, saya akan menjaga putri walaupun nyawa saya yang akan menjadi taruhannya.” Ucapku mantap.
“Kak samudra..” lirih putri sambil menatap ke arahku.
“Kamu tenang saja langit, kakak akan selalu menjaga kamu. Sesuai janji kakak dulu, kamu tidak usah kawatir ya.”
Aku melihat genanggan air mata di kedua pelupuk mata langit, dengan perlahan aku mengusap air matanya yang tiba tiba keluar dari matanya.
aku tahu jika langit kawatir dengan keselamatanku nanti, tapi aku sudah berjanji kepada diriku sendiri untuk menjaga dia.
“Tampaknya kalian ini memang saling sayang dan saling menjaga satu sama lain, dan kamu putri. Opa tegaskan sekali lagi, jangan pernah kamu mempunyai perasaan ke dia. Karena dia saat ini akan menjadi pengawal kamu, opa harap kamu bisa menjaga hati dan perasaan kamu.” Ucap tuan adam yang menatap langit dengan sorot mata tajamnya.
Aku lihat langit menundukkan kepalanya tidka berani menatapku ataupun tuan adam, aku segera menjauhkan diri dan duduk sedikit menjauh dari langit setelah mendengar ucapan tuan adam.
“Baguslah jika kami sadar akan posisi kamu.” Tuan adam segera berdiri dan menjauh dari kami, sepertinya dia keluar dari ruang kerjanya dan meninggalkan kami berdua dia dalam ruang kerjanya.
“Langit, jangan pikirkan ucapan tuan adam. Yang terpenting sekarang kamu baik baik saja, dan kita segera ke rumah oma eli, bagaimana…?” Ucapku menangkan langit yang tampak sedih setelah mendnegar perkataan tuan adam tadi.
“Iya kak, aku lebih baik tinggal bersama oma eli. Walau opa memperlakukan ku dengan baik, tapi aku lebih nyaman tinggal bersama oma eli.” Aku mengangukan kepala setelah mendnegar ucapan langit yang memintaku segera membawa dia keluar dari kediaman opa adam.
“Tapi langit, apa kamu sudah tahu tentang masa lalu kamu. Dan apa kamu sudah ingat semua tentang keluarga kamu…” aku sangat penasaran bagaimana langit mengetahui semua kebenaran tentang masa lalunya, karena yang aku tahu dia hanya mengetahui jika dia akan bekerja dengan oma di rumahnya sebagai ART.
“Kakak bohong sama aku katanya aku akan bekerja sebagai ART di rumah oma lei, tapi setelah kakak pergi oma eli membawaku melihat foto mama. Dan menjelaskan jika aku adalah putri, cucunya yang hilang karena kecelakaan dulu.” aku tahu jika langit kesal, terdengar dari nada bicaranya.
“Maaf langit, kakak terpaksa berbohong. Karena kakak tidak ingin kamu kawatir dan menolak jika kakak ajak menemui keluarga asli kamu, kamu ingat dulu kamu sempat tidak ingin mengetahui masa lalu kamu. Makanya kakak harus melakukan kebohongan untuk membawa kamu keluar dari panti.”
“Aku harap kakak jangan bohong lagi sama aku, kakak bisa melajukan itu kan…?” Aku segera mengangukan kepalaku, menyetujui permintaan langit.