Baca Aku bukan/hanya bayangan biar faham alurnya...
.
.
Melarikan diri demi melupakan masa lalu, tersakiti dan terhianati, oleh kekasih dan sahabatnya sendiri..
"Aku benci penghianat, dan aku benci kalian..aku membencimu!"
Kanaya Prameswari Sadewo.
Kesalahannya adalah membuat semuanya abu-abu tanpa penjelasan, membiarkan cintanya pergi tanpa tau yang sebenarnya.
"Aku akan mendapatkanmu kembali..dan mengantikan bencimu kembali menjadi cinta dan ya, kita tak pernah putus maka kamu masih kekasihku!"
Bagaskara Nandowijaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anina
Kanaya bagun saat merasakan hangat di perutnya, Bagas mengompres perutnya,salah satu artikel menyebutkan bahwa mengompres perut dengan air hangat dapat mengurangi rasa sakit,saat datang bulan,setidaknya begitu yang Bagas baca.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Kanaya
"Ini akan meredakan sakitnya"
"Aku tau, tapi untuk apa kau melakukan ini" Bagas menghela nafasnya.
"Naya, bisakah dengarkan aku dulu, tidak, tidak usah dengarkan tapi biarkan aku membuktikan bahwa aku tidak pernah menghianati kamu, dan lihat semua kebenarannya nanti, beri aku kesempatan"
"Bagas apa kamu tidak lelah? aku sungguh lelah tidak bisakah kita jalani hidup masing masing, kau sudah menikah bukan, kenapa tidak urus saja istri kamu, lagi pula apa? setelah semua terbukti akan merubah kenyataan? tidak, kamu tetap sudah menikah dan punya istri, bahkan anak"
"Naya.."
"Aku mau pulang, rasa sakitnya sudah berkurang,terimakasih.. dan mulai sekarang tolong jangan temui aku lagi" Kanaya beranjak meninggalkan Bagas yang masih terpaku ditempatnya,Bagas tersadar saat Kanaya sudah tak terlihat Bagas berlari berusaha mengejar Kanaya,terlihat Kanaya baru saja tiba di tangga terakhir, Bagas mempercepat langkahnya..
Grep.. Bagas memeluk Kanaya dari belakang "Tolong dengarkan sekali saja, beri aku kesempatan, aku mohon.."
Kanaya sempat terkejut dengan apa yang dilakukan Bagas, Kanaya ingin menoleh dan membalas pelukan Bagas namun tidak bisa Kanaya sadar kini Bagas bukan miliknya,bahkan sejak tiga tahun lalu Bagas bukan miliknya lagi, atau kah sejak awal Bagas memang tak pernah jadi miliknya.
Beberapa saat Kanaya biarkan pelukan itu, membiarkan rasa hangat yang menjalar hingga ke hati, Kanaya memejam lalu mulai melepaskan pelukan Bagas, dan pergi tanpa menoleh lagi.
Bagas tertunduk lesu, tidak jangan harap ia akan menyerah, ini bukan akhir Bagas bahkan belum memulai perjuangannya, Bagas hanya ingin Kanaya yakin bahwa ia tak pernah berhenti mencintai Kanaya, hanya Kanaya saja.
"Tuan.." Roni melihat Bagas yang hanya terdiam dan menunduk merasa iba.
"Roni kita akan memulainya, aku akan selesaikan semuanya mulai sekarang,persiapkan semuanya" Roni mengangguk, semua sudah di rencanakan oleh Bagas, mulai dari pernikahan nya yang harusnya tak pernah terjadi dan membuat Kanaya kembali padanya.
.
.
Di sebuah ruang VIP rumah sakit, seorang wanita tengah menatap putrinya dengan pandangan nanar Anina mengecup dahi putrinya lalu beranjak menjauh, mendekati jendela memandang keluar, fikirannya berkecamuk mengingat ucapan Bagas kemarin... Benarkah yang dilakukannya tiga tahun lalu itu salah? lalu sisi hatinya berkata .. Salah, apa yang kamu lakukan memang salah, merebut sesuatu yang seharusnya bukan milikmu itu sebuah kesalahan.
Anina meremas rambutnya frustasi "Aku hanya mengambil sedikit yang dia miliki, bukankah dia sudah memiliki segalanya, sedangkan aku.. aku tak punya apapun" lirihnya.
Tanpa Anina tau hal di kira hanya sedikit itu adalah yang paling berarti.
"Maafkan mama Queen, maaf.." tanpa terasa ternyata ia hanya menyakiti orang orang disekitarnya.
Hari itu, hari dimana Anina kehilangan kesuciannya adalah hari yang paling ia sesali seumur hidupnya, seandainya Bagas tak membawanya ketempat itu mungkin ia tak akan ada di posisi sekarang.
Maka tidak salah bukan, Bagas harus bertanggung jawab atas semuanya, semua yang terjadi pada Anina hanya karna Bagas, ini semua kesalahan Bagas, Bagas yang sudah menghancurkan hidupnya.
Meski sebelah hatinya merasa bersalah pada Kanaya sahabatnya, Kanaya adalah gadis yang baik,sangat baik disaat semua orang tak ada yang melihatnya hanya Kanaya yang menyapa dan menjadikan sahabat, sosok Kanaya yang sempurna, cantik, kaya, terlahir dari keluarga yang sempurna tak menjadikannya sombong dalam memilih teman, termasuk Anina yang hanya orang biasa dari keluarga miskin.
Orang tuanya bahkan sudah meninggal, ia hanya sendirian, Anina harus bekerja untuk kehidupan sehari harinya bahkan ia bisa kuliah karna beasiswa.
Setelah menikah dengan Bagas, barulah ia bisa menikmati kemewahan yang di berikan Bagas, meski ia tak pernah mendapat hati Bagas sama sekali.
Bagas memang tidak pernah memberi cinta namun Bagas tetap memenuhi kewajibannya dengan memberikan uang, rumah mewah, bahkan kendaraan.
Anina melihat sekilas kearah sebuah majalah yang tersedia di atas meja, sebuah majalah bisnis yang menampilkan wajah pria yang amat ia benci,Anina meremas majalah tersebut "Papa kamu memang kejam Queen, tidak dia bukan papamu" Anina menggeleng "Papa kamu hanya papa Bagas"
__________
Like..
Komen..
vote..
🌹🌹🌹🌹☕☕☕