NovelToon NovelToon
Love Stalker Syndrome

Love Stalker Syndrome

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / CEO / One Night Stand / Bad Boy / Office Romance
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: Tyarss_

Milan selalu punya ide gila untuk selalu menggagalkan pernikahan Arutala. semua itu karena obsesinya terhadap Arutala. bahkan Milan selalu menguntit Arutala. Milan bahkan rela bekerja sebagai personal asisten Arutala demi bisa mengawasi pria itu. Arutala tidak terlalu memperdulikan penguntitnya, sampai video panasnya dengan asisten pribadinya tersebar di pernikahannya, dan membuat pernikahannya batal, Arutala jadi penasaran dengan penguntitnya itu, ia jadi ingin lebih bermain-main dengannya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tyarss_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masa Lalu

2008 silam, Milan yang saat itu masih berumur 8th. Menangis begitu kencang. Namun, apalah daya suara tangisnya begitu tidak di dengar. Rumah keluarganya sudah hambir habis dilahap api. Kobaran api di kediamannya sudah semakin membesar. Yang mana membuat kepulan asap yang sangat tebal.

Milan yang saat itu masih menangisi ayah dan ibunya. Kedua orang tuanya masih terjebak di dalam kamar. Dengan pintu kamar mereka yang terbuka, Milan yang tidak bisa masuk menyusul kedua orang tuanya, hanya bisa memanggil ayah dan ibunya dari luar kamar. Karena ada api yang cukup besar yang tidak bisa Milan lewati.

Dengan jelas ia melihat sang ibu yang tengah membantu ayahnya agar tetap bisa keluar. Kondisi Bimantara sangat lemah, dan Antari mencoba memapah suaminya dengan sekuat tenaga.

Antaripun ikut menangis melihat putrinya dari kejauhan. Bahkan panas yang tercipta akibat kebakaran tak bisa mengalahkan rasa sesak di dadanya. Ingin sekali ia memeluk putri kecilnya lalu mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.

"Sayang... bertahanlah. Kita pasti bisa selamat." Ucap Anatari. Meski Bimantara tidak bisa lagi menjawab.

"Mama..." panggil Milan sembari terisak. Mendengar panggilan lirih Milan, Antari memperlihatkan tatapan sendu.

"Milan, cepat keluar sekarang sayang.. selamatkan dirimu.. papa dan mama akan menyusulmu nanti. Kita pasti akan bisa berkumpul setelah ini. Percayalah sayang. Semua akan baik-baik saja. Milan percaya mama kan?" Antari sedikit berteriak.

Kobaran api semakin menjadi. Tangis Milan semakain kencang.

Seorang pembantu yang juga tengah berusaha untuk menyelamatkan diri bersama gadis kecil dalam dekapannya melihat keberadaan Milan. Pembantu itu langsung menghentikan langkahnya. Ia menatap putri kecilnya. Mengusap rambut putrinya penuh sayang.

"Lyly sayang. Kau harus keluar lebih dulu bersama nona Milan. Ibu akan menyusulmu setelah membantu tuan dan nyonya terlebih dahulu. Ibu sangat menyayangimu." Wanita itu kemudian mengecup puncak kepala putrinya.

Lyra tidak banyak bicara. Ia hanya mengangguk. Setelah itu, mereka menghampiri Milan.

Ibu Lyra menyentuh pundak Milan. Jongkok di hadapan gadis kecil itu.

"Nona Milan, keluarlah bersama Lyly. Biar aku yang membantu ayah dan ibumu." Ucapnya. Kemudian memberikan selimut basah yang sempat ia kenakan bersama Lyra tadi. Menyelimutkannya pada kedua tubuh mungil itu.

"Lyly. Pegang selimut ini kuat-kuat. Jika kau berhasil keluar besama, mintalah bantuan. Di luar pasti sudah sangat ramai." Ucapnya.

Sebelum benar-benar keluar, Lyra melihat ibunya dengan tatapan sayu. "Aku sayang pada ibu." Ucapnya dengan lirih. Ibunya balas tersenyum. Lalu mengecup puncak kepala putrinya. Hal yang sama juga ia lakukan pada Milan.

"Sekarang. Cepat keluar." Ibu Lyra masuk menerobos kobaran api. Mencoba membantu Antari untuk memapah Bimantara.

Lyra memeluk bahu Milan. Membantunya agar tetap kuat melewati kobaran api.

Merekapun berhasil selamat. Dan benar juga, kondisi di luar sudah sangat kacau. Hampir tujuh unit mobil pemadam kebakaran di kerahkan. Namun karena rumah keluarga Pramodeya sangat besar dan api sudah begitu besar melahap rumah itu, sangat memakan waktu pemadaman.

Ada beberapa pembantu yang berhasil menyelamatkan diri. Mereka ikut prihatin sekaligus panik dengan keadaan rumah Pramoedya.

Seorang pengasuh yang cukup dekat dengan Milan menghampiri gadis itu lalu memeluknya.

"Nona Milan, syukurlah kau berhasil keluar. Lyly, aku turut senang kau keluar bersama dengan nona Milan. Bagaimana dengan ibumu? Lalu tuan dan nyonya?" ujarnya. Sembari mengecek keadaan Milan dan Lyra secara bergantian. Lega karena dua gadis kecil itu selamat.

Mengetahui nona muda mereka berhasil selamat, banyak orang yang kemudian mengrubuni mereka.

Sedangkan Milan dan Lyra hanya bisa diam dengan isakan kecil. Menatap kosong ke arah rumah yang sudah dilahap api.

Dan BOM!!

Suara ledakan terdengar cukup keras. Para petugas pemadam kebakaran yang hendak masuk untuk mengevakuasi ke dalam batal, akibat ledakan yang cukup dahsyat itu.

Saat itulah Milan dan Lyra sadar jika orang tua mereka tidak bisa di selamatkan. Kedua gadis itu meraung menangis dengan sangat pilu mengetahui kenyataan yang sangat berat untuk mereka terima.

Tiga hari setelahnya, Milan dan Lyra yang saat itu berada di rumah sakit di hampiri oleh Malik dan Nida. Om dan tantenya.

Malik Pramoedya sangat terkejut saat mendapat kabar jika rumah keluarga besarnya telah terbakar habis. Diapun yang berada di New Zealand langsung memesan penerbangan pulang. Dan begitu sampai, Malik harus menerima kenyataan bahwa ayah dan ibunya sekaligus kakaknya harus menjadi korban dalam kecelakaan itu. Namun rasa syukur tak henti-hentinya Malik ucapkan saat mengetahui jika keponakannya berhasil selamat.

Begitu sampai di ruangan tempat Milan di rawat, ia melihat seorang gadis kecil yang begitu setia mengenggam tangan Milan yang sedang terbaring. Tatapan anak kecil itu begitu meneduhkan kala pandangan mereka bertemu untuk pertama kalinya.

"Malik, kau temuilah dokter terlebih dahulu. Biar aku yang menemani mereka di sini." Nida mengelus lengan suaminya. Dan mengangguk untuk meyakinkannya.

Malik setuju. Ia keluar untuk menemui dokter yang merawat Milan.

Nida penuh kehati-hatian mendekat.

"Hai.. kamu pasti Lyra." Perlahan Nida bertanya.

Lyra mengangguk.

"Kau anak yang hebat. Aku sudah mendengarnya dari orang-orang. Kau menyelamatkan Milan." Tanpa dapat Nida tahan, air mata meluruh membasahi pipinya.

Di usapnya rambut kepala Lyra. Lalu kemudian memeluk gadis kecil itu. Sambil menatap nanar ke arah Milan yang masih setia memejamkan matanya.

Dokter menjelaskan bagaimana kondisi Milan kepada Malik. Dalam duduknya, Malik harap-harap cemas.

"Beruntung sekali tidak ada luka ataupun cidera pada tubuh keduanya. Tapi ada hal yang sedikit memprihatinkan disini. Setelah kejadian, Milan sempat pingsan. Dan setelah sadar, dia hanya memiliki tatapan kosong dan masih sering menangis. Bahkan untuk di ajak berkomunikasipun, Milan tidak menyahut. Untunglah, gadis kecil yang bersamanya masih bisa untuk di ajak berkomunikasi. Meski dia juga sama terpukulnya. Menurut diagnosis, Milan mengalami trauma yang cukup berat. Besar kemungkinan, Milan akan menderita Thantophobia, rasa takut kehilangan akan orang yang di cintai ataupun yang di sayanginya. Hal ini di sebabkan karena Milan melihat dengan sendirinya orang tuanya mati akibat kebakaran itu."

Malik memejamkan mata, dengan kepalanya yang tertunduk lesu setelah mendengar penjelasan dari dokter yang cukup panjang itu.

"Mungkin sebaiknya, dalam masa pemulihan Milan, anda mencari seorang psikolog yang cocok."

"Terimakasih atas sarannya Dok. Tapi sebelum itu, apa kondisi Milan saat ini cukup memungkinkan untuk di bawa pulang?"

"Anda bisa membawanya pulang sore nanti."

Setelah itu, Malik menyusul Nida di ruangan Milan. Ia tidak kuasa melihat keponakannya. Dari situlah, Malik dan Nida menjadi wali untuk Milan. Bahkan Malik dan Nida mengadopsi Lyra sebagai anak kedua mereka.

Kecelakaan yang di alami Milan membuat gadis kecil itu menutup diri. Butuh waktu berbulan-bulan untuk Milan kembali pulih. Sedangkan Lyra, yang merasa sadar akan posisinya, menjadi sangat penurut.

...\~*\~...

Kejadian dimasa lalu itu masih dengan jelas melekat di ingatan Milan. Hingga tanpa dia sadari, dia yang saat ini tengah mengemudikan mobil mengalami hilang fokus. Dari arah berlawanan, sebuah mobil melaju dengan cepat ke arahnya. Kejadiannya begitu cepat. Milan tidak mampu membaca situasi hingga menyebabkan sebuah tabrakan. Namun, sebuah mobil yang berada di belakangnya dengan cepat memutar kemudi dan berada di depan mobil Milan. Menjadikannya sebuah tameng untuk melindungi mobil Milan.

BRAAKK!!!

Begitu keras suara benturan ketiga mobil itu. Membuat lalu lintas sedikit kacau.

"Arghhh..." Milan merintih kesakitan ketika kepalanya membentur kemudi. Tangannya bergetar hebat. Milan menangis atas kejadian yang menimpanya saat ini.

Terkejut bukan main. Dengan tangan bergetar, Milan membuka pintu mobilnya. Mencoba keluar dan melihat keadaan.

Memastikan si pengemudi mobil yang telah menyelamatkannya. Dan pengemudi itu tidak terluka parah. Yang memiliki luka cukup parah adalah mobil yang berniat menabraknya. Body depan mobil hancur, dan si pengemudi terluka parah.

1
Resti Yuliani
kereen ceritanya
sagitarius: Terimakasih
total 1 replies
Irma Wati Jelita
kpn up kk
sagitarius: nanti malam sekitar jam 11an kemungkinan bakalan up
total 1 replies
Hayya
cerita nya menarik dan bagus
sagitarius: terimakasih😚
total 1 replies
Irma Wati Jelita
kk episode pelit ☺️3 gtu. dong kk
sagitarius: mau gitu, tp nunggu dapet libur kerja dulu yaa😊
total 1 replies
Irma Wati Jelita
kpn up lg kk
sagitarius: besok akan di up yaa
total 1 replies
Risa Koizumi
TERBAIK! Itu aja yang bisa aku bilang, bagus banget storynya! 🙌
sagitarius: Makasih banyakk🫶🏻🫶🏻
total 1 replies
Alphonse Elric
Mantap betul!
Sun Seto
Terselip kebijaksanaan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!