Cerita ini menceritakan tentang perjalanan kisah seorang gadis bernama Afsheera Azalea Mayesha yang mana hidupnya dipenuhi dengan banyak rahasia, walaupun dikelilingi dengan keluarga yang harmonis tidak membuat dirinya terbebas dari masalah dan ujian apalagi dalam cerita asmaranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izarr_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 Lea-nya Ara dan Yana
Bel istirahat pun terdengar, lea yang sekarang berada di rooftop sendirian tanpa berniat beranjak dari sana. Perutnya seketika tidak merasakan lapar sama sekali padahal pagi ini lea hanya makan roti saja untuk sarapannya.
Di dalam kelas ara dan yana masih bingung kemana lea pergi, mereka pikir lea benar-benar pergi ke uks karena izinnya tadi seperti itu tapi mereka tidak menemukan lea sama sekali disana bahkan di semua toilet pun tidak ada.
"Lea kemana ya ara, yana khawatir deh takut lea kenapa-napa", kata yana pada ara. Mereka berdua bahkan sudah balik dari kantin untuk pergi makan tetap saja tidak menemukan lea sampai kembali lagi ke kelas.
"Gue tau yana, kita melupakan satu tempat lagi. Rooftop!!!", kata ara semangat.
"Tapi ara sebentar lagi bel masuk akan berbunyi, jadi gimana?", kata yana terlihat ragu.
"Gak perlu pusing sekarang ambil tas lea, sekalian sama tas lo juga terus kita kesana ", jelas ara sambil memasukkan semua bukunya kedalam tas sekolah.
"Kita mau bolos ya?", kata yana lagi.
"Lo banyak tanya deh yana, cepetan ikutin aja kata gue sekarang", lalu mereka bergegas keluar kelas sambil menyandang tas sekolah mereka dan membawa tas lea bersama mereka.
Belum sampai keluar kelas, ternyata mereka bertemu dengan latifa siswi baru pagi ini masuk.
"Hai", kata latifa tersenyum menyapa kedua sahabat itu.
Ara yang disapa itupun hanya menukikkan alisnya sebelah sambil bersedekap dada. Tapi berbeda dengan yana yang membalas sapaan itu.
"Hai juga", kata yana dengan membalas senyuman itu juga.
"Kalian mau kemana, ini udah mau bel", kata latifa bertanya lagi dengan polosnya.
"Kita mau..Aduh sakit tau ara kaki yana", ketika ingin membalas lagi kaki yana di injak oleh ara.
Ara kesal dengan sahabatnya ini yang terlalu polos dan mudah akrab dengan orang yang tidak kita kenal.
"Sorry, lo gak usah kepo jadi minggir", kata ara ketus lalu beranjak pergi menarik tangan yana dari sana.
Meninggalkan latifa dengan hati yang sangat kesal dan sangat marah dengan mereka, tapi latifa tidak boleh sampai ketahuan dirinya harus menjaga image biar tidak dicurigai siapapun karena bagaimanapun dirinya tidak mau rencananya itu gatot (Gagal Total).
"Dasar manusia freak, liat aja lo berdua bakal gue balas. Kalau bukan karena gue menjalankan misi dan rencana ini gak mungkin gue biarin lo berdua pergi gitu aja setelah menghina gue", kata latifa yang terus ngedumel dihati namun tetap berusaha terlihat tenang.
Sedangkan ara dan yana sekarang sudah tiba di rooftop, disana mereka menemukan lea yang sedang duduk di atas sofa yang ada disana lalu menghampiri lea.
"Le lo disini ternyata gue kira lo kemana tau gak", kata ara sambil duduk dan meletakkan tasnya dan juga lea di sana. Lalu di susul yana yang juga duduk disamping lea yang lain.
Lea yang melihat kehadiran kedua sahabatnya itu terlihat bingung.
"Kalian ngapain kesini?", tanya lea.
"Eh, lo yang ngapain kesini bukannya lo izin sakit ya mau ke uks. Terus kenapa jadi kesini hah?", jawab ara lagi.
"Iya, yana sama ara udah cari-cari ara lo sampai kami balik ke kelas lagi tapi gak ketemu-ketemu, terus ara nyuruh yana buat ambil tas yana sama tasnya lea buat nyusul lea kesini", jawab yana juga yang polos. Siapa saja yang melihatnya pasti takkan kalah gemasnya.
"Iiii yana lo gemesin banget sih", kata lea tiba-tiba sambil menyubit pipi yana. Kenapa tidak sudah lama lea menahan tidak mengatakan itu ke yana ditambah wajah chuby bulat yana menambah kesan yang sangat imut sekali.
Kedua sahabatnya terlihat seperti orang bodoh ketika lea berperilaku seperti itu. Mereka merasa ada yang beda dengan lea hari ini.
"Le, lo aman kan? Lo gak beneran sakit kan? Pusing gak kepalanya? Atau bagian mana lo yang sakit?", kata ara dengan nada sangat khawatir sambil tangannya memegang kening lea untuk memastikan begitu juga yana yang mengangguk-anggukkan kepala tanda setuju.
"Gak gue aman kok, gue sehat", kata lea tenang. Dirinya jelas tau apa yang sedang di pikirkan kedua temannya itu.
"Serius kan le?", kata ara memastikan kembali.
"Iya serius gue", kata lea lagi. Sedangkan ara dan yana menatap dalam ke arah lea.
"Gue tau apa yang lo pada pikirin kan? Kenapa sikap gue yang biasanya dingin abis dan juga datar tiba-tiba kayak gini hm?", kata lea sambil memandang ke arah depan.
"Gue mau minta maaf sama kalian berdua, selama ini gue masih belum bisa berdamai dengan apa yang selama ini terjadi membuat gue menutup diri ke semua orang, termasuk lo berdua. Tapi gue makin kesini mikir lagi walaupun sikap gue begini ke lo dan yana, lo berdua tetap stay di sisi gue apapun yang terjadi gak pernah sekalipun lo berdua ninggalin gue kan?", kata lea sambil menatap kiri kanan dimana kedua sahabatnya duduk dengan air mata yang juga mulai menetes.
"Maaf jika ini memang terkesan tiba-tiba, tapi gue masih belajar lagi dan lagi untuk bisa kembali ke lea yang dulu. Butuh banyak waktu buat gue bisa menerima keadaan ini ra, na", kata lea sendu.
Ara dan yana pun segera memeluk sahabatnya itu, sambil menangis juga.
Mereka berpelukan seperti orang yang sudah sangat lama tidak bertemu, bahkan pelukan itu adalah pelukan yang mereka rindukan bersama lea sejak lama. Dan akhirnya tanpa mereka sangka hari ini lea mereka kembali, lea yang selalu mereka rindukan seperti waktu mereka kecil dulu.
"Gue bahagia le, bahagia banget gak perlu minta maaf sama kita karena kita paham dengan kondisi lo. Jadi gak ada yang perlu memaafkan dan dimaafkan disini", kata ara yang masih memeluk sahabatnya itu.
"Yana bahagia banget lea, hari ini yana bisa lagi manja-manja sama lea. yana gak perlu takut lagi sama lea seperti biasanya", kata yana yang membuat lea tiba-tiba melepas pelukan mereka.
"Jadi maksud lo selama ini gue nakutin? Iya?", kata lea dengan nada datarnya.
"Eng..gak kok lea maksud yana gak kayak gitu", kata yana sambil memilin tangannya menahan tangisnya.
"Hahahahah lo lucu banget yana, gue bercanda kali gak perlu takut sama gue. Kapanpun lo bisa manja sama gue oke", kata lea memeluk yana yang ternyata sudah menangis duluan. Diikuti gelak tawa ara yang sangat keras juga.
"Huaaaa lea gak lucu lea jahat. Yana takut lea marah dan balik kayak dulu lagi", kata yang segugukkan dipelukan lea.
"Utututu tayang gue, jangan nangis ya gue bercanda na mana mungkin gue marah sama lo yang gemesin gini hm?", kata lea lagi sambil bergoyang-goyang memeluk yana.
Mereka bertiga berpelukan melepas rindu yang lama tak mereka miliki, kini ara dan yana bersyukur lea sudah mau membuka dirinya lagi setelah kejadian itu walaupun katanya masih belajar. Semoga persahabatan mereka akan selalu seperti ini.