"Bapak gila ya!" sentak gadis itu.
"Iya, saya tergila-gila oleh kamu." bisikan serta kungkungan yang mampu membuat lawan bicaranya bergidik merinding.
Zander Wyat, menjadi orang gila hanya karena seorang gadis cantik berusia 19 tahun yang mampu membuatnya stres. Adik kecilnya mengacung tegak bahkan saat pertama kali bertemu dengan Leisha.
Kaburnya gadis itu membuatnya berupaya lebih keras bahkan hingga menjadi Dosen pengajar Leisha. Kenyataan pekerjaan sampingan gadis itu yang dipandang buruk dan terkesan negatif membuat Dosen satu ini memanfaatkannya agar bisa mendapatkan servis untuk adik kecilnya yang begitu mendamba Leisha.
"Ikut!"
"Ngapain?"
"Bercint*."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Olvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DLTP
Nyonya Agatha menunggu suaminya yang memberikan pesan untuk dirinya segera mempersiapkan diri secantik mungkin. Jika itu orang lain maka mereka pasti biasa saja tapi ini dirinya yang sudah lama tidak mendoakan nafkah batin dari suaminya.
Sudah hampir lima tahun, suaminya itu seakan menjauhinya. Bersikap santai namun cuek, tak pernah lagi ada cerita saling berbincang hangat, atau hanya sekadar duduk bersantai bersama.
Perubahan yang sangat drastis tersebut ia wajarkan, Kevin pernah kembali berhubungan dengan mantannya dan ia memergoki mereka jalan bersama hingga puncaknya dia melakukan kekerasan fisik terang-terangan di hadapan suaminya.
Wanita ketiga yang tak lain adalah sadari tirinya. Sejak pernikahan mereka, Kevin sudah pernah mengatakan kalau dia terpaksa menerima perjodohan dan ia menyetujui agar hubungan keduanya hanya sebatas suami istri di atas kertas.
Namun berjalannya waktu mereka mulai dekat, Kevin mulai menghindari mantannya dan lebih memilih dirinya. Sayang perasaan tersebut tak bertahan selamanya, lima tahun yang lalu mereka terlibat pertengkaran hebat dan berakhir hubungan yang merenggang hingga kini.
Agatha masih berharap keduanya kembali adem ayem dan harmonis seperti dahulu, oleh sebab itu kini dia tampil seksi menggunakan pakaian kebanggan para istri untuk suaminya.
"Apakah dia sudah dicampakan?" gumamnya penasaran.
Dia berharap benar begitu, menjalani pernikahan selama itu dan hidup puluhan tahun tentu memunculkan perasaan cinta terhadap suaminya apalagi dulu Kevin memperlakukannya begitu baik dan terlihat menyayanginya.
Sayang sekali, iman Kevin terkalahkan oleh orang ketiga.
['Matikan lampunya, aku ingin bermain di kegelapan.']
Itulah pesan yang dikirimkan oleh suaminya, mau tak mau dia menuruti perintah berharap hal itu bisa membuat suaminya senang. Toh bukan masalah untuk bermain gelap-gelapan.
Hampir dua puluh menit dia menunggu, terdengar suara pintu terbuka. Sayang malam ini dia tak bisa melihat rupa suaminya yang tampan. Tubuh besar nan kekar itu perlahan terlihat menghampirinya setelah menutup dan mengunci pintunya.
"Sudah pulang?" tanyanya berbasa basi.
Bukannya respon lembut, Agatha merasa tubuhnya dicengkeram dalam pelukan erat pria itu. "euhm!"
Tubuhnya menggeliat tatkala sentuhan-sentuhan mulai membuatnya kepanasan. "Kevhinnn!" desahnya.
Brugh
Tubuhnya terpental ke atas kasur empuk, Agatha sempat merasa berbeda. Tak biasanya suaminya memperlakukannya seperti ini karena dulu selalu bersikap lembut meskipun mereka sedang berantem.
Dia jadi lupa rasanya, sudah lima tahun tidak pernah melakukan hal ini. Tubuhnya sedikit kaku, apalagi suaminya ini terlihat beringas sekali malam ini.
"Aahhh!" dia berteriak tatkala terkejut merasakan perubahan bentuk sang lele. Terasa lebih besar, atau apakah itu hanya perasaannya saja?
"Kev, ke-kenapa ber-beda ahhh!"
Sungguh dia merasa mabuk kepayang, setelah lima tahun ternyata permainan suaminya jauh lebih pintar. Dia bahkan puas karena banyak gaya yang digunakan, dia merasakan hal baru dan hatinya terasa bahagia.
"Kevinnnnn!"
•••
"Harus banget perginya besok?" Zander rasanya tak mau melepaskan Leisha yang hendak pergi berlibur.
"Terus mau kapan? liburan semester juga tinggal dua minggu," jawab Leisha yang mulai kesal.
Sejak semalam Zander terus-terusan merengek, pria itu masih saja merayu wanitanya agar tidak jadi jalan-jalan sendiri. Dia memberikan opsi liburan bersamanya saja di luar negeri terserah negara mana yang diinginkan Leisha asalkan tidak sekarang.
Tapi Leisha tetap saja kekeuh dan lebih memilih liburan bersama temannya meskipun hanya di kota seberang tapi dia bisa bebas tanpa banyak larangan dari Zander. "Bulan depan bagaimana? Kita bisa liburan bersama ke jepang? Korea atau China?"
"Kenapa asia timur semua? nggak deh, aku mending ke pulau timur dalam negeri aja." tolak Leisha lagi.
Hingga akhirnya Zander menghela nafas. Dia bangkit dan beralih duduk di sofa dengan wajah cemberut. "Ayolah! Ada apa denganmu?" ucap Leisha.
Mendengarnya Zander mendengus, sepertinya kekhawatirannya ini tak dipandang berarti oleh wanita itu. "Jangan melirik pria lain! Kenapa juga yang ikut justru banyak laki-lakinya!" satu hal yang pasti bahwa dia cemburu.
Padahal belum tentu juga Leisha di sana nanti akan berdekatan dengan pria lain. Kalau memang di dekati ya tinggal pergi secara halus, kenapa memikirkan terlalu ribet? "Iya! Kau pikir aku ini wanita apa? Mentang-mentang membayar ku kau menganggapku seperti jalang murahan?"
"Bukan begitu, Sweety! Kamu salah paham!" sahut Zander cepat.
Sejujurnya dia juga lelah, berapa kali dia harus mengatakan bahwa dia tak menganggap Leisha seperti itu! Dia bahkan melihat wanitanya seolah batu berlian mahal yang harus dijaga sebaik mungkin. Kenapa Leisha ini terus saja salah paham? Padahal dia memberikan banyak uang agar Leisha bisa menikmati kekayaan atas jerih payahnya.
"Terserah!" Leisha menutup pintu dengan keras meninggalkan Zander yang masih diam di sofa karena frustasi.
"Sweety!" panggilnya.
Tak mau ketinggalan, Zander memilih mengejar wanitanya yang turun ke bawah. Rupanya tujuan Leisha adalah dapur. Melihat situasi yang sepi membuatnya memiliki ide cemerlang.
"Mau salad buah buatanku?" tawar Zander.
Leisha menatap sinis tapi dia sedikit goyah, selama dua hari ini dia ingin sekali makan salad buah tapi karena dia sedang dalam usahanya diet untuk menurunkan dua kilo berat badannya membuatnya mengurungkan keinginannya itu.
"Buatanku dengan takaran sesuai, gula, susu, dan kejunya sedikit. Tapi soal rasa, tidak bisa diragukan!" ucap Zander lagi yang kian memanas-manasi.
Leisha percaya hal itu, dahulu semasa dia Sma juga Zander sering memberikannya salad buah dengan takaran manis yang tidak berlebihan. Soal rasa? Leisha selalu menikmatinya karena memang senikmat itu apalagi kalau dia minta lagi dan lagi, Zander selalu menyempatkan waktunya untuk membuatkan itu.
"Tidak mau? Yasudah aku buat untuk bi Starla saja." Zander beralih membuka kulkas, mengambil buah-buahan yang tersedia di dalamnya.
Karena perhatiannya atas kesehatan Leisha, dia meminta bi Starla selalu menyediakan banyak buah untuk dikonsumsi Leisha setiap hari agar sehat. "Mau!" sahut Leisha cepat yang jelas membuat senyuman misterius Zander muncul.
Di mengatur ekspresinya menjadi datar lalu membalikkan badan. "Ada syaratnya, Sweety." ucapnya dengan senyuman yang membuat Leisha merinding.
'Kenapa hawa di sini langsung berbeda?' batinnya sambil mengelus kedua tangannya secara bergantian.
"S-syarat apa?" tanyanya gugup.
Kenapa ekspresi Zander membuatnya cemas? Apa yang pria itu rencanakan?
Hup!
"Aa!" Leisha memekik ketika tubuhnya melayang dan duduk di atas meja karena ulah Zander yang tanpa memberi aba-aba langsung bertindak mesum.
"Sekali, untuk malam ini?"
Leisha langsung mendengus. 'Siapa bilang makan Salad nggak berisiko?'
Bersambung.
hati2 leisha...