NovelToon NovelToon
Mencintaimu Adalah Luka

Mencintaimu Adalah Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Bad Boy / Enemy to Lovers / Idola sekolah
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Jaena19

Kania gadis remaja yang tergila-gila pada sosok Karel, sosok laki-laki dingin tak tersentuh yang ternyata membawa ke neraka dunia. Tetapi siapa sangka laki-laki itu berbalik sepenuhnya. Yang dulu tidak menginginkannya justru sekarang malah mengejar dan mengemis cintanya. Mungkinkah yang dilakukan Karel karena sadar jika laki-laki itu mencintainya? Ataukah itu hanya sekedar bentuk penyesalan dari apa yang terjadi malam itu?

"Harusnya gue sadar kalau mencintai Lo itu hanya akan menambah luka."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

dua puluh delapan

" Minum, Kania,,,"

Ucap Jaya suara lembut setelah dua orang yang ditunggu-tunggu olehnya hadir di depan mata. Sejujurnya, ia tidak ingin menakuti teman anak gadisnya, tapi memang ada beberapa hal yang harus dibicarakan dengan Kania.

"Kita ngobrol santai doang kok," tambah Praja yang kemudian menyesal teh hangat milik pria itu.

Kania tersenyum kaku, sebelum mengangguk pelan. Sesantai- santainya pembicaraan. Kania tetap tidak bisa tenang. Pikirannya sudah bercabang hanya karena kemungkinan-kemungkinan yang mungkin terjadi beberapa menit ke depan.

"Papa mau ngomong apa?" tanya Laras tanpa basa-basi." Kania nya lagi gak enak badan, jangan lama-lama-"

"Hah?" Kania terkesiap. Alur macam apa ini?

"Katanya Lo mual?! Gimana sih?!" Laras membalas dengan tidak santai. Ia tidak berbohong kan? Jadi kenapa Kania harus terkejut seperti itu?

"Kamu kenapa, Kania? Gak cocok sama makanannya?" Jaya bertanya.

Melihat tatapan khawatir Jaya, membuat Kania sontak menggeleng cepat." Emang lagi gak enak badan aja, om," balasnya tidak enak.

"Masih kuat untuk ngobrol santai kan, Kania?" Kekeh Praja berusaha mencairkan suasana.

"Mana bisa santai, om. Om nggak lihat itu muka dia aja udah tegang!" cibir Laras yang kembali menyudutkan Kania.

"Enggak ih!" Elak Kania.

Coba tolong, kalau bisa dibantu, Kania ingin sekali meminta tolong untuk menutup rapat bibir Laras sebentar saja.

Melihat wajah Kania, Jaya dan juga Praja terkekeh pelan. Keduanya menghilang membicarakan beberapa hal serius, tapi melihat wajah Kania yang sudah lebih dulu kepalang panik, mereka jadi kasihan sendiri.

"Coba, siapa yang mau cerita ke papa?" Jaya seketika bersuara tenang.

"Cerita apa?" Laras bertanya.

"Semuanya," balas Jaya. " Kenapa Kania di sini-"

"Oke! Papa dengerin Laras ya!" Laras menyahut cepat. Karena ini masalahnya, Kania belum mengenal betapa santainya Jaya. Temannya yang satu itu sepertinya akan mengira dia akan kembali diusir atau semacam nya.

"Kania lagi ada masalah di rumahnya,," ucap Laras seraya melirik Kania sekilas. "Papa nggak perlu tahu masalahnya apa, karena itu bukan urusan papa," lanjutnya tanpa beban.

"Yang pasti, papa cuma perlu bantu kasih tempat tinggal ke Kania untuk sementara waktu, oke?"

Seakan mengerti dengan ucapan putrinya, Jaya mengangguk." Papa si oke aja," balasnya yang berhasil membuat Kania meneguk salivanya. Ia kemusian beralih pada Kania dan tersenyum simpul. " Orang tua kamu tau kamu di sini?"

Pelan, Kania menggeleng.

"Mereka gak nyari kamu?" Praja kemudian bersuara.

Jujur, itu yang Kania tidak ketahui jawabannya. Bahkan ia bertanya-tanya selama satu minggu ini. Bagaimana bisa Farhan membiarkannya pergi tanpa mencarinya?

Kania tersenyum kikuk.

"Om jangan nanya gitu dong!" Laras kembali menyambar." Kania jadi bingung mau jawab apa-"

"Itu kan pertanyaan wajar Laras." Praja membantah," Om kalau Karel hilang juga pasti akan cari-"

"Tapi gak semua orang tua kayak om Praja," balas Kania pelan. Balasan yang mampu membuat Jaya dan Praja seketika bergeming begitu juga dengan Laras yang tidak mengira Kania akan membalas ucapan Praja dengan kalimat seperti itu.

"Kalau misalnya om Jaya keberatan aku ada di sini, aku gak apa-apa kok kalau harus ke-"

"Eh, om gak ngusir kamu Kania!" Jaya lebih dulu menyela." Kan udah om bilang dari awal, anggap aja rumah ini seperti rumah kamu sendiri," lanjutnya yang jadi tidak enak sendiri.

Praja berdeham pelan." Kania udah coba buat pulang?" tanyanya pelan.

Sayangnya, Kania kembali menggeleng. Gelengan yang seakan membuat Laras mengerutkan dahinya heran seketika.

"Lah, Lo berangkat subuh kemarin katanya mau pulang?"

Kania melebarkan senyuman tidak enak." Masa harus dibahas sih, Ras?" keluhnya penuh harap.

Dan seakan kembali sadar, Laras mulai mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti." Mata Lo ya-"

"Laras,,," Kania berdesis pelan. Kenapa malah dibahas?

"Om Praja tau gak?!" Laras seketika berubah antusias. "Ini Kania yang suka sama Karel tau!"

"Astaga, Laras!"

Dan saat itu juga tawa lebar menghiasi ruang keluarga.

Bagi Laras, dibandingkan membuat Kania tertekan akan membicaraan keluarganya, lebih baik membuat Kania tertekan akan kenyataan bahwa gadis itu menyukai Karel, anak dari Praja.

----

Tepat pukul satu malam mobil hitam Karel sudah kembali masuk ke dalam garasi. Di saat orang tuanya sudah berada di rumah sejak jam sepuluh malam, maka hanya ia yang masih memiliki tanggungan untuk mengantar Sania kembali ke rumah gadis itu.

Memang rumah Laras dan Sania hanya berbeda blok saja. Tapi namanya juga remaja yang sedang jatuh cinta, pasti mereka akan mencari waktu untuk berduaan. Karena jelas ia akan menunggu kamu dari kota sebagai acara malam minggu juga.

Hari ini dia tidak membuka table di antariksa seperti biasa. Maklum, ia sudah terlalu lelah malam ini.

"Karel." Panggilan tenang yang terdengar mengudara kala kakinya baru saja melangkah masuk melalui tangga garasi membuat tubuhnya berputar cepat.

Di belakangnya, tepatnya di ruang keluarga yang dapat dilihat siapa saja penghuninya itu membuat kakinya melangkah menuju tempat itu. Ia pikir Praja sudah beranjak naik ke kamar, tapi nyatanya masih ada jadwal menonton bola yang dibuktikan dengan televisi besar yang menyala di depan sana.

"Belum tidur, Pah?" tanyanya basa-basi sebelum memilih duduk di atas sopa ruang keluarga.

"Bentaran lagi, nanggung," balas Praja sembari mengedikkan dagunya ke arah televisi. Ia kembali memperhatikan Karel yang mulai membuka toples camilan dan terlihat ikut bergabung dengannya malam ini." Kamu jalan-jalan dulu tadi?"

Karel mengangguk.

"Kamu kenal Kania dari kapan, Rel?"

Mendengar nama yang sangat tidak asing itu seketika keluar dari bibir Praja, Karel lantas memperhatikan Praja dengan tatapan herannya.

"Kenapa?" tanyanya tanpa menjawab lebih dulu pertanyaan Praja.

"Kenapa?" tanyanya tanpa menjawab terlebih dulu pertanyaan Praja.

Praja menggelengkan kepalanya pelan." Papa cuma pengen tau aja."

" Dari SMP." Karel membalas kemudian." Tadi ngomong apa aja sama Kania?" Ia kembali bertanya. Jujur saja, ia ingin memilih tidak peduli dengan apa yang terjadi setelah makan malam tadi, tapi karena rasa penasarannya masih bekerja dengan baik, maka ia harus menuntaskan rasa penasarannya itu.

"Ya ngomong santai aja kok," jawab Praja." Kenapa? Penasaran?" Tanyanya menggoda.

"Enggak."

Praja tersenyum ketika mendengar nada tegas itu keluar dari bibir Karel. Bahkan anak semata wayangnya itu memilih memfokuskan diri ke televisi dibandingkan melanjutkan pembicaraan dengannya.

"Kania itu suka sama kamu ya, Rel-"

"Gak usah di bahas!" Karel menyela tanpa mengalihkan perhatiannya.

Praja terkekeh. Jika Karel merasa terganggu dengan Kania, seharusnya laki-laki itu diam saja. Tapi kenapa kali ini dia lebih terlihat menghindari pembicaraan?

"Sania gimana?" Tanya Praja lagi.

"Apanya gimana?"

" Dia tahu kalau Kania suka sama kamu?" tanya Praja penasaran.

Karel mengangguk pelan. "Aku kan pacaran sama dia karena dia cemburu terus sama Kania. Padahal aku sama dia gak ngapa-ngapain, gak ada hubungan apa-apa juga," jelas Karel.

" Kalau Kania tau kamu pacaran sama Sania?"

Jika untuk pertanyaan ini Karel menggeleng." Ngapain si mikirin dia," ketusnya,

"Jahat banget kamu!" Desis Praja yang kemudian di susul tawa kecil. Ia tahu, Karel dan jelas mengenal putra semata wayangnya itu. Jadi, ia tahu jelas apa yang sebenarnya tidak bisa terucap oleh Karel. Bahkan mungkin, ia lebih mengerti Karel dibanding dengan diri Karel sendiri.

1
Suryani Tohir
nice
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!