Gibran harus merelakan kisah cintanya dengan Shofiyah yang telah dia bina selama 8 tahun kandas karena orangtua Shofiyah tak menerima lamarannya dan membuatnya harus menyaksikan pernikahan kekasih yang begitu dicintainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kuliah
Hari yang kunanti telah tiba, perkuliahan pertama setelah perjuangan panjang yang melelahkan. Harus ospek ditengah Ramadhan membuat kegiatan itu terasa sangat melelahkan.
Hubunganku dengan kak Gibran terasa memasuki usia 3 tahun karena kami baru saja merayakannya. Hari ini aku sangat senang karena telah bertemu teman baru waktu itu walau banyak yang berbeda kelas dariku.
Saat memasuki kelas kami pun memulai perkenalan diri karena hari pertama dan terpilihlah Ketua untuk mewakili kami untuk beberapa tahun kedepannya.
"Namaku shofiyah", aku menjabat salah satu teman sekelasku.
" Namaku Suriyanti dari Jeneponto salam kenal yah". Ucapnya kepadaku saat kami berkenalan.
Kami pun berkenalan dengan semua teman dalam sekelas dan mulai akrab. Perkuliahan dimulai dan kami menikmati hal tersebut.
Setahun berlalu kami pun menerima mahasiswa baru, aku tergabung dalam dalam organisasi kesiswaan dikampusku karena aku memang menyenangi hal itu tapi menjadikanku sangat sibuk sampai tak memiliki waktu hanya sekedar bermain dan berkumpul dengan para sahabatku.
"Shofi sibuk amat yah, tidak punya waktu ngumpul sama kita?? Anti menghela nafas karena semua temannya mulai protes dengan aktivitas sahabatnya itu.
" Kita harus mendukungnya kawan, mau bagaimana lagi karena itu pilihannya". Ucap Anti dengan sendu.
" Tapi tak bisakah dia melepasnya saja??, kasian dia dia terlalu lelah karena banyaknya aktivitas di tambah banyaknya tugas". Kasma memandang sendu sang sahabat yang tengah berkutat dengan leptop karena mengerjakan tugasnya.
"Kita support saja dia, dia selalu membantu kita selama ini, tidak ada salahnya kita membantunya minimal mengerjakan tugas laporannya". Icha ikut duduk disamping sahabatnya yang sibuk sejak tadi tanpa menyadari kehadiran sahabatnya itu.
" Kamu kenapa icha??, Kok wajahmu ditekuk seperti itu?? ". Tanya Shofiyah saat melihat sahabatnya duduk disampingnya.
" Kamu gak dengar??, sejak tadi kami ngomongin tentang kamu??". Tanyanya dengan tatapan menyelidik.
"Maaf yah, aku tidak memperhatikan percakapan kalian, karena aku lagi fokus mengerjakan tugasku yang belum selesai, baru sebentar lagi kita mau presentasi". Ucapku tanpa mengalihkan pandanganku pada leptop kembali mode awal.
Para sahabat yang melihat kesibukan sahabatnya menggelengkan kepalanya karena mereka kasian kepada sahabat baiknya itu.
"Kamu bisa meminta bantuan kami Shofiyah, kenapa kamu bahkan seakan tak menganggap kami??, padahal kami sering meminta bantuanmu??". Emy sangat kesal pada sahabatnya ini karena tak mau membagi masalahnya kepada mereka.
" Maaf yah, aku tak bermaksud begitu, hanya saja aku tak mau membebani kalian akan tugasku, kalian saja sudah sibuk, aku tak mau menambah beban kalian!! ". Ucapku tersenyum menolehkan wajahku tersenyum sekilas kemudian kembali fokus.
" Kamu tidak mempercayai kami mengerjakan tugasmu kan?? ". Kini Fitri marah mendengar jawaban sahabatnya yang kesannya tak mau berbagi itu.
Shofi menghela nafas kemudian mengalihkan pandangannya kepada para sahabatnya yang memandangnya tajam itu.
" Aku tak pernah ada kepikiran seperti itu, aku menyayangi kalian seperti saudaraku, hanya saja jika masalah tugas seperti itu kalian pasti sangat tahu, jika aku memang tidak terbiasa dikerjakan oleh orang, bukan karena kalian tidak pintar, dan bukan juga karena aku tak percaya kalian, tapi aku memang tidak terbiasa dan kalian tahu itu!! ".
Ya setahun persahabatan kami terjalin, kami saling mengenal karakter masing-masing dan yah diantara kami semua, akulah yang paling keras jika itu berurusan dengan tanggung jawab.
" Tapi kami ingin membantumu Shofiyah, kami tidak ingin melihat kamu kesulitan sendiri, sedangkan kami selalu meminta bantuanmu dan kamu membantu kami". Kak kasma memandang ku dengan sendu.
" Sudahlah kawan-kawan, kita harus mengerti keinginan sahabat kita, dia akan meminta bantuan kita semua jika memang dia merasa membutuhkannya. Kita tidak boleh memaksanya". Si bungsu dari kami pun kini mengeluarkan suaranya.
"Maafkan aku yah teman-teman, aku sangat menghargai kepedulian kalian kepadaku, seperti kata Dawiyah, aku akan meminta bantuan kalian jika memang aku membutuhkannya". Ucapku dengan mata berkaca-kaca.
Aku sungguh terharu dan beruntung mendapatkan sahabat baik dan peduli seperti mereka. Pertemanan rasa saudara yang kami bangun kini sudah berusia setahun dan kami akan tetap bersahabat walau kami sudah memiliki kehidupan kami masing-masing nantinya.
"Baiklah, maafkan kami karena memaksamu seperti itu!! ". Narti memandang ku tersenyum
" Terima kasih pengertiannya, kalau kalian ingin membantuku, lebih baik kalian menyuapi aku saja karena aku lapar melihat makanan kalian itu ". Ucapku dengan menaikturunkan alisku menggoda mereka.
Mereka semua maju membawa makanan mereka masing-masing dan berniat menyuapiku.
Mereka saling memandang satu sama lain kemudian tertawa terbahak-bahak menyaksikan betapa peduli kami satu sama lain.
"Ya sudah suapi aku saja satu persatu, bergantian dari paling ujung". Aku tertawa menggelengkan kepala ku karena senang akan kepedulian mereka.
" Makan yang banyak anak nakal". Kak kasma menyuapi ku dengan nasi goreng yang dibelinya.
"Jangan terlalu banyak pekerjaan dan lelah, nanti aku tak punya tukang ojek". Fitri cemberut sambil menyuapi ku dengan bibir manyun.
" Pakai kacamatamu Shofiyah Ibrahim!!, jangan ngeyel diberitahu". Si bungsu Dawiyah pun ikut mengomel kepadaku sambil menyuapiku .
Mereka menyuapi ku bergantian sekalian mereka juga memakan makanan mereka. Sambil mengobrol senang, walau aku fokus pekerjaanku tapi aku tetap menimpali mereka sesekali.
"Bagaimana dengan tahun ini Shofiyah??, apakah kamu akan terjun langsung dalam ospek MABA??". Narti bertanya setelah aku kenyang karena disuapin sekaligus pekerjaanku pun selesai.
" Iya Bunda, aku akan ikut langsung Ospek itu karena adik kak Gibran akan masuk kampus kita, jurusan kedokteran dan kalian pasti tahu anak manja itu akan menempel seperti tokek nantinya padaku".
Ya aku menceritakan kepada mereka tentang aku yang memiliki kekasih dan mereka sangat mendukung karena kami sudah lama bersama.
"Kalian hebat yah, bisa bertahan lama seperti itu bahkan sekarang sudah memasuki usia ke 4. Bagi tips nya dong!! ". Icha kini mengomentari nya karena dia juga memiliki kekasih sama sepertiku. Begitupun anti dan kak kasma.
" Ya begitulah, tapi aku merasa hubungan kami semakin dewasa, walau sudah mulai banyak konflik mungkin karena kami jarang bertemu".
Kini aku memusatkan pandanganku pada para sahabat ku itu.
"Bukan aku ingin membuat semuanya runyam, tapi jika adiknya masuk ke kampus ini, aku bahkan tidak bisa bergerak bebas, dia akan mengadukan segala hal kepada kakaknya nanti". Ucapku sendu dan menghela nafas berat.
" Tapi kalian tidak satu jurusan Shofiyah, kamu tahu sendiri jika fakultas kedokteran itu super sibuk dan sangat padat jadwal kuliahnya". Kak Kasma memberikan tanggapannya terkait adik kak Gibran itu.
"Kalian hanya tidak mengenalnya, dia memang seperti itu sejak kami masih sekolah, jika dia punya waktu luang sedikit saja dia akan menjadi lebih posesif melebihi kakaknya". Ucapku dengan serius.
" Tenang saja kami akan membantumu nanti!! ". Narti mengelus kepala ku karena mataku berkaca-kaca.
Jujur saja aku khawatir jika Gaby berada di kampus ini, karena dia sangat posesif kepadaku dan kadang sampai membuat masalah dengan orang sekitarku karena aku sendiri kini masuk organisasi otomatis berinteraksi banyak dengan orang lain