"Mas, aku hamil." ujar Bella menemui laki-laki berperawakan tampan itu di kantornya. Laki-laki yang malam itu menghabiskan waktu bersama Bella.
"Hamil? yakin itu anak saya?" tanyanya dengan sinis sambil menatap Bella dengan tajam.
"Iya Mas, ini anak kamu." jawab Bella apa adanya.
"Bagaimana bisa saya percaya itu ajak saya, sedangkan di malam itu kamu saja tidak berdarah sama sekali!!" ujarnya tanpa perasaan.
DEG...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 03
SALAH KAMAR MEMBAWA BAYI
03
"Astaga!! Aku dimana?" Jantung Bella berdetak dengan kencang karena dia tidak berada di kamar pribadinya.
Bella menatap sekeliling kamar bernuansa putih dengan sedikit corak silver. Bella kembali mengingat apa yang semalam terjadi dengan dirinya dan saat ini kepalanya masih sedikit pusing karena efek minuman beralkohol yang semalam dia minum bersama teman- temannya. Bella menyingkap selimut putih yang membalut tubuhnya dengan jantung yang semakin berdegup kencang lantaran tak ada satu helai pun kain yang menutupi dibalik selimut tersebut. Segera Bella turun dari ranjang dan kembali memakai pakaiannya yang sudah berserakan di lantai kamar hotel itu. Bella sudah ingat saat ini dirinya berada di hotel yang entah di kamar milik siapa.
Suara gemericik air dari kamar mandi membuat Bella tergesa-gesa memakai pakaiannya agar tidak diketahui laki-laki yang berada di dalam sana. Sebelum keluar dari kamar tersebut Bella melihat dompet milik laki-laki yang semalam menghabiskan waktu bersamanya. Menatap dengan cermat wajah laki-laki yang terpampang di kartu biru alias Kartu Tanda Penduduk tersebut.
Drett...
Dret...
Sampai di luar kamar hotel bunyi gawai membuat Bella menghentikan langkahnya. Dengan tergesa Bella mengambil gawai yang ada di dalam tasnya.
["Kamu ada di mana Bella?"]tanya seorang wanita yang tak lain adalah Meska, ibu kandung dari Bella. Terdengar suara wanita itu cemas karena mengkhawatirkan putrinya.
["Maaf Bu, semalam aku menginap di rumah temanku jadi aku tidak sempat pulang karena perkumpulan kami lumayan lama."] jawab Bella berusaha meyakinkan sang Ibu.
["Teman kamu yang mana Bel? Ibu sudah bertanya kepada teman kamu yang ikut berkumpul semalam tapi, tidak ada dari mereka yang mengetahui keberadaan kamu. Tidak ada yang terjadi hal-hal buruk kan kepada kamu Bel?"] tanya Meska dengan nada khawatir.
Beberapa saat Bella tak menjawab ucapan ibunya karena, dirinya yang salah bahkan tak mendengarkan ucapan sang ibu saat dirinya akan berangkat semalam. Ada rasa sesal yang dirasakan Bella karena tidak mengikuti ucapan saya ibu padahal firasat seorang ibu itu tidak bisa dibantahkan bahkan firasat seorang ibu itu suatu kenyataan yang tak bisa disepelekan.
["Aku nggak menginap di rumah mereka Bu, tapi aku menginap di rumah temanku yang waktu SMA."] jawab Bella berusaha menahan getaran suaranya.
Jujur saja rasanya saat ini Bella ingin menangisi apa yang selama ini Bella jaga dengan baik namun, lenyap dalam waktu satu malam saja. Tidak ada berharganya dirinya ini untuk laki-laki lain karena dirinya sudah kotor bahkan tak lagi suci. Andai saja semalam Bella berusaha untuk menolak minuman berbau alkohol itu pasti hal seperti ini tidak akan terjadi, andaikan saja Bella menghilangkan rasa tak enaknya kepada Fajar , mungkin saja Bella tak akan kehilangan mahkota berharga yang dirinya miliki. Tapi apakah sebuah andaian itu akan menjadi kenyataan, sedangkan saat ini semuanya sudah hilang tanpa bisa Bella ambil kembali.
["Ya sudah kamu cepatlah pulang karena Ibu benar-benar khawatir dengan keadaan kamu,"] ujar Meska di sembarang sana dengan suara bergetar yang dapat didengar Bella. Jujur saja hati Bella berdegup kencang dengan suara ibunya. Bayangkan saja bagaimana khawatirnya sang ibu semalaman menunggu kepulangannya namun tak ada kabar sama sekali dan baru pagi ini dirinya mengangkat telepon dari sang ibu.
["Iya Bu, ini aku lagi di jalan."] jawab Bella singkat.
["Ya sudah Ibu tunggu kamu di rumah Bel, kamu hati-hati di jalan ya Nak,"] Bela memasukkan kembali gawainya ke dalam tas selempang yang dirinya bawa semalam.
TBC