Nana Martir adalah gadis yang cantik secara fisik dan juga pintar, dia lahir dari keluarga yang sederhana . Ayahnya hanyalah seorang tukang dan ibunya berjualan makanan. Tetapi dia banyak disukai karena berbagai prestasi yang boleh dia gapai , dia juga orang yang sangat berprinsip. Nana juga memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Joshua Martir, yang juga seorang anak dengan prestasi tidak kalah dari kakaknya.
Nana Martir selalu memegang prinsipnya "Aku adakah Aku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Christi Jawan Tenda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masa Depan
Setahun sudah kepergian Sadrakh, banyak yang telah terjadi bahkan pernikahan Nathan dan Tabitha dilakukan dengan tertutup juga rahasia. Menjaga agar tidak ada insiden lagi seperti Sadrakh.
"Nana, perlahan sedikit jalannya. Kamu sedang hamil dan bulan ini genap lima bulan." ucap mama Lana.
"Tenang Ma, santai saja ibu hamil harus banyak bergerak dengan demikian kita sehat."
Kring!
"Istriku , kamu sedang dimana? Jangan membuat aku khawatir." ucap Belsazar yang panik melihat istrinya diluar rumah lewat panggilan vidio call.
"Tenang, ada aku". Pris tampil dilayar telephone.
"Baiklah, aku titip Nana yach. Aku mau melanjutkan pekerjaanku. Minggu depan aku kembali ke Manado."
Perbincangan merekapun selesai. Pris mohon pamit ke rumah sakit, Nana dan mama Lana asik duduk di taman samping kediaman Andes.
Pris memang sering juga menginap di kediaman Andes, dia sudah mendeklarasikan dirinya adalah istri Sadrakh dan terus memakai cincin mereka berdua. Diapun bertekad untuk tidak menikah dan hanya akan mengabdikan dirinya di rumah sakit Harapan Kasih.
Mama Lana banyak memberikan pesan kepada Nana, agar dia harus berhati-hati dengan kondisinya. Mama Lanapun pamit. Nanapun bergegas mengantar ke depan gerbang. Begitu mamanya pergi Nana segera berbalik menuju rumah.
Dengan gembira hati dia menaiki setiap anak tangga dan sampailah dikamarnya. Begitu memasang siaran TV khusus berita disitu Nana mendapatkan jika penembak Sadrakh sudah ditangkap, adapun alasannya hanyalah dendam masa sekolah, dia perna dipermalukan Sadrakh dulu hanya karena seorang wanita miskin.
Satu tahun baru bisa ditemukan karena dia juga anak orang berduit, jadinya mampu disembunyikan. Namun kerja keras dari aparat negara juga orang-orang pilihan dari keluarga Andes dan Opa Saul, pembunuhnya bisa ditemukan.
Nana mengenali pria itu, dia adalah orang yang membuat Nana jatuh dan ditolong Sadrakh. Nana menangis karena dia menyadari kematian Sadrakh karena dia.
Nana bergegas ke kantor polisi dimana orang itu ditahan, pada saat sampai disana, Pris juga hadir dan berteriak-teriak sambil menangis.
"Thomas, kita bersahabat. Tega sekali kau melakukan ini pada Sadrakh. Tega kau Thomas. Aku benci." suara Pris pilu.
"Tanyakan padanya!" menunjuk ke arah Nana. "Dia yang menyebabkan semua ini, dendamku pada Sadrakh karena dia!" ucap Thomas.
"Kau yang jahat! Kenapa marah kepadaku tetapi Sadrakh yang menjadi sasaranmu?! Kau memang pengecut dan tak punya masa depan, pikiranmu terlalu picik dan menganggap nyawa hanyalah mainan! Kau pikir bisa lari bahkan didalam penjara kau akan merasakan neraka!" ucapan Nana dengan badan yang bergetar dan dia sesak nafas.
Pris yang menangis mendekati Nana dan menenangkannya. Tapi emosi Nana seperti meledak dan tak bisa dikontrol, dia mulai kejang inilah yang membuat Pris panik.
Pris membawa Nana ke rumah sakit. Absalom langsung menanganinya. Prispun menjelaskan kejadian tadi dan Absalom mengerti namun Belsazar langsung menggunakan Helikopter dan mendarat diatas gedung rumah sakit.
Nathan yang mendengar jika pembunuh adiknya sudah tertangkap bergegas ke Manado. Dia langsung menuju ke kantor polisi dimana tersangka diamankan.
Ketika bertemu, Nathan bicara biasa saja, tapi petugas tidak menyangka, Nathan mengambil kursi yang didudukinya dan menyerang Thomas. Nathan mengenal anak ini, dia adalah sahabat baik Sadrakh.
Polisipun mengamankan Nathan, Tuan Yusuf mengurus segalanya dan akhirnya Nathan bisa keluar.
Zzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
"Nana, tenangkan dirimu ingat bayi kita." Belsazar terus berusaha menenangkannya.
"Ar, ternyata aku penyebab kematian Sadrakh, aku penyebabnya." Nana menangis kencang dan menyayat hati.
Pris duduk diam, meneteskam air mata tanpa suara. Absalom menenangkannya. Pris memeluk Absalom yang membuat Easter agak kaku melihatnya. Nathan juga yang baru tiba melihat pemandangan itu agak kikuk, apalagi ketika dia mengarahkan pandangannya ke arah Easter.
Nathan langsung mengambil Pris dan memberi kode mata ke Absalom karena Easter yang merunduk. Kedua dokter ini memang tidak ada hubungan resmi karena keduanya saling menahan perasaan.
Nana berhasil ditenangkan , tapi sayang gejolak berpindah ke perutnya yang mengalami sakit luar biasa. Mereka langsung membawa Ar keluar ruangan. Beberapa saat kemudian Absalom keluar dan membawa berita delema baginya.
"Nana atau bayi didalam perutnya?" menatap Belsazar.
"Apa maksudmu?" tegas Belsazar.
"Kamu ingin kami selamatkan Nana atau bayi didalam perutnya?"
"Nana!" tegas Belsazar.
"TUHAN, aku memilih Nana karena dia adalah pendamping hidupku."
Nana mengalami pendarahan hebat, operasi langsung ditangani dokter kandungan, Absalom juga Nathan.
"Sadrakh, itu kau ? Maafkan aku, aku bersalah padamu dan Pris." mengejar bayang pria yang perawakannya mirip Sadrakh.
"Sadrakh, Sadrakh! Nana terbangun. Dia menggunakan oksigen, kantong darah, infus. Membuatnya panik. Berusaha memanggil , tetap kondisinya lemah.
Belsazar merasa gelisah dan izin masuk ICU. Dia begitu bahagia karena Nana sudah sadar. Absalompun segera datang memeriksa kondisinya dan sudah normal. Diapun memberi perintah untuk memindahkan pasien ke ruang VVIP.
Nana tertidur lagi. Semuanya berkumpul karena agak bingung menjelaskan keadaan kepada Nana.
"Istriku, kau capek sekali." membelai rambut Nana. Belsazar begitu sedih karena bayi laki-laki yang ada dikandungan Nana meninggal karena kondisi Nana juga kritis.
Ketika Belsazar yang terus merunduk disamping tempat tidur Nana, wanita inipun terbangun.
"Ar, suamiku."
"Sayang, anak kita ikut unclenya. Ngga apa-apa yach." Belsazar berusaha tegar.
Nana menggangguk dan tersenyum. Semua heran melihatnya, mereka khawatir dia akan menangis , atau sesak nafas dan pingsan. Nana memeluk erat Suaminya. " Ngga apa-apa, dia temani unclenya saja disana, kita harus memberikan dia nama."
Semuanya terharu mendengar Nana ingin memberikan nama. Merekapun berdua bersepakat memberi nama Andreas Andes.
Janin lima bulan ini telah memiliki kehidupan. Janin inipun dikuburkan dekat Sadrakh, dibuatkan pusara dan dituliskan Andreas Andes.
Hari ku lalui dengan duri
Lukaku mengalirkan darah kesedihan
Dalam lamun ku bertanya
Kemanakah perginya kebahagiaan
Dalam dagingku seruan itu hadir
Tapi Imanku menguatkan
Hanya kepada-NYA aku berserah.
Nana meletakkan bunga di pusara anaknya dan Sadrakh.
Zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
3 Tahun kemudian
"Mami, tangkap Mesakh, mami ayo." Dengan suara yang bicaranya masih belum jelas, anak kecil itu berlari mencari maminya.
"Papi saja yach." Nathan mencium pipi gembul anaknya Mesakh.
Tabitha yang lagi menyiapkan cemilan sore untuk dua pangerannya tertawa melihat tingkah si kembar yang beda zaman ini.
"Ayo datang ke Opa tua, cicit opa tua yang ganteng kayak opa." sahut Opa Saul yang sangat senang dengan cicitnya.
Suasana keakraban keluarga Nathan dan Tabitha.
Sementara itu Nana sedang sibuk dengan pasiennya di Rumah Sakit Harapan Kasih. Ternyata ada beberapa anak yang belum bisa bicara karena mengalami trauma dimasa kecil.
Diapun akan ke pengadilan menghadapi saksi anak kecil dalam kasus pembunuhan ayah dan ibunya.
"Istriku, ayo." sahut Belsazar yang menunggu didalam mobil.
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜