Panglima perang Lei Guiying menyusun rencana menyusup menjadi pengantin wanita agar dapat melumpuhkan musuhnya. Namun siapa sangka aliansi pernikahan yang seharusnya menuju negara Menghua. Justru tertukar dan harus menikah di negara Dingxi sebagai Nona Muda pertama dari kediaman Menteri yang ada di negara Menghua.
Lei Guiying menikah menjadi selir pangeran kesembilan. Begitu banyak intrik dan sekema besar terus terikat. Membuat gadis itu harus terus bertahan menjadi seorang pengantin aliansi dari negara lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Situasi genting
Pelayan Zue er datang membawakan pesanan yang di inginkan Selir Li. Setelah nampan di letakkan dan semua makanan di keluarkan. Dia mundur beberapa langkah kebelakang. Berdiri tepat di samping gadis muda yang masih sibuk mendiskusikan masalah yang terjadi bersama suaminya. Melihat hal itu senyuman senang terlihat di wajahnya.
"Jika Walikota benar-benar menjadi tersangka. Bukankah semua rencana yang kita susun akan hancur? Di tambah ketegangan yang ada di ibu kota. Tidak akan bisa teratasi dengan mudah. Pangeran kesembilan, sekarang langkah apa yang ingin kamu ambil?" Lei Guiying terlihat cemas karena jika ada perubahan di istana usahanya juga tidak akan memiliki hasil.
Shui Long Yin diam untuk beberapa saat lalu berkata, "Menemukan pelaku sebenarnya. Kasus pembunuhan ini terlalu banyak memiliki celah. Tapi juga terkunci rapat karena Walikota sudah mengakui kesalahan terlebih dulu. Yu Ji, segara temukan pemain alat musik Guqin di pesta pernikahan kemarin. Setelah menemukannya kita tentu akan tahu apa yang sebenarnya terjadi."
"Baik," saut pengawal pribadi Yu Ji.
Lei Guiying mengambil mangkuk berisi bubur hambar. Dia meniup beberapa kali lalu memakannya dengan cukup lahap.
"Kamu selalu membuat ku merasa tidak bisa menghidupi mu dengan layak?" Ujar Shui Long Yin menatap kearah istrinya. "Siapkan beberapa lauk lain."
Gadis itu hampir tersedak mendengar perkataan suaminya. "Tunggu, aku tidak bisa makan terlalu banyak minyak. Pangeran kesembilan, apa kamu melupakan racun yang sudah kamu tanam di dalam tubuh ku?" Seringaian tipis terlintas di wajah Lei Guiying. Dia menikmati kembali bubur yang sudah mulai hangat.
Detak jantung Shui Long Yin seperti terhenti untuk beberapa saat. Dia benar-benar sudah melupakan racun di dalam tubuh istrinya. Racun yang ia berikan agar gadis itu menjadi patuh dan selalu siap menjadi pesuruh. Tapi? menatap gadis di depannya. "Yu Ji, setelah menyelesaikan masalah di kediaman walikota Yang. Ambil penawar racun dari tabib Heng."
"Baik." Pengawal Yu Ji langsung pergi setelah menerima perintah yang telah lengkap.
Sedangkan Lei Guiying menatap biasa kearah suaminya lalu melanjutkan kembali memakan bubur di depannya. Setelah selesai gadis itu menyandarkan tubuhnya memakan buah apel yang telah tersedia.
"Tolong, tolong panggil tabib..." Teriakan terdengar dari arah lantai dua di bagian tengah ruangan. Seorang pria turun dengan tergesa-gesa mencari bantuan.
Seorang pelayan laki-laki datang, "Tuan, ada apa?"
"Istriku akan melahirkan. Tolong panggilkan tabib wanita," ujar pria itu dengan tangan bergetar juga raut wajah cemas.
Pelayan laki-laki terlihat kebingungan, "Tuan, di kota ini tidak ada tabib wanita. Tabib wanita yang ada juga baru saja meninggal dua hari lalu."
Pria itu semakin panik karena dia tidak bisa melihat istrinya terus merasakan kesakitan. Di tambah bayi yang masih ada di dalam kandungan istrinya sudah akan keluar. "Di luar kota. Aku harus keluar kota untuk mencari tabib wanita. Bantu aku mencarinya, berapapun bayangan yang kalian inginkan akan aku berikan."
"Tuan, kami tidak bisa pergi. Saat ini gerbang utama kota sedang di tutup. Prajurit keamanan kota juga mengabarkan darurat militer," ujar salah satu pelayan laki-laki.
Lei Guiying bangkit dari tempat duduknya. Dia mendekat kearah pria yang sudah menangis dengan penuh ketakutan. "Saya sedikit mengerti tentang pengobatan. Tuan, jika anda mengizinkan saya bisa membantu istri anda melakukan persalinan."
Pria itu terlihat sangat senang. "Tentu, tentu saya mengizinkan. Sudah tidak ada lagi yang bisa saya lakukan."
Pemilik penginapan datang dengan terburu-buru menarik istrinya. "Tuan, Nona. Istri ku mungkin saja bisa membantu."
"Meskipun saya hanya seorang wanita rumahan. Tetap dapat membantu menyiapkan persalinan," ujar istri pemilik penginapan.
Shui Long Yin menggenggam kuat tangan istrinya. "Jangan bertindak gegabah. Ini semua berkaitan dengan nyawa. Jika hal buruk terjadi aku tidak bisa membantu mu."
Lei Guiying tersenyum menatap suaminya. "Jangan mengatakan sebuah kesialan. Percayalah, aku bisa melakukannya. Sudah tidak ada waktu lagi." Melepaskan tangan suaminya kemudian menatap kearah pria di depannya. "Tuan, tunjukkan jalan."
"Baik." Pria itu dengan cepat menaiki tangga di ikuti beberapa orang yang mulai ikut panik. Saat pria itu masuk semua orang hanya bisa diam di depan pintu kamar. Hanya Lei Guiying, pelayan Zue er juga istri pemilik penginapan yang bisa masuk ke dalam ruangan.
"Zue er, siapkan air juga beberapa kain bersih. Jangan lupakan gunting yang masih baru," ujar Lei Guiying yang sudah mulai menyiapkan semua keperluan untuk persalinan.
"Baik." Pelayan Zue er keluar dari dalam kamar mencari semua yang di butuhkan.
Di dalam ruangan kamar Lei Guiying bersama istri pemilik penginapan dengan sigap membantu wanita muda di atas tempat tidur untuk menyiapkan diri dengan baik. Agar wanita muda itu tidak terlalu banyak melakukan pergerakan pada bagian pinggulnya di saat persalinan di mulai. Tidak butuh waktu lama pelayan Zue er datang membawa semua yang di butuhkan. Setiap beberapa waktu pelayan Zue er juga akan keluar menyiapkan kebutuhan yang di perlukan.
"Nyonya, jangan panik. Tetap tenang, tarik nafas dalam lalu keluarkan. Saya akan berusaha untuk membantu anda," ujar Lei Guiying dengan lembut.
Mendengar suara gadis cantik dengan kelembutan membuat wanita muda di atas tempat tidur menjadi jauh lebih tenang.
"Tuan, anda juga tetaplah di samping istri anda. Genggam tangannya dengan kuat," Lei Guiying mencuci kedua tangannya dengan air bersih yang sudah tersedia.
"Baik." Pria itu melakukan seperti yang di perintahkan.
Di luar ruangan semua orang masih panik juga takut. Begitu juga Shui Long Yin yang terus saja menatap kearah pintu kamar. Selama empat jam semua orang menunggu hingga suara tangisan bayi terdengar dari dalam ruangan.
Rasa lega terlihat di wajah semua orang yang masih ada di depan pintu kamar.
Dan di dalam ruangan kamar Lei Guiying menekan perasaan leganya. Setelah membersihkan darah dari tubuh bayi dia langsung melilitkan kain agar tubuh halus dan lembut itu tetap terjaga dari hawa dingin. Gadis itu mendekat kearah ibu dari bayi yang ada di gendongannya. "Nyonya, Tuan. Selamat anda melahirkan putri yang sangat cantik."
Wanita di atas tempat tidur meneteskan air matanya melihat putrinya sudah lahir dalam keadaan selamat. "Terima kasih banyak."
Lei Guiying tersenyum bahagia melihat ibu dan bayi dapat terselamatkan dalam keadaan sehat.
Pria yang masih menggenggam tangan istrinya langsung bangkit. Dia berjalan mendekat berlutut bahkan bersujud di hadapan gadis muda yang telah menyelamatkan istri juga anaknya. "Penyelamat. Terima kasih banyak telah menyelamatkan mereka berdua."
"Tuan." Lei Guiying berusaha membantu pria itu untuk bangkit. "Yang terpenting mereka berdua baik-baik saja."
"Terima kasih, terima kasih banyak."
Lei Guiying mencuci kedua tangannya baru setelahnya keluar dari kamar. Tepat di saat dia melangkah keluar, gadis itu melihat suaminya masih ada di tempat yang sama. Tatapan pria muda itu sepenuhnya berbeda. Ada kelembutan yang sulit di jelaskan.