NovelToon NovelToon
I Will Protect You

I Will Protect You

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Crazy Rich/Konglomerat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Kyurincho

Demi menjaga kehormatan keluarga, Chandra terpaksa mengambil keputusan yang tidak pernah terbayangkan: menikahi Shabiya, wanita yang seharusnya dijodohkan dengan kakaknya, Awan.
Perjodohan ini terpaksa batal setelah Awan ketahuan berselingkuh dengan Erika, kekasih Chandra sendiri, dan menghamili wanita itu.
Kehancuran hati Chandra membuatnya menerima pernikahan dengan Shabiya, meski awalnya ia tidak memiliki perasaan apapun padanya.
Namun, perlahan-lahan, di balik keheningan dan ketenangan Shabiya, Chandra menemukan pesona yang berbeda. Shabiya bukan hanya wanita cantik, tetapi juga mandiri dan tenang, kualitas yang membuat Chandra semakin jatuh cinta.
Saat perasaan itu tumbuh, Chandra berubah—ia menjadi pria yang protektif dan posesif, bertekad untuk tidak kehilangan wanita yang kini menguasai hatinya.
Namun, di antara cinta yang mulai bersemi, bayang-bayang masa lalu masih menghantui. Bisakah Chandra benar-benar melindungi cintanya kali ini, atau akankah luka-luka lama kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyurincho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Api Kecil yang Membakar

Suasana kamar itu begitu intim dan tertutup, namun udara di antara mereka terasa tegang. Lampu di sisi tempat tidur memancarkan cahaya hangat yang lembut, menciptakan bayangan samar di dinding. Aroma sandalwood dari diffuser di sudut kamar melingkupi ruangan, tetapi tak mampu meredakan ketegangan yang perlahan menyelinap ke antara dua insan itu.

Chandra duduk di tepi ranjang dengan punggung lurus, auranya mendominasi meskipun ia tampak santai. Shabiya bersandar di kepala ranjang, lengannya terlipat di dada, mempertahankan jarak yang ia tahu hanya sementara sebelum Chandra mendekat.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Shabiya akhirnya, nada suaranya tenang tapi sedikit tajam. Ia tahu Chandra tidak pernah sekadar ‘ingin bicara’ tanpa maksud tertentu, dan itu membuatnya waspada.

Chandra memiringkan kepalanya, matanya yang gelap menangkap setiap gerakan kecil Shabiya, bahkan bagaimana jemarinya mencengkeram lengan. "Erika," jawabnya singkat, suaranya rendah dan dalam.

Hanya satu kata, tetapi cukup untuk membuat Shabiya memutar matanya. "Apa lagi sekarang?"

"Aku ingin tahu," lanjut Chandra, tubuhnya bergerak sedikit lebih dekat. "Apa alasan dia mendatangimu di kantor tadi?"

Shabiya mendesah pelan, seolah menganggap pertanyaan itu tidak layak mendapat perhatian serius. "Dia hanya ingin aku membantunya."

"Untuk apa?" Chandra mencondongkan tubuh, suaranya tenang, tetapi tatapan tajamnya seperti belati yang mengiris semua kemungkinan kebohongan.

Shabiya mendengus, tangannya bergerak ke rambut, menyelipkan beberapa helai ke belakang telinga. "Dia memintaku menemaninya ke butik tempat aku memesan gaun pengantin. Rupanya dia menyukai desainnya dan ingin meniru konsepnya untuk pernikahannya dengan Awan."

Chandra mendengarkan tanpa mengubah ekspresinya, tetapi gerakan kecil di rahangnya menunjukkan sesuatu yang lebih dalam.

"Tapi kau tenang saja," lanjut Shabiya dengan nada acuh tak acuh. "Aku menolaknya."

Pernyataan itu membuat Chandra tersenyum tipis—bukan senyuman hangat, tetapi senyuman puas seperti seorang raja yang baru saja mendengar laporan kemenangan dari bawahannya. "Bagus," ucapnya, santai tetapi dengan nada yang menandakan bahwa ia mengharapkan hasil itu sejak awal.

Shabiya memiringkan kepalanya, memperhatikan ekspresi Chandra dengan penuh minat. Ia tahu bagaimana otak pria itu bekerja—analitis, tajam, dan selalu mengantisipasi langkah berikutnya. "Kau tidak perlu khawatir, aku tidak berniat membantu calon kakak iparmu yang kebetulan juga mantan kekasihmu," tambahnya, sengaja menyisipkan ironi dalam nada suaranya.

"Aku tidak khawatir," balas Chandra cepat. Tetapi matanya yang gelap tidak sepenuhnya meyakinkan.

"Kau jelas khawatir," ejek Shabiya, bibirnya melengkung membentuk senyuman kecil. "Kau berencana bicara pada Awan setelahnya, bukan? Apa yang akan kau lakukan, Chandra? Memastikan aku tidak akan terlibat, atau... kau cemburu?"

Kata terakhir itu membuat Chandra mengangkat alis, tubuhnya yang sebelumnya santai tiba-tiba menegang. Ia menatap Shabiya dengan intensitas yang membuat wanita itu sedikit terperangkap. "Cemburu?" ulangnya, nadanya rendah tetapi penuh tantangan.

"Ya, kau cemburu," jawab Shabiya sambil menyilangkan kakinya.

Chandra menghela napas panjang, membiarkan keheningan menggantung di antara mereka sebelum akhirnya ia menjawab. "Aku hanya ingin memastikan dia tahu batasannya," katanya pelan, tetapi ada ketegasan dalam setiap kata. "Itu bukan tentang cemburu. Ini tentang memastikan tidak ada hal yang bisa menyentuhmu, termasuk dari keluargaku sendiri."

Shabiya menatapnya, mencoba membaca pria itu. Kata-katanya masuk akal, tetapi ia tahu ada sesuatu yang lebih. Dan seperti biasa, ia tidak bisa menahan dorongan untuk menguji batas Chandra. "Kalau begitu, kau tidak perlu khawatir soal Erika. Aku tahu cara menjaga diriku sendiri."

"Aku tahu kau bisa," jawab Chandra, tetapi ia mencondongkan tubuh lebih dekat, membuat ruang antara mereka hampir hilang. "Tapi aku tidak akan membiarkanmu melakukannya sendirian. Itu hakku sebagai suamimu."

Shabiya ingin membalas, tetapi kata-kata itu membuatnya kehilangan akal sejenak. Ia menoleh, pandangannya jatuh pada novel detektif yang ia tinggalkan di atas meja.

"Apa kita sudah selesai bicara?" tanyanya, nada suaranya sedikit tergesa.

Chandra mengikutinya, menatap novel itu dengan pandangan dingin. Ia tahu betul apa yang dimaksud Shabiya, dan ia tidak menyukainya. "Apa novel itu benar-benar lebih menarik daripada aku, Shabiya?" tanyanya, nada santainya penuh ancaman halus.

Shabiya menoleh padanya lagi, senyuman kecil bermain di bibirnya. "Tergantung. Apa kau berniat membuat percakapan kita jadi lebih menarik?"

Chandra terkekeh, tawa rendah yang dalam dan membuat dada Shabiya sedikit bergetar. Ia mendekat lagi, membiarkan tangannya bertumpu di samping tubuh Shabiya, memerangkapnya tanpa menyentuh. "Aku bisa membuat banyak hal lebih menarik, istriku."

Shabiya mengerjapkan mata, mencoba mengabaikan jarak yang semakin memudar. "Jangan macam-macam, Chandra," ancamnya, meskipun ia tahu nadanya terdengar lebih lemah dari yang ia inginkan.

Chandra tertawa lagi, kali ini dengan kehangatan yang tulus, tetapi juga dominasi yang tak terbantahkan. "Aku tidak main-main, Shabiya. Kau milikku, dan aku tidak akan membiarkan apa pun—atau siapa pun—mengambilmu dariku."

Kata-kata itu, meskipun mengintimidasi, entah bagaimana membuat hati Shabiya terasa hangat. Ia membenci cara pria ini mendominasi setiap percakapan, tetapi di sisi lain, ia tahu Chandra benar-benar serius melindunginya. Dan itu, bagi seorang wanita yang tumbuh tanpa cinta, adalah sesuatu yang sangat sulit untuk diabaikan.

"Jadi bagaimana? Kau tertarik dengan hal menarik yangaku tawarkan?" tanya Chandra, nada suaranya rendah, penuh keyakinan yang tidak terbantahkan.

Shabiya memiringkan kepala, alisnya terangkat sedikit. Ia tahu Chandra mencoba mengendalikan situasi seperti biasa, dan ia tidak akan menyerah tanpa perlawanan. "Oh, ya?" balasnya, nada suaranya mengundang. "Apa itu?"

Chandra memperhatikan wanita di depannya dengan saksama, setiap gerak tubuh, setiap hembusan napas. Ia tahu Shabiya adalah teka-teki yang rumit, tetapi ia sudah memutuskan untuk memecahkannya, dengan caranya sendiri.

"Apa itu?" ulang Shabiya, kali ini dengan senyuman kecil yang jelas ditujukan untuk memancingnya lebih jauh.

Tantangan itu seperti bensin yang dilempar ke api dalam diri Chandra. Ia mendekat perlahan, langkahnya tenang tetapi tegas. Ia melihat Shabiya tetap pada posisinya, bahkan ketika ia telah cukup dekat untuk mencium aroma segar shampo yang Shabiya gunakan.

"Kau ingin tahu?" tanyanya, suaranya turun menjadi bisikan rendah yang menggetarkan.

Shabiya menatapnya tanpa berkedip, matanya tajam, tetapi ada percikan kebingungan di dalamnya. "Aku masih menunggu," jawabnya, mencoba menjaga nada acuh tak acuh meskipun ia bisa merasakan hawa panas yang mulai memenuhi ruangan.

Satu sudut bibir Chandra melengkung, dan sebelum Shabiya sempat menebak gerakan selanjutnya, ia memerangkap tubuh wanita itu dengan kedua tangannya di kedua sisi tubuh Shabiya, tubuhnya begitu dekat hingga nyaris menyentuhnya.

"Chandra," ucap Shabiya pelan, peringatan samar yang tersangkut di antara ketegasan dan keterkejutan.

"Diam," balas Chandra, suaranya lembut tetapi tak terbantahkan.

Dalam satu gerakan cepat, bibirnya bertemu bibir Shabiya. Bukan ciuman yang ringan atau penuh keraguan, tetapi intens, dalam, dan penuh emosi yang selama ini ia tahan. Hasrat yang ia pendam, rasa sakit dari pengkhianatan masa lalu yang ia lawan, semuanya mengalir melalui sentuhan itu.

Shabiya membeku. Tidak ada peringatan, tidak ada waktu untuk mempersiapkan diri. Ia ingin menolak, tetapi tubuhnya tidak merespon. Sebaliknya, ia merasa seperti hanyut dalam arus kuat yang tidak bisa ia lawan. Ada rasa hangat yang merambat di dadanya, menghancurkan setiap lapisan perlindungan yang selama ini ia bangun dengan hati-hati.

Chandra menarik diri sejenak, memberikan jarak hanya untuk memandangnya. "Kau masih ingin menantangku, Shabiya?" tanyanya, suaranya serak, napasnya sedikit berat.

Shabiya menatapnya dengan mata yang masih melebar, tetapi ada api di dalamnya, api yang perlahan menyala lebih besar. "Kau... brengsek," bisiknya, tetapi suaranya terdengar lebih rapuh dari yang ia inginkan.

Chandra tersenyum, kali ini lebih lembut, hampir menyentuh. "Dan kau adalah milikku," jawabnya.

Tanpa menunggu jawaban, ia kembali mencium Shabiya, kali ini lebih perlahan, lebih dalam, tetapi sama intensnya. Ia bisa merasakan bagaimana wanita itu mulai menyerah, tangan Shabiya yang tadinya diam di samping tubuhnya kini perlahan naik, menyentuh dada Chandra dengan ragu sebelum akhirnya mencengkeram kemeja pria itu.

Pertahanan Shabiya runtuh sepenuhnya. Ia tidak tahu kapan tepatnya ia mulai kehilangan kendali, tetapi pada titik ini, ia tidak peduli. Chandra menariknya masuk ke dalam dunia yang begitu asing, tetapi juga begitu hangat dan aman. Dunia di mana ia merasa diinginkan, dihargai, dicintai dengan cara yang tidak pernah ia alami sebelumnya.

Malam itu, dinding-dingin yang selama ini membentengi hati mereka akhirnya runtuh. Mereka tidak hanya menyatukan tubuh, tetapi juga hati dan tujuan mereka. Chandra, yang begitu terluka oleh pengkhianatan, menemukan kembali makna cinta dan kepercayaan. Sementara Shabiya, yang selama ini tidak percaya pada cinta, akhirnya menyadari bahwa dirinya mampu untuk mencintai dan dicintai.

Mereka adalah dua jiwa yang terluka, tetapi malam itu, mereka menjadi utuh—bersama.

***

1
Kyurincho
Recommended
Kyurincho: /Heart/
total 1 replies
Coffeeandwine
Bagus
Kyurincho: /Drool/
total 1 replies
Anne139
knp sii brp dikit banget thor 😁😁😁 next
Kyurincho: lagi kendor nih semangatnya /Gosh/
total 1 replies
Anne139
ni laki bini modelan 2024 😂😂😂 next
Kyurincho: tiada hari tanpa gelud /Hey/
total 1 replies
ona
bener tuh badut sirkus, shabiya
Kyurincho: sebel yaa kaa sama Erika /Smirk/
total 1 replies
Anne139
aing lieur... pdhal tinggal blg dy telp krn mau batalin janji. udeh beres 🤦‍♀️ next thor
Kyurincho: udah bilang padahal, Chandranya ajah yang paranoid /Smug/
total 1 replies
Anne139
kuuuraaang thor... aduuuhh gantung euy
Kyurincho: ditunggu kelanjutannya besok yaa kaa /Kiss/
total 1 replies
Anne139
baaaguusss
Kyurincho: /Heart/
total 1 replies
Anne139
kenapa ga lsg diusir aj si tu cwe gatel... gw yg kesel. next
Kyurincho: /Facepalm/ mau diapain nih si Erika, nanti aku sampein Shabiya /Smirk/
total 1 replies
Anne139
next thor
Kyurincho: ditunggu ya kaa
aku update daily tiap jam 19.00
sambil nunggu boleh baca novelku yang lain 🤭
total 1 replies
Siti Amalia
plissss....up yg buannnyakkkkkk thorrrr
Kyurincho: sabar yaaa kaaa 😭
authornya kerja juga soalnya, jadi nyuri waktu senggang dulu, tapi aku usahain daily, makasih supportnya 🥰
baca juga novel aku yang lain yaa
total 1 replies
Nenti Malau
smngat thor lanjut
Kyurincho: komenmu bikin aku semangat ka, makasih banget 😭
total 1 replies
Faf Rin
padahal bagus ceritanya kenapa sepi
Kyurincho: ngga tau ka 😅
tapi makasih udah ngeramein 🥹
total 1 replies
Cahaya Langit
bagus
Kyurincho: makasih kaaa 🥹
total 1 replies
ona
full revisi kah??
Kyurincho: iya ka, saran editor karakter Shabiya kurang strong 😭
total 1 replies
ona
waduh, susah /Scowl/ dua-duanya ngeri /Shame/
Kyurincho: biasanya sama-sama ngatur, jadi ngga suka klo diatur 😅
total 1 replies
ona
selamat atas pernikahannya, shabiya dan chandra /Hey/
Kyurincho: /Facepalm/
total 1 replies
ona
wih keren banget, kakak /Applaud/ semangat ngetik lanjutannya /Determined/
Kyurincho: aaaaa makasih /Sob/
seneng banget ada yang komen
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!