Generation Sandwich, istilah yang sering di gunakan baru-baru ini. Mungkin sebagian ada yang menjadi pelakunya, ada juga yang menganggapnya hanya sebuah sudut pandang semata.
Tumbuh dan besar dari kalangan menengah kebawah menjadikan seorang gadis cantik bernama Hima Narayan kuat dalam menjalani kehidupannya.
Tanpa di ketahui banyak orang, nyatanya Hima menyimpan luka dan trauma tersendiri dalam hidupnya. Tentang pengkhianatan dan kekecewaan di masa lalu.
Ganindra Pramudya Suryawilaga : " Saat aku pikir kamu adalah rumah yang ku tuju. Tapi kamu justru menjauh saat aku ingin menggapai mu. Beri aku kesempatan sekali lagi Hima!"
Kehidupan keluarganya dan kisah cintanya tak pernah berpihak padanya. Akankah Hima menyerah dengan kehidupannya???? Lantas bagaimana dengan kisah cinta gadis itu?
Semoga para reader's kesayangan berkenan mampir, terimakasih 🙏🙏🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Ganin masih dekat dengan Bayu yang sepertinya mulai terserang panik. Niat hati ingin menjebak Ganin sebagai tersangka, justru ternyata Ganin lah petugas sebenarnya.
"Bagaimana pak Bayu? Anda masih ingin menggertak anak kemarin sore ini?", tanya Ganin melipat kedua tangannya di depan dadanya lagi.
Wajah Bayu mulai berkeringat dingin. Anak-anak yang lain pun tampak mulai gemetaran. Selama ini mereka sering bersikap acuh bahkan ketus pada Ganin yang ternyata bukan orang sembarangan!
"Selama saya di sini, saya bekerja dengan baik lho! Melayani pembeli, melakukan apapun yang senior perintahkan. Benar begitu kan Bu Helga?", tanya Ganin pada Helga yang juga tersentak.
"Kenapa pak Bayu diam saja? Selama ini...anda vokal sekali lho terhadap saya."
Nafas Bayu mulai terpacu tak terkendali. Apa mungkin ia bisa mengelak?
"Atas dasar apa kamu menuduh saya seperti itu!?!", Bayu memberanikan diri untuk berbicara.
"Apa anda pikir, anak kemarin sore ini terlalu lugu untuk mencari tahu tentang bukti-bukti yang anda lakukan?", tanya Ganin.
"Saya sudah mengumpulkan bukti rekaman percakapan anda dan kakak anda, Bu Helga. Tega sekali anda jadi seorang adik laki-laki ya?"
"Apa maksud anda!!", Helga penasaran sekaligus takut.
"Saya tak perlu menjabarkan di sini bukan? Anda berdua terlibat dalam kasus ini. Bukan hanya itu, saya pun ada bukti anda dan dua teman laki-laki anda 'bermain' di gudang saat itu."
Tubuh Helga menegang. Itu artinya dia juga sangat terancam kali ini.
"Dan anda pak Bayu, selain kasus narkoba ini... anda juga sudah berusaha menyabotase kendaraan saya kemarin bukan?"
"Jangan menuduh sembarangan!", teriak Bayu.
"Saya tak menuduh lho pak! Ada yang melihat pelaku di tempat kejadian. Mungkin...kalau dia tidak mengatakan bahwa ada sosok yang mencurigakan di samping kendaraan saya...bisa saja saya dan rekan saya mengalami kecelakaan!"
Bayu mulai melangkah mundur. Lelaki itu bersiap untuk kabur lalu berlari.
"Yu ...Bayu!", pekik Helga yang di tahan oleh dua rekan Ganin.
"Bayu... brengsek kamu Bayu!!!", teriak Helga. Perempuan itu terus meronta.
"Saya tidak salah pak! Saya hanya di manfaatkan! Lepaskan???!!!", teriak Helga.
Ganin hanya menghela nafas sesaat dan mendekati Helga.
"Anda senior Bu Helga, bebas melakukan apa pun yang anda inginkan bukan? Lakukan sekarang, coba bebaskan diri anda. Senior yang serba bisa!", kata Ganin terdengar sedikit julid.
Dia ingat betul ucapan Helga yang sering meremehkan para juniornya. Apalagi sikap bossy nya pada Hima yang menurutnya sangat keterlaluan padahal di luar pekerjaan utama Hima.
"Kamu sindir saya gara-gara saya sering membully Hima bogel itu, iya???", teriak Helga tidak terima. Ganin mengedikan bahunya.
Kenapa Ganin tak mengejar Bayu yang keluar dari ruangan itu?
Pasukan Ganindra sudah berjaga di setiap sudut. Mungkin Bayu bisa bersembunyi di gedung itu tapi tidak akan bisa keluar karena penjagaan yang ketat.
"Bawa dia ke kantor, nanti baru urus si Bayu!", perintah Ganin pada rekannya.
"Siapp!", rekan Ganin pun membawa Helga yang terus berteriak minta di lepaskan.
Ternyata keributan di supermarket Xxx sampai ke telinga BIG BOS karena Bayu mengadukannya. Dan ketegangan pun akan segera di mulai.
🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Eros dan Tyo berada di gudang Hima. Gadis itu cukup terkejut melihat keberadaan dua teman Ganin yang ternyata seorang anggota kepolisian.
Sudah ku duga! batin Hima.
Mereka meminta ijin untuk menggeledah dan memeriksa gudang juga para penghuninya. Jika kemarin Eros dan Tyo tampak selengekan, kali ini keduanya bersikap profesional.
Hingga pemeriksaan itu berakhir baru lah Eros dan Tyo berbicara lebih santai pada Hima.
"Jadi... bapak-bapak sudah mengenal Hima?", tanya salah satu anak lori.
"Iya, baru beberapa hari yang lalu!", jawab Eros. Mereka menoleh ke arah Hima.
"Ngapa liatin gue begitu sih?", tanya Hima heran.
"Lo bukannya lagi pacaran sama si brondong Ganin ya? Mau selingkuh gitu!?", tanya anak lain.
"Ckkkk...gaJe banget deh!", kata Hima menyahuti rekannya. Eros dan Tyo saling berpandangan.
Mungkin dalam hati mereka berkata seperti ini.
Hima ngga jaim sama sekali ya. Coba kalo si Megan, udah pasti mendramatisir segala sesuatunya!
Tak lama kemudian ada rekan polisi yang mendatangi gudang.
"Lapor Pak! Salah satu tersangka kabur, kemungkinan besar masih berada di dalam gedung karena pasukan sudah berjaga di sekeliling gedung. Komandan Ganindra sudah meminta semua menyapu keseluruhan gedung!", laporan rekan Eros.
Anak-anak lori mendengarkan dengan baik saat polisi itu menyebut Ganindra dengan sebutan komandan.
Eros dan Tyo tampak akan bertanya lagi tapi tiba-tiba dari belakang, Hima di sekap dengan pisau yang mengalungi lehernya.
"Astaghfirullah???", pekik Hima. Anak-anak lori dan aparat itu pun sama terkejutnya.
"Pak Bayu!", pekik mereka semua.
"Mas...Bayu??", gumam Hima yang masih terkejut karena Bayu mengalungkan pisau di lehernya.
"Iya sayang, mas di sini!", Bayu menghirup dalam-dalam kepala Hima yang berbalut jilbab. Hima yang di perlakukan seperti itu merasa risih. Bukan hanya karena pisau itu saja, tapi tangan Bayu satu lagi memeluk erat pinggang kecilnya.
"Mas Bayu... tolong jangan seperti ini!", kata Hima bergetar.
"Sssttt....kenapa tidak dari dulu aku memaksa mu begini heum...aku tidak bisa memeluk mu sedekat ini padahal aku sudah mengejar mu sejak dulu. Tapi ternyata kamu memilih laki-laki penipu itu!!", kata Bayu geram.
Eros memberi tahu kepada Ganin jika Hima menjadi tawanan salah seorang tersangka.
"Mas Bayu... kita bisa bicarakan ini bai--kk!", ucapan Hima tersendat ketika ujung pisau cutter itu menekan lehernya.
"Bicara baik-baik? Kenapa tidak sejak dulu Hima sayang, kenapa harus sekarang di saat aku berada di posisi sesulit ini heummm...?"
Ganin dan beberapa rekannya juga anak-anak showroom menuju ke gudang. Gedung itu sudah di steril kan agar tidak ada warga sipil di luar lingkungan showroom terlibat.
"Hima...!", Ganin cukup terkejut melihat posisi Hima yang sangat berbahaya.
"Woi... aktor kita! Hebat sekali penyamaran anda pak polisi!", sindir Bayu dengan posisi Hima dalam sandaraannya.
Anak-anak lori terkejut melihat Ganin yang ternyata tidak seperti yang mereka bayangkan.
"Hima sayang, kamu sudah jatuh ke dalam perangkap polisi itu bukan? Memangnya...kamu tidak berpikir kalau ...bisa saja kan dia juga hanya mempermainkan mu, berpura-pura menyukaimu. Heum??", tanya Bayu bak psikopat yang nafasnya terasa di pipi Hima.
Ganin menggeleng pelan. Dia berharap Hima tak terpancing ucapan Bayu yang memprovokasinya. Hima menatap lekat lelaki tampan itu yang menggeleng seolah meyakinkan dirinya bahwa Ganin layak di percaya.
Tapi sekarang bukan saat yang tepat untuk mengurusi perasaannya. Hari ini saatnya Ganin bertugas sebagai seorang yang profesional.
"Kita lihat Hima, apa yang akan dia lakukan jika sesuatu terjadi pada mu!", kata Bayu menatap Ganin.
"Jatuhkan senjata mu, dan bekerja samalah!", perintah Ganin penuh wibawa namun menekan.
"Ahhh...!", sebuah goresan kecil menembus hijab yang Hima pakai.
''Himmaaa!!", pekik Ganin.
"Hahahaha ...kamu bisa bedakan, dia sedang berakting atau bersungguh-sungguh!", provokasi Bayu.
Hima meringis merasakan lehernya yang sedikit terkena goresan. Padahal tertusuk jarum saja ia sering.
"Lepaskan Hima!", Ganin menodongkan senpi nya ke arah Bayu. Tapi tidak hanya Bayu, karena Hima berada di depan Bayu.
"Kita lihat pak polisi, peluru itu akan lebih cepat sampai ke tubuh ku atau....pisau cutter ini menggores nadi di leher kekasih mu! Bagaimana???", ancam Bayu.
🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Ketegangan di mulai ✌️✌️✌️
Tarawih dulu y bestiiii
terimakasih 🙏🙏🙏
Kasih bonchap dong
mksh ya thor atas bacaannya yg luar biasa sukses trs dengan karya² baruy..love² buat ithor💖💖💖💖💖💖💖