Mayra begitu bahagia dijodohkan dengan pria pilihannya, akan tetapi harapannya dicintai harus pupus dan kandas. Rayyan Atmadja sangat membenci Mayra namun dirinya enggan untuk melepaskan.
Apakah Mayra mampu mempertahankan dan membuat Rayyan mencintainya atau Mayra lama-lama menjadi bosan lalu meninggalkan pria pilihannya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 - Membuat Rayyan Cemburu
Dua minggu berlalu, Rayyan membebaskan Mayra mau pergi kemanapun termasuk mengunjungi ibu kandungnya meskipun tak diberikan izin menginap. Mayra akhirnya kembali bertemu Radit di sebuah pusat perbelanjaan.
Mayra dan Radit pun saling bertukar nomor telepon sehingga keduanya semakin dekat.
Hari ini Radit mengajak Mayra bertemu di kafe terdekat tak jauh dari kantornya Rayyan. Mayra dengan terpaksa mengakui jika dirinya adalah istrinya Rayyan.
"Apa? Kamu sudah menikah?" Radit tampak tak percaya. "Jadi kamu adalah Mayra yang selalu diceritakan Oma Salsa," lanjutnya berkata.
"Oma sering bercerita tentang aku?" tanya Mayra.
"Iya, Oma selalu bilang jika bahagia menjadikanmu cucu menantunya," jawab Radit.
"Ya, hanya Oma Salsa yang bahagia tapi tidak dengan Mas Rayyan," ucap Mayra sendu.
"Maksudnya?" tanya Radit heran.
"Kami menikah karena dijodohkan, aku sangat mencintai Mas Rayyan tapi tidak dengannya. Dia menginginkan aku meninggalkannya," jawab Mayra menjelaskan.
"Jika memang dia tidak mencintaimu, kenapa masih mempertahankan kamu. Apa salahnya dia menceraikanmu?" tanya Radit.
"Mas Rayyan ingin aku yang menggugatnya, dia tak mau disalahkan Oma Salsa," jawab Mayra.
"Sungguh aneh!" lirih Radit.
"Radit, maaf aku terpaksa bercerita kepadamu karena aku bingung harus bicara dengan siapa. Aku juga mohon, tolong jangan beritahu Oma Salsa jika hubungan kami tidak baik-baik saja," ucap Mayra.
"Aku tidak akan memberitahu Oma Salsa," janji Radit.
"Terima kasih," Mayra tampak lega.
"Lalu, apa kamu tetap ingin mempertahankan pernikahan kalian?" tanya Radit lagi.
"Aku ingin lepas, tapi aku tidak ingin menyakiti merusak kebahagiaan Oma," jawab Mayra.
"Jika Rayyan tidak mencintaimu, mengapa harus dipertahankan? Lebih baik kamu mundur," saran Radit.
"Aku ingin mundur tetapi aku tak mau Oma Salsa menyalahkan diriku yang menjadi penyebab perceraian kami. Mas Rayyan harusnya bertanggung jawab," kata Mayra.
"Sangat ribet masalah kalian!" ucap Radit membuat Mayra tertawa kecil.
"Ya, begitulah!" kata Mayra.
"Jadi apa yang harus kamu lakukan agar Rayyan menceraikanmu?" tanya Radit.
"Aku harus berselingkuh dan Oma Salsa pasti membenciku," jawab Mayra.
"Rayyan menyuruhmu begitu?" tanya Radit tak percaya.
"Tapi, aku tidak mungkin berselingkuh. Aku hanya mencintainya," jawab Mayra lagi.
"Bodoh!" umpat Radit. "Mayra, kamu itu wanita bodoh. Rayyan tidak mencintaimu kenapa masih dipertahankan, biarkan saja Oma Salsa membencimu tapi kamu harus bahagia," lanjutnya.
"Jika Oma Salsa marah maka rumah yang menjadi tempat tinggal ibuku di desa akan diambil mereka," jelas Mayra memberikan alasan.
"Aku akan membantumu lepas dari Rayyan dan mencari rumah buat ibumu," ucap Radit.
"Radit, aku tidak mau merepotkanmu," kata Mayra.
"Tidak, Mayra. Aku sangat senang bisa membantumu," ujar Radit.
"Terima kasih!" lirih Mayra.
Selesai mengobrol, Radit lalu mengantarkan Mayra ke rumah. Sesampainya di sana, Rayyan ternyata sudah pulang.
Radit sengaja keluar dari mobil dan menghampiri Rayyan karena sebelumnya Radit mengatakan jika wanita kurir yang pernah diceritakannya adalah Mayra istrinya Rayyan.
"Ray, aku benar-benar tidak tahu jika Mayra adalah istrimu. Jangan marah dan cemburu, ya!" kata Radit berpura-pura.
Rayyan tersenyum tipis.
"Radit, terima kasih traktiran makan dan minumannya. Lain kali kita pergi bersama, ya!" ucap Mayra mengarahkan pandangannya kepada pria yang lebih muda dari suaminya.
"Tentunya, tapi dengan Rayyan. Aku tidak mau dia salah paham," ujar Radit melirik sahabatnya.
"Mas Rayyan mau 'kan lain waktu kita pergi jalan-jalan bersama Radit?" tanya Mayra meskipun dirinya sangat takut dengan suaminya itu.
Rayyan mengangguk mengiyakan.
"Hmm, kalau begitu aku pamit pulang, Ray. Sampai jumpa, Mayra!" ucap Radit melemparkan senyuman.
Mayra pun membalasnya dengan tersenyum.
Radit meninggalkan kediaman Rayyan dan Mayra bergegas masuk ke rumah. Rayyan lalu menyusul Mayra dari belakang.
"Sepertinya kamu begitu senang dengan Radit. Apa kamu sudah menyukainya?" tanya Rayyan.
Mayra menghentikan langkahnya dan berbalik badan, "Mungkin, ya!"
"Aku tidak setuju kamu dekat dengannya. Masih banyak pria lain yang lebih dari dia," ucap Rayyan.
"Aku merasa lebih nyaman didekatnya," kata Mayra kemudian berlalu.
Rayyan mengepalkan tangannya, ia benar-benar kesal dengan ucapan istrinya. Entah mengapa dirinya tak menyukai kedekatan Mayra bersama Radit.
***
Pagi harinya...
Selesai sarapan Mayra sudah berdandan rapi. Rayyan yang belum berangkat kerja lantas menanyakan hendak kemana istrinya akan pergi.
"Aku dan Radit mau nge-gym bareng," kata Mayra.
"Radit itu masih menyimpan masa lalunya, jangan terlalu dekat nanti kamu patah hati," ucap Rayyan mengingatkan.
"Biarkan saja, lagian aku juga sudah terbiasa patah hati!" cetus Mayra. "Aku pergi, ya!" pamitnya kemudian berlalu.
"Kenapa dia semakin hari semakin sering menjawab!" kesal Rayyan.
Rayyan begitu penasaran apa saja yang dilakukan istrinya bersama Radit lantas mengikuti Mayra menggunakan mobilnya.
Tak sulit mencari keberadaan Radit karena Rayyan memang sudah mengetahui tempat nge-gym langganan mereka berdua. Mayra terlebih dahulu tiba baru kemudian Rayyan.
"Mas Rayyan mengikuti aku ke sini," ucap Mayra.
"Biarkan saja!" kata Radit.
Rayyan melihat Radit mengajarkan Mayra menggunakan alat-alat olahraga yang ada ditempat nge-gym. Rasa cemburunya tiba-tiba muncul apalagi melihat Mayra tertawa lepas ketika mengobrol dengan Radit.
Sejam kemudian, Mayra selesai berolahraga. Rayyan yang awalnya ingin berangkat ke kantor mendadak membatalkannya. Ia juga ikutan nge-gym.
"Biar Mayra pulang bersamaku!" ucap Rayyan ketika Radit hendak membuka pintu mobilnya.
"Mayra, kamu ingin pulang bersama siapa?" tanya Radit.
"Kamu saja," jawab Mayra menatap pria dihadapannya.
"Mayra, kamu harus pulang denganku!" kata Radit.
"Aku sudah berjanji dengannya, Mas!" ucap Mayra gegas membuka pintu mobil.
"Kamu lihat sendiri 'kan Mayra hanya mau aku yang mengantarkannya," kata Radit lagi.
Rayyan memilih diam, ia tak dapat menahan Mayra karena dirinya sendiri yang meminta Mayra berselingkuh.
Sesampainya di rumah, Rayyan menghampiri Mayra yang hendak membersihkan diri. "Kamu harus menjauhi Radit!"
"Tidak bisa, Mas!" tolak Mayra.
"Aku tidak suka kamu dekat dengannya!" tegas Radit.
"Bukankah Mas Rayyan sendiri yang meminta aku untuk berselingkuh?" Mayra mengingatkan.
"Tapi tidak dengan Radit!" ucap Rayyan.
"Aku sangat nyaman dengannya. Apa salahnya?" kata Mayra.
"Jika kamu bersamanya pasti Oma Salsa akan marah besar dengan kalian berdua!" ucap Rayyan beralasan.
"Aku tidak peduli, Mas. Biarkan saja Oma Salsa marah, bukankah Mas Rayyan yang ingin Oma Salsa membenciku?" Mayra lagi-lagi mengingatkan suaminya.
Rayyan terdiam.
"Aku capek, Mas. Mau mandi dan beristirahat," kata Mayra.
Rayyan yang tak mampu lagi melarang istrinya dekat dengan Radit memilih ke kamarnya membersihkan diri lalu berangkat ke kantor.
Sesampainya di kantor, Intan ternyata sudah menunggu di lobby. Intan berlari kecil menghampiri Rayyan dan memeluknya. "Sayang, aku rindu!"
Rayyan mendorong pelan tubuh Intan, "Hari ini aku tidak ingin diganggu. Lebih baik kamu pulang!"
"Kamu kenapa begitu? Kita sudah seminggu tidak bertemu," kata Intan dengan wajah cemberut.
"Aku sangat sibuk!" ucap Rayyan datar.
"Hmm, baiklah aku pulang!" Intan memilih berlalu dengan langkah lemas dan hati kecewa.
Salam kenal
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜