NovelToon NovelToon
Transmigrasi Ke Istri Buta Sang CEO

Transmigrasi Ke Istri Buta Sang CEO

Status: tamat
Genre:Reinkarnasi / CEO / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam / Orang Disabilitas / Dokter Genius / Tamat
Popularitas:5.4M
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Azis

Nova Spire, seorang ahli medis dan racun jenius, tewas tragis dalam ledakan laboratorium saat mencoba menciptakan obat penyembuh paling ampuh di dunia. Tapi kematian bukan akhir baginya, melainkan awal dari kehidupan baru.

Ia terbangun dalam tubuh Kaira Frost, seorang gadis buta berusia 18 tahun yang baru saja meregang nyawa karena dibully di sekolahnya. Kaira bukan siapa-siapa, hanya istri muda dari seorang CEO dingin yang menikahinya demi tanggung jawab karena membuat Kaira buta.

Namun kini, Kaira bukan lagi gadis lemah yang bisa diinjak seenaknya. Dengan kecerdasan dan ilmu Nova yang mematikan, ia akan membuka mata, menguak kebusukan, dan menuntut balas. Dunia bisnis, sekolah elit, hingga keluarga suaminya yang penuh tipu daya, semua akan merasakan racun manis dari Kaira yang baru.

Karena ketika racun berubah menjadi senjata tak ada yang bisa menebak siapa korban berikutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terkejut

Hening menyelimuti ruangan. Musik berhenti. Obrolan terpotong. Para tamu menahan napas melihat Sky Oliver Dalton berdiri gagah di tengah aula pesta, menggandeng seorang wanita yang tak asing di mata semua orang: Kaira Dorry, istri sah dari Leonel Frost.

Tatapan terpaku. Mulut-mulut menganga. Detak jantung seolah melambat, kecuali milik beberapa orang yang hampir kolaps—terutama Nyonya Claudia, ibu kandung Sky.

Claudia menekan dadanya dengan panik. “Tuhan ... itu Sky ... dan dia ... dia membawa ... Kaira?” wajahnya memucat.

“Ambilkan air!” seru salah satu pelayan yang berdiri di dekatnya.

Sementara itu, di tengah ruangan, Sky melangkah anggun bersama Kaira ke arah Tuan Besar Frost. Wajah tua sang kakek memucat dan pandangannya menyipit curiga.

Sky hanya mengangguk kepalanya, tidak seperti yang lain. Mana mau Sky membungkuk pada orang lemah menurut Sky. “Selamat ulang tahun, Tuan Frost.”

Tuan Besar Frost membuka mulut, hendak bicara, tapi lebih dulu disela oleh suara datar dan tajam Kaira.

“Jangan mati dulu, Kakek, hanya karena melihat saya.”

“Hah?!”

Prang!

Beberapa tamu nyaris tersedak anggur. Pelayan terdekat menjatuhkan baki. Angel Frost menutup mulutnya. Ava Frost menatap Caleb dengan alis terangkat.

Tuan Besar Frost membatu beberapa detik, lalu ... tertawa pendek dengan nada sedikit sinis. “Ha! Ha! Ha! Nyalimu besar juga, Gadis Buta.”

Kaira menangguk pelan. “Lebih besar dari mulut orang-orang yang suka meremehkan saya.”

Kaira balik menyindir orang-orang yang membicarakannya.

Sementara itu, tak jauh dari mereka, Leonel berdiri dengan rahang mengeras. Matanya tak lepas menatap tangan Sky yang menggenggam tangan istrinya. Di sisinya, Clarissa tampak seperti hendak mengamuk, wajahnya merah padam.

“Dia ... benar-benar membawa Kaira?! Di depan semua orang?!” bisik Clarissa, geram.

Nathan menoleh ke Jerico, lalu berbisik, “Apa-apaan ini ... bukannya Sky anti-perempuan?”

Jerico hanya mengangkat bahu. “Mungkin dia bukan anti semua perempuan. Mungkin dia hanya butuh ... yang beracun.”

Di tengah aula, Sky memalingkan wajahnya ke arah Kaira.

“Siap, Nona Frost?” tanyanya tenang.

Kaira tersenyum tipis. “Lebih siap dari siapa pun di ruangan ini.”

Para tamu yang awalnya membisu kini mulai bergumam, mengomentari pemandangan tak biasa itu.

“Dia ... cantik sekali malam ini ....”

“Bukankah dia buta?”

“Kenapa Sky Dalton membawanya?!”

“Apa Leonel dan dia sudah bercerai?”

Wajah Leonel memerah, bukan karena malu tapi marah. Ia melangkah cepat ke arah Sky dan Kaira, tapi Nathan menahan lengannya.

“Tenang, kawan. Ini pesta kakekmu. Jangan bikin keributan.”

Leonel menarik napas panjang, namun tatapannya tak lepas dari Kaira. Untuk pertama kalinya, ia merasa ... cemburu.

Setelah memberikan ucapan selamat dan hadiah kepada Tuan Besar Frost, Sky dan Kaira mulai melangkah ke arah meja tamu kehormatan.

Namun, langkah mereka terhenti ketika Leonel mendadak muncul di hadapan mereka, menarik Clarissa dengan sedikit kasar hingga wanita itu hampir tersandung

"Ssshh! Sakit Leonel!" bisik Clarissa tapi tidak didengar oleh Leonel

Wajah Leonel hanya semakin menegang. Tatapannya menusuk tajam ke arah Kaira, lalu beralih kepada Sky. Suasana di sekeliling mereka seketika dingin, para tamu mulai memperhatikan tanpa berani terlalu mencolok.

Dengan suara rendah namun dingin, Leonel bertanya pada Kaira, "Apa yang kau lakukan di sini?"

Kaira mengangkat dagunya pelan, lalu tersenyum miring. "Siapa yang sebenarnya buta di sini, Tuan Frost? Tentu saja aku datang untuk menghadiri pesta."

Leonel mengepalkan tangan. Tatapannya lalu beralih pada Sky. "Dan kau," ucapnya tajam, "kenapa membawa istriku?"

Sky menyelipkan satu tangan ke saku celana, santai namun penuh tekanan. "Karena istrimu sedang menganggur. Daripada terbuang sia-sia di rumah, lebih baik dia kudampingi ke pesta. Apalagi, suaminya malah datang bersama wanita lain. Bukankah itu lebih memalukan?"

Urat di leher Leonel menegang. Dada pria itu naik turun menahan amarah. Clarissa di sisinya tampak hendak bicara, namun tertahan karena ketegangan yang kian menebal.

Belum juga Leonel membalas ucapan sang sepupu, Nyonya Claudia, ibu Sky, menghampiri mereka dengan wajah panik. Tak lama kemudian, Selina, ibu Leonel, turut mendekat.

"Sky, apa yang kau pikirkan membawa istri sepupumu ke pesta ini?!" tegur Claudia, nyaris berbisik agar tidak menjadi perhatian banyak orang.

Sky menoleh pelan ke arah ibunya, lalu menjawab tenang, "Apa salahnya, Ibu? Bukankah Clarissa juga bukan istri siapa-siapa, tapi berdiri di sisi Leonel? Kenapa seolah aku berbuat kesalahan besar sedangkan Leonel juga melakukan hal sama hanya dianggap biasa saja?"

Selina langsung menyela dengan nada tinggi,

"Berhenti membandingkan! Kaira adalah istri sah dari Leonel. Tapi lihat kelakuannya, murahan! Jalan dengan pria lain tanpa tahu malu!"

Semua orang yang berada di dekat mereka membeku. Clarissa menatap Kaira dengan penuh kemenangan, berharap Kaira akan tertunduk malu.

Namun, Kaira malah tertawa kecil. Lalu, dengan suara jernih dan tajam, ia menjawab,

"Murahan, Nyonya? Saya pikir kata itu lebih cocok untuk seseorang yang membiarkan menantunya disia-siakan lalu merestui wanita lain duduk di tempat yang bukan miliknya. Kalau aku jadi Anda, mungkin aku sudah memotong sosis anakku sendiri kalau berbuat jahat pada menantunya."

Seketika para pria tanpa sadar menutupi celananya mendengar ucapan frontal dari gadis cantik nan imut itu.

Sedangkan Selina semakin memerah karena marah dan malu, berbeda dengan Claudia yang berdiri di sebelah Sky justru terdiam. Matanya menatap Kaira dengan ekspresi tak terduga—terkejut, tapi juga ... kagum.

Sky menoleh pada Kaira, sedikit mengangkat alis. "Mulutmu benar-benar seperti yang kukira."

Kaira menanggapi tanpa menoleh,

"Apa kau berharap aku membisu seperti Clarissa?"

Clarissa mencelos mendengar namanya disebut.

Leonel, yang masih berdiri kaku, hanya bisa menggertakkan giginya. Hatinya bergemuruh, tapi ia tidak tahu harus menyerang siapa lebih dulu—sepupunya yang lancang, atau istrinya yang tak lagi bisa dikendalikan.

Kaira kemudian menghela napas pelan, lalu memiringkan wajah ke arah Sky. "Tuan Dalton, daripada mendengar suara-suara menyebalkan, bagaimana jika kita mencicipi camilan di sebelah sana?" ucapnya santai seolah tidak terjadi apa-apa.

Sky menyeringai tipis. "Ide yang bagus, Nona Frost."

Tanpa menunggu tanggapan dari siapapun, Sky menggandeng Kaira dengan anggun. Langkah keduanya meninggalkan kerumunan yang masih membeku dalam ketegangan. Gaun Kaira yang anggun berayun ringan, dan suara hak sepatunya bergema di lantai aula yang megah.

Leonel masih berdiri di tempat, rahangnya mengeras. Namun suara pelan Clarissa memecah lamunannya.

"Leonel ...." gumam Clarissa menarik tangannya membuat Leonel tersentak.

Leonel menoleh dan terkejut melihat pergelangan tangan Clarissa memerah, bekas genggaman kuatnya saat tadi menarik Clarissa ke arah Kaira dan Sky.

Matanya membelalak kecil. "Maaf ... aku tidak bermaksud," ucapnya menyesal, menunduk sedikit sambil memeriksa tangan Clarissa.

Clarissa memaksakan senyum. "Tidak apa-apa. Aku tahu kau hanya terkejut."

Meski tersenyum, hati Clarissa bergemuruh hebat. Kebencian terhadap Kaira semakin membara.

1
Widia Aldiev
puas banget thooooor 🔥🔥🔥
2ulfly Tan
klo gk salah nama ibu kaira sm dgn nama ibu nova,, apa mereka lain bapak satu ibu.. ya,, terjebak sudah hub nova dan kiara
santi damayanti
baca cerita kaya baca puisi...menarik sekali
Widia Aldiev
😭😭😭😭😭 q rindu ayah
Widia Aldiev
kamu sama bejatnya Dengan Clarissa
Widia Aldiev
benar sekali Kaira jika mereka trio benalu punya harga diri dengan sisa uang dan perhiasan harusnya bisa beli rumah dan memulai usaha kecil" an karena Ben punya pengalaman bisnis yg cukup lama
Widia Aldiev
udah miskin sombongnya selangit 🤣🤣🤣 SDM rendah
Widia Aldiev
kehancuran sebenarnya akan di mulai
Widia Aldiev
ya begini kalo yg di piara si ulat bulu 😜🤣🤣🤣
ꉣꏂꂵꃳꋬꉔꋬ
ceritanya seru dan gak bikin bosen dan banyak adegan yang bikin ketawa ceweknya gak menye menye dan tangguh + berani, disaranin banget untuk dibaca
*Eu-Mi*
jerryyyyy 🤣🤣🤣🤣
Widia Aldiev
selamat menikmati karma nyonya Selina dan Clarissa yg sombong amit amit tujuh turunan 😜😜
Widia Aldiev
siapa suruh piara ulat bulu sekarang gatal semua kan badanmu kena racun bulunya 🤣🤣🤣selamat menuai apa yg kau tanam bersama mamamu Leonel sayaaang 🔥🔥🔥
*Eu-Mi*
Samlai di chapter ini..
gak kecewa sama MC cewe nya.. Badasss Gillaaa kerreeeeenn Amaziing..
j😍
Ani Maryani
C Maura itu bukan anak nya c bend dorry
Ani Maryani
itu karma yg harus terima karena telah menyakiti anak kandung sendiri demi wanita yg menjadi istrinya pelakor
Widia Aldiev
jreng jreng jreng hancurlah sudah perusahaan mu Leonel sekarang apa yg akan kau sombongkan bersama mamakmu si lampir itu..dan kau Clarissa harusnya bersyukur Leonel sudah jadi milikmu sudah sah menjadi suamimu kenapa malah mencari masalah dengan kaira
Widia Aldiev
dasar lelaki pecundang takut ma emaknya padahal semua yg kau tahu itu tidak benar
Widia Aldiev
bagus ayah balaskan semua rasa sakit putrimu ini 🥺🔥🔥
Ani Maryani
itu permainan c Clarisa supaya d nikahi sama leonil gak tau anak siapa pasti nyesel deh c leonil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!