Berandal Jatuh Cinta

Dua minggu setelah badai besar berlalu, Anya dan Arga menjalani kehidupan normal yang penuh dengan kedamaian, tidak ada yang perlu mereka takuti untuk saat ini. Matahari pagi terlihat sangat cerah, ditambah dengan adanya angin sepoi sepoi yang membuat suasana menjadi terasa sangat nyaman. Namun meskipun bahaya telah berlalu keduanya masih merasakan dampak dari semua yang terjadi.

Arga duduk di teras menikmati secangkir kopi, sementara Anya membuatkan sarapan pagi untuknya, dengan wajah cerianya Anya keluar dengan membawa dua piring roti panggang, hingga akhirnya mereka berdua saling memandang dengan penuh cinta, mereka telah berhasil melewati begitu banyak rintangan yang sangat beresiko selama ini.

"apa yang kamu pikirkan saat ini" tanya Anya dengan senyum manisnya.

Lama bagi arga tidak merasakan kedamaian seperti ini, sebelumnya iya hanya merasakan hidup penuh dengan kekhawatiran. "tidak ada Anya, hanya saja aku sedikit merenungkan semuanya, apa yang sudah kita lewati selama ini dan apa saja yang sudah kita korbankan selama ini untuk mendapatkan kedamaian seperti ini."

Anya duduk di samping arga, ia tahu bahwa arga memiliki masa lalu yang cukup kelam di dunia kriminal yang masih tersisa di dalam ingatannya. "kita sudah melewati banyak hal bersama arga, sekarang kita harus segera melakukan kehidupan baru dan melupakan kehidupan yang lama."

"kamu benar Anya, tapi entah mengapa jauh di dalam diriku selalu bertanya tanya, apakah benar kita bisa lepas dari masa lalu."

Anya memeluk erat arga. "masa lalu tidak mendefinisikan siapa kita sekarang arga, kita bisa melepaskannya dan menjalani kehidupan yang kita inginkan, kita juga berhak hidup bahagia arga."

Mendengar pernyataannya dari Anya, arga sedikit merasa tenang dan yakin bahwa kedepannya dia bisa menjalani kehidupan yang lebih baik.

Sementara itu di kantor Don Samsuri duduk di meja besar yang mewah, lampu redup menerangi ruangan yang penuh dengan artefak dan barang barang berharga lainnya, pria tua itu duduk dengan tenang memikirkan pertempuran besar yang telah berlalu ia puas dengan hasilnya namun ia tahu bahwa hubungannya dengan arga tidak akan pernah berakhir begitu saja.

Santiago orang kepercayaan Don Samsuri memasuki ruangan, dengan membawakan satu botol minuman dan mengangkat tangannya untuk memberi isyarat agar pria itu mendekat.

Don Samsuri: bagaimana keadaan arga saat ini? "

Dengan hormat. "dia sedang menjalani hari harinya dengan wanitanya,dia menjauh dari kejauhan." ujar Santiago.

Don Samsuri menganggukan kepalanya, senyum tipis terulas diwajahnya, namun meskipun ia merasa semua telah berakhir dia tidak ingin melepasnya begitu saja, ia ingin arga menjadi sekutu untuknya di masa depan sebab ia menyadari bahwa arga adalah orang yang cerda dan tangguh.

"awasi mereka tanpa membuatnya merasa risih jangan sampai ada yang Menggangunya,

arga mungkin akan berguna di dunia selanjutnya."

Malam Hari tiba, suasana di rumah arga dan anya begitu damai, lampu lampu kecil di taman menciptakan atmosfer romantis bagi mereka berdua, setelah makan malam bersama mereka duduk santai di teras menikmati langit malam yang indah. Anya menatap bintang bintang yang ada, merasakan kenikmatan malam yang cerah. "arga, apakah menurutmu ini sudah cukup? apa kau benar benar menginginkan kehidupan yang seperti ini?"

"iya Anya, hidup seperti ini bersamamu adalah hal yang aku inginkan, dan aku tidak ingin lagi terlibat dalam dunia kriminal lagi."

Anya tersenyum ia senang mendengarnya, dia dan arga memiliki pemikiran yang sama.

Di tempat lain, Dedi telah dibebaskan dengan syarat, dia saat ini berada di sebuah restoran mewah namun wajahnya masih dipenuhi dengan dendam yang membara, ia tidak bisa menerima kekalahan atas arga. Dedi dengan tatapan yang dipenuhi kebencian merencanakan berbagai hal buruk pada arga. Dia kembali mengundang Guntur untuk mendiskusikan rencananya jahatnya.

Guntur datang memenuhi panggilan dari dedi dengan wajah dingin, dia duduk dihadapan dedi dan menarik napas sebelum berbicara. "apa maksudmu kembali menghubungi ku dedi? apa rencanamu sekarang?"

Dengan tatapan penuh kebencian Guntur menjawab." aku masih ingin menghancurkan arga, Aku tidak peduli pada apapun, aku harus membalas dendam dan kuharap kau masih mau membantuku."

Guntur tersenyum licik mendengar akan hal itu, ia menyadari bahwa ini merupakan kesempatan emas untuk membalas kekalahannya, ia mengangguk siap untuk memainkan perannya.

Kini Guntur memilih untuk bekerja sama dengan Dedi. Mereka berdua merencanakan niat buruknya secara diam diam agar tidak diketahui oleh para mafia itu, dan ia juga tak ingin arga Menyadarinya.