Ara bingung karena tiba-tiba ada seorang lelaki yang mengaku impoten padanya.
"Aku harus menikah sebulan lagi tapi aku mendadak impoten!" ungkap lelaki yang bernama Zester Schweinsteiger tersebut.
"Terus hubungannya denganku apa?" tanya Ara.
"Kau harus membantu membuatnya berdiri lagi!" tuntut Zester sambil menunjuk bagian celananya yang menyembul.
"Apa kau memasukkan ular di dalam celanamu? katanya impoten!" Ara semakin bingung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PTI BAB 30 - Ada Lambe Turah
"Kau magang di Zesla Group?" tanya salah satu teman Ara.
"Ya begitulah," jawab Ara. Dia baru saja berpamitan pergi setelah jam mata kuliahnya berakhir.
Padahal teman-temannya ingin mengajak Ara jalan ke mall dan nonton.
Selama misi ular belum selesai, sepertinya Ara tidak bisa bermain dulu.
"Yang datang tempo hari dan ikut ke konser ayahku kan direkturnya," lanjut Ara.
"Pria itu? Sepertinya dia menyukaimu," teman-teman Ara jadi salah paham.
Dan Ara diam saja, kalau membahas Zester, dia jadi tidak bisa berkata-kata, apalagi dia akan menuju ke perusahaan lelaki itu.
Di kelas bisnisnya, profesionalitas harus dijunjung tinggi jadi Ara akan mengabaikan urusan pribadi mereka dulu. Hari ini rencananya Ara ingin ke departemen IT yang berada di gedung rakit untuk meminta rekaman cctv sebelum kecelakaan kerja waktu itu terjadi.
Ara sudah membaca profil pegawai itu dan melihat rekaman kejadian saat pegawai itu terkena alat berat yang membuatnya kehilangan nyawa.
Sepertinya ada sesuatu yang terlewatkan jadi Ara akan menyelidikinya.
"Di mana Ara?" tanya Zester yang tidak melihat gadis itu muncul. Padahal jam makan siang sudah lewat.
"Nona Ara ada di gedung perakitan," jawab asisten Mike.
"Kenapa dia ke sana?" Zester jadi gusar.
Semenjak ada insiden kecelakaan kerja itu, Zester tidak pernah pergi ke gedung itu. Zester takut merasa delusi seperti yang dia alami setelah kepergian daddy nya.
Tapi, karena ada Ara di sana, lelaki itu tanpa pikir panjang langsung berlari ke gedung perakitan yang letaknya berseberangan dengan gedung utama.
Ada jembatan yang menghubungkan antara kedua gedung itu.
"Ara... Ara..." panggil Zester.
Pada saat itu Ara masih berada di departemen IT yang berada di gedung perakitan. Gadis itu tengah mengamati cctv seorang diri karena para staff IT masih belum kembali dari jam makan siang.
Saat berkonsentrasi, Ara mendengar namanya dipanggil dan tak lama pintu ruangan dirinya berada dibuka seseorang.
Zester dengan penampilan berantakan datang dan langsung memeluknya.
"Ada apa?" tanya Ara bingung.
"Kau baik-baik saja, 'kan?" Zester justru bertanya keadaan gadis itu.
"Aku tidak apa-apa, memangnya kenapa?" Ara ingin lepas dari pelukan Zester.
Namun, Zester semakin mengeratkan pelukannya.
"Satu menit saja, diamlah," pinta lelaki itu.
Refleks tangan Ara mengusap punggung Zester dengan lembut.
Semakin mereka dekat, Ara semakin bisa melihat sisi lain dari Zester yang selama ini diselimuti oleh kesombongan.
"Zee, sepertinya staff IT akan datang kemari," ucap Ara setelah lewat dari satu menit.
Zester melepas pelukan dan tidak percaya gadis itu akan memanggil namanya dengan nama yang dia minta.
"Aku menyukai caramu memanggilku," ungkap Zester kemudian.
"Bukankah calon istrimu juga memanggil dengan cara yang sama?" tanya Ara.
"Itu berbeda, aku tidak merasakan apapun saat bersamanya," jawab Zester jujur.
"Memangnya kalau bersamaku rasanya bagaimana?" Ara jadi penasaran.
"Mau tahu aja atau mau tahu banget?" goda Zester.
Ara sudah mencium aroma ketengilan jadi gadis itu segera pergi dari ruangan IT dan meninggalkan Zester.
"Ara, tunggu!" Zester mengejar gadis itu. "Kau kan belum mendengar jawabanku!"
"Aku berubah pikiran pasti jawabannya berhubungan dengan ular, aku mau pikiranku bersih dari itu," tolak Ara.
"Dan jangan dekat-dekat lagi karena aku tidak mau ularnya menyembul!"
"Tapi, sekarang bentuknya jadi keren," ucap Zester bangga.
"Aaaaa... aku tidak mau mendengarnya!" Ara langsung berlari.
Dan interaksi keduanya itu dilihat oleh salah satu karyawan yang menjadi lambe turah di perusahaan. Dia memotret mereka kemudian mengirimnya di grup chat kantor.
Pak direktur selingkuh menjelang pernikahan!