Rate. 21+ 🔥
Darren Alviansyah, anak konglomerat yang terkenal dengan sifatnya yang sombong dan juga hidupnya ingin selalu bebas, serta tidak mau di atur oleh siapapun. Darren juga tidak mau terikat dengan yang namanya wanita, apalagi pernikahan.
Setiap harinya Darren selalu menghabiskan waktunya hanya untuk bersenang-senang dan akan selalu pulang dalam keadaan mabuk, membuat kedua orang tuanya kesal. Darren juga tidak bisa memimpin perusahaan Papinya dan hal itu semakin membuat orang tuanya murka. Pada akhirnya orang tuanya mengirimkannya ke kampung halaman supir pribadinya.
Dira Auliyana, gadis yang sederhana juga mandiri. Dia di tugaskan untuk merubah sifat sombongnya Darren, hingga dirinya harus terjebak pernikahan dengan Darren.
Mampukah Dira menaklukkan sifat Darren yang selalu membuatnya kesal dan pernikahan seperti apa yang mereka jalani?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon roliyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gue sayang sama elo
Darren dan Dira kini sudah tiba di rumah. Dira langsung turun dari boncengan dan melangkah masuk ke dalam rumah tanpa menunggu Darren.
Darren menghela nafasnya, melihat Dira yang begitu dingin terhadapnya. Darren langsung memasukkan motornya ke dalam rumah, setelah itu menutup pintu dan menguncinya.
Darren melangkah ke kamar dan melihat Dira tengah mengambil baju tidur di lemarinya, dan melangkah keluar menuju kamar mandi untuk berganti pakaian. Darren terduduk di pinggir ranjang menunggu Dira berganti pakaian.
Dira masuk lagi ke kamar dan mengambil bantal dan juga mengambil selimut dari lemarinya. Darren mengernyitkan dahinya saat dirinya melihat Dira membawa selimut dan bantal.
"Kenapa bawa bantal dan selimut?"
"Aku mau tidur di depan," jawabnya dingin.
"Gue nggak akan membiarkan elo tidur di luar."
"Terserah kamu mau ngomong apa! yang jelas aku akan tetap tidur di luar." Kekeuh Dira.
"Oke! gue minta maaf. Gue ngaku salah."
"Memang kamu salah! Kamu tau, kamu sendiri yang mengajak aku jalan berdua tapi kamu sendiri yang merusaknya. Apa pantas seorang lelaki yang sudah memiliki istri bermesraan di depan umum dan lebih parahnya lagi itu semua di lakukan di depan istrinya!" cecar Dira sengit.
Darren terdiam mendengar perkataan Dira.
"Dan lebih parahnya lagi kamu menuduh orang yang sudah menolong aku, sedangkan kamu sendiri jalan berdua dengan wanita yang nggak jelas! Apa semua lelaki seperti itu? hanya ingin menang sendiri tanpa memikirkan perasaan istrinya."
"Gue tahu, gue salah. Makanya gue minta maaf," sesal Darren.
"Maaf kamu bilang! Dengan mudahnya kamu berkata maaf setelah apa yang sudah kamu lakukan."
"Terus gue harus gimana?"
"Sudahlah, aku malas bicara sama kamu," ketus Dira dan akan melangkah keluar kamar.
Darren yang melihat Dira mau keluar, langsung menghadang langkah kaki Dira, tapi Dira tidak memperdulikannya. Dira melangkah ke kiri, Darren juga ikut geser ke kiri. Dira akan melangkah ke kanan, Darren juga geser ke kanan.
Dira menghembuskan nafasnya dan menatap wajah Darren dingin.
"Minggir dan jangan halangi aku!" kesal Dira.
"Gue nggak akan biarin elo tidur di luar, titik!" tegas Darren, sedangkan Dira memutarkan bola matanya dan tetap akan melangkah melewati tubuh Darren. Akan tetapi Darren langsung mengangkat tubuh Dira ala bridal style.
"Turun aku!!" sentak Dira.
"Nggak akan!" tegas Darren.
Dira mendengus sembari menatap tajam Darren dan Dira terus bergerak dari gendongan Darren, tapi Darren langsung membawa tubuh Dira ke atas ranjang dan langsung mengukung tubuh Dira. Darren tidak akan membiarkan Dira lepas dari Kungkungannya.
Dira berusaha melepaskan diri dari kungkungan Darren dengan cara mendorong tubuh Darren dari atas tubuhnya.
"Lepaskan aku! Aku nggak mau tidur sama kamu!"
"Gue sudah bilang, gue nggak akan biarkan elo tidur di luar dan elo tetap tidur di sini bersama gue!" tegas Darren.
"Minggir!!" Dira terus berusaha melepaskan diri dari Kungkungan Darren dan memukul dada bidang Darren berkali-kali.
Karena Dira terus memberontak dari Kungkungan nya, Darren langsung menarik kedua tangan Dira ke atas kepalanya Dira dan menahan kedua tangan Dira dengan terus menatap wajah Dira.
"Lepasin!!" kesal Dira dan berusaha menarik kedua tangannya dari genggaman tangan Darren.
"Nggak akan!"
"Darren! lepas...!!" jerit Dira.
"Darren aku mohon lepaskan aku. Dar... emmfftt...."
Karena Dira tidak bisa diam dan juga berusaha melepaskan diri, pada akhirnya Darren memutuskan menutup mulut Dira dengan ciuman.
"Hemfft...." Suara Dira tertahan.
Darren terus mencium bibir Dira, meski Dira berusaha melepaskan diri dengan cara menggerakkan kepalanya ke kanan dan kiri menghindari ciuman Darren. Akan tetapi Darren semakin memperdalam ciumannya.
Dira yang awalnya memberontak kini pasrah atas apa yang sedang Darren lakukan dan kini Darren menggigit bibir bawahnya Dira dan lidah Darren langsung menerobos masuk mengabsen rongga mulut Dira, juga membelit lidah Dira.
Ciuman Darren kini berpindah ke rahang Dira dan turun ke leher Dira, membuat Dira kini terbuai dengan rayuan bibir Darren yang kini sedang menyapu kulit lehernya.
Tanpa sadar Dira mende sah saat Darren terus merayu kulit lehernya dengan lembut. Kedua tangan Dira kini terlepas dari genggaman tangan kekar Darren dan tangan Darren bergerak masuk ke baju Dira dan mengelus perut Dira lembut.
Bibir Darren kembali mencium bibir Dira, begitupun Dira yang kini mulai membalas ciuman Darren, membuat Darren semakin memperdalam ciumannya, dan tangan Darren mulai bergerak ke atas bukit Dira dan mere masnya.
"Eengghh...." Dira men desah di sela ciuman yang semakin membara.
Bibir Darren bergerak kembali ke leher Dira dan kali ini Darren memberi tanda merah di kulit leher Dira dan Dira semakin terbuai dengan sentuhan lembut bibir Darren.
"Dar... rren...." Des ah Dira.
Tiba-tiba Darren tersadar dan membuka matanya untuk menghentikan cumbuannya, Darren mencium kening Dira setelah itu Darren menempelkan keningnya ke kening Dira dengan nafas yang memburu.
Meski pernikahan mereka hampir dua bulan, Darren sama sekali belum menyentuh Dira dan ini kali pertama Darren bercumbu dengan Dira. Bukannya Darren tidak mau melakukannya, akan tetapi Darren ingin Dira yang datang padanya dan memberikan haknya secara ikhlas dan pastinya tanpa adanya paksaan.
"Istirahatlah dan jangan tidur di luar."
Dira mengangguk dengan mata terpejam. Darren langsung bangkit atas tubuh Dira dan melangkah keluar menuju kamar mandi untuk mendinginkan gelora hasratnya yang sudah berada di puncaknya.
Selesai mandi, Darren masuk lagi ke kamar dan melihat Dira sudah tertidur lelap. Darren segera berpakaian dan bergabung dengan Dira, seperti biasa tubuh Dira akan menjadi gulingnya yang selalu menghangatkan tidurnya.
Darren mencium kening Dira dan satu tangannya menyangga kepalanya, Darren menatap wajah damai Dira, kemudian Darren mengelus pipi Dira.
Maafin gue yang sudah membuat elo marah sama gue. Gue cuma ingin tahu apa elo bakal cemburu atau nggak jika gue dekat sama cewek lain. Asal elo tau Ra, kalau gue sayang sama elo dan elo berhasil menarik seluruh perhatian gue ke elo. Gue nggak tahu sejak kapan nama elo mulai bertahta di hati gue, tapi yang jelas gue sangat sayang sama elo.
Darren kemudian mencium kening Dira dan juga mencium bibir Dira. Darren tersenyum memandangi wajah Dira, istrinya yang kini berhasil mengikat hati seorang Darren yang selama ini tidak mau terikat dengan yang namanya wanita apalagi pernikahan.
"Elo berhasil mengikat gue dan hati gue," gumamnya sembari mengelus pipi Dira.
Dira memiringkan tubuhnya menghadap Darren dan Darren langsung merengkuh tubuh Dira. Darren mengelus punggung Dira, hingga dirinya kini mulai mengantuk dan ikut terbuai ke alam mimpi.