Ara bingung karena tiba-tiba ada seorang lelaki yang mengaku impoten padanya.
"Aku harus menikah sebulan lagi tapi aku mendadak impoten!" ungkap lelaki yang bernama Zester Schweinsteiger tersebut.
"Terus hubungannya denganku apa?" tanya Ara.
"Kau harus membantu membuatnya berdiri lagi!" tuntut Zester sambil menunjuk bagian celananya yang menyembul.
"Apa kau memasukkan ular di dalam celanamu? katanya impoten!" Ara semakin bingung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PTI BAB 1 - Bukan Jaka Tarub
"Silahkan, Tuan," ucap asisten Mike yang mempersilahkan atasannya untuk keluar dari mobil.
Seorang lelaki keluar dari mobil dengan angkuh, wajahnya terlihat tegas dan matanya menatap lurus ke arah rumah duka yang terlihat banyak orang di sana.
"Jadi, ini tempatnya?" tanya lelaki itu.
Zester Schweinsteiger, seorang lelaki berumur tiga puluh tahun, pewaris tunggal perusahaan mobil Zesla. Merk mobil yang digandrungi oleh kalangan menengah ke atas saat ini.
Baru saja menempati posisinya sebagai direktur, Zester sudah berurusan dengan masalah karena salah satu pekerja yang bertugas merakit mobil mengalami kecelakaan kerja.
Sebagai direktur, Zester harus memberi santunan.
"Kita masuk setelah itu langsung pulang, uang santunan sudah disiapkan, bukan?" Zester berkata begitu arogan. Dia seperti tidak merasa ikut berkabung padahal yang diinginkan keluarga korban bukan sebatas uang.
Namun, bagi Zester semua akan selesai dengan uang.
Dan benar saja, lelaki itu hanya datang memberi santunan setelah itu pamit pulang yang membuat ibu dari korban menjadi emosi.
"Kau bertingkah semaumu, sebagai pemimpin kau tidak punya empati sama sekali. Kau harus kehilangan sesuatu yang berharga supaya kau mengerti rasa peri kemanusiaan!"
Saat kalimat itu selesai diucapkan, ada petir menyambar di siang hari.
Zester bergeming, dia masih saja sombong, dia percaya tidak akan kehilangan apapun.
"Tuan, bukankah anda sedang dikutuk?" tanya asisten Mike. Dia jadi takut karena ada petir di siang hari yang cerah itu.
"Kau percaya takhayul?" Zester masih berusaha mengabaikan.
Ada hal yang jauh lebih penting yang harus lelaki itu pikirkan dari pada takhayul tidak jelas, Zester tidak sadar jika sesuatu yang berharga itu bukan harta.
Zester sadar ketika keesokan paginya, lelaki itu bangun tidur dan mendapati sesuatu yang aneh. Miliknya tidak mau berdiri.
Awalnya dia bersikap santai, Zester mencoba memutar video xxx untuk pemicu tapi sia-sia, miliknya masih tidak mau berdiri. Dari situ Zester mulai cemas.
"Sial! Apa yang terjadi denganku?" umpat Zester.
Ini tidak boleh dibiarkan, satu bulan lagi dia akan menikah. Bagaimana bisa dia jadi mendadak impoten?
Zester sudah bertunangan dan pernikahan pun telah dipersiapkan. Jangan sampai calon istrinya tahu mengenai kondisinya.
Lelaki itu kalang kabut apalagi dia harus menyelesaikan banyak pekerjaan sebelum hari H pernikahannya.
"Mike!" Zester memanggil asistennya.
Tak lama asisten Mike datang dan ternyata Zester memintanya untuk mendaftar ke dokter kelamin.
"Ada apa, Tuan?" tanya asisten Mike jadi takut. Dia merasa tidak mempunyai masalah dengan miliknya.
"Daftar atas namaku dan rahasiakan semua itu!" perintah Zester.
Asisten Mike berpikir kalau Zester ingin mengecek kondisi kesehatan alat pribadi lelaki itu sebelum menikah. Tapi, ternyata saat berkonsultasi ke dokter, asisten Mike cukup kaget karena milik tuannya yang arogan selama ini tidak bisa berdiri.
Walaupun arogan dan sombong Zester setia dari kecil pada calon istrinya, lelaki itu tidak pernah bermain wanita jadi bisa dipastikan Zester masih ori dan perjaka.
"Jangan berpikir aneh, baru-baru ini saja terjadi, pokoknya lakukan pengobatan apapun itu!" Zester merasa kesal karena dokter kelamin hanya memberinya resep obat.
"Bagaimana kalau pengobatan kampung saja, apa Tuan setuju?" tanya asisten Mike.
Walaupun Zester selama ini kuliah di luar negeri, dia lahir dan tumbuh di Indonesia jadi banyak mendengar mengenai pengobatan alternatif di tanah air.
Siapa sangka, dia akan menjadi salah satu orang yang akan melakukan pengobatan alternatif tersebut.
"Baiklah," Zester terpaksa menerima tawaran itu.
"Tapi orang ini tinggalnya di kampung dan di tengah hutan, Tuan," ucap asisten Mike.
Artinya Zester harus meninggalkan kota dan pergi ke kampung di mana orang yang bisa mengobati impotennya itu berada.
"Tidak masalah," balas Zester.
Akhirnya lelaki itu bersiap-siap pergi ke kampung dan meninggalkan pekerjaannya sejenak.
"Apa nama kampungnya?" tanya Zester ketika di perjalanan.
"Kampung Suka Maju, kampung yang terkenal karena produksi beras lokalnya," jawab asisten Mike.
"Kau sudah mempersiapkan tempat tinggal di sana, bukan? Kau tahu seleraku bagaimana," tuntut Zester.
"Iya Tuan, tapi tetap saja tidak ada yang sebagus penthouse atau mansion seperti di kota," jawab asisten Mike supaya tuannya tidak kaget.
Zester tidak mau membahasnya lagi, dia ingin semua ini cepat selesai dan menjadi aib yang akan ditutupnya rapat-rapat.
Butuh dua belas jam perjalanan untuk sampai ke kampung Suka Maju.
Zester melihat hamparan sawah yang luas dan rumah-rumah penduduk, suasana hiruk pikuk kota berganti menjadi suasana pedesaan yang kental.
"Kita istirahat dulu, Tuan. Kita harus lapor kepala desa baru bisa naik ke gunung," jelas asisten Mike.
"Kau saja yang urus semuanya," balas Zester yang tidak mau tahu.
Hari itu, Zester tinggal di salah satu rumah yang disewakan untuknya. Untuk ukuran rumah di kampung itu adalah rumah yang bagus tapi bagi Zester tempat itu tak lebih dari kandang ayam.
"Cih, aku tidak akan bisa tidur di tempat yang mempunyai bau kemiskinan seperti ini," decih Zester yang angkuh dan sombong.
...***...
Keesokan harinya, Zester bersiap-siap untuk naik ke gunung. Dia tengah menunggu asistennya yang melapor pada kepala desa karena orang yang datang dari luar kampung wajib lapor.
"Tuan... Tuan..." asisten Mike berlari mendatangi tuannya dengan wajah bahagia.
"Ternyata kepala desa kampung ini adalah musisi favorit saya, saya adalah fansnya dan saya mendapat tanda tangan," ucapnya seraya menunjukkan bajunya yang terdapat tanda tangan.
Zester tampak tidak tertarik mendengarnya. "Jadi ini yang membuatmu lama?"
"Ayo cepat!"
Asisten Mike pun membawa Zester pada juru kunci untuk mendatangi Mbah Joko, orang yang katanya mempunyai ilmu sakti mandraguna.
Mereka berjalan ke dalam hutan untuk mendatangi lokasi Mbah Joko. Sang guru kunci menjadi petunjuk jalan, Zester dan asisten Mike mengikuti dari belakang.
"Kita istirahat dulu," ucap Zester yang merasa lelah padahal mereka baru mencapai seperempat jalan.
"Di sini ada mata air dari pegunungan, kalau ingin menghilangkan dahaga ke sana saja," ucap sang guru kunci menunjuk ke arah yang dia maksud.
Karena ingin tahu bagaimana air dari pegunungan itu, Zester menuju ke sana dan dia bisa melihat sebuah telaga dengan air terjun yang membuatnya diam sepersekian detik karena kagum dengan keindahan alam tersebut.
"Aku baru melihat yang seperti ini," komentar Zester.
Lelaki itu mendekat dan mencoba meminum air dari pegunungan langsung, rasanya memang menyegarkan.
Saat dia ingin kembali melanjutkan perjalanan, Zester samar-samar mendengar suara nyanyian dari seorang perempuan.
"Suara siapa itu?" Zester mengikuti sumber suara dan dibalik batu dia terkejut mendapati seorang gadis tengah mandi di telaga.
Gadis itu sangat cantik, berkulit putih dan rambutnya yang basah membuatnya jadi seksi di mata Zester sampai membuat miliknya berdiri.
"What the hell.." Zester merasa terkejut. "Apa dia bidadari yang mandi di telaga?"
Namun, sepertinya tidak hujan jadi tidak mungkin ada bidadari jatuh ke bumi.
Zester merasa panik dan matanya kini tertuju pada pakaian gadis itu, dia pun diam-diam mengambil pakaian itu supaya sang gadis yang mandi di telaga itu tidak kabur.
signature bukan sih?