Trauma masih saja datang menghampirinya, bahkan ini sudah 7 tahun yang lalu Sihyun masih belum bisa melupakan kejadian mengerikan yang terjadi pada dirinya saat itu.
Sesekali dia ingin melakukan cara untuk balas dendam namun tak tahu cara memulainya. ketika suatu hari dia mengetahui bahwa bos di perusahaannya adalah suami temannya. Terlintas dalam pikiran Sihyun untuk melakukan balas dendam lewat suami temannya.
Bagaimana kisahnya....?
Simak saja langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Luka bakar
Pada pukul 06:00 pagi. Taejun dan Sihyun masih terlelap dalam tidurnya di ranjang yang sama, mereka nampak kelelahan karena habis berolahraga malam dengan durasi panjang.
Drrrrttt.. Drrrttt..
Ponsel Tajeun tiba-tiba bergetar, bunyi tersebut menandakan bahwa ada telepon masuk ke dalam ponsel miliknya.
"Engh... Siapa sih.. Ganggu orang tidur saja." Gumam Taejun tanpa membuka matanya.
Ponsel tersebur terus berbunyi, bahkan Taejun pun mulai geram karena terusik. "Yakkk!! Siapa s--
Deg.
Taejun terkejut saat dia mengambil ponselnya dan melihat siapa orang yang meneleponnya di pagi-pagi begini.
"J-jiyun.." Gumamnya sambil melirik Sihyun yang masih tertidur lelap.
Mereka tidur tanpa sehelai benang pun dan hanya di tutupi oleh selimut saja, posisi tidur Sihyun memunggungi Taejun.
"Hallo...?" Ucapnya mengangkat telepon.
[....]
"Ah, aku tidur di kantor, pekerjaanku sangat banyak."
[....]
"Maafkan aku, aku tidak bermaksud meninggalkanmu di sana, sebentar lagi aku akan pulang."
[....]
Tuttt.. Tutt...
Taejun merasa lega meskipun ucapannya berbohong. "Sial, hampir saja!! Kukira siapa, taunya, Jiyun." Gerutunya pelan.
Sreettt.
"Sayang.. Ayo bangun." Ucap Taejun mencubit pelan pipi Sihyun.
"Aww.. Apa yang kau lakukan." Ucap Sihyun terusik karena Taejun. Dia pun menyipitkan matanya dan langsung menutup matanya kembali.
"Astaga, ayo bangun, kita sarapan yuk." Ucapnya sambil menarik selimut yang menutupi tubuh Sihyun.
Sihyun tak menggubrisnya, dia malah lanjut tidur karena enggan untuk bangun. Bayangkan saja, mereka melakukan adegan panasnya sampai jam 03:00 pagi, tentu saja Sihyun enggan bangun dan merasa kelelahan.
"Haish.. Baiklah, kau tidur lagi saja, aku yang akan membuatkan sarapan untukmu." Ucapnya sambil mengusap surai sang kekasih.
Saat itu juga Taejun langsung turun dari ranjang dan kembali memakai pakaiannya, di dada bidangnya terdapat bekas cakaran yang di buat oleh Sihyun, bahkan di pundaknya ada bekas gigitan juga.
"Astaga, dia benar-benar ganas." Gumamnya menggeleng pelan. Tiba-tiba Taejun mengerutkan keningnya dan menatap Sihyun, dia melihat sesuatu yang membuat dirinya mematung dan tak bisa berkata-kata.
Posisi Sihyun kini terlentang, selimut yang dia kenakan untuk menutupi tubuhnya sedikit menyingkap, Taejun melihat beberapa luka bakar di lengan dekat siku, pinggang dan paha.
Tap.. Tap.. Tap..
Perlahan Taejun mendekat untuk memastikan kalau matanya kini tak buram dan salah lihat, namun benar saja, terlihat jelas bekas luka bakar tersebut di tubuh Sihyun.
"I-ini..." Dengan tangan gemetar Taejun mencoba menyingkapkan selimut dengan pelan, Sihyun tidur sangat lelap sehingga dirinya tidak sadar saat Taejun melihat tubuhnya.
"Jadi... A-apa ini alasan dia semalam enggan menyalakan lampu." Gumamnya dengan mata terkejut. "Apa yang telah terjadi padamu, Kim Sihyun.." Lirihnya di akhir kata.
****
Di tempat lain.
"Hm.. Sebentar lagi aku akan menikah, aku harus mengundang teman-temanku yang lain, aku ingin memamerkan pada semua orang kalau aku akan menikah dengan putra pemilik stasiun tv ternama di korea ini." Ucapnya dengan bangga.
Tokk.. Tokk... Tokk..
"Ya, masuk!"
Ceklek.
"Permisi, maaf mengganggu waktu anda nona Sora.." bungkuknya sekilas memberi hormat.
Ya, dia adalah Sora sekaligus teman Jiyun, Sora merupakan pemilik restoran bintang 5 yang pusatnya berada di kota busan.
"Ada apa? Apa ada sesuatu yang penting?" Tanyanya dengan wajah angkuh.
"M-maaf, di luar ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda, nona." Ucapnya sedikit takut.
Sora mengerutkan keningnya, dia merasa kalau saat ini dia tak memiliki janji apapun dengan seseorang. "Siapa itu? Aku tak memiliki janji apa--
Ceklek.
Pintu ruangan pun terbuka, Sora dan satu pegawai tersebut hingga menoleh bersamaan.
"Ini aku, Baek Jiho. Apa kau ingat?"
Deg.
"K-kau..." Ucap Sora terkejut. "Ada apa kau datang kesini? Memangnya kita punya janji?"
Jiho melangkahkan kakinya dan perlahan mendekat ke arah Sora, seorang pegawai yang masih ada di dalam pun mencoba mengerti dan pergi dari ruangan Sora.
"Waaah, hebat juga kau ya.. Kau sukses, Sora." Ucap Jiho memuji sambil melirik isi ruangan Sora.
"T-tentu saja."
Tap.. Tap.. Tap..
Jiho berjalan ke arah jendela dan menatap keluar. "Sebentar lagi kau akan menikah, kan?"
"Apa maksudmu, Jiho? Sebenarnya apa tujuanmu kesini hah?!" Pekiknya dengan rahang mengeras.
"Wiiih, santai dong. Aku hanya akan memberimu kejutan di pernikahanmu nanti, ah.. Maksudku kado mewah." Ucapnya dengan santai.
Sora mengepalkan tangannya, dia tahu kalau saat ini Jiho sedang memberi sedikit ancaman. "Berhenti mengusikku, dan enyahlah!!
Mendengar itu Jiho hanya terkekeh pelan dan memiringkan wajahnya menatap Sora. "Seorang wanita penghibur sepertimu akan menikah dengan orang yang hebat, sepertinya pria itu buta."
"BAEK JIHO!!"
"Haha, oke-oke santai. Aku kesini untuk menggertakmu, sedikit kok. Apa kau sudah pernah bertemu dengan Sihyun?"
Deg.
"A-apa yang kau katakan?" Ucapnya sedikit takut.
"Kau pasti tahu kalau aku masih menyimpan video dimana kalian bertiga menyiksa Lee Sihyun. Bukankah satu tahun yang lalu aku pernah menyuruhmu meminta maaf di media sosial terkait pembulyan yang kalian lakukan!!"
Glek.
Sora menelan ludahnya susah payah, saat ini dia sedang merasakan ketakutan yang luar biasa. "Ah, aku..."
"Bangsaat, kau masih saja tidak melakukannya!" Pekik Jiho menatap Sora dengan tatapan marah.
Sruuukk.
"Hiks.. Jiho, aku mohon maafkan aku, saat itu aku lupa.. Tolong beri aku waktu, aku akan melakukannya setelah pernikahanku nanti." Ucapnya memohon sambil bersimpuh di bawah Jiho.
"Tidak, sepertinya aku butuh yang lain."
"Apa maksudmu?" Tanyanya mendongak.
"Cari tahu rahasia besar apa yang di sembunyikan Seo Jiyun, setelah itu kau beritahu aku dan aku akan menganggapnya selesai." Menyeringai.
Sora mengangguk cepat. "Baiklah, ku harap kau mentepati janjimu."
To be continue.