Ningrum, seorang gadis desa yang hidup ditengah diskriminasi, terjebak dalam pertempuran dahsyat antara dua makhluk raksasa yang dikenal sebagai Monarc. Di tengah kekacauan dan ledakan yang memekakkan telinga, Ningrum mendapati dirinya bersama pulau tempat kedua monster bertempur dipindahkan ke luar angkasa. Di antara bintang-bintang dan planet-planet asing, Ningrum harus menemukan cara untuk bertahan hidup di dunia baru yang penuh misteri dan bahaya. Dengan bantuan makhluk-makhluk aneh dan teknologi canggih, ia memulai petualangan epik untuk menemukan jalan pulang, sembari menguak rahasia Monarc yang dapat menentukan nasib galaksi. Mampukah Ningrum mengatasi segala rintangan dan menemukan takdir sejatinya di tengah galaksi yang luas dan penuh intrik? Temukan jawabannya dalam kisah fantasi isekai yang menegangkan ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon orpmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pendatang Baru
Berita tentang seorang murid Akademi Bakti Luhur yang menentang aturan Asosiasi Hunter sempat menjadi sorotan dan bahkan trending. Namun, perhatian publik segera beralih ketika kabar tentang penaklukan Beruang Gila oleh Guild Garuda mengguncang negeri.
Mengalahkan monster dari bagian terdalam hutan yang belum pernah tersentuh sebelumnya merupakan pencapaian besar, jauh lebih menarik dibandingkan seorang anak dari akademi paling buruk yang dianggap tak tahu tempatnya.
***
{Pengumuman! Kereta akan segera tiba di stasiun Ganggala Sektor 3 dalam dua menit}
Beberapa penumpang mulai merapikan barang bawaan setelah mendengar pengumuman dari sistem kereta. Sektor 3, atau yang biasa disebut sebagai sektor pinggiran, adalah wilayah kumuh yang dihuni para gelandangan dan tunawisma. Keamanan di tempat ini sangat rendah; hampir di setiap gang ada bahaya yang mengintai.
Setiap penumpang kereta yang turun di stasiun ini biasanya adalah para buruh yang bekerja di sektor lain. Tapi hari ini berbeda, seorang gadis dengan ransel besar penuh dedaunan adalah pemandangan yang sangat tidak biasa.
Kehadirannya tentu menarik banyak perhatian.
“Oi oi oi, pemandangan aneh macam apa ini?”
Ningrum segera disambut oleh dialog dari seorang pria yang jelas-jelas memiliki karakter edgy. Pria itu, dengan bekas luka berbentuk telapak tangan di pipinya, mendekati Ningrum sambil tersenyum lebar seakan menemukan sesuatu yang menyenangkan.
Tanpa peduli dengan pria aneh yang mulai mendekatinya, Ningrum berjalan meninggalkan stasiun.
“Kenapa sangat terburu-buru? Apa kau ingin secepatnya memberikan daun-daun itu pada kambingmu? Ahahaha, guak... wanjir!”
Pria itu bermaksud menghalangi jalan Ningrum, tetapi justru membuatnya tertabrak dan terjatuh. Bahkan seakan tidak peduli jika yang menghalanginya adalah manusia, Ningrum tanpa segan menginjaknya layaknya keset.
Semua orang sangat terkejut, melongo dengan mulut terbuka lebar. Mereka terkejut bukan hanya karena Ningrum menunjukkan perilaku tak beradab dengan menjadikan tubuh seseorang sebagai keset. Melainkan mereka sangat terkejut dengan siapa yang Ningrum jadikan keset.
Pria dengan luka tamparan di pipinya itu adalah Vieto, pemimpin genk preman penguasa Stasiun Ganggala. Semua penduduk sektor 3 tidak ada yang berani padanya, bahkan kabarnya keberadaan Vieto membuat Guild dari Sektor 2 enggan menginjakkan kaki di wilayahnya.
Ketika Ningrum melanjutkan langkahnya, kerumunan yang terkejut tetap berdiri diam dengan tatapan tak percaya. Suara bisik-bisik dan desas-desus mulai menyebar di antara mereka, menciptakan gelombang kecil dari rasa penasaran.
Para preman mencoba membantu bos mereka berdiri, tapi niatan baik itu justru dibalas dengan amukan. “Sialan! Berani sekali gadis lemah sepertimu!.” Vieto bangkit lalu melempar dua anak buahnya yang sebelumnya berniat menolongnya.
Vieto sangat marah karena di wajahnya sekarang bukan hanya terdapat bekas tamparan yang tidak bisa hilang, tetapi juga ada jejak sepatu Ningrum yang baru saja menginjak wajahnya.
"Sampah dari Bakti Luhur, sepertinya kau sengaja datang ketempat ini untuk cari mati." suara Vieto bergetar karena amarah, dia segera memerintahkan anak buahnya menutup pintu keluar stasiun, membuat para penumpang yang baru turun dari kereta terjebak bersama Ningrum.
Warga biasa segera menyingkir takut terkena imbas kemarahan Vieto. Banyak yang menyayangkan tindakan Ningrum membuat Vieto marah, melihat para preman yang sudah mengelilingi gadis itu, membuat mereka yakin jika nasib Ningrum akan berakhir sangat mengerikan.
"Dia beruntung jika Vieto memilih membunuhnya." Ungkap salah satu penghuni sektor 3.
Sebagai penguasa di stasiun nama Vieto dikenal luas, hampir semua penghuni sektor 3 mengenalnya dan telah mengetahui kekejamannya. Vieto dan bawahannya setiap hari melakukan pemerasan seperti yang akan mereka lakukan saat ini. Vieto juga diyakini melakukan berbagai bisnis kotor seperti penjualan manusia.
“Tangkap dia! Biar aku memberikan sampah ini pelajaran karena telah menjadikan wajahku yang tampan ini sebagai keset.”
Setelah mendapatkan perintah langsung dari bosnya, anak buah Vieto segera menghampiri Ningrum. Datang dari samping, preman dengan senyuman lebar berniat menarik rambut Ningrum. Namun, dengan sigap Ningrum menangkap tangan preman itu, menariknya ke arah dirinya, lalu dengan tendangan cepat, ia membuat preman tersebut terkapar seketika.
“Wajahmu memang tampan, tapi sedikit lumpur dari sepatuku justru membuatnya lebih menarik.”
Balasan Ningrum membuat warga terpaksa menahan tawa mereka, seolah takut mati jika tertangkap tertawa. Kemarahan Vieto semakin besar karena perkataan Ningrum, membuat para warga yakin jika mereka akan mendapatkan masalah dari pimpinan preman tersebut.
“Mulutmu sungguh lancang nona mudah.” Vieto menatap anak buahnya yang terkapar setelah menerima tendangan Ningrum. anak buahnya tidak bergerak, tapi Vieto tidak merasa Ningrum telah membunuhnya.
Melihat Ningrum yang dapat mengalahkan anak buahnya dengan hanya satu serangan membuat Vieto bersikap waspada. Dia tidak ingin mengambil langkah yang salah dan tanpa sadar menginjak ekor naga.
“Siapa kau, dan apa urusanmu datang ke wilayahku?.”
“Wilayahmu?.” Ningrum berbalik dan menatap Vieto di belakangnya. “Ah, jadi kau pemimpin preman-preman ini.” gadis itu terlihat senang saat tahu siapa Vieto yang sebenarnya.
Preman dan warga agak terkejut saat tahu jika Ningrum sebelum tidak mengetahui identitas Vieto. Tapi mereka menganggap semuanya sudah terlambat, Ningrum telah membunuhnya marah, tidak ada kesempatan dua kali untuknya memperbaiki kesalahan.
Ketika anak buahnya dan para warga berpikir Vieto akan segera menangkap dan menyiksa Ningrum dengan kejam yang lebih mengerikan dari kematian. Vieto sendiri masih merasa ragu, pasalnya dia melihat reaksi Ningrum setelah tahu identitasnya sebagai pemimpin preman.
Alih-alih menakut-nakuti, identitas Vieto malah membuat Ningrum terlihat semakin senang.
“Perkenalkan, nama saya Ningrum, orang yang akan menggantikanmu berkuasa di sektor ini.”
Keheningan menyelimuti stasiun, setiap orang membeku di tempatnya. Tidak ada yang berani menarik napas terlalu keras, seolah menunggu ledakan dari Vieto.
Di saat semua orang terdiam oleh perkenalan Ningrum yang sulit dicerna otak. Kemarahan Vieto yang seharusnya semakin besar justru berubah menjadi kekhawatiran.
“Jika kau meragukanku, kau bisa mengujiku kapanpun kau mau.” wajah Ningrum begitu datar dan monoton tanpa eksepsi, tatapi tatapannya memperlihatkan kesombongan dan tekan.
semangat 😘
yang kemarin aja belum selesai😑