NovelToon NovelToon
Berawal Dari Dendam

Berawal Dari Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Balas Dendam / CEO / Berbaikan / Nikah Kontrak
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: Lindasarie

" Akh Sakit, lepaskan tanganku pak. "

" Diam! dan jangan pernah memanggil saya dengan sebutan pak karena saya tidak pernah menikah dengan ibumu."

Gadis itu bungkam mendengar bentakan dari pria dewasa yang kini sedang menyeret nya dengan kasar menuju sebuah ruangan bawah tanah yang terlihat gelap dan amat menyeramkan. di ruangan tersebut hanya terdapat sebuah sel dan satu meja lengkap dengan dua kursi yang terlihat usang. Pria itu melempar gadis tersebut ke dalam sel tahan dengan kasar hingga sang gadis jatuh tersungkur kemudian mengunci sel tahanan dari luar.

" Aaaaa... " gadis itu berteriak karena di dalam sel tahanan itu banyak sekali kecoa dan tikus.

" Aaaaaa... lepaskan saya pak, tolong."

Sementara sang pria hanya tersenyum puas sambil memainkan kunci gembok yang ada di tangannya.

" Mengapa anda tega terhadap gadis kecil yang tidak berdosa seperti saya. "

" Hahaha... tidak berdosa katamu? justru semua ini terjadi karena dosa yang telah kau lakukan."
Dosa apakah??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindasarie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Next BAB 28

"Sisy, dengarkan aku! aku akan bertanggung jawab dan menikahimu "

Daisy terdiam mendengar perkataan Sam. Kemudian ia mendongakkan kepalanya menatap wajah pria itu.

" Tapi aku masih sekolah.. Dan..dan.. mama sama papa pasti akan marah besar.. huhu..." Daisy semakin merasa panik saat mengingat kedua orang tua nya.

" Biar aku yang berbicara pada mereka, dan menanggung kemarahan mereka " Sam menatap lekat manik mata Daisy. Saat ini Daisy pun membalas tatapan Sam.

" Kenapa om tiba tiba ingin bertanggung jawab, bukankah kamu dendam padaku? Dan semua ini sudah cukup membuatku hancur. Harusnya om merasa puas kan? "

Sam terdiam mendengar perkataan Daisy tapi ia sedikit geli mendengar panggilan Daisy yang menyebutnya om, padahal dulu ketika kecil Daisy menyebutnya kakak.

" Awalnya aku memang dendam padamu, tapi setelah kejadian di villa itu. Aku baru mengetahui yang sebenarnya kalau kamu tidak bersalah "

" Lantas siapa yang bersalah, kenapa om menjadikan aku tersangkanya? " Daisy sangat tidak terima.

Sam menangkup wajah Daisy " Maaf, maaf atas kecerobohanku yang tidak menyelidiki nya secara detail. Untuk itu aku akan bertanggung jawab penuh atas dirimu "

Daisy melepaskan tangan Sam dari wajahnya " Tapi aku ingin tahu dulu dendam apa yang om punya? "

" Nanti akan aku ceritakan setelah kita menikah "

" Tapi om menikahi ku bukan karena ingin meneruskan acara balas dendam nya kan? " Daisy menatap dengan tatapan selidik.

Sam terkekeh " Kan aku sudah bilang kamu tidak bersalah, mana mungkin aku masih dendam padamu "

Daisy menghela nafas lega " Baiklah, kamu yang bilang pada papa dan mama ku "

" Iya, sayang " Sam mengusap kepala Daisy dengan lembut.

Mendengar sebutan sayang dari Sam entah kenapa pipi Daisy terasa panas. Dan Daisy menggigit bibirnya berusaha mengalihkan ke saltingan nya.

" Sekarang masih terasa pusing atau lemas? " Sam bertanya kepada Daisy.

" Masih, sedikit " Daisy menjawab dengan tidak memandang wajah Sam karena entah kenapa jantungnya tidak baik baik saja ketika memandang pria itu.

" Mau di rawat disini beberapa hari? aku akan memindahkanmu ke ruang VVIP " Sam hendak beranjak dari sana, tapi suara Daisy menghentikannya.

" Aku mau pulang, biar istirahat di rumah saja "

" Yakin tidak mau di rawat? " Sam mengangkat sebelah alisnya.

Dan Daisy hanya menganggukan kepalanya.

" Ya sudah, aku akan mengurus administrasi nya dulu " Sam berlalu untuk mengurus administrasi.

Setelah semuanya selesai, Daisy pun di perbolehkan pulang dan saat ini sudah berada di dalam mobil bersama Sam.

Selama dalam perjalanan menuju rumah Daisy. Tidak ada obrolan di antara mereka hanya hening yang tercipta. Daisy pun terus memalingkan wajahnya ke arah luar jendela mobil. Dan Sam pun hanya sesekali melirik peri cantiknya itu.

Ketika pandangannya memerhatikan ke luar, tapi pikirannya melayang memikirkan nasib dirinya yang akan menjadi seorang ibu. Tentu saja banyak sekali ketakutan ketakutan yang menghampirinya. Dan ia masih belum menyangka usia nya yang baru menginjak 18 tahun dirinya kini tengah mengandung anak dari seorang pria dewasa yang entah dari mana asalnya tiba tiba semuanya menjadi rumit seperti ini.

Kurang lebih 30 menit mereka telah sampai di rumah Daisy. Daisy merasa ragu untuk turun dan bertemu kedua orang tuanya.

" Ayo, kita turun " Sam menyadari Daisy hanya diam saja.

" A..aku takut " Daisy meringis menatap Sam

Sam memegang tangan Daisy yang terasa dingin dan berusaha meyakinkanya " Everything Will be fine ( Semuanya akan baik-baik saja ) "

Sam pun turun lebih dulu dan mengitari mobilnya untuk membukakan pintu untuk Daisy.

Daisy pun turun dari mobil dengan perasaan cemas.

Sam menggandeng lengan Daisy dan mulai melangkah menuju rumah kedua orang tua Daisy. Ketika sampai di pintu, jantung Daisy semakin berdetak lebih cepat dan wajahnya pun terlihat tegang. Berbeda dengan Sam yang terlihat santai.

Tok..tok...tok

Sam sudah mulai mengetuk pintunya. Tak lama terdengar suara pintu itu di buka.

Ceklek

Dan menampakkan asisten rumah tangga yang sebaya dengan Daisy bernama Tinah.

" Maaf, cari siapa om? " Tinah pun menyebut Sam dengan sebutan om dan ia bertanya ketika belum menyadari keberadaan nona mudanya karena Daisy berada di belakang punggung tegap Sam.

Akan tetapi sedetik kemudian, Daisy menampakkan dirinya

Dan Tinah pun sedikit terkejut " Eh, non Daisy.. kenapa tidak langsung masuk saja non? "

" Mama sama papa ada? " Daisy malah balik bertanya.

Mendengar hal itu, Tinah sedikit heran.

" Biasanya kan bapak di kantor non kalau jam segini. Kalau ibu ada hari ini tidak ke butik "

" Boleh kami masuk? " Daisy malah meminta izin

" Boleh dong non, bukankah ini rumah non ko minta izin segala. Ayo masuk " Tinah pun membuka lebar pintu rumah itu.

Daisy menghela nafas panjang, kemudian masuk di ikuti oleh Sam.

" Tinah, tolong panggil mama ya "

" Siap non " Tinah pun berlalu memanggil mama Dinda ke kamarnya.

Setelah beberapa menit, mama Dinda keluar dan mendapati anaknya tengah duduk di ruang tamu bersama seorang pria dewasa yang tidak di kenalnya.

Mama Dinda mengerutkan kening. Kemudian duduk di samping Daisy.

" Daisy, kamu bersama siapa? " mama Dinda melirik Sam.

Sam tersenyum dan menghampiri mama Dinda untuk menyalaminya. Mama Dinda semakin heran.

" Ada apa ini sayang, kenapa kamu terlihat tegang? " Mama Dinda menyadari ketegangan Daisy.

Sementara Daisy hanya menundukkan kepalanya tidak menjawab pertanyaan mamanya. Tak lama Sam membuka suara.

" Maaf sebelumnya jika kedatanganku membuat anda terkejut, tapi ada yang ingin aku sampaikan pada anda dan juga pak Bramantyo "

Mama Dinda mengerutkan kening seperti sedang mengingat ingat seseorang yang kini ada di hadapannya.

" Ah, bukan kah anda ini tuan Abrisam Daffa Narendra, pemilik perusahaan Narendra Corporation? " Mama Dinda tersenyum ramah mengingat siapa orang tersebut.

Sementara Daisy terkejut dan refleks mendongakan kepalanya mendengar sang mama mengenali pria itu.

" Benar sekali " Sam tersenyum karena melihat raut kaget Daisy yang begitu imut di matanya.

Sebentar saya telpon papanya Daisy dulu. Mama Dinda pun menelpon papa Bram.

" Ouh ya, kenapa anda bisa datang bersama putri saya? mama Dinda melirik Sam dan Daisy bergantian setelah selesai menelpon papa Bram.

Sebelum Sam menjawab, mama Dinda keburu menyadari wajah pucat putrinya.

" Sayang, wajah kamu pucat sekali. Kita ke rumah sakit ya " Mama Dinda malah beralih mengkhawatirkan anaknya.

" Daisy baik baik saja, ma "

" Suruh putri anda istirahat saja di kamar " Sam menyuruh Daisy istirahat di kamarnya.

" Tinah.. " mama dinda memanggil Tinah.

Tinah pun menghampiri mama Dinda " Ada apa Bu? "

" Tolong bantu Daisy ke kamar ya "

" baik Bu, mari non " Tinah memegang lengan Daisy dan Daisy berdiri kemudian berjalan di gandeng oleh Tinah menuju kamar.

Sebelum meninggalkan ruang tamu, Daisy sempat melirik Sam. Dan Sam menganggukan kepalanya sebagai isyarat bahwa semuanya akan baik baik saja.

Hai readers yang ketce ketce badai. Masih stay toon di cerita ku kah? Kalo masih wah aku senang banget dong🤩

Makasi yaa cemuanya, hehe

1
Pandi Stovia
bagguss
Danish Danial
Next
°·`.Elliot.'·°
Sesuai harapan
Linda Sari: Hai, salam kenal kak
total 1 replies
♡お前のペンデハ♡
Mupeng
Linda Sari: Hai, salam kenal kak 🫰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!