REVENGE

Aku akan mengukir namamu di hatiku, bahkan aku sanggup menjaga milikmu yang paling berharga. Demi membuktikan kesungguhanku, aku akan membagi nama kepemilikan kekayaanku padamu."

Alex ngoceh sendiri sambil memeluk Kitsune. Gadis itu tetap mematung, tanpa berucap.

"Kitsune, tatap mataku, katakan sesuatu." Alek menggoncang tvbuh Kitsune, tapi gadis itu tetap bungkam.

Ia kesal dengan keadaan ini, tidak ada perlawanan sama sekali. Alex ingin melihat Kitsune m4rah dan b4wel, tidak seperti patung hidup. Tidak asyik sama sekali.

"Tookkk..tookkk..."

"Boss, mobil sudah datang." teriak Ary.

"Aku keluar." sahut Alex meninggalkan Kitsune. Tidak lupa ia memberi kec*pan dasyat kepada gadis itu. Seperti dengan manekin. Bathin Alex g3mes.

Wajah Ary masam ketika memandang Alex keluar dari kamar Kitsune. Dia tidak senang Alex bermesraan dengan Kitsune.

"Ratih, kalian layani sandera kita, jangan terlalu dimanja."

Ary menyuruh kedua pelayan tadi kembali mengurus Kitsune.

"Siap tuan."

Lampu depan serentak dimatikan, lima menit kemudian iring-iringan mobil anti peluru memasuki Bungalow. Ada Rubicon dan Bentley yang membawa senjata api. Setelah menurunkan beberapa senjata, mereka parkir di basement.

Lima buah mobil anti peluru yang sudah dimodifikasi, lengkap dengan peralatan tempur sudah dipersiapkan.

"Kau terlalu khawatir bos, aku rasa tidak akan ada kelanjutannya. Lihatlah ini." ucap Ary memperlihatkan info terkini dari Instagram miliknya.

"Amazing! Akhirnya Cafe rata dengan tanah. Jangan menghubungi siapapun, pura-pura tidak tahu, kita tunggu khabar dari intelijen."

"Baik bos, kita akan membagi tugas. Ada lima puluh orang anak buah disini, kita tinggal bagi dua, shift malam dan siang."

"Atur saja, aku mau istirahat."

"Bos, tolong jangan sentuh Kitsune, dia musuh kita. Pamali!!"

"Kau mengkhawatirkan kesetiaanku?" kata Alex menggelengkan kepala.

"Aku cuma mengingatkan." sahut Ary suta penuh penekanan.

Tentu saja ia takut Alex kecantol dengan Kitsune, karena kwalitas gadis itu sangat jauh berbeda dengan adiknya yang gil4 dugem.

Disamping itu Alex sudah bertunangan dengan Delila. Setiap wanita yang datang dan tidur dengan Alex, Ary tidak masalah, karena adiknya juga begitu.

Tapi Kitsune berbeda, gadis itu punya daya tarik yang besar. Seperti magnet yang siap menarik ke badan inti. Pesona itu yang membuat Ary ketakutan kalau Alex tergoda dengan Kitsune.

Bagi Delila uang adalah segala-galanya, ia terus menolak menikah, berapa kali sudah dipaksa oleh Alex. Ia lebih memilih hidup bebas, pergi dari satu club ke club yang lain. Delila tidak bisa lepas dari dunia dugem.

Namun, perasaan Ary berbeda ketika Alex menggendong Kitsune. Instingnya tajam, kalau Kitsune dibiarkan dekat dengan Alex, rencana Delila akan hancur. Terlihat Alex sangat respect kepada Kitsune.

Ary mengendap-endap ke garasi, dari sini ia menghubungi Delila. Adiknya pasti ada di club sedang dugem.

[Delila gawat, Alex sedang menyandera seorang gadis perawan, cantik dan sexy. Aku takut Alex kecantol dengan gadis itu. Jika itu terjadi, tamat riwayat kita. Kita akan kembali miskin]

Tulis Ary. Ia terpaksa mengirim pesan karena Delila tidak mengangkat hapenya.

Untuk menghindari kecurigaan temannya, Ary kembali berkumpul dengan mereka.

"Kalian ikut mencari khabar, mataku sampai perih mantengin hape." ucap Ary seraya duduk disamping Kadek.

Trending topic diberbagai platform. Putri seorang konglomerat diculik oleh musuh bebuyutannya, yang bermarkas di Desa Samurai. Polisi curiga Cafe sengaja di bakar.

"Khabar diatas baru saja datang. Mereka mengupas dan menghubungkan dengan Macan Samurai."

"Cepat sekali Viral, maklumlah David Winata sangat terkenal dan dermawan. Malam ini sudah dapat dua khabar, Cafe Shiranai yang terbakar dan penculikan. Kita tunggu khabar kehancuran keluarga David." sambung Ary percaya diri.

"Betul! kabar itu pasti viral, aku yakin para penikmat gosip merangkum setiap kata dan membumbui sedemikian rupa, serta mencari musuh-musuhnya. Salah satunya nama nyonya Catarina Varra dan Alex akan ikut terseret."

"Nama kita juga ikut terseret, yang pasti perubahannya secara signifikan, aku yakin itu akan terjadi. Ini namanya resiko pekerjaan, kalau tidak berani hancur, keluar dari lingkaran Macan Samurai." ucap Nyoman ikut menimpali.

"Betul, dimanapun bekerja ada resikonya, yang penting kita harus solid."

"Kelihatan kau terlalu khawatir, Ary. Tidak usah terlalu di pikirkan. Lawan kita tidak terlalu kuat dan berbahaya."

"Mungkin resikonya sangat tinggi, karena kita melakukan pembunuhan massal." kilah Ary.

"Itu sering kita lakukan, keadaan membuat kita melakukan semua itu."

Mereka berpindah dari tempat rapat menuju rest room. Disini lebih luas dan ada beberapa kasur latex serta sofa panjang.

Malam ini mereka menghangatkan badan dengan Wine, hujan turun semakin deras. Ary mulai menyandarkan tubuhnya di sofa matanya merah karena alkohol. Ia yakin tidak ada penyusup yang datang malam ini.

Sedang asyiknya minum, tiba-tiba hape Ary berdering. Dengan malas ia membuka ponselnya, ternyata dari Delila.

[Hallo, kamu sudah baca chatnya?] tanya Ary ke pokok persoalan. Ia mendengar suara Delila serak dan ada suara laki-laki.

[Jangan khawatir kak, Alex cinta mati denganku, tidak mungkin ada yang bisa mengalahkan aku. Biarin Alexandro bersenang-senang, nanti juga dia bosan]

[Ini beda Delila, aku sangat khawatir dengan gadis ini. Dia sangat istimewa]

[Elehh, percaya dech, Alex tidak mungkin terjerat dengan cewek lain. Kalau kakak khawatir, bunuh saja gadis itu, habis perkara]

[Bagaimana aku membunuh, gadis itu alat balas dendam Alex. Kamu datang saja. Sepanjang kamu ada disampingnya tidak akan terjadi hal buruk]

[Iya Kak, aku secepatnya akan datang, jangan khawatir]

"Tut..Tut..Tut.."

"Dasar adik k4mprett!" gerutu Ary kesel. Saat tau Delila menutup teleponnya sepihak.

"Kenapa kamu yang stres, adikmu sudah tau karakter tuan, sepanjang uang tetap mengalir, biarin saja dia dengan Kitsune." celetuk kadek sambil menuangkan Wine ke gelas bertangkai.

Ary menyulut sebatang rokok, serta mengisapnya dalam-dalam. Ia memang sangat khawatir, bukan tentang serangan balik dari David, tapi pengaruh Kitsune yang bisa membobol kesetiaan Alex.

"Kalian dengar ya. Delila sangat sembrono dia selalu bercanda ...."

"Tidak apa-apa, aku tidak mungkin mengadu kepada tuan."

"Tolong dirahasiakan. Sebenarnya aku mengkhawatirkan tuan, beliau terlalu ambisi dan menganggap remeh lawan." ucap Ary pura-pura perihatin kepada Alex ia lalu berdiri dengan sempoyongan, seraya menyentilkan abu rokok.

"Abu rokoknya kena mata ku." teriak Iwan mengusap matanya yang terasa perih.

"Sorry, aku lagi galau." sahut Ary enteng.

Ary cepat membuang puntung rokoknya ke asbak. Kemudian ia kembali menuang sedikit Wine, menggoyang-goyangkan gelas bertangkai yang ada ditangannya. Ia menyesap minumam itu perlahan.

Dari tadi perasaannya tidak enak, ntah apa yang akan terjadi, sesuatu yang bisa merenggut kebahagiaan Delila, sang adik.

Ary Sute adalah tangan kanan Alexandro. Segala urusan yang menyangkut garis keras ada di tangannya. Dia agak narsis dan matre.

Sedangkan bisnis besar, dipegang oleh Dion dan Hendra, kakak kandung Alex. Kedua kakaknya belum menikah. Mereka berharap Alex lebih dulu menikah. Tapi Alex tidak kunjung mau menikah, padahal sudah bertunangan dengan Delila.

Orang tua Alex sudah lama meninggal, untuk melanjutkan bisnis, mereka bertiga sepakat mengelola bisnis yang sudah di wariskan oleh ibunya, dan alhamdulillah sampai sekarang berjalan lancar.

*****