NovelToon NovelToon
Become The Duke'S Adopted Daughter

Become The Duke'S Adopted Daughter

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:72.9k
Nilai: 5
Nama Author: Atiiqah Alysia Hudzaifah

Maulidya Alissa Agraham, atau yang kerap disapa Lidya, gadis 20 tahun yang mati ketika menjalani sebuah misi. Hidupnya yang dipikir sudah berakhir justru malah terbangun di raga seorang gadis didunia lain yang dikenal buruk dalam beretika. Sikapnya yang pemalu dan tidak percaya diri membuatnya diolok-olok oleh bangsawan lain.

Namun sebuah perubahan terjadi ketika gadis itu terbangun dari pingsannya. Sikapnya tiba-tiba berubah menjadi tegas dan tidak mudah ditindas membawa kehebohan besar diseluruh Kekaisaran. Mereka yang menghinanya dulu kini berlutut memohon ampunan. Para pelayan yang merendahkannya terbujur kaku dengan kepala yang terpisah. Ditambah lagi, kedatangan Lidya saat itu membawa banyak perubahan sejarah di seluruh Kekaisaran.

Misinya adalah menjadi wanita terkaya disana

Namun apadaya jika semua laki-laki justru tertarik padanya?

Dan, takdir? Apakah benda ini benar nyata?

Semua keanehan ini..

Tidak masuk akal

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atiiqah Alysia Hudzaifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28 | Persiapan

Disebuah acara minum teh

"Ahahaha.. aku dengar nona Mona sekarang sedang menjalin hubungan dengan putra kedua Count Vittles ya?" Kata seorang gadis berambut merah bertanya.

"Oh ya? Kudengar juga begitu."

"Benarkah dia? Maksudmu tuan Atlenta? Bukankah dia pemilik restoran terbesar saat ini?" Ujar gadis bercepol dua tidak percaya.

"Ya itu benar dia. Sayang sekali kita tidak mengundang nona Mona kemari. Padahal akan sangat membantu bila kita berteman dengannya." Jawab gadis berambut merah itu pura-pura menyesal. Namanya Vorensia Liberal Cartol, putri tunggal Grand duke Ericio Forsen Cartol bersama istrinya Grand duchess Madelia Cartol.

Grand duke Cartol merupakan gelar grand duke yang berada di Kerajaan berbeda dengan kerajaan yang Lidya pijaki saat ini.

Kalian ingat tatanan kerajaan di dunia ini?

Disini memiliki 4 benua

Dan satu benua di namakan satu Kekaisaran

Setiap Kekaisaran biasanya memiliki 2 kerajaan

Dan tiap kerajaan memiliki susunan kebangsawanan nya sendiri.

Paham?

Belum paham?

Oke...

Contohnya.. Begini.

Saat ini Lidya berada di Kekaisaran Carvil. Kekaisaran Carvil memiliki 2 kerajaan, yaitu kerajaan Eduargo dan kerajaan Geraldo.

Lidya sendiri sedang berada di Kekaisaran Carvil tepatnya di kerajaan Eduargo. Para nona ini juga sedang berada di kerajaan Eduargo, tepatnya di salah satu kediaman para nona disni. Dan Vorensia yang merupakan putri bangsawan kerajaan Geraldo juga diundang karena memiliki hubungan baik dengan para nona disini.

Paham?

Kalo engga, baca ulang sana!

"Ah.. benar apa yang nona Voren katakan. Akan sangat bagus bila kita membuat hubungan baik dengan nona Mona." Ujar gadis satunya menyetujui.

Vorensia balas mengangguk "yahh tidak masalah teman-teman. Ini bisa kita jadikan pelajaran untuk kedepannya. Sebisa mungkin kita mencari informasi terlebih dahulu seperti biasa sebelum mengadakan acara seperti ini."

"Karena itu, ini murni kesalahanku. Jadi tolong maafkan kebodohanku kali ini teman-teman." Ucap Vorensia menyesal.

Semua tersentak melihatnya

"T--tidak apa-apa lady Voren, ini bukan kesalahan lady jadi Lady tidak perlu meminta maaf." Ujar gadis beceplok tadi tidak enak.

"Tetap saja.."

"Benar yang dikatakan nona Wenna, ini bukanlah kesalahan nona jadi tidak perlu sungkan." Semuanya mengangguk menyetujui apa yang dikatakan Azalea Risdellion, gadis paling dewasa dari semuanya. Umurnya yang lebih tua dua tahun dari yang lain membuatnya dianggap menjadi kakak. Sifatnya pun memadai.

"Yahh baiklah kalau kalian bilang begitu." Ujar Vorensia lega. Dia mengambil cangkir teh yang ada dihadapannya kemudian meminumnya.

Tak

Tak

Tak

Semua pasang mata menoleh ke asal suara. Suara langkah kaki diiringi dengan ucapan seseorang.

"Halo semuanya, maaf Bella terlambat. Ada beberapa kendala tadi diperjalanan. Bella harap kalian tidak terganggu akan hal itu" Ya, itu Isabella yang berbicara. Dia jalan mendekat kemudian mengambil tempat duduk tepat didepan Vorensia.

"Tidak apa-apa Bella, kami juga belum lama mulai." Ujar Voren menenangkan.

Bella menutup mulutnya "benarkah?"

"Tentu nona, kuharap anda bisa menikmati perjamuan teh dirumahku ini." Azalea tersenyum ramah

Bella pun ikut tersenyum "kenapa tidak nona, tempat ini sangat nyaman. Tentu saja Bella akan betah disini."

"Syukurlah kalau begitu."

...-oOo-...

Sedangkan ditempat lain

"Ya bagus Ella! Berputar kekanan lalu kekiri! Yap begitu!!"

Lidya kini sedang dalam kelas dansa. Terhitung sudah 1 jam dia menari dan ini melelahkan.

"Bagus! Sentuhan terakhir dann.. salam!"

Lidya menunduk mengangkat sedikit gaunnya lalu memberi salam. Ini menandakan selesainya dansa yang baru dilakukannya.

Prok prok Prok

"Luar biasa Ella, kamu berbakat dibidang ini. Hanya dalam waktu satu minggu saja kamu sudah menguasai bidang yang satu ini. Padahal bila nona lainnya membutuhkan waktu 1 bulan atau bahkan lebih untuk menguasainya. Tapi kamu? Aku sebagai gurumu sangat kagum..." puji Olivia kagum. Lidya terkekeh pelan seraya menyeka keringat dipipinya dengan sapu tangan.

"Guru terlalu berlebihan, padahal hasil memuaskan ini terjadi berkat seorang Olivia yang menjadi guruku."

Olivia menggeleng tidak setuju "em, em, em, tidak-tidak, aku sudah banyak mengajar nona-nona bangsawan lain, tapi baru kali ini aku menemukan yang sangat berbakat seperti mu." Ujar Olivia, dia lalu terdiam sebentar lalu tersentak saat mengingat sesuatu "Ah benar ada satu nona lagi yang membuatku terpukau. Dia bisa menguasai semua bidang termasuk dansa hanya dalam waktu 5 bulan. Itu luar biasa lho~" Katanya semangat

"Tetapi bila dibandingkan dengannya, kamu, Gricella yang hampir menguasai semuanya hanya butuh waktu kurang dari dua bulan. Itu lebih luar biasa lagi!" Olivia mendekati Lidya yang sedang beristirahat ditemani Meylin di sebelahnya.

Olivia tersenyum melihatnya "belum lagi kamu juga sangat ramah terhadap semua pelayan, rata-rata nona bangsawan selalu semena-mena. Ditambah lagi ehm.. maaf nona"

Lidya menoleh dan tersenyum "tidak apa-apa guru, lanjutkan saja." Katanya lalu lanjut minum

"Kudengar kamu dulu punya masalah yang cukup besar terhadap para pelayan, tidak, lebih tepatnya para pelayan yang memiliki masalah terhadap Ella. Tetapi yang kulihat saat ini, kamu sama sekali tidak terlihat dendam pada itu semua. Kalau boleh tau, kenapa?" Tanyanya penasaran.

'Sejak lama aku ingin menanyakan tentang ini. Tetapi rasanya kami belum sedekat itu, dan menurutku sekarang sudah berbeda' Batin Olivia.

"Hmm bagaimana ya guru, kalau dibilang tidak dendam pun aku tidak sebaik itu. Yang ku pikirkan hanya.. buat apa aku melampiaskannya pada para pelayan saat ini, mereka sekarang tidak tau apa-apa mengenai kejadian masa lalu dan tidak ada hubungannya dengan itu. Lagipula semua orang dimasa lalu sudah dihukum oleh ayahku, jadi untuk apa lagi kupermasalahkan. Kecuali bila mereka masih mengusikku, guru. Itulah yang kupikirkan." Jelasnya tenang.

Mendengarnya membuat Olivia terpukau 'Luar biasa sekali anak ini.' Batinnya kagum.

"Apa tidak ada perasaan khawatir atau takut kejadian yang sama terulang kembali?"

Dengan tenang Lidya menjawab "tidak. Lagipula bila terulang pun, Ella hanya perlu menghadapinya. Sekaligus membalasnya berkali-kali lipat" tentu saja kalimat terakhirnya tidak ia ucapkan. Bisa-bisa dirinya saat ini dijuluki nona psikopat oleh gurunya.

Prok prok prok

"Jawaban yang bagus, Ella! Kamu memang sangat luar biasa. Bahkan menurutku, 'anak itu' kalah dengan kepintaran-mu." Pujinya bangga, Lidya sendiri hanya mengernyit bingung atas kata-kata yang diucapkan.

"Anak itu? Maksud guru?"

"Yaa.. anak yang sebelumnya kupuji. Anak yang membutuhkan waktu 5 bulan untuk menguasai semua bidang. Anak yang menurut gurumu ini sangatlah cerdas dan dewasa. Namun ternyata aku salah, kamu jauh lebih baik dari itu semua."

"Oh ya, siapa dia?" Tanya Lidya penasaran.

Olivia memengang dagunya berfikir "namanya kalau tidak salah... Azalea? Benar! Azalea Risdelion. Putri pertama dari Viscount Risdelion."

Lidya tersenyum miring 'Azalea? Hmm..'

Sedangkan disisi lain, Meylin yang mendengarnya menoleh kaget 'Tunggu, nona itukan..'

...-oOo-...

Disisi lain

"Nona Azalea" panggil Vorensia.

Azalea menoleh "ya?"

"Aku mengundangmu ke acara minum tehku minggu depan. Kuharap kamu datang Azalea.." ucapnya seraya menyerahkan sebuah undangan yang sama seperti milik Lidya pada Azalea.

Azalea tersenyum menerimanya "tentu, aku akan datang."

Isabella yang juga ada disana terpekik gembira "Bagus! Nona juga ikut. Oh iya Voren, aku juga mengundang Ella keacara minum teh mu? Tidak apa-apa kan?" Sahut Bella

Vorensia disebelahnya mengernyit bingung "Ella? Siapa dia?"

"Ohh nona tidak tau? Bagaimana denganmu Azalea? Kau tau?" Tanyanya pada Azalea yang dibalas gelengan.

Isabella menghela nafas sedih "ah.. sayang sekali. Baiklah kalau begitu, biar Bella kasih tau saja." Dia menoleh kanan kiri memastikan tidak ada yang mendengar, lalu mengkode keduanya untuk mendekatkan kuping mereka.

Meskipun aneh, mereka berdua menurut "stt Ella itu putri angkat duke Velvord!" Ucapnya dengan berbisik

Baik Vorensia maupun Azalea, keduanya mengernyit bingung. "Maksudmu Gricella? Yang dikabarkan dekat dengan putra mahkota?" Seru Azalea terkejut.

Isabella menggeleng cepat "Ehh sutt bukan bukan. Bukan dekat, tapi Gricella yang mendekati putra mahkota."

"Oh jadi benar begitu? Sudah kuduga. Lagipula mana mungkin mereka dekat, selama aku mengenal putra mahkota, tidak pernah sekalipun dia dekat dengan perempuan. Bahkan denganku sekalipun." Vorensia memasang raut sedih lalu dia merasakan sebuah tepukan di bahunya. Ia menoleh, dan mendapati Azalea disebelahnya

"Tidak apa, lagipula anak itu memang seperti itu sikapnya. Aku pun tidak pernah suka dengan anak laki-laki sepertinya yang sok berkuasa. Cuih!" Decih Azalea yang wajahnya terlihat kesal.

"Hei kalian jangan membicarakan putra mahkota seperti itu. Nanti malah didengar orang lain." Ucap Isabella was-was menoleh kanan kiri.

"Kau benar Bella, tapi berani sekali dia mendekati putra mahkota. Kupikir itu hanya rumor belaka jadi aku tidak menganggapnya serius" geram Voren

"Ya.. mau bagaimana lagi, aku pun tidak bisa dekat dengan Gricella." Semuanya menoleh pada Isabella yang memasang raut sedih

"Kenapa?"

Bella terlihat memaksakan senyumnya "tidak ada, mungkin saat itu kemampuan dasar Bella kurang memuaskan, jadi Ella tidak menerima Bella menjadi temannya. Dia mungkin akan malu mempunyai teman seperti Bella." Katanya sedih. Mereka berdua sontak mendekat mencoba menenangkan.

"Apa-apaan itu! Tentu saja tidak seperti itu! Memangnya dia siapa hingga merasa lebih hebat darimu! Bahkan aku pernah dengar dia tidak berbakat dalam hal apapun mengenai bangsawan." Sungut Vorensia kesal.

"Benar! Bukankah dia baru saja belajar dasar-dasar bangsawan beberapa bulan yang lalu?"

Isabella kembali memasang raut sedih "entahlah Lea. Kudengar gurunya merupakan Baroness Rodeger."

"Guruku?" Tanya Azalea tidak percaya. Bella mengangguk mengiyakan.

"Oh iya, saat itu bella sempat dengar Ella bilang begini 'aku pasti akan jadi putri mahkota, Etika ku tidak kalah bagus, bakatku juga lumayan. Jadi kurang apa lagi diriku? Terlebih, ayahku adalah seorang duke. Putra mahkota hanya pantas bersamaku' begitu katanya"

Vorensia terlihat sangat geram "apa apaan kepercayaan dirinya itu?! Dapat dari mana dia! Sok sekali bicara begitu, pernah bertemu baginda raja saja pasti belum, apalagi baginda kaisar!!" Bentaknya sebal.

Azalea nampak ragu mempercayainya "kau yakin anak itu berbicara begitu?"

Isabella menoleh lalu mengangguk cepat "tentu saja! Saat itu bella sedang berjalan-jalan lalu bertemu dengannya ditaman kediamanannya. Dia mungkin berkata begitu karena takut bella akan merebut putra mahkota." Bella lalu menunduk takut. Mereka berdua saling pandang.

Vorensia berniat menenangkan "Sudahlah Bella tidak perlu diambil hati, aku akan membalasnya nanti. Aku tahu kau bukan orang yang seperti itu" ujar Vorensia dan Azalea mengagguk menyetujui

Azalea menambahkan "Kita cukup lihat saja kemampuannya nanti di acaramu, Voren. Apa dia pantas mengatakan itu atau tidak." Sahut Azalea.

Vorensia berfikir sebentar lalu mengusulkan sesuatu "Bagaimana bila kau tunjukkan bakatmu di bidang musik nanti. Kuyakin dia tidak bisa menandingimu dibidang itu. Tidak semua orang berbakat dan bisa bermain alat musik. Lalu aku akan menyiapkan sebuah piano, dan rencananya akan dimulai saat dia tiba." Usul Voren yang diterima baik oleh Azalea.

"T-tapi apa itu baik untuk Ella?" Tanya Isabella ragu

Fokus keduanya kembali pada Isabella yang menunduk "tenang saja, dia pantas menerimanya. Kau cukup menontonnya nanti, Bella." Voren merangkul Bella disusul Azalea disebelahnya

"Itu benar"

Bella mengangguk ragu "b-baiklah kalau begitu" cicitnya. Dia lantas memeluk keduanya erat

Voren dan Azalea tersentak "E-ehh? Bella, kau?"

"Terima kasih" Mendengarnya membuat mereka berdua saling pandang, lalu balas berpelukan. "Bukan masalah" Ucap keduanya.

Namun tanpa siapapun sadari, senyum manis yang awalnya terukir di bibir Isabella meninggi dan berubah menjadi sebuah...

....Seringaian.

"Habis kau Gricella"

...-oOo-...

Gricella saat ini sedang duduk merenung memikirkan rencananya kedepan. 4 hari lagi adalah acara minum teh itu dilaksanakan dan saat ini ia sedang memikirkan hal apa saja yang harus ia lakukan disana.

Beberapa hari yang lalu gurunya, Olivia menawarkan diri untuk menemaninya ke acara tersebut. Benar yang dikatakan Isabella saat itu, lelaki dilarang datang ke acara minum teh perempuan. Gurunya pun mengajarkan hal itu, karena itu acara minum teh tersebut bisa dikatakan sebagai debutnya di pergaulan sosial bangsawan nanti. Dan ia sama sekali belum tau apa saja yang akan terjadi.

Namun karena saat itu Olivia berkata tidak wajib ditemani wali, jadi ya.. saat itu Lidya pikir tidak akan membutuhkan Olivia. Oleh karena itu, ia menolak tawarannya untuk menemani dirinya.

Bodohnya ia

Tapi kalau dipikir-pikir...

Benar juga, kita manfaatkan saja acara tersebut untuk memperbesar usahanya. Hehehe.. ia punya rencana.

"Mey" panggilnya

"Saya nona?"

"Tolong siapkan alat tulis, aku ingin mengirim surat ke kediaman Baroness Rodeger." Perintahnya.

"Guru anda nona?"

"Iya, jadi tolong cepat ya. Aku tidak punya banyak waktu sekarang."

"Baik nona!"

...-oOo-...

Besoknya

"Bagus, kemarin surat sudah dikirimkan. Sekarang tinggal kita tentukan pakaian apa yang harus dipakai besok tersebut untuk membungkam mulut mereka." Lidya yakin, dirinya akan dipermalukan besok. Secara banyak yang tidak menyukai asal-usulnya. Belum lagi semua rumor buruk tentangnya selama ini.

"Mey tolong persiapkan beberapa gaun yang sekiranya pantas untuk dipakai besok!"

"Baik!"

Beberapa saat kemudian

"Bagaimana nona, anda akan pakai yang mana?" Tanya meylin yang sudah cukup lelah melihat nonanya yang sejak tadi terlihat galau diantara dua pilihan gaun

Lidya menatap dua gaun didepannya "Hmm kurasa aku akan pilih yang ini. Yang pertama terlalu biasa menurutku."

"Nona benar, tapi nona bukankah gaun yang kedua pun sama. Itu juga terlalu biasa bila dibandingkan dengan gaun bangsawan pada umumnya." Ujar Meylin.

Lidya mengangguk "kau benar, awalnya aku ingin menggunakan gaun dengan seleraku selama ini. Tapi sepertinya akan sangat vulgar bila digunakan didunia ini" Ringisnya dalam hati

"Oh ya, bagaimana dengan surat balasan dari guru?" Ujar Lidya mencoba mengalihkan pembicaraan.

Meylin menjawabnya "belum ada pesan terbaru, nona."

Lidya bergumam "begitu..." namun tidak lama dari itu, terdengar suara ketukan pintu dari luar.

"Ya.. masuk."

Ceklek

"Salam nona, saya membawakan sebuah kiriman surat dari Baroness Rodeger." Pelayan itu membungkuk sopan seraya menyerahkan sebuah amplop berisi surat balasan. Meylin mengambilnya lalu menyerahkannya pada Lidya.

"Terima kasih, kau boleh pergi."

"Baik nona." Pamitnya lalu keluar dari sana.

Sebelum membukanya, Lidya melihat dulu detail surat kiriman itu. Sangat cantik, pikirnya. Lidya mencium bau mawar dari surat itu yang mana membuatnya tersenyum. Tanpa menunggu lama, dia segera membuka surat balasannya, lalu tertampanglah tulisan indah bin rapi yang tertoreh disana.

Untuk :

Murid kesayanganku

Gicella

Terima kasih sudah mengirimiku sebuah bunga sekaligus gaun untuk membujukku ikut menemanimu pada acara lusa nanti. Tapi sebenarnya kamu tidak perlu melakukan itu, karena gurumu ini akan dengan senang hati menerima ajakanmu.

Lalu seperti yang kamu katakan sebelumnya, aku akan menggunakan gaun rancanganmu ke acara tersebut. Selain untuk membantumu mengembangkan usahamu, aku juga ingin memamerkan gaun tersebut. Hahaha

Gaun seindah ini bisa-bisanya baru nampak dipermukaan. Dan hebatnya, gurumu inilah orang pertama kali menggunakannya dimuka umum.

Luar biasa!

Baiklah, sampai sini saja. Kuharap kamu segera berkemas dan mempersiapkan semuanya. Lusa nanti bisa dikatakan sebagai debutmu jadi, buatlah kesan yang baik untuk semuanya.

Tertanda

-Olivia Rodeger-

Lidya tersenyum membacanya. Sungguh baik sekali guruku satu ini. Baiklah! Untuk urusan partner sudah beres, gaun pun sudah dipilih. Sekarang tinggal menyiapkan rencana selanjutnya. Aku lebih suka berjalan melalui rencana dibanding modal nekat saja. Itu tidak ada persiapan dan mencari mati namanya.

Ah tentu kalian belum tau, beberapa hari lagi butiknya akan dibuka. Dan dihari itu juga akan ada acara besar yang akan diadakan bersamaan dengan pembukaan itu. Ini sudah direncanakan dan ayahnya sudah menyetujuinya. Aestern juga semakin bersemangat karena acara ini. Dan Olivia bertugas untuk menyebarkannya besok

Hehehe

kira-kira ada kejutan apa besok hm..

.

.

.

To be continued_

1
Wulansari Fiona Serhalawan
ya ampun thor,lama banget upnya,aku tungguin smpe mau jamuran loh thor😩! aku smpe hampir amnesia krna author kelamaan up. double up donk thor atau klu nggk tenble up deh sklian thor,bener nggk sih nulisnya🤔🤣! dalam hati author "nih pembaca gue 1 ini maruk bener ya,udh protesnya bejibun malah minta up tenble lagi. kaga tau apa gue mikir jln critanya ampe nggk tidur sma mkn yg bener" bener nggk sih thor,maaf klu salah🤣🤣🤣
Lylysifah
cepet sembuh thor yaa.. cerita mu akan selalu kutunggu
sansan
semoga cepat sehat ya thorr... bisa update lagi... ak mau otw baca.. Nemu novel ini langsung baca info penting dulu... 🤭🤭 takutnya Hiatus apa gimana gt...
Ita Xiaomi
Maaf kk klo bs jgn gunakan kata ini. Kasar banget.
akyyaa_
Biasa
Viona Syafazea
bener banget.. 🤣🤣🤣
Nadine Wulans
ku tunggu up nya kak yg panyang biar puasss lanjutt🌹
Dewi Ansyari
Season 2 jadi penasaran deh 🤔
Dewi Ansyari
AQuarium di bilang laut dalam kotak 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣Lucu banget Leo namanya
Dewi Ansyari
Wah luar biasa rancangan baju-bajunya benar bagus dan cantik
Dewi Ansyari
Wow nama Ella sudah di sebut hebat .semuanya pasti terkejut hingga ingin muntah darah🤣🤣🤣🤣🤣
Dewi Ansyari
siapa sebenarnya laki2 berambut perak itu jadi penasaran deh 🤔
Dearest
semoga lekas sembuh ya othor yang imut²...
gak sabar baca ceritanya lagi.

tapi tolong banget nih untuk konfliknya gak usah terlalu banyak n ribet karna aq bakal skip kalo udah terlalu kompleks konfliknya.

get well soon ya bebep
Chauli Maulidiah
isabela itu sp thor? koq aku lupa ya..

btw, cepet sembuh ya thor. biar bs liat aksi si lidya lagi..
Dewi Ansyari
Gracella di lawan 🤣🤣🤣🤣 dasar Isabella bodoh
Kartika Lina
syafakillah ya thor,, gws,, semangat 💪💪💪 kusetia menunggu update an nya 🤭🤭🤭
febri_2474
get well soon ya thor, ttp semangat
ana azizah
karakter nya ga se wow yg di prolog
kirain bakal beneran kejam
tapi yg ada malah kebalikannya, naif, banyak mikir doang ga gerak
Dewi Ansyari
Kenapa selalu panggil Lidya kan udah pindah di mensi jadi namanya Gricella
Kartika Lina
kebayang kepala othor ngebul demi memuaskan kita para readers yg bawel selalu minta update,, keren pisan othor mah lah,, uhuyy pisan 👍👍😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!